Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fikri Muhammad
Abstrak :
Selama ini, untuk penghitungan kinerja simpang digunakan Manual Kapasitas Jalan (MKJI) yang diterbitkan pada tahun 1997. Namun, kondisi dan perilaku lalu lintas saat ini sudah tidak sama dengan saat penyusunan MKJI. Oleh karena itu, Direktorat Jenderal Bina Marga menerbitkan Pedoman Kapasitas Jalan Indonesia (PKJI) pada tahun 2022. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menginvestigasi nilai kinerja simpang eksisting, menganalisis perbedaan kinerja simpang serta meningkatkan kinerja simpang. Penelitian dilakukan di simpang Arion, Jakarta Timur dengan kondisi lalu lintas yang didapatkan secara primer pada jam sibuk pagi pada hari kerja. Hasil penelitian didapatkan nilai derajat kejenuhan pada simpang Arion dalam kondisi eksisting, yaitu 0,87 (MKJI) dan 0,81 (PKJI) pada pendekat utara; 0,4 (MKJI) dan 0,38 (PKJI) pada pendekat barat; 0,81 (MKJI) dan 0,74 (PKJI) pada pendekat selatan; 0,68 (MKJI) dan 0,64 (PKJI) pada pendekat timur. Berdasarkan RMSE perhitungan panjang antrian menggunakan PKJI lebih cocok daripada MKJI jika divalidasi dengan hasil pengukuran di lapangan. Pada skenario peningkatan kinerja, derajat kejenuhan berkurang sebesar 18,39 % (MKJI) dan 17,28 % (PKJI) pada pendekat utara. Pada pendekat selatan terjadi penurunan sebesar 4,9 % (MKJI) dan 4,05 % (PKJI). ......To date, Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) which was published in 1997 was used to calculate intersections performance. However, the current traffic conditions and behavior are not the same as when the MKJI was drafted. Therefore, the Direktorat Jenderal Bina Marga issued Pedoman Kapasitas Jalan Indonesia (PKJI) in 2022. The goal of this study are to investigate the performance of existing intersections, analyze differences in intersection performance and improve intersection performance. The research was conducted at the Arion intersection, Jakarta Timur with traffic conditions obtained primarily during the morning rush hour on weekdays. The results showed that the degree of saturation at the Arion intersection in the existing condition are 0.87 (MKJI) and 0.81 (PKJI) in the north approach; 0.4 (MKJI) and 0.38 (PKJI) in the western approach; 0.81 (MKJI) and 0.74 (PKJI) on the southern approach; 0.68 (MKJI) and 0.64 (PKJI) in the eastern approach. Based on the RMSE, the queue length calculation using PKJI is more suitable than MKJI if it is validated with field measurement results. In the performance improvement scenario, the degree of saturation decreases by 18.39% (MKJI) and 17.28% (PKJI) in the north approach. In the southern approach there is a decrease of 4.9% (MKJI) and 4.05% (PKJI).
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Florensia Rosary Meida Devinta
Abstrak :
Penelitian ini membahas solusi untuk meningkatkan kinerja lalu lintas pada pintu rawa bokor seiring dengan adanya peningkatan penumpang Bandara Soekarno Hatta. Perhitungan kinerja lalu lintas kondisi eksisting yang digunakan mengacu pada Dirjen Bina Marga 1997, 2 langkah validasi forecast yaitu pertama validasi pertumbuhan penumpang 2017 dengan pertumbuhan data penumpang BSH kemudian validasi permodelan digunakan pada hasil simulasi permodelan dengan kondisi eksisting, dan hasil uji skenario merupakan hasil dari Vissim. Pengujian kinerja didasarkan pada skenario Do-Nothing kondisi eksisting dan 3 skenario Do-Something strategi penguraian panjang antrian pada tahun 2017. Hasil pengujian skenario Do-Something yang didapat mampu mengurai panjang antrian yang terjadi, skenario terbaik ditunjukan pada skenario Do-Something 2. Skenario tersebut berupa pembuatan jembatan yang layang dengan rute searah jarum jam dan membuat sodetan untuk menuju ke arah tol.Dengan skenario Do-Something 2 mampu mengurangi panjang antrian sebesar 55 persen dari kondisi eksisting. ......The purpose of this research is to improve traffic performance on the Rawa Bokor lane due to the passengers at Soekarno Hatta Airport.The calculation of the performance of the traffic uses existing conditions that refer to the Director General of Highways 1997, 2 validation steps that is the first validation forecast passenger growth in 2017 with growth of passenger data validation BSH then modeling used in the modeling simulation results with existing conditions, and test results of the scenario is the result of VisSim. Performance testing based on one Do Nothing existing condition scenario and three Do Something decomposition strategy of long queues in 2017 scenarios. The test results obtained from the Do Something scenario is able to reduce the long queues that happen, which is best shown in Do Something scenario 2. The scenario was the construction of a bridge overpass in a clockwise route direction and create a new road to the highway toll road. In scenario Do Something 2, the queue length is reduced by 55 percent from existing conditions.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S66820
