Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 13 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Barkin, Roger M.
Jakarta: Binaputra Aksara, 1995
618.92 BAR d
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Betz, Cecily L.
Jakarta : EGC , 2002
618.92 BET mt
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Puji Astuti
Abstrak :
Pasien pediatri rentan mengalami masalah terkait obat dikarenakan penggunaan obat untuk anak merupakan hal khusus dan berbeda dengan orang dewasa terkait perbedaan laju perkembangan organ, sistem enzim yang bertanggung jawab terhadap metabolisme dan ekskresi obat. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi masalah terkait obat berdasarkan kategori yang dikelompokkan Pharmaceutical Network Europe versi 6.2. Metode penelitian ini dilakukan secara deskriptif retrospektif dengan menggunakan data rekam medik, kardeks dan catatan perawat. Sampel merupakan data pasien rawat inap pediatri dengan diare yang berusia 1 sampai dengan <5 tahun pada tahun 2013-2014 tanpa penyakit penyerta. Analisis dilakukan terhadap 343 jenis terapi obat dari 65 pasien. Jenis masalah terkait obat yang paling banyak terjadi adalah masalah efektifitas terapi sebesar 50,8% dengan sub domain tertinggi yaitu pasien menderita efek obat tidak optimal sebesar 32,3%. Masalah terkait obat lainnya yaitu ROTD sebesar 49,2% dengan sub domain tertinggi adalah ROTD bukan alergi sebesar 32,7%. Penyebab masalah tertinggi yang diidentifikasi dalam penelitian ini adalah penggunaan obat tanpa indikasi sebesar 38,%.
Pediatric patients susceptible to drug-related problems due to the use of medicines for children is special and different from adults related to differences in rates of organ development, responsible enzyme system for the metabolism and the excretion of drugs. This study aimed to evaluate the drug related problems in pediatric patients that were grouped based on Pharmaceutical Network Europe version 6.2. This research method is descriptive and retrospective that using medical records, index card and nurse records data. Samples were pediatric hospitalized patient data with diarrhea which aged 1 to <5 years old in 2013-2014 without comorbidities. The analysis was performed on 343 types of drug treatment of 65 patients. The most common drug related problem was treatment effectiveness (50.8%) with the highest sub domain was effect of drug treatment not optimal (32.3%). Other drug related problems was adverse drug reactions (49.2%) with the highest sub domain was adverse drug event non allergic (32.7%). The highest cause of problem identified in this study was drug use without indication (38%).
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2015
S58806
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anna Uswatun Hasanah Rochjana
Abstrak :
ABSTRAK
Kebiasaan dokter di Indonesia masih banyak memberikan obat dalam bentuk racikan. Peracikan obat menjadi perhatian oleh karena banyak munculnya kejadian yang tidak dikehendaki seperti masalah farmasetika dan interaksi obat. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis masalah farmasetika inkompatibilitas dan interaksi obat pada resep racikan pasien pediatri rawat jalan di RSUD Cibinong pada bulan Januari ndash; Agustus 2016. Metode penelitian ini adalah gabungan penelitian kuantitatif dan kualitatif. Data yang diambil menggunakan total sampling sebanyak 506 lembar resep racikan, 4 informan yang terdiri dari 2 orang dokter spesialis dan 2 orang apoteker. Hasil analisis menunjukkan bahwa resep racikan paling banyak dibuat sediaan puyer 94,9 . Obat yang sering dibuat adalah salbutamol 223 resep . Masalah farmasetika inkompatibilitas sebesar 3,4 17 lembar resep . Masalah interaksi obat sebesar 45,1 228 lembar resep , total interaksi obat sebanyak 329 interaksi obat. Masalah polifarmasi sebanyak 0,4 . Faktor yang mempengaruhi dokter terkait masalah resep racikan, inkompatibilitas, interaksi obat dan polifarmasi terdiri dari persepsi dokter yang menyatakan bahwa masalah yang terjadi karena ketersediaan obat dan kurangnya pengetahuan dokter. Masalah farmasetika dan interaksi obat pada resep racikan dapat dihindari apabila ada informasi dari bagian farmasi mengenai obat yang ada interaksi dan obat yang tidak boleh diracik.
