Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
B.P.H. Sumodiningrat
"Buku ini membahas tentang Pamor Keris. Pamor keris adalah salah satu bahan pembuatan keris yang terdiri atas 3 jenis. ketiga jenis tersebut adalah meteorit, siderit, dan aerolit. Masing-masing bahan tersebut digunakan dan ditempa bersama dengan bahan utamanya (besi)."
Yogyakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan , 1983
BKL.1134-LL 151
Buku Klasik  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Febri Anti
"Konservasi merupakan suatu upaya yang dilakukan untuk mencegah kerusakan, menghambat proses pelapukan, serta tindakan menangani koleksi yang telah mengalami kerusakan agar koleksi museum pada kondisi yang baik sesuai dengan aslinya. Penelitian ini  membahas mengenai konservasi terpadu yang dilakukan pada pamor keris sebagai warisan budaya tak benda. Mengingat pentingnya pelestarian dilakukan, konservasi mengenai pamor masih jarang dibahas, bilah keris merupakan perwujudan dari seni teknologi tempa sehingga menghasilkan pola yang disebut pamor. Mengingat pembuatannya yang kompleks konservasi terhadap bilah keris memerlukan penanganan khusus agar konservasi yang dilakukan tidak mengubah konteks artefak atau malah merusaknya. Penelitian ini menggunakan metode penelitian Robert H. Sharer dan Wendy Ashmore (2010) yang terdiri dari formulasi, implementasi, pengumpulan data, pengelolaan data, analisis, interpretasi dan publikasi. Pengumpulan data dilakukan dengan cara studi pustaka dan perekaman data di Museum Negeri Sonobudoyo. Hasil penelitian menjelaskan bahwa peran arkeolog  sebagai konservator keris, juga memperhatikan bahan-bahan penyusun pamor selain pada kerusakan keris sebagai indikator pelestarian.

Conservation is an effort made to prevent damage, inhibit the weathering process, and act to handle collections that have experienced damage so that the museum collection is in good condition according to the original. This research discusses integrated conservation carried out on the prestige of the keris as an intangible cultural heritage. Considering the importance of preserving it, conservation regarding pamor is still rarely discussed, the keris blade is an embodiment of the art of forging technology which produces a pattern called pamor. Considering the complex nature of the construction, conservation of keris blades requires special handling so that the conservation carried out does not change the context of the artifact or even damage it. This research uses the research method of Robert H. Sharer and Wendy Ashmore (2010) which consists of formulation, implementation, data collection, data management, analysis, interpretation and publication. Data collection was carried out by means of literature study and data recording at the Sonobudoyo State Museum. The results of the research explain that the role of archaeologists as keris conservators is also to pay attention to the materials that make up the prestige apart from damage to the keris as an indicator of preservation. "
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
R. Ahmad Ginanjar Purnawibawa
"Skripsi ini membahas tentang teknologi senjata logam pada masa lampau. Penelitian ini menggunakan metode analisis kandungan unsur (x-ray fluroscence) dan tingkat kekerasan (skala Mohs) pada 11 senjata logam dari Museum Tosan Aji. Senjatasenjata tersebut berupa keris, pedang, dan mata tombak. Hasil analisis unsur memperlihatkan bahwa dari 11 senjata yang dianalisis tidak terdapat senjata dengan kandungan unsur dan trace element yang sama, selain itu tidak ditemukan hubungan antara hiasan pamor pada senjata dengan kandungan unsur. Sementara pengukuran tingkat kekerasan menunjukkan adanya perbedaan tingkat kekerasan pada jenis dan tipe senjata tertentu, serta adanya hubungan antara tingkat kekerasan dengan proses pembuatan pada senjata keris.

The focus of this study is about ancient technology of metal weapons. This research use element analysis (x-ray fluroscence) and hardness test (Mohs scale) method to analyze 11 weapons from Tosan Aji Museum. Those weapons are kerises, sword, and spear tips. Based on element analysis result, there is no similar element composition and trace element in 11 metal weapons. Furthermore, element analysis proof that weapon’s pamor and it’s element composition is unrelated. Other method, hardness test result shows there is hardness level difference in various kind and type of weapons. Hardness test result also shows there is relation between hardness level and forging processes in keris."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2015
S57844
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Rosiyah
"ABSTRAK
Skripsi ini menyajikan deskripsi dan suntingan teks naskah sejarah keris koleksi FSUI berkode KR.7 ndash;NR.381 serta terdapat analisis makna pamor. Teks di tulis menggunakan bahasa dan aksara Jawa yang di salin Pigeaud pada Agustus 1939 di Yogyakarta. Teks berbentuk Prosa ini menceritakan tentang sejarah raja-raja yang pertama kali membuat keris dengan dhapur dan jenis pamor tertentu. Metode penelitian filologi yang digunakan adalah metode intuitif. Suntingan teks dilakukan dengan menerapkan metode edisi standar metode kritis dengan melakukan perbaikan teks yang dilengkapi dengan ringkasan cerita dan pedoman alihaksara.

ABSTRACT
This undergraduate bachelor thesis presents description and text editing on the history of keris owned by FS UI coded KR.7 ndash NR.381. This writing also presents the analysis of blade patterning pamor . Texts were written in the language and alphabet of Javanese copied by Pigeaud in the year of 1939 in Yogyakarta. This prose shaped text tells about the history of the king who the first made a keris with certain dhapur and pamor. Philological research method that used in this research were intuitive method. Text editing were conducted by applying standard edition method critical method by doing text refinement that completed by summary of the story and guidelines translation. "
2016
S66044
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vanda Ningrum
"Studi ini fokus pada pemberdayaan petani karena petani masih dihadapi pada berbagai masalah seperti kepemilikan lahan yang kecil, ketidakmampuan petani di dalam memperoleh nilai tambah di pasar, berkurangnya kesuburan tanah, dan isu perlunya
sertifikasi mengenai mutu suatu produk pangan yang dianggap memberatkan petani skala
kecil. Dengan demikian, pemberdayaan petani menjadi perhatian penting di dalam studi
kesejahteraan sosial sebagai upaya memberikan kekuatan bagi petani untuk
meningkatkan kualitas hidupnya. Tujuan pertama penelitian ini menganalisis secara
mendalam proses pemberdayaan di dalam model pertanian organik dan model
penjaminan organik dengan sistem Participatory Guarantee System (PGS). Tujuan kedua
adalah menganalisis keberdayaan yang diperoleh petani organik melalui model PGS.
Penelitian dilakukan dengan mengambil kasus kelompok tani yang tergabung di dalam
Unit Pamor Claket di Desa Claket Kecamatan pacet Kabupaten Mojokerto Provinsi Jawa
Timur. Penelitian dilakukan dengan metode kualitatif dengan teknik pengambilan data
melalui wawancara mendalam kepada petani, konsumen, pendamping pamor, dan aparat
desa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Proses pemberdayaan petani dilakukan
melalui pertanian organik dan mendirikan Unit Pamor. Di setiap proses pemberdayaan
diperlukan stimulus dari luar untuk mendorong petani melakukan perubahan yang lebih
baik secara mandiri. Sementara itu, keberdayaan yang diperoleh petani dari model unit
pamor pacet mencakup keberdayaan dari dimensi personal, relasional, dan kolektif. Di
setiap dimensi pemberdayaan terdapat kekuatan dalam bentuk power to, power with, dan
power over untuk meningkatkan keberdayaan petani organik.

This study focuses on empowering farmers because they are still facing various problems.
In terms of small land ownership, farmers' inability to obtain added value in the market,
reduced soil fertility, and the need for certification regarding the quality of a food product
is considered burdensome for small-scale farmers. Indeed, farmer empowerment is an
essential concern in social welfare studies to provide strength for farmers to improve
their quality of life. The first research objective is to examine the empowerment process
in organic farming and the Participatory Guarantee System (PGS) model. The second
objective is to analyse the empowerment obtained from organic farmers through the PGS
model. The study was conducted in the Unit Pamor Pacet in Claket Village, Mojokerto
Regency, East Java Province, using qualitative methods with data collection techniques
through in-depth interviews with farmers, consumers, pamor assistants, and village
officials. The results showed that the farmer empowerment process was carried out
through organic farming and setting up a Pamor Unit. Every empowerment process
requires an external stimulus to encourage farmers to make better changes
independently. Meanwhile, the empowerment obtained from the Pamor Pacet model unit
includes empowerment from the personal, relational, and collective dimensions. In every
dimension, there is some power in terms of "power to," "power with," and "power over,"
to increase farmer’s empowerment.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library