Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Iqbal Zein Assyidiqie
"Pasien anak memiliki risiko untuk mengalami penurunan kondisi klinis secara tiba-tiba hingga berakhir pada kematian. Perburukan klinis dapat dideteksi beberapa jam sebelum terjadinya kondisi serius yang mengancam jiwa sehingga dibutuhan suatu startegi untuk mendeteksi kegawatdaruratan penerapan sistem peringatan dini. Sejak tahun 2014, Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta menerapkan system skor nursing early warning scoring system(NEWSS) yang disusun berdasarkan modifikasi dari sistem skor serupa pada orang dewasa. Namun beberapa penelitian telah mengembangkan dan memvalidasi suatu sistem skor dengan tujuan yang sama yang digunakan sepsifik untuk pasien bayi dan anak, yakni pediatric early warning score(PEWS). Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan PEWS dan NEWSS dalam mengidentifikasi deteriorasi klnis pasien anak yang dirawat di rumah sakit. Penelitian ini dilakukan pada 81 anak yang datang ke instalasi gawat darurat (IGD), diukur skor PEWS dan NEWSS secara bersamaan, kemudian diamati selama 6 jam atau sampai terjadinya deteriorasi klinis. Sebanyak 51 anak mengalami deteriorasi klinis berupa rawat PICU (31 anak), intubasi (14 anak), resusitasi jantung paru (2), dan meninggal (4 anak).Kedua sistem skor, baik NEWSS dan PEWS dapat menilai dan memprediksi kejadian deteriorasi klinis pada anak (NEWSS AUC 0,77; 95% CI 0,68-0,88; p < 0,001 dan PEWS AUC 0,87; 95% CI 0,80-0,95; p < 0,001), serta memiliki spesifisitas yang sama baiknya pada nilai cutt-off5 (0,93; 95% CI 0,77-0,99 vs 0,96; 95% CI 0,82-0,99). Namun, skor PEWS memiliki sensitivitas yang lebih tinggi (0,80; 95% CI 0,66-0,90) dibandingkan dengan NEWSS (0,58; 95% CI 0,44-0,72). Oleh karena itu, sistem skor PEWS lebih baik dibandingkan NEWSS dalam mengidentifikasi deteriorasi klinis pasien anak yang di rawat di rumah sakit.

Pediatric patients have a risk of experiencing a sudden decrease in clinical condition until death. Clinical deterioration can be detected several hours before the occurrence of serious life-threatening conditions so that a strategy is needed to detect the emergence of an early warning system. Since 2014, Cipto Mangunkusumo Hospital Jakarta has implemented a nursing early warning scoring system (NEWSS) that was compiled based on a modification of a similar scoring system for adults. However, several studies have developed and validated a score system with the same purpose that is used specifically for infant and pediatric patients, namely pediatric early warning score (PEWS). This study aims to compare PEWS and NEWSS in identifying the clinical deterioration of pediatric patients who are hospitalized. The study was conducted on 81 children who came to the emergency department, measured PEWS and NEWSS scores simultaneously, then observed for 6 hours or until clinical deterioration occurred. A total of 51 children underwent clinical deterioration such as tranfser to pediatric intensive care (31 children), intubation (14 children), cardiac pulmonary resuscitation (2), and death (4 children). Both score systems, NEWSS and PEWS, can assess and predict the incidence of clinical deterioration in children (NEWSS AUC 0.77; 95% CI 0.68-0.88; p <0.001 and PEWS AUC 0.87; 95% CI 0, 80-0.95; p <0.001), and have the same good specificity at a cut-off value of 5 (0.93; 95% CI 0.77-0.99 vs. 0.96; 95% CI 0.82- 0.99). However, the PEWS score has a higher sensitivity (0.80; 95% CI 0.66-0.90) compared to NEWSS (0.58; 95% CI 0.44-0.72). Therefore, the PEWS score system is better than NEWSS in identifying clinical deterioration of pediatric patients treated in hospitals."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2020
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Yunita Muliasari
"ABSTRAK
Penyakit akut pada anak dapat menyebabkan perubahan yang terjadi secara cepat, dapat mengancam anak dan keluarga secara tiba-tiba, dan mengganggu pola normal kehidupan sehari-hari. Karya Ilmiah Akhir ini bertujuan mendeskripsikan mengenai optimalisasi monitoring pasien anak pada kondisi akut melalui penerapan PEWS dengan pendekatan teori kenyamanan Kolcaba. Pemberian asuhan keperawatan dengan mengaplikasikan struktur taksonomi Kolcaba dapat diterapkan pada anak dengan kondisi akut selama hospitalisasi. Beberapa masalah keperawatan yang ditemukan seperti ketidakefektifan bersihan jalan napas dapat mengganggu kenyamanan fisik anak. PEWS digunakan sebagai instrumen untuk monitoring kondisi fisik anak dan mendeteksi terjadinya perburukan pada anak.

ABSTRACT
Acute illness in children can causes changes that occur rapidly, can threaten the child and family abruptly, and disrupt the normal patterns of the daily life. This final scientific work aimed to described the optimization of monitoring of pediatric patients on acute conditions through the application of PEWS with approach theory of comfort Kolcaba. Nursing care by applying Kolcaba taxonomi structure can be applied to children with acute condition during hospitalization. Some of nursing problems was found such as the ineffectiveness of airway clearance can interfered to physical comfort of child. PEWS used as an instrument for monitoring the physical condition of the child and to detect the occurence of exacerbation in the children. "
2016
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Kusnul Khotimah
"Latar Belakang : Pasien anak merupakan pasien yang memiliki resiko tinggi mengalami penurunan kondisi klinis secara tiba-tiba yang disebabkan oleh gangguan pernapasan atau gangguan jantung (cardiac arrest) dan bisa menyebabkan kematian, tanggung jawab yang besar dimulai dari penerimaan, triase, penilaian awal, stabilisasi, kondisi akut, cedera, perawatan dan rujukan dan keperawatan berkelanjutan, Kematian anak di rumah sakit sering terjadi 24 jam pertama dalam penerimaan. Kematian dapat dicegah dengan identifikasi yang benar Salah satu strategi untuk mendeteksi kegawatan pasien seperti cardiac arrest pada anak saat masuk ke rumah sakit adalah dengan adanya instrumen yang baik dan akurat.Penelitian dilakukan untuk mengatehui perbandingan penggunaan Emergency Severity Index dan Emergency Department Paediatric Early Warning Score dalam mengidentifikasi kegawatan pasien anak Rumah Sakit.
Metode : Penelitian menggunkaan desain cross sectional study rumus besar sampel komparatik kesesuain kategorik yang akan di uji dengan uji kappa ini melibatkan 174 anak yang dirawat dirumah sakit berusia 1 bulan hingga 18 tahun.
Hasil : hasil uji menunjukan bahwa uji nilai p value < 0,05 (0,000) yang artinya terdapat kesepakatan antara penggunaan ESI dengan kegawatan anak di UGD Rumah Sakit Primaya Tangerang dan hasil yang di dapatkan nilai 1,000 yang artinya excellent agreement, dengan kesemuanya tidak ada yang menilai berbeda.
Kesimpulan :Penggunaan Paediatric Early Warning Score masih perlu dikembangkan dan diperbaiki kembali untuk penyempurnaan. Penelitian memberikan implikasi supaya hasil penelitian dapat dijadikan evidence base dalampengelolaan asuhan keperawatan anak di Instalasi Gawat Darurat.

Background : Pediatric patients are patients who have a risk of experiencing a sudden decline in clinical conditions caused by respiratory disorders or heart problems (cardiac arrest) and can cause death. The big responsibility starts from admission, triage, initial assessment, stabilization, acute conditions, injuries, care and referrals and ongoing nursing, Child mortality in hospital often occurs in the first 24 hours of admission. Death can be prevented by correct identification. One strategy to detect patient emergencies such as cardiac arrest in children upon admission to the hospital is to have good and accurate instruments. The study was conducted to determine the use of Emergency Severity Index and emergency department Paediatric Early Warning Score in identifying emergency pediatric hospital patients.
The research method used a cross-sectional study design. The formula for the comparative sample size of the categorical suitability to be tested with the kappa test involved 174 children who were hospitalized from 1 month to 18 years of age.
Results : the test results show that the test value of p value <0.05 (0.000) which means that there is an agreement between the use of ESI with pediatric emergencies in the Emergency Room of Primaya Hospital Tangerang and the results obtained are a value of 1,000 which means excellent agreement, with none of them rate differently.
Conclusion : The use of ED PEWS still needs to be developed and improved again to refinement. The research has implications so that research results can be used as an evidence base in managing child nursing care in the Emergency Room
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library