ABSTRACT
Physician habits in Indonesia still provide a lot of medicine in the form of compounding. Compounding the drug is of concern because of the advent of unwanted events such as pharmaceutical problems and drug interactions. This study aims to analyze pharmaceutics problems incompatibility and drug interactions on compounding prescription of pediatric outpatient in RSUD Cibinong period January ndash August 2016. Method of research is quantitative and qualitative research. The data were taken with the total sampling of 506 compounding prescriptions, four informants consisting of two specialists and two pharmacists. Results of the analysis showed that the most compounding prescriptions made are puyer 94.9 . Pharmaceutics problem incompatibility of 3.4 17 recipe sheets . The problem of drug interaction was 45.1 228 prescriptions , total drug interactions of 329 drug interactions. Polypharmacy problem of 0.4 . The driving factors were affecting physicians over the issue of compounding prescription, incompatibilities, drug interactions and polypharmacy due to doctor 39 s perception that problems are the availability of drugs. Pharmaceutical problem and drug interactions in compounding prescriptions can be avoided if there is information from the pharmacy department of drug interactions and drugs that cannot be compounded.
2018
T50529
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marissa Anggraeni
Abstrak :
Latar belakang: Perkembangan seorang anak harus dinilai secara berkala dan rutin dikerjakan, sehingga dapat dilakukan intervensi sedini mungkin bila terjadi keterlambatan perkembangan. Pada tahun 2021, di Indonesia telah dibuat instrumen baru kuesioner penapisan perkembangan ilmu kesehatan anak (PPIKA) usia 12 bulan, tetapi hingga saat ini belum dilakukan penelitian yang menilai kesetaraan kuesioner penapisan tersebut dibandingkan dengan instrumen lain. Tujuan: Menilai kesetaraan antara PPIKA dengan ASQ-3 dalam mendeteksi kecurigaan keterlambatan perkembangan anak usia 12 bulan. Metode: Penelitian ini merupakan rancangan potong lintang di dilakukan pada anak berusia 11 bulan 0 hari hingga 12 bulan 30 hari dari Posyandu di wilayah Puskesmas Kecamatan Jatinegara, Jakarta Timur, Indonesia pada bulan September 2023. Kuesioner PPIKA dan ASQ-3 diiisi oleh orangtua dengan panduan petugas. Hasil kedua pemeriksaan dilakukan analisis kesetaraan dengan menghitung koefisien Cohen Kappa. Hasil: Seratus delapan puluh subjek penelitian diperiksa dan didapatkan prevalens kecurigaan keterlambatan perkembangan menurut PPIKA dan ASQ-3 masing masing sebesar 13,33% dan 25%. Nilai koefisien Cohen Kappa antara PPIKA dan ASQ-3 sebesar 0,456. Kesimpulan: Kuesioner PPIKA memiliki kesetaraan yang cukup baik dibandingkan dengan kuesioner ASQ-3 dalam penapisan perkembangan anak usia 12 bulan ......Background: Child development must be assessed periodically and routinely, in order to prevent delayed intervention and subsequent developmental delays. In 2021, a new instrument development screening for the 12-month-old child called Penapisan Perkembangan Ilmu Kesehatan Anak (PPIKA) was created in Indonesia, however until now no research has been conducted to assess the agreement of this screening questionnaire compared to other instruments. Aim: To evaluate agreement between PPIKA and ASQ-3 in detecting suspected developmental delays in children aged 12 months. Methods: This research was a cross-sectional design conducted on children aged 11 months 0 days to 12 months 30 days from Posyandu in the Jatinegara District Health Center area, East Jakarta, Indonesia in September 2023. The PPIKA and ASQ-3 questionnaires were filled in by parents with guidance from health workers. The results of the two questionnaires were subjected to agreement analyzed by calculating the Cohen Kappa coefficient. Results: One hundred and eighty research subjects were examined. We found that the prevalence of suspected developmental delay according to PPIKA and ASQ- 3 was 13.33% and 25% respectively. The Cohen Kappa coefficient between PPIKA and ASQ-3 is 0.456. Conclusion: The PPIKA questionnaire has moderate agreement equivalence compared to the ASQ-3 questionnaire in developmental screening of children aged 12 months.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Ardianto Sucinta
Abstrak :
