Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Masykur
"Dewasa ini hermeneutika menjadi permasalahan yang menarik untuk dieksplorasi dan dianalisis. Hermeneutika pertama muncul berkaitan dengan kata hermeneia yang diungkapkan oleh Plato, Aristoteles, dan Philo. Signifikansi dan urgensi hermeneutika diperlukan sekali ketika ingin menjelaskan dan memahami realitas yang berkaitan dengan mitos dan agama. Untuk keperluan itu, interpretasi teks Ricoeur ini memberikan alternatif yang berbeda dengan hermeneutika Romantis dan hermeneutika ontologis-eksistensial.
Dengan permasalahan di atas, penulis mengambil judul Interpretasi Teks dalam Hermeneutika Paul Ricoeur. Dengan judul ini, ada tiga masalah dalam bentuk pertanyaan, yaitu: Pertama, apa yang dimaksud dengan interpretasi teks Ricoeur tersebut? Kedua, apa yang dimaksud dengan teks Ricoeur tersebut? Ketiga, bagaimana penerapan interpretasi teks Ricoeur dalam hubungannya dengan hermeneutika Romantis dan hermeneutika ontologis-eksistensial? Kerangka teori yang digunakan adalah bahwa teori interpretasi teks Ricoeur haaya dapat dipahami dengan memahami teks yang difiksasi dengan tulisan.
Tesis ini bersifat deskriptif-analitis yang tampak pada metode-metode yang digunakan. Tesis ini merupakan studi pustaka. Pustaka primer yang digunakan adalah The Conflict of Interpretations: Essays in Hermeneutics, Interpretation Theory: Discourse and the Surplus Meaning, dan From Text to Action: Essays in Hermeneutic. Sedangkan, pustaka sekunder yang digunakan adalah pustaka yang menjelaskan hermeneutika dan interpretasi teks Ricoeur. Persoalan interpretasi teks dalam hermeneutika Ricoeur dideskripsikan, dianalisis, dan diinterpretaslkan dengan metode deskripsi, metode pemahaman,dan metode hermeneutika Ricoeur yang didasarkan pada interpretasi teks.
Pada akhir pembahasan, penulis berefleksikan secara kritis dengan metode refleksi kritis. Inti sari dari tesis ini membahas pemikiran hermeneutika fenomenologis Ricoeur yang meletakkan interpretasi teks sebagai dasar metode hermeneutikanya. Interpretasi teks Ricoeur dapat digunakan untuk membaca makna yang tersembunyi dalam teks yang mengandung makna yang tampak. Interpretasi teks Ricoeur ini merupakan distingsi antara hermeneutika Romantis dan hermeneutika ontologis-eksistensial. Distingsi antara kedua hermeneutika itu tampak pada ontonomi teks dengan konsep apropriasi-distansiasi, erklaren-verstehen, dan tindakan penuh makna sebagai teks. Dengan demikian, sebagai refleksi kritis ada dua temuan dalam tesis ini. Pertama, bahwa interpretasi teks Ricoeur merupakan mediasi antara hermeneutika Romantis sebagai kutub obyektif dan hermeneutika ontologis-eksistensial sebagai kutub subyektif. Kedua, bahwa hermeneutika fenomenologis Ricoeur merupakan mediasi antara fenomenologi Husserl dan strukturalisme Saussure."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2004
T11823
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Restituta Driyanti
"Pentingnya pengaruh tato bagi manusia Dayak menunjukan bahwa tato sudah menjadi sesuatu yang bersifat religius dan magis, karena gambar yang digunakan berupa simbol-simbol yang terkait dengan alam dan kepercayaan masyarakat. Tato bagi manusia Dayak merupakan simbol dalam berinteraksi sosial antar komunitas. Oleh karena itu pemaknaan tato sebagai sebuah teks yang sarat akan makna simbolik diuraikan menggunakan metode hermeneutika Paul Ricoeur untuk mengungkap pengertian-pengertian mengenai apa yang ada di balik tato tersebut baik tersurat maupun tersirat.

The importance of the human influence of Dayak tattoo shows that tattoos have become something that is religious and magical, because of the images used in the form of symbols associated with nature and the confidence of the public. Dayak tattoos for men is a symbol of the social interaction between the communities. Therefore the meaning of tattoos as a text that will be full of symbolic meaning using the methods described Paul Ricoeur hermeneutics to reveal notions about what is behind the tattoo is either express or implied."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2011
T28858
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
M. Mujiburrahman
"Penelitian ini membahas ajaran Islam Wetu Telu, sebuah kelompok aliran kepercayaan lokal yang mensinkretisasi kepercayaan Hindu, Sasak Boda, dan Islam. Aliran ini berkembang di Desa Bayan, Lombok Utara. Kelompok ini memiliki keunikan serta ciri khas tersendiri dalam memahami konsep kehidupan dan ketuhanan. Penelitian ini merefleksikan 2 hal: Pertama, apa makna filosofis Islam Wetu Telu berdasarkan pemikiran hermeneutika fenomenologi Paul Ricoeur., Kedua, bagaimana simbol – simbol pada upacara Gawe Urip dan Gawe Pati dapat dimaknai sebagai simbol kejahatan: noda, dosa, dan kebersalahan. Dengan menggunakan metode hermeneutika fenomenologi Paul Ricoeur dan refleksi filosofis, peneliti menerapkan 3 model interpretasi yaitu: a) Interpretasi Primer, b) Interpretasi Literal, dan c) Interpretasi Filosofis. Peneliti menyimpulkan bahwa ajaran Islam Wetu Telu sebagai filosofi hidup yang terus dipatuhi dan dijaga kemurnian ajarannya. Simbol – simbol pada upacara kehidupan dan kematian dapat diinterpretasikan sebagai upaya penebusan simbol kejahatan: noda, dosa, dan kebersalahan yang digunakan untuk mengungkap pengalaman hidupnya. Sebagaimana yang disebutkan Ricoeur pengalaman eksistensial manusia dapat diakui dengan memahami keadaannya yang berhadapan dengan kebersalahan.

This research discusses the teachings of Islam Wetu Telu, a local syncretic belief system that combines elements of Hinduism, Sasak Boda, and Islam. This sect has developed in the village of Bayan, North Lombok. The group has unique characteristics and distinct features in understanding the concepts of life and divinity. This study reflects on two main points: First, what is the philosophical meaning of Islam Wetu Telu based on the hermeneutic phenomenology of Paul Ricoeur., Second, how can the symbols in the Gawe Urip and Gawe Pati ceremonies be interpreted as symbols of evil: stain, sin, and guilt. By employing Paul Ricoeur's hermeneutic phenomenology method and philosophical reflection, the researcher applies three models of interpretation: a) Primary Interpretation, b) Literal Interpretation, and c) Philosophical Interpretation. The researcher concludes that the teachings of Islam Wetu Telu serve as a life philosophy that is continuously adhered to and maintained in its purity. The symbols in the life and funeral ceremonies can be interpreted as efforts to atone for the symbols of evil: stain, sin, and guilt, which are used to reveal life's experiences. As Ricoeur mentioned, the existential human experience can be acknowledged by understanding its confrontation with guilt.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover