Hasil Pencarian

Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Siswoyo
"
ABSTRAK
Jika terjadi gempabumi, efek yang ditimbulkan pada suