Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 194 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Universitas Indonesia, 2005
TA1005
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Lough, Mary E.
St. Louis: Elsevier Mosby, 2016
612.140 28 LOU h
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Indah Dewi Lestari
"Mikroba merupakan salah satu sumber kontaminasi yang dapat berpengaruh terhadap sifat fisikokimia ataupun farmakologi dari suatu produk farmasi. Penelitian ini merupakan penelitian non eksperimental deskriptif yang berfokus untuk mengkaji kualitas mikrobiologi di sarana produksi solid PT Mahakam Beta Farma dan menetapkan titik pengambilan sampel pemantauan lingkungan yang baru berdasarkan hasil kajian tersebut sehingga titik sampling dapat direduksi dan pemantauan lingkungan dapat dilakukan dengan lebih efektif dan efisien. Berdasarkan data hasil kajian risiko pemantauan lingkungan mikrobiologi tahun 2022 terhadap 141 titik sampling, seluruh hasil sampling memenuhi spesifikasi mikroba yang dipersyaratkan pada Cara Pembuatan Obat yang Baik dan WHO dengan hasil metode air sampler £200 cfu/m3, settle plate £100 cfu/ 4 jam, dan contact plate £50 cfu/plate. Berdasarkan hasil kajian risiko ditetapkan titik sampling pemantauan lingkungan mikrobiologi di sarana produksi solid PT Mahakam Beta Farma berjumlah 74 titik yang terdiri dari 46 titik settle plate, 19 titik air sampler, dan 9 titik contact plate.

Microbes are a source of contamination that can affect the physicochemical or pharmacological properties of a pharmaceutical product. This research is a descriptive non-experimental study that focuses on assessing the microbiological quality at PT Mahakam Beta Farma's solid production facilities and establishing new environmental monitoring sampling points based on the results of the study so that sampling points can be reduced and environmental monitoring can be more effective and efficient. Based on data from the 2022 microbiological environmental monitoring risk study on 141 sampling points, all sampling results met the microbial specifications required by Good Manufacturing Practices and WHO with the results of the air sampler method £200 cfu/m3, settle plate £100 cfu/4 hours , and contact plates £50 cfu/plate. Based on the results of the risk assessment, 74 sampling points were determined for microbiological environmental monitoring at PT Mahakam Beta Farma's solid production facilities, consisting of 46 settle plate points, 19 water sampler points, and 9 contact plate points."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas ndonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nicky Wahyuni Hapsari
"Pemantauan Terapi Obat merupakan suatu proses yang mencakup kegiatan untuk memastikan terapi obat yang aman, efektif, dan rasional bagi pasien. Tujuan PTO adalah untuk meningkatkan efektifitas terapi dan meminimalkan risiko Reaksi Obat yang Tidak Diketahui (ROTD). Kegiatan Pemantauan Terapi Obat (PTO) di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto dilaksanakan selama tujuh hari. Pelaksanaan PTO dimulai dengan melakukan seleksi pasien, pengumpulan data, rekam medik dan wawancara langsung kepada pasien. Analisis masalah terkait obat dilakukan dengan menggunakan PCNE dimana DRP diklasifikasikan menjadi klasifikasi dasar yang memiliki 3 domain utama untuk masalah (problems), 9 domain utama untuk penyebab (causes) dan 5 domain utama untuk intervensi yang direncanakan (planned interventions), 3 domain utama untuk tingkat penerimaan (intervention acceptance) dan 4 domain utama status masalah (status of DRP). Perlunya komunikasi antar tenaga kesehatan yaitu dokter, perawat, dan apoteker dalam proses pemantauan terapi obat untuk meminimalisir adanya interaksi obat yang mungkin terjadi dan untuk memastikan terapi obat yang aman, efektif, dan rasional bagi pasien.

Therapeutic Drug Monitoring is a process that includes activities to ensure safe, effective, and rational drug therapy for patients. The purpose of TDM is to improve the effectiveness of therapy and minimize the risk of Unknown Drug Reactions. Drug Therapy Monitoring activities at Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) were carried out for seven days. TDM implementation starts with patient selection, data collection, medical records and direct interviews with patients. Analysis of drug-related problems is carried out using PCNE where DRP is classified into a basic classification that has 3 main domains for problems, 9 main domains for causes and 5 main domains for planned interventions, 3 main domains for the level of acceptance (intervention acceptance) and 4 main domains for the status of the problem (status of DRP). The need for communication between health workers, namely doctors, nurses, and pharmacists in the process of monitoring drug therapy to minimize drug interactions that may occur and to ensure safe, effective, and rational drug therapy for patients."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas ndonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Alfiyyah Siti Zainab
"Pemantauan terapi obat merupakan suatu proses yang mencakup kegiatan untuk memastikan terapi obat yang aman, efektif dan rasional. Pemantauan terapi obat mencakup pengkajian pilihan obat, dosis cara pemberian obat, respons terapi dan rekomendasi perubahan atau alternatif terapi. Pemantauan terapi obat harus dilakukan secara berkesinambungan dan dievaluasi secara teratur pada periode tertentu agar keberhasilan ataupun kegagalan terapi dapat diketahui. Pasien yang mendapatkan terapi obat mempunyai risiko mengalami masalah terkait obat. Kompleksitas penyakit dan penggunaan obat, serta respons pasien yang sangat individual meningkatkan munculnya masalah terkait obat.
Seorang apoteker memiliki peran untuk memantau pemberian intervensi obat dalam penatalaksanaan terapi penyakit bronkopneumonia. Khususnya dalam kasus pada pasien By. D di ruang perawatan pediatric Intensive Care Unit (PICU) RSUD Tarakan Jakarta dengan diagnosa utama bronkopneumonia dan diagnosa penyerta penyakit anemia mikrositik hipokromik. Pemilihan kasus pasien By. D dalam pelaksanaan kegiatan pemantauan terapi ini merujuk pada pengevaluasian terapi bronkoneumonia di ruang perawatan pediatric Intensive Care Unit (PICU) RSUD Tarakan Jakarta.

Drug therapy monitoring is a process that includes activities to ensure safe, effective and rational drug therapy. Drug therapy monitoring includes an assessment of drug choice, dose of drug administration, therapeutic response and recommendations for changes or alternatives to therapy. Drug therapy monitoring must be carried out continuously and evaluated regularly at certain periods so that the success or failure of therapy can be known. Patients receiving drug therapy are at risk of developing drug-related problems. The complexity of the disease and drug use, as well as highly individualized patient responses increase the occurrence of drug-related problems.
A pharmacist has a role to monitor the administration of drug interventions in the management of bronchopneumonia disease therapy. Especially in the case of patient By. D in the pediatric intensive care unit (PICU) of RSUD Tarakan Jakarta with a primary diagnosis of bronchopneumonia and a co-diagnosis of hypochromic microcytic anemia. The case selection of patient By. D in the implementation of this therapy monitoring activity refers to evaluating bronchoneumonia therapy in the pediatric intensive care unit (PICU) of RSUD Tarakan Jakarta.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Putriyanny Ratnasari
"Pemantauan Terapi Obat (PTO) merupakan upaya pemastian pengobatan yang diberikan kepada pasien aman, efektif, dan rasional. PTO dilakukan pada pasien dengan kriteria yang sesuai dalam Kepmenkes RI No. 72 Thn 2016. PTO dilakukan pada pasien RSUP Fatmawati, yaitu Rumah Sakit Pusat Rujukan Daerah Jakarta. Pasien terpilih mendapatkan diagnosis utama Sindrom Koroner Akut (SKA) disertai hipokalemia, hipertensi, pneumonia, Diabetes Miletus Tipe 2 dan Cedera Ginjal Akut. PTO dilakukan pada periode 03 Juli 2023–30 Agustus 2023 sebagai bentuk penelitian observasional deskriptif bersifat prospektif yang dituangkan dalam karya tulis. Tahapan penelitian meliputi: penseleksian pasien berdasarkan kriteria; pencatatan identitas, hasil pemeriksaan dan pengobatan pasien terpilih secara berkesinambungan; melakukan interpretasi hasil pemeriksaan penunjang dan tanda vital; evaluasi tata laksana, kesesuaian dosis, efek samping, dan interaksi obat; analisis DRP dengan metode PCNE dan SOAP; merekomendasikan penyelesaian Drug Related Problem; analisis pengobatan antibiotik. Hasil analisis menunjukkan terdapat kode P1.2 efek terapi obat tidak terlalu optimal dalam pemberian Diltiazem, nitrokaf, dan ceftriakson karena pemberian dosis dibawah anjuran literatur, landasan dokter adalah pasien menerima obat lainnya dengan efek terapi serupa sehingga dosis disesuaikan dengan respon pasien. Interaksi obat-obat yang terjadi adalah kategori C dan disarankan melakukan pemantauan timbulnya ADR. Analisis alur gyssens menunjukkan pemilihan antibiotik dalam pengobatan pneumonia belum sesuai dengan PNPK tatalaksana pneumonia 2023 dan pengobatannya diputuskan rawat jalan. Disimpulkan mayoritas pengobatan sudah sesuai dengan indikasi, dosis literatur, dan respon pasien relatif membaik.