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alvin Aliq Heriadi
Abstrak :
Kemacetan yang terjadi di Jakarta disebabkan oleh salah satunya persimpangan yang tidak mampu melayani arus lalu lintas, dalam arti yang lain persimpangan tersebut melebihi kapasitas. Kapasitas dapat ditingkatkan dengan berbagai cara, mulai dari membuat aturan prioritas, menjadikan persimpangan bersinyal dan melakukan pemisahan ruang dengan cara membangun flyover dan underpass. Pada persimpangan bersinyal empat lengan umumnya terdapat empat fase pergerakan lalu lintas. Diverging Diamond Interchange (DDI) mengurangi fase pergerakan lalu lintas menjadi hanya dua berkat berkurangnya titik konflik. Persimpangan empat lengan konvensional memiliki 32 titik konflik, sedangkan persimpangan DDI memiliki hanya 14, dua diantaranya merupakan titik konflik berpotongan. (FHWA, 2014). Studi dilakukan di Cawang, Jakarta Timur tempat dimana terdapat sebuah persimpangan conventional diamond interchange. Penelitian ini menggunakan tiga model persimpangan, persimpangan eksisting, persimpangan eksisting teroptimasi dan persimpangan DDI. Evaluasi kinerja simpang dilakukan dengan menggunakan volume lalu lintas yang diperoleh dari survei. Penulis menggunakan rumus MKJI untuk menghitung kapasitas pendekat dan derajat saturasi. Penulis menggunakan Vissim 20 untuk menghitung panjang antrean dan tundaan. Untuk optimasi penulis melakukannya dengan dua tahap, yang pertama dengan menggunakan rumus MKJI dan yang kedua dengan Vissim. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah bahwa waktu siklus optimum persimpangan eksisting adalah selama 52 detik dan persimpangan DDI adalah 32 detik berdasarkan volume kendaraan pada saat survei lapangan. Kenaikan kapasitas persimpangan DDI dibandingkan dengan persimpangan eksisting tidak dapat dipastikan sebab beberapa pendekat menunjukkan kenaikan kapasitas sedangkan pendekat lainnya menunjukkan sebalikanya.Akan tetapi, persimpangan DDI mengalami panjang antrean yang cenderung lebih pendek daripada persimpangan conventional diamond interchange. Tundaan rata-rata pada persimpangan DDI lebih kecil daripada tundaan rata-rata pada persimpangan conventional diamond interchange bahkan setelah dilakukan optimasi. Kesimpulan yang dapat ditarik adalah bahwa kaitan antara waktu siklus dengan panjang antrean erat sekali. ......One of the causes of traffic congestion in Jakarta is the inability of the intersection in carrying traffic, i.e., the intersection is overcapacity. Many approaches can improve capacity of the intersection, from priority-controlled intersection, signalized intersection, and grade-separated intersection with overpass and underpass. A four-legged intersection typically has four signal phases. DDI reduces signal phase into only two phases thanks to the reduced number of conflict points. A conventional four-legged intersection has 32 conflict points, while DDI have just 14 conflict points, two of which are the cutting conflict points. (FHWA, 2014). A research is conducted in Cawang, East Jakarta, at which the conventional diamond interchange is situated. Intersection performance is evaluated by using field traffic flows. MKJI is used to calculate approach capacity and degree of saturation, while Vissim 20 is used to calculate queue length and delay. An intersection is optimized in two steps, first with MKJI and the second with Vissim. The result of this research is that the optimum cycle time of the existing intersection is 52 seconds, and the optimum cycle length of DDI is 32 seconds, based on the field traffic flow. The increase of DDI capacity compared to the optimized existing intersection is uncertain because some approaches show the increase of capacity while the others show the converse. However, queue length of DDI tends to be shorter than conventional diamond interchange. The average intersection delay of DDI is less than those of conventional diamond interchange even after having been optimized. It can be concluded that there is a strong link between cycle length with queue length and delay.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Rayhan Fathoni Aziz
Abstrak :
Manuver u-turn oleh kendaraan berat memiliki waktu tempuh serta dampak terhadap lalu lintas berbeda dengan manuver u-turn oleh kendaraan ringan disebabkan perbedaan karakteristik antara kedua tipe kendaraan tersebut, sehingga analisis mengenai dampak manuver u-turn oleh kendaraan berat secara spesifik diperlukan. Teori shock wave dipilih sebagai pendekatan analisis pada penelitian ini karena dianggap lebih cocok digunakan untuk menganalisis dampak manuver u-turn pada jalan dengan lalu lintas kendaraan berat yang tinggi dibandingkan dengan pendekatan lain seperti tundaan dan tingkat layanan. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis panjang antrian akibat manuver u-turn kendaraan berat pada jalur asal serta pada jalur tujuan kendaraan berat yang melakukan u-turn untuk berbagai kondisi komposisi kendaraan berat dan rasio kendaraan berat yang melakukan u-turn terhadap seluruh kendaraan berat yang melintas pada jalur asal kendaraan berat yang melakukan u-turn. Dalam metodologi penelitian ini, data panjang antrian diperoleh dari hasil simulasi lalu lintas mikroskopik menggunakan VISSIM, di mana model lalu lintas mikroskopik yang digunakan pada simulasi dikalibrasi serta divalidasi menggunakan data lapangan yang didapatkan dari survei di salah satu bukaan median Jalan Marunda Bidara, Jakarta Utara. Berdasarkan tujuan penelitian, variabel bebas, terikat, dan terkontrol yang digunakan yaitu komposisi kendaraan berat (%KB), panjang antrian, serta arus kendaraan dari hulu yang melintas dalam skr dan rasio jumlah kendaraan berat yang melakukan manuver u-turn terhadap jumlah seluruh kendaraan berat yang melintas pada jalur asal kendaraan berat yang melakukan u-turn (%KB u-turn) secara berturut-turut. Berdasarkan hasil analisis, dapat disimpulkan bahwa di bukaan median yang lalu lintas u-turn kendaraannya didominasi oleh kendaraan berat, pada jalur asal kendaraan berat yang melakukan u-turn, apabila komposisi arus kendaraan berat dan rasio jumlah kendaraan berat yang melakukan u-turn terhadap jumlah seluruh kendaraan berat yang melintas pada jalur tersebut diketahui, maka panjang antrian dapat dirumuskan dengan model linier. Sedangkan pada jalur tujuan kendaraan berat yang melakukan u-turn, panjang antrian tidak dapat dirumuskan berdasarkan komposisi arus kendaraan berat dan rasio jumlah kendaraan berat yang melakukan u-turn terhadap jumlah seluruh kendaraan berat yang melintas pada jalur asal kendaraan yang melakukan u-turn. ......U-turn manuvers by heavy vehicles have travel times and effects towards traffic that differ from that of light vehicles due to the differences in the characterstics of the two vehicle types, therefore an analysis on the effects of u-turn manuvers by heavy vehicles specifically is deemed necessary. Shock wave theory has been chosen as the approach for analysis in this study due to it being considered more suitable for analyzing the impact of u-turn maneuvers on roads with high heavy vehicle traffic compared to other approaches such as delay and level of service. The purpose of this study is to analyze the lengths of queues caused by heavy vehicle u-turn manuvers on the u-turning heavy vehicles’ initial and final carriageways for various heavy vehicle compositions and ratios of u-turing heavy vehicles to total heavy vehicles passing through the initial carraigeway. In the methodology of this study, queue length data is obtained from the results of microscopic traffic simulation using VISSIM, where the microscopic traffic model used for simulations is calibrated and validated using field data from one of the median openings on Jalan Marunda Bidara, North Jakarta. Based on the purpose of the study, the free, bound, and control variables used are heavy vehicle composition (%KB), queue length, and upstream traffic volume in pcu along with the ratio of u-turning heavy vehicles to total heavy vehicles passing through the u-turning heavy vehicles’ initial carriageway (%KB u-turn), respectively. Based on the analysis, it can be concluded that, on median openings where the u-turn traffic is dominated by heavy vehicles, on the initial carriageway of u-turning heavy vehicles, if the heavy vehicle composition and the ratio of u-turning heavy vehicles to total heavy vehicles passing through the carriageway are known, the queue length can be formulated with a linear model. Whereas on the final carriageway of u-turning heavy vehicles, the queue length cannot be formulated based on heavy vehicle composition and ratio of u-turning heavy vehicles to total heavy vehicles passing through the carriageway
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library