Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nelvy Roza
Abstrak :
Salah satu industri yang berkembang pesat pada saat ini adalah industri kimia, yang mempunyai tingkat risiko yang tinggi dalam melakukan aktifrtas produksinya. Kegagalan dalam mengendalikan potensi bahaya-bahaya yang mempunyai risiko tinggi ini dapat menyebabkan terjadinya keadaan darurat dan dapat mengancam keselamatan iiwa, kerusakan propeni dan lingkungan sekitamya yang menyebabkan banyak kemgian yang besar baik diaiami oieh perusahaan dan lingkungan sekitarnya. PT. BASF Indonesia merupakan saiah satu industri manufaktur kimia ada di Indonesia. Untuk memenuhi kebutuhan produksinya PT. BASF indonesia melakukan pengambilan dan pengisian butadien dari terminal penimbunan di Bojonegara ke tempat pengolahan di Cengkareng dan pengangkutan ini hampir dilakukan setiap hari atau tergantung kebutuhan. Daiam melakukan pengangkutan ini, lidak menutup kemungkinan teriadinya keadaan darurat, untuk itu periu adanya pencegahan dan prosedur untuk menanggulangi keadaan darurat tersebut. Tujuan peneiitian ini adalah untuk mengidentifikasi potensi bahaya yang dapat timbul selama pengangkutan butadiene, memperkirakan risiko yang terjadi serta mengevaluasi prosedur penanggulangan keadaan darurat pada saat pengangkutan butadiene. ldentmkasi resiko yang dilakukan menggunakan metode identifikasi bahaya yang berdasarkan penelusuran MSDS dan TREM Card untuk menentukan sifat toxicity, karsinogen, fiammability. Evaiuasi resiko yang dilakukan menggunakan analisa konsekuensi yang berdasarkan fenomena iedakan, contohnya melakukan perhitungan BLEVE (Boiling Liquid Expanding Vapor Explosion) untuk menentukan diameter maksimum, tinggi dan durasi jika teriadi BLEVE. Evaluasi yang dilakukan adalah dengan membandingkan dengan siandar yang digunakan agar dapat diketahui prosedur ini sudah sesuai dengan standar atau belum. Program mencegah terjadinya situasi keadaan darurat yang dilakukan oleh PT. BASF Indonesia adalah memeriksa kendaraan sebelum melakukan pmses pengambiian dan pengangkutan, kualiiikasi pengemudi yang membawa kendaraan, peralatan yang digunakan untuk keadaan darurat (seperti pemadam kebakaran, safety shoes, helmet, gloves). Pemeriksaan kendaraan ini meliputi kondisi kendaiaan, kualiiikasi pengemudi adalah SIM, pengetahuan pengemudi tentang cara atau langkah-langkah dilakukan jika terjadi keadaan darurat. Prosedur penanggulangan keadaan darurat meliputi tentang kebijakan perusahaan, analisa risiko, organisasi tim penanggulangan keadaan darurat, sarana dan prasarana, tindakan penanggulangi dan pelatihan dan simuIasi. Tindakan untuk menanggulangi keadaan darurat terhadap produk dan korban yang dimiliki oleh PT. BASF Indonesia mengacu kepada Trem~Card dari United Nation dan MSDS masing-masing produk. Tindakan ini telah didistribusikan kepada semua personil yang tenibat dalam organisasi keadaan darurat Prosedur yang dimiliki oleh perusahaan ini sudah direvisi, sudah dilakukan pelatihan untuk menanggulangi keadaan darurat tetapi pelatihan dan simulasi pada saat pengangkutan butadiene belum dilakukan. Organisasi atau tim penanggulangan, prosedur keadaan darurat, sarana dan pmsarana yang sudah baik tidak akan dapat tenaksana dengan semestinya karena belum pemah dirakukan pelatlhan dan simurasi untuk menanggulangi keadaan darurat sehingga apabila menghadapi keadaan darurat yang sebenamya akan terjadi kebingungan untuk melaksanakannya. ......Chemical industry is one of the fast growing industries which have a potential high risk during its production activities. The failure ln controlling the potential high risk may create emergency situation and endanger its employee safety, property damage, and surrounding environmental damage that may impact on company and environmental losses. PT. BASF Indonesia is one of chemi l manufacture which has an obligation to manage the hazard and potential risk as the consequences of industrial activity. In order to maintain the hazard and potential risk in creating negative impact to company or environment, a preventive and emergency response action is needed. During transport and tilhng site butadiene from hoarding terminal in Bojonegara to the production in Cengkareng is one of production pfowss carried out of by the BASF Company. These activity are conducted every day and depending on the companys need. During the transportation process, it is likely to occur emergency situation, hence it needs a preventive action and procedure to control this situation. The objective of this study are to identify the potential risks that may occur during butadiene transportation, estimate the risk and evaluate the emergency response procedure of the butadiene transportation process. The risk identification was conducted using hazard identification method, based on scientific literature (MSDS and TREM Card) to detemtine the carcinogenicity and flammability. Risk evaluation was conducted using consequence analysis based one of explosion phenomena : BLEVE (Boiling Liquid Expanding Vapor Explosion) which calculate duration (time in second), maximum height (m) and distance (m) of BLEVE explosion. The evaluation is conducted based on comparison analysis between company procedure against cunent local and intemational standard. comparison analysis between company procedure against current local and intemational