Drug Therapy Monitoring (PTO) is an effort to ensure that the treatment given to patients is safe, effective and rational. PTO is carried out on patients who meet the criteria in the Republic of Indonesia Minister of Health Decree No. 72 of 2016. PTO is carried out on patients at Fatmawati Hospital, namely the Jakarta Regional Referral Center Hospital. Selected patients received a primary diagnosis of Acute Coronary Syndrome (ACS) accompanied by hypokalemia, hypertension, pneumonia, Diabetes Miletus Type 2 and Acute Kidney Injury. PTO was carried out in the period 03 July 2023–30 August 2023 as a form of prospective descriptive observational research outlined in written work. Research stages include: patient examination based on criteria; Recording identity, examination results and continuous treatment on selected patients; interpret examination results and vital signs; evaluation of management, dose suitability, side effects, and drug interactions; Drug-Related Problems (DRP) analysis using the PCNE and SOAP methods; providing solutions to DRP; analysis of antibiotic treatment. The results of the analysis show that there is code P1.2, the therapeutic effect of the drug is not very optimal in administering Diltiazem, Nitrocaf, and ceftriaxone because the given dose is under literature recommendations. The drug-drug interactions that occur are category C and recommended to monitor the emergence of ADRs. Gyssens Flow Analysis shows that the choice of antibiotics in the treatment of pneumonia is not in accordance with the 2023 PNPK for pneumonia management and the treatment is decided as an outpatient basis. It was concluded that most of the treatments were in accordance with the indications, dosages in the literature, and the patient's response was relatively improved"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas ndonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
cover
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara dini kemungkinan adanya pelepasan polutan supaya tidak mencemari lingkungan. Kualitas air di sekitar kolam limbah PPGN dapat diketahui dengan menganalisis contoh dari 4 buah sumur kontrol sedalam 20 meter terletak pada keempat sisi kolam dan 2 (dua) buah sumur pembanding dengan jarak 50 meter dan 100 meter dari kolam limbah. Metode yang digunakan untuk mengukur kualitas air di sekitar kolam limbah adalah metode spektrofotometri. Pengukuran kandungan kimia air sumur kontrol dan air sumur pembanding dilakukan dengan Spektrophotometer Serapan Atom (AAS), kandungan U dengan UV-VIS Spektrophotometer, sedangkan pengukuran radioaktivitas dengan detektor a SPA-1 Eberline yang dihubungkan dengan alat pencacah Scaler Ludlum Model 1000. Hasil pengukuran tahun 2010 diperoleh: kandungan kimia pada sumur kontrol Ca (2.31-2.91) mg/l, Mg (0.22-0.34) mg/l, Fe (0.024-0.033) mg/l Ni (0.0028-0.030) mg/l, Zn (0.0019-0.025) mg/l, Cu (0.038-0.060) mg/l, Pb (0.003-0.041) mg/l, Mn (0.004-0.005) mg/l, U (0.03-0.04) Bq/l x 10-3. Pada sumur pembanding kandungan Ca (2.31-2.33) mg/l, Mg (0.25-0.27) mg/l, Fe (0.051-0.298) mg/l, Ni (0.003-0.004) mg/l, Zn (0.03-0.04) mg/l, Cu (0.004-0.004) mg/l, Pb (0.003-0.003) mg/l, Mn (0.005-0.021), U (0.025-0.028) Bq/l x 10-3 . Kandungan radioaktivitas sumur kontrol pada triwulan I (2.321-2.635).10-2 Bq/l, triwulan II (2.162-2.823).10-2 Bq/l, triwulan III . (2.424-2.931).10-2 Bq/l, triwulan IV (2.283-2.643).10-2 Bq/l. Sedangkan kandungan radioaktivitas sumur pembanding pada triwulan I (2.931-2.931).10-2 Bq/l, triwulan II (2.162-2.550).10-2 Bq/l, triwulan III. (2.931-2.931).10-2 Bq/l, triwulan IV (2.450-2.632).10-2 Bq/l. Dari data pengukuran menunjukkan tidak ada pelepasan polutan ke lingkungan. Berdasarkan evaluasi data di atas dengan menggunakan metoda Storet dan US-EPA [Environmental Protection] Agency maka kualitas air di sekitar kolam limbah PPGN–BATAN dinyatakan sebagai klasifikasi Kelas A [memenuhi baku mutu]."
620 EKSPLOR 32:155 (2011)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Adristi Arum Nabilah
"Pelayanan kefarmasian merupakan pelayanan langsung yang diberikan kepada pasien untuk meningkatkan outcome terapi dan meminimalkan risiko terjadinya efek samping obat dengan tujuan dapat meningkatkan keselamatan pasien sehingga kualitas hidup pasien terjamin. Pemantauan terhadap regimen terapi obat yang diterima tiap individu pasien menjadi salah satu bagian dari pelayanan kefarmasian agar dapat menghindari masalah terkait obat yang dapat muncul selama regimen pengobatan berlangsung serta memastikan keberhasilan atau kegagalan dari terapi yang diterima. Pasien terpilih yaitu Ny. M memiliki diagnosis utama SLE (Systemic Lupus Erythematosus). Pasien SLE harus selalu dilakukan monitoring terhadap aktifitas dan timbulnya manifestasi penyakit. Kebanyakan pasien SLE memiliki perubahan hasil pada tes laboratorium tertentu yang kemudian jika tidak segera diketahui dapat menyebabkan manifestasi penyakit tertentu. Modifikasi pengobatan pada saat terjadinya perubahan hasil laboratorium pasien dapat secara signifikan mengurangi kemungkinan timbulnya manifestasi penyakit tertentu sehingga perlu dilakukan pemantauan terapi obat pada pasien Ny. M untuk menganalisis kesesuaian terapi, masalah terkait obat dan merekomendasikan solusi yang diperlukan Pemantauan terapi obat dilakukan dengan membandingkan data rekam medik pasien dengan hasil terapi berupa data laboratorium. Dari pemantauan terapi obat didapatkan terapi yang didapatkan pasien Ny. M sebagian besar sudah tepat, hanya ada beberapa obat saja yang sebaiknya dilakukan penurunan dosis, peningkatan dosis, menurunkan lama penggunaan terapi, penambahan terapi, penggantian terapi dan pemberhentian terapi. Pada regimen terapi Ny. M terdapat beberapa interaksi obat yang dapat diatasi dengan memberikan jeda waktu pemberian. DRP yang ditemukan pada regimen terapi Ny. M yaitu overdose, underdose, pemberian terapi tidak perlu, pemberian terapi tidak tepat, dan indikasi tanpa terapi.

Pharmaceutical services are direct services provided to patients to improve therapeutic outcomes and minimize the risk of drug side effects with the aim of improving patient safety so that the patient's quality of life is guaranteed. Monitoring of the drug therapy regimen received by each individual patient is a part of the pharmaceutical service in order to avoid drug-related problems that can arise during the treatment regimen and to ensure the success or failure of the therapy received. The selected patient, Mrs. M, has a primary diagnosis of SLE (Systemic Lupus Erythematosus). SLE patients should always be monitored for activity and disease manifestations. Most SLE patients have changes in the results of certain laboratory tests which, if not immediately known, can cause certain disease manifestations. Modification of treatment when changes in patient laboratory results can significantly reduce the possibility of manifestations of certain diseases, so it is necessary to monitor Mrs. M’s drug therapy to analyze the compatibility of therapy, drug-related problems and recommended solutions. Monitoring of drug therapy is carried out by comparing the patient's medical record data with the results of therapy in the form of laboratory data. From monitoring drug therapy, the therapy obtained by the patient Ny. M is mostly correct. There are only a few drugs that should be reduced in dose, increased in dose, decreased the duration of therapy, given as additional therapy, replaced the therapy, and discontinued the therapy. There are several drug interactions that can be overcome by giving a delay in administration. The DRP found in Mrs. M, namely overdose, underdose, giving an unnecessary therapy, giving an inappropriate therapy, and indications without therapy."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas ndonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Melda Nesta Febrina
"Pemantauan terapi obat (PTO) merupakan suatu prosedur atau kegiatan yang dilakukan untuk memastikan terapi obat yang diberikan kepada pasien bersifat aman, efektif, dan rasional (Departemen Kesehatan RI, 2009). Tujuan penulisan ini adalah untuk melakukan pemantauan terkait pengobatan pasien rawat inap dengan diagnosis Subarachnoid Hemorrhage ec. Vertebral Artery Disecting Aneurysm di RSUP Fatmawati. Metode pelaksanaan dilakukan secara prospektif melalui data sekunder berupa catatan rekam medis pasien, catatan pengobatan, dan hasil laboratorium. Berdasarkan hasil pemantauan terapi obat yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa pengobatan yang diterima telah sesuai dengan indikasi dan tidak ditemukan efek samping maupun reaksi obat yang tidak dikehendaki pada pasien.

Drug therapy monitoring is a procedure or activity carried out to ensure that the drug therapy given to patients is safe, effective and rational (Indonesian Ministry of Health, 2009). The purpose of this paper is to carry out monitoring regarding the treatment of inpatients with a diagnosis of Subarachnoid Hemorrhage ec. Vertebral Artery Dissecting Aneurysm at Fatmawati General Hospital. The implementation method is carried out prospectively through secondary data such as patient medical records, treatment records and laboratory results. Based on the results of drug therapy monitoring that has been carried out, it can be concluded that the treatment received was in accordance with the indications and no side effects or undesirable drug reactions were found in the patien"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas ndonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>