Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
Shalihah Sri Prabarani
Abstrak :
Prasasti Mātāji merupakan prasasti yang dikeluarkan pada tahun 973 Ś / 1051 M. Berdasarkan isinya, diketahui bahwa prasasti ini berasal dari kerajaan Pangjalu dan banyak menyebutkan unsur-unsur yang belum pernah dijumpai dalam prasasti sebelumnya. Prasasti Mātaji berisi uraian mengenai pemberian anugerah sīma oleh raja kerajaan Pangjalu, Śrī Mahārajyetêndrakara Wuryyawīryya Parakramā Bhakta, kepada penduduk desa Mātaji atas jasajasanya membantu raja menumpas musuh dalam peperangan yang sering terjadi di desa ini. Pangjalu merupakan pecahan kerajaan Airlangga setelah dibagi dua dengan kerajaan Janggala. Prasasti Mātaji merupakan prasasti pertama yang memuat informasi mengenai keberadaan kerajaan Pangjalu setelah peristiwa pembagian kerajaan oleh Airlangga. Prasasti ini juga menyebutkan berbagai informasi seperti unsur birokrasi kerajaan, nama raja beserta gelar lengkapnya, serta peristiwa perang yang sering terjadi di kerajaan Pangjalu pada masa itu. Minimnya sumber mengenai kerajaan Pangjalu mengakibatkan informasi yang dapat disampaikan tidak begitu lengkap.
The inscription of Mātaji was issued in 973 Ś / 1051 M by the kingdom of Paŋjalu and mentioned many elements that had never been found on other inscription from previous period. It commemorates the establishment of a freehold of Mātaji as a grant from the King, Śrī Mahārajyêtendra Wuryyawīryya Parakrama Bhakta, to the people of Mātaji. Its motive is that the people of Mātaji always helped the king to fight back those who attacked the kingdom for many times. It was said that some wars were often occurred at Mātaji for many times. Paŋjalu is a part of Airlangga?s kingdom after the partition, whereas the other side is Jaŋgala. The inscription of Mātaji is the first inscription mentioned about ?Paŋjalu? after the partition of Airlangga?s kingdom. Furthermore, it contains much information as bureaucracy elements, the King?s name and his title, and that there were some wars often occurred at Mātaji. For lack of the information about Paŋjalu, however, it is too insufficient in number to enable the historians to draw a clear and complete picture of Paŋjalu and Jaŋgala
Depok: Universitas Indonesia, 2009
S11980
UI - Skripsi Open Universitas Indonesia Library
Sri Ambarwati Kusumadewi
Abstrak :
Dalam sejarah Indonesia Kuna ada satu periode yang belum lengkap gambarannya, yaitu yang biasa disebut jaman Kadiri. Jaman ini dimulai sejak Airlangga membagi dua kerajaannya menjadi kerajaan Janggala di sebelah utara dan kerajaan Pangjalu di sebelah selatan. Prasasti Garaman yang dikeluarkan oleh Mapanji Garasakan dari kerajaan Janggala ditemukan pada bulan Mei 1985. Prasasti yang berangka tahun 975 8aka (1053 Masehi) berisi anugerah dari Mapanji Garasakan kepada penduduk desa Garaman atas bantuan mereka ketika raja melawan Haji Pangjalu, musuh dan kakaknya sendiri. Prasasti ini secara jelas mendukung keberadaan kerajaan Janggala dan Pangjalu yang semula merupakan satu kerajaan di bawah pemerintahan Airlangga. Juga memberitahu bahwa antara raja Janggala dan raja Pangjalu ada hubungan kekeluargaan yaitu kakak beradik, dimana Mapanji Garasakan adalah anak laki--laki tertua Airlangga dan adik Sanggramawijaya, putri tertua Airlangga. Keduanya lahir dari permaisuri. Sedangkan Haji Pangjalu adalah anak Samarawijaya dan tutu Dharmmawangsa Teguh. Karena kedua anak laki-laki ini merasa berhak atas tahta kerajaan, maka Airlangga terpaksa membagi dua kerajaannya agar tidak ada usaha perebutan tahta. Pembagian ini terjadi pada tahun 974 Saka. Tetapi peperangan antara dua raja ini tidak terelakkan. Pada tahun itu pula terjadi peperangan antara kedua raja tersebut. Prasasti Garaman rupanya juga memperingati pecahnya perang antara Mapanji Garasakan dari Janggala dengan Haji Pangjalu dari Pangjalu.
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1988
S12003
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library