standard. The prevention program of emergency situation implemented at PT. BASF Indonesia includes the vehicle check prior to transportation process, driver qualification, equipment related to the emergency response (tire extinguisher, safety shoes, helmet, gloves). The vehicle check determines the vehicle conditions, driver qualification include the drivers specific driving license, drive knowledge, as well as knowledge on emergency response situation. The procedure should be documented in future where it consist of company policy, risk assessment, team organization for emergency rescue, tools and equipments, rescue action, training and simulation. This emergency control action for the material and the victim at PT BASF Indonesia refers to the TREM-Card from United Nation and MSDS for each product. This action programs has been disseminated to all individual who belong an involved to the emergency organization. These procedure has revised and these procedure developed from this study will be simulated and judgment. The organization or emergency response team, emergency situation procedure, a good tools and equipment can not be implemented properly since it has never been any training or simulation before regarding the emergency situation response so that they will panic if only facing this situation.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2007
T34401
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Yandi Lasmana
Abstrak :
PT BASF Indonesia merupakan salah satu perusahaan PMA yang bergerak di bidang kimia manufaktur mempunyai kewajiban untuk mengelola bahaya dan atau risiko sebagai akibat dari kegiatan yang dikelolanya, sehingga bahaya tersebut tidak menimbulkan dampak negatif terhadap perusahaan, karyawan, lingkungan, dan masyarakat sekitar perusahaan. Pengendalian bahaya dari bahan kimia di Indonesia di atur oleh Keputusan Menteri Tenaga Kerja Republik Indonesia Nomor Kep. 187/MEN11999 tentang Pengendalian Bahan Kimia Berbahaya Di Tempat Kerja. Penelitian ini bertujuan mengevaluasi besaran risiko dan mengelola risiko di area tank farm C 20 PT BASF Indonesia, sehingga didapatkan potensi bahaya dan risiko yang mungkin timbul dan diketahuinya pengelolaan risiko berdasarkan kajian. Kepmenaker no. 187/MEN/I999 mengenai pengendalian bahan kimia di tempat kerja digunakan untuk mengetahui potensi bahaya, sedangkan teknik analisa risiko HAZOP dan FTA digunakan untuk mengetahui tingkat risiko dan persamaan Gaussian digunakan untuk mengukur sebaran bahan kimia yang lepas ke lingkungan. Aktifitas dan tangki yang terdapat di fasilitas tank farm C 20 kemudian diidentifikasi bahaya dan risikonya, setelah itu dilakukan evaluasi berdasarkan data yang terdapat di tempat penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa fasilitas tersebut mempunyai potensi bahaya yang besar untuk perusahaan dan lingkungan, pada radius 1000 m konsentrasi butadiene sebesar 826,38 ppm. Meskipun tangki butadiene mempunyai potensi bahaya besar tapi risikonya lebih kecil dibanding tangki lain. Saran kepada Pemerintah diajukan untuk memperbaiki Kepmenaker no. 1871MEN11999 mengenai pengendalian bahan kimia di tempat kerja, karena peraturan tersebut tidak cukup handal untuk menentukan suatu bahan kimia bersifat toksik atau tidak. Melihat dampak yang ditimbulkan bisa terjadi bencana dengan cakupan area yang luas, maka PT BASF Indonesia harus mempersiapkan suatu prosedur tanggap darurat yang berkoordinasi dengan kelembagaan yang ada di masyarakat dan Pemerintah.
PT BASF Indonesia is one of foreign investment companies which operate in chemical manufacture having the obligatory to manage hazard andlor risk resulted by its operation in order to prevent them affect to the company, employees, environment and surrounding community. Hazard control of chemical in Indonesia has been regulated by the Decree of Indonesian Workforce Ministry No. Kep. 1871MEN11999 about Control of Hazardous Chemical in the Workplace. This research is aimed to evaluate risk measurement and risk management in tank farm C20 PT BASF Indonesia area, that potential hazard and risk are identified and risk management based on research is attained Kepmenaker No. 187/MEN/I 999 about control of chemical in the workplace is used for identifying potential hazard, while HAZOP and ETA risk analysis technique are used for measuring risk level and Gaussian is used for measuring the spread of chemical exposure to the environment. The hazard and risks of tank and its activities in Tank farm C20 then are identified, followed by evaluation based on the data resulted by the research. The research shows that the facility has high potential hazard to the company and environment of 1000 meters radius of butadiene amounts to 826.38 ppm. Although butadiene tank has high potential hazard but it has lower risk compared with other tanks. Suggestion to the Government is given in order to review Kepmenaker No. 187/MEN/I 999 about control of chemical in the workplace because the regulation is not reliable for defining whether a chemical is toxic or non-toxic. Realizing that the affected can create a disaster with wide coverage, PT BASF Indonesia shall prepare a procedure with a coordination with existing community and governmental institutions.
Depok: Universitas Indonesia, 2006
T20002
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library