Introduksi: Transplantasi hati merupakan terapi definitif pasien dengan penyakit hati stadium akhir. Peningkatan lama rawat inap berhubungan dengan luaran yang lebih buruk. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan peningkatan lama rawat inap pada pasien anak pascatransplantasi donor hidup di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo. Metode: Penelitian potong lintang ini dilakukan dengan subjek seluruh pasien anak (<18 tahun) pascatransplantasi donor hidup di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo pada tahun 2020-2018. Data social demografis dan klinis didapatkan pada penelitian ini. Uji T berpasangan dan uji T independent dilakukan pada subjek. Analisis multivariat dilakukan pada variabel dengan nilai p <0,25 dianggap signifikan. Hasil: Terdapat 32 subjek pada penelitian ini. Graft-to-recipient weight ration (GRWR) berkorelasi terbalik dengan lama rawat inap (p= 0,010, r = -0,447). Variabel lain, jenis kelamin, umur, durasi operasi, waktu iskemia, status nutrisi, rasio graft-to-weight, etiologi, aliran vena porta, dan komplikasi tidak berkorelasi secara signifikan dengan peningkatan lama rawat inap (p>0,05). Konklusi: Peningkatan lama rawat inap berkorelasi terbalik secara signifikan dengan GRWR. ......Introduction: Liver transplantation is a definitive treatment for pediatric end-stage liver disease. Increased length of stay (LOS) was associated with worse outcome. The study was aimed to analyze the factors related to the increase of LOS in pediatric patients receiving LDLT in Cipto Mangunkusumo General Hospital. Methods: A cross-sectional study was performed, with patients collected from children (<18 years old) receiving LDLT in Cipto Mangunkusumo General Hospital in 2010 - 2018. Sociodemographic and clinical data were collected in the study. Paired t-test and independent t-test was performed on the patients included in the study. Multivariate analyses were performed for variables with p value <0.25. P value of < 0.05 was deemed significant. Results: There were 32 subjects included in the study. Graft-to-recipient weight ratio (GRWR) had significant inverse correlation to LOS (p = 0.010, r = -0.447). Other variables, namely sex, age, surgery duration, ischemia time, nutritional status, graft-to-weight ratio, etiology, portal vein flow, and complications were not significantly correlated with increased LOS (p > 0.05). Conclusion: Increased LOS was significantly and inversely correlated with GRWR.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2020
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Natasya Fathania Rizkillah
Abstrak :
Omeprazol merupakan obat golongan proton pump inhibitor yang berfungsi menekan produksi asam dengan menghambat pompa proton di sel parietal lambung. Pada beberapa kasus, omeprazol sering diresepkan pada pasien pediatri, namun omeprazol hanya tersedia dalam bentuk kapsul lepas tunda atau serbuk injeksi steril. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk mengembangkan formula sediaan cair oral omeprazol yang stabil dan mudah disiapkan di instalasi farmasi rumah sakit. Sirup pembawa dan sirup oral omeprazol dibuat dengan variasi zat pensuspensi dan pendapar, kemudian dikarakterisasi pH, viskositas dan kadarnya. Stabilitas sirup pembawa dan sediaan cair oral omeprazol dievaluasi setelah produk disimpan selama 35 hari pada suhu dingin (4o ± 2oC) dan suhu ruang (25o ± 2oC). Sirup pembawa menunjukkan stabilitas yang baik dengan menunjukkan pH dan viskositas yang relatif stabil pada dua kondisi penyimpanan. Pada sirup oral omeprazol terjadi perubahan warna menjadi kecokelatan serta penurunan viskositas yang lebih cepat pada penyimpanan di suhu ruang. Akan tetapi, pH kelima formula pada dua kondisi penyimpanan relatif stabil dan memenuhi persyaratan yaitu di atas 7,4 untuk memperlambat degradasi omeprazole. Hasil penetapan kadar menggunakan spektrofotometer UV-Vis menunjukkan adanya penurunan kadar pada kelima formula. Akan tetapi, formula F2 menunjukkan stabilitas kadar yang paling baik dengan penurunan kadar kurang dari 5% hingga hari ke-35 baik pada penyimpanan baik di suhu dingin maupun suhu ruang. Berdasarkan hasil penelitian, disimpulkan bahwa penambahan suspending agent berupa HPMC dengan konsentrasi yang optimum dapat meningkatkan stabilitas sirup oral omeprazol. Akan tetapi, penambahan dapar tidak secara signifikan meningkatkan stabilitas sediaan. ......Omeprazole is a drug belonging to the proton pump inhibitor, which functions to suppress acid production by inhibiting the proton pump in the gastric parietal cells. Omeprazole is commonly prescribed for pediatric patients, however it is only available in delayed-release capsule or sterile injection powder forms. Therefore, this research was conducted to develop a stable and easily prepared oral liquid formulation of omeprazole in the hospital pharmacy installation. Carrier syrup and oral omeprazole syrup were formulated with variations in suspending and buffering agents, and then their pH, viscosity, and content were characterized. The stability of these formulation was evaluated after storage for 35 days at cold (4°C±2°C) and room (25°C±2°C) temperature. The carrier syrup stored demonstrated good stability, indicated by relatively stable pH and viscosity under both storage conditions. However, the oral omeprazole syrup showed color changes to brownish and a faster decrease in viscosity during storage at room temperature. Nevertheless, the pH of both formulations under the two storage conditions relatively stable and met the requirements of being above 7.4 to slow down omeprazole degradation. Content determination using UV-Vis spectrophotometer showed a decrease in content in all formulations. However, F2 exhibited the best content stability, with a decrease of less than 5% until day 35, under both storage conditions. Based on the research findings, it is concluded that adding HPMC as a suspending agent at the optimum concentration can improve the stability of oral omeprazole syrup. However, the addition of buffering agents did not significantly enhance the formulation's stability.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Risyifa Audinia
Abstrak :
Persaingan industri yang ketat mendorong banyak industri farmasi untuk terus melakukan perkembangan dan meningkatkan produktivitas untuk memproduksi produk yang berkualitas dengan harga yang bersaing. Prinsip lean manufacturing telah diterapkan oleh banyak industri farmasi untuk tujuan pengembangan dengan mengurangi pemborosan dalam proses produksi tanpa mempengaruhi kualitas produk. Salah satu target dari lean manufacturing adalah meningkatkan produktivitas dan pemeliharaan mesin dan peralatan produksi. One-Point Lessons merupakan suatu sarana penyampaian informasi terkait pengoperasian dan pemeliharaan mesin atau peralatan produksi dengan memanfaatkan prinsip visual management. Pada area produksi, One-Point Lessons dimanfaatkan sebagai bentuk penyampaian informasi atau prosedur dari Standard Operating Procedure yang disampaikan secara singkat dalam bentuk gambar. Kegiatan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) dilaksanakan di Departemen Produksi Sediaan Solid PT. Mahakam Beta Farma dari tanggal 11 Januari 2021 hingga 5 Maret 2021. Metode pengerjaan tugas khusus PKPA adalah dengan pengumpulan data berupa gambar dan dokumen Standard Operating Procedure, yang selanjutnya akan disusun menjadi suatu prosedur kerja dalam bentuk One Point Lessons. Penulis menyusun One-Point Lessons untuk berbagai prosedur pengoperasian, pembersihan, serta pengaturan beberapa mesin, peralatan, serta prosedur kerja pada beberapa area produksi sediaan solid antara lain area penimbangan, WIP staging, mixing & granulasi, pencetakkan tablet, penyalutan tablet, filling kapsul, pengemasan primer, IPC, dan pengemasan sekunder. Profesi apoteker mempunyai tanggung jawab dalam pelayanan kefarmasian untuk mengoptimalkan terapi guna memperbaiki kualitas hidup pasien. Tetapi masih sering terjadinya kesalahan pada pengobatan (medication error) yang merugikan dapat berdampak buruk bagi pasien. Medication error pada resep biasanya adalah kejadian yang berasal dari penyimpangan atau kesalahan penulisan resep, seperti kesalahan dalam dosis, jenis obat, atau aturan penggunaan. Dalam alur pelayanan resep, apoteker wajib melakukan skrining resep yang melipui pengkajian aspek administrasi, farmasetik dan klinis sebelum resep diracik Skrining resep dilakukan untuk menjamin legalitas suatu resep dan meminimalkan kesalahan pengobatan. Salah satu jenis resep yang menjadi perhatian khusus adalah resep untuk pasien pediatrik. Hal ini dikarenakan, pasien pediatrik memiliki kondisi fisiologis yang belum sempurna, sehingga faktor metabolisme dan absorbsi obat yang tidak sesuai dapat berdampak fatal bagi pasien. Penulis melakukan pengkajian resep terhadap resep pediatrik di Apotek Roxy Jakasampurna dengan tujuan mengidentifikasi dan memeriksa kesesuaian aspek-aspek yang harus ada pada suatu resep. Resep yang dikaji oleh penulis merupakan resep untuk pasien pediatrik, dengan kondisi rhinitis alergi dan batuk, yang cukup umum ditemukan pada pasien anak. Kegiatan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) periode 8 Maret – 6 April 2021 dilaksanakan di Apotek Roxy cabang Jakasampurna. Resep yang dikaji umumnya sudah lengkap dan sesuai dengan aspek administratif, farmasetik, dan klinis. Namun, dari hasil pengkajian resep juga ditemukan adanya perbedaan dosis pada resep dengan dosis pada literatur, namun perbedaan tersebut masih rasional sehingga tidak perlu dilakukan permintaan konfirmasi kepada dokter penulis resep. ......The rise of industrial competition encourages many pharmaceutical industries to continue to develop and increase productivity to produce products with a good quality at competitive prices. Lean manufacturing principles have been applied by many pharmaceutical industries for development purposes by reducing waste in the production process without affecting product quality. One of the targets of lean manufacturing is to increase productivity and maintenance of production machinery and equipment. One-Point Lessons is a means of delivering information related to the operation and maintenance of machines or production equipment by utilizing the principles of visual management. In the production area, One-Point Lessons are used as a form of delivering information or procedures from the Standard Operating Procedure which includes a brief information in the form of pictures. The Pharmacist Professional Work Practice (PKPA) activity was carried out at the Solid Preparations Production Department of PT. Mahakam Beta Farma from January 11, 2021 to March 5, 2021. The working method was done by collecting data in the form of drawings and the Standard Operating Procedure documents, which will then be compiled into an operational procedure in the form of One Point Lessons. The author compiled One-Point Lessons for various operating procedures, cleaning, and setting up several machines, equipment, and work procedures in several solid dosage production areas including weighing, WIP staging, mixing & granulation, tablet printing, tablet coating, capsule filling, primary packaging, IPC, and secondary packaging. The pharmacist profession has a responsibility in pharmaceutical services to optimize therapy in order to improve the patient's quality of life. However, there are still frequent cases of medication errors that can adversely affect the patients. Medication errors in prescriptions are usually caused by deviations or errors in prescribing, such as errors in dosage, type of medication, or directions of use. In the prescription process, pharmacists are required to do a screening on prescriptions, which includes reviewing administrative, pharmaceutical and clinical aspects before prescriptions are processed. The screening process on prescription is carried out to ensure the legality of a prescription and minimize medication errors. One of the type of prescriptions that requires a greater concern is the prescriptions for pediatric patients. That is because pediatric patients have physiological conditions that are fully developed yet, so that the metabolic factors and inappropriate drug absorptions can have a fatal impact on the patient. The author conducted a prescription review of pediatric prescriptions at Apotek Roxy Jakasampurna with the aim of identifying and checking the suitability of the determined aspects in a prescription. The prescriptions reviewed by the author are prescriptions for pediatric patients, with allergic rhinitis and cough conditions, which are quite common in pediatric patients. The Pharmacist Professional Work Practice (PKPA) for the period 8 March – 6 April 2021 was held at the Apotek Roxy Jakasampurna. The prescriptions that were assessed and screened were generally complete and in accordance with administrative, pharmaceutical, and clinical aspects. However, from the results of the review of prescriptions, it was also found that there was a difference in the dose in the prescription with the dose in the literature, but the difference was still rational, so there was no need to request further confirmation from the prescriber.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2021
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Kartika Sari
Abstrak :
Latar Belakang. Tatalaksana optimal diperlukan pada kasus instabilitas patella karena puncak insidensinya terjadi pada remaja usia 11 hingga 14 tahun dengan angka rekurensi yang tinggi, serta risiko instabilitas dan deformitas yang menetap. Terdapat perbedaan tatalaksana antara dislokasi patella rekuren dengan habitualis sehubungan dengan etiologi multipel yang mendasari, namun hingga saat ini belum ditemukan adanya rekomendasi tatalaksana yang memberikan luaran terbaik. Metode. Studi ini menggunakan desain systematic review berdasarkan metode Preferred Reporting Items for Systematic Review and Meta-Analysis (PRISMA) yang dilakukan pada bulan Agustus - September 2023. Penelusuran literatur dilakukan menggunakan sumber yang dipublikasi melalui online journal dan online database (PubMed, EMBASE, Scopus, Ebsco, dan Proquest) dengan tidak membatasi waktu, namun terbatas pada artikel berbahasa Inggris. Hasil. Pencarian literatur menghasilkan 385 artikel, dengan 5 artikel memenuhi kriteria inklusi penelitian. Sebanyak 44 pasien anak (50 lutut) yang dilakukan operasi diikutsertakan dalam penelitian ini. Hampir seluruh studi yang di inklusi melaporkan tercapainya ROM lutut yang normal pasca operasi. Secara keseluruhan, ditunjukkan adanya perbaikan dari rerata skor fungsional lutut (Skor Kujala dan Lysholm) pasca operasi pada seluruh subjek studi. Dalam hal rekurensi, salah satu studi melaporkan kejadian rekurensi pada 1 (2%) pasien, sedangkan dalam hal komplikasi, nyeri pasca operasi menjadi komplikasi yang paling banyak ditemukan, yakni pada 10 (20%) lutut. Analisis statistik kemudian dilakukan pada luaran studi luaran klinis, rekurensi, dan komplikasi dimana hasil menunjukkan perbedaan yang signifikan antar studi (p <0.001) pada luaran klinis dan komplikasi. Analisis kemudian dilanjutkan dengan analisis post- hoc untuk mencari perbedaan paling signifikan antar studi. Secara keseluruhan, didapatkan perbaikan pada hasil luaran fungsional pasca operasi. Hasil analisis statistik pada luaran fungsional dan komplikasi menunjukkan perbedaan yang signifikan antar studi. Hal ini dapat diakibatkan perbedaan komorbiditas pada populasi antar studi. Kesimpulan. Studi-studi yang diinklusi merupakan studi kohort dan bersifat tidak homogen sehingga belum bisa disimpulkan teknik mana yang paling baik. Metode paling efektif masih terus dikembangkan dengan melakukan modifikasi serta kombinasi dari teknik-teknik yang sudah ada. ......Introduction. Optimal management is needed in cases of patellar instability because the peak incidence occurs in adolescents aged 11 to 14 years with a high recurrence rate, as well as a risk of persistent instability and deformity. There are differences in management between recurrent and habitual patellar dislocations due to the multiple underlying etiologies, but to date there has been no recommendation for treatment that provides the best outcomes. Method. This was a systematic review conducted based on the Preferred Reporting Items for Systematic Review and Meta-Analysis (PRISMA) method and carried out from August to September 2023. The literature search was carried out using sources published through online journals and databases (PubMed, EMBASE, Scopus, Ebsco, and Proquest) with no time limits, but limited to English language articles. Result. The literature search yielded 385 articles, with 5 articles meeting the study inclusion criteria. A total of 44 pediatric patients (50 knees) who underwent surgery were included in this study. Almost all of the included studies reported achieving normal knee ROM after surgery. Overall, there was an improvement in the mean knee functional scores (Kujala and Lysholm Scores) after surgery in all study subjects. In terms of recurrence, one study reported recurrence in 1 (2%) patients, while in terms of complications, postoperative pain was the most commoncomplication,namelyin10 (20%) knees. Statistical analysis was then performed on the study outcomes of functional outcomes, recurrence, and complications where the results showed significant differences between studies (p < 0.001) on functional outcomes and complications. The analysis was then continued with post-hoc analysis to determine the most significant differences between studies. Overall, there was an improvement in postoperative functional outcomes. The results of statistical analysis on functional outcomes, and complications showed significant differences between studies. This result could be caused by the differences in comorbidities in the population between studies. Conclusion. The included studies were cohort studies and not homogeneous so it could not be concluded which technique was best. The most effective methods are still being developed by modifying and combining existing techniques.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>