Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Desriansyah Yudha Herwanto
"Pesawat udara nir awak atau PUNA merupakan teknologi yang sedang berkembang di beberapa negara termasuk Indonesia. PUNA banyak dimanfaatkan untuk kepentingan eksplorasi, pemetaan, penyelamatan, dan pemantauan lewat udara. Untuk mengirimkan data pengamatan dari udara, dibutuhkan transmitter yang dipasang pada pesawat dan salah satu komponen penting penyusunnya adalah antena. Antena yang dipasang pada pesawat harus mempunyai ukuran kecil dan bobot yang ringan, karena pesawat tanpa awak mempunyai payload yang tidak terlalu besar. Pada skripsi ini akan dilakukan perancangan antena mikrostrip susun dengan pola radiasi omnidirectional dan bekerja pada frekuensi 5.6 GHz. Selain itu, antena juga mempunyai polarisasi melingkar. Sehingga dapat mendukung mobilitas pesawat.
Hasil simulasi menunjukkan bahwa return loss antena single elemen antara 5.5 – 5.7 GHz sudah berada <-10 dB, bandwidth antena 1.13 GHz (<-10 dB) dan gain yang didapatkan sebesar 7.031 dB. Begitu juga pada antena susun 4 elemen, bandwidth antena pada return loss <-10 dB adalah 980 MHz (5.22 – 6.2 GHz) dan gain sebesar 7.142 dB. Kemudian, dilakukan validasi antena dengan pengukuran di ruang anechoic chamber. Hasil pengukuran untuk single elemen menunjukkan bahwa antena bekerja pada frekuensi 5.224 – 6.176 GHz GHz dengan bandwidth sekitar 952 MHz, return loss pada frekuensi 5.6 GHz adalah - 14.25 dB dengan gain 6.88 dBi, dan polarisasi melingkar. Sedangkan untuk antena susun 4 elemen (dipasang pada badan pesawat), bekerja pada frekuensi 5 - 5.77 GHz dengan bandwidth 770 MHz (<-10 dB), return loss pada frekuensi 5.6 GHz adalah -13.94 dB dengan gain 9.271 dBi, pola radiasi mendekati bentuk omnidirectional, dan polarisasi melingkar.

Unmanned Aerial Vahicle or UAV is a technology which is developing in severeal countries, including Indonesia. UAV widely used for eksploring, mapping, rescuing, dan monitoring from air. To transmit the data, UAV need transmitter that mounted on the aircraft and one of the importent constituent component is antenna. Antena must be small and light weight, because UAV has few payload. In this research, a microstrip array antenna with omnidirectional radiation pattern and operating in the 5.6 GHz was design, fabricated and measured. In addition, the antenna also has circular polarization to support mobility of the aircraft.
The simulation result show that return loss of the single elemen between 5.5-5.7 GHz is under -10 dB, bandwidth 1.13 GHz, and the gain 7.031 dBi. Also the four elemen array antenna has 980 MHz bandwidth (5.11 - 6.2 GHz) at return loss <- 10 dB and gain 7.142 dBi. The antennas are validated by the measurement that is conducted in an anechoic chamber. The result show that single elemen works at frequency 5.224 – 6.176 GHz with the bandwidth 952 MHz, return loss at 5.6 GHz is -14.25 dB, the gain 6.88 dBi, and circular polarization. In addition, for four elemen array antenna (put in aircraft body) works at frequency 5 – 5.77 GHz with the bandwidth 770 MHz (<-10 dB), return loss at 5.6 GHz is -13.94 dB, gain 9.271 dBi, the radiation pattern like omnidirectional, and has circular polarization.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S46161
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Luqman Sugiyono
"Pesawat udara nir awak (PUNA) kategori medium-altitude, long-endurance (MALE) untuk misi intelijen, pengawasan, akuisisi target, dan pengintaian, yang dikembangkan di Indonesia, baru dilengkapi dengan susunan konvensional roda pendaratan yang tetap dan tidak dapat dilipat ke dalam badan pesawat. Roda pendaratan tetap ini menciptakan gaya hambat dalam jumlah yang signifikan dan membuat ketahanan penerbangan jarak jauh pesawat tidak optimal. Tujuan dari penelitian ini adalah merancang mekanisme pelipatan roda pendaratan untuk PUNA MALE, sehingga dapat mengeliminasi gaya hambat yang disebabkan oleh roda pendaratan tetap. Telah dilakukan rancangan geometri dan gerakan sistem mekanik pada roda pendaratan yang dapat melipat 95 derajat ke arah belakang pesawat, beserta performa dan pemilihan sistem penggerak untuk gerakan retraksi dan ekstensi, melalui pendekatan numerik kinematika dan numerik kinetika, yang dilakukan pada software Autodesk Inventor, Ansys Fluent, dan Ansys Mechanical Rigid Body Dynamics. Hasil rancangan adalah seluruh roda pendaratan dapat dilipat ke arah belakang pesawat untuk masuk seluruhnya ke dalam badan PUNA MALE, dengan kekuatan minimal aktuator yang disarankan adalah sebesar 5111.25 N. Komponen yang ditambahkan pada roda pendaratan adalah modifikasi trunnion attachment mounting, lower drag strut, upper drag strut, dan linear actuator dengan panjang stroke piston 150 mm. Rancangan desain telah diimplementasikan pada model prototipe 3D printing berskala 1:5.

The medium-altitude, long-endurance (MALE) unmanned aerial vehicle (UAV) category for intelligence, surveillance, target acquisition and reconnaissance missions, which was developed in Indonesia, is equipped with a conventional arrangement of landing gear that is fixed and cannot be folded into the fuselage. These fixed landing gear created a significant amount of drag and made the aircraft's long-range flight resistance suboptimal. The purpose of this study is to design a rectractable landing gear mechanism for MALE UAV, that can thus eliminate the drag caused by the fixed landing gear. The design of the landing gear motion geometry of the mechanical system that can fold 95 degrees towards the rear of the aircraft, along with the performance and selection of the actuator system for retraction and extension movements, through a numerical kinematics and numerical kinetics approach carried out in Autodesk Inventor, Ansys Fluent, and Ansys software Mechanical Rigid Body Dynamics. The result of the design is that all the landing gear can be retracted towards the rear of the aircraft to enter completely into the PUNA MALE fuselage, with the recommended minimum actuator force of 5111.25 N. The components added to the landing gear are modifications to the trunnion attachment mounting, lower drag strut, upper drag struts, and linear actuators with a piston stroke length of 150 mm. The mechanism design has been implemented on a 1:5 scale 3D printing prototype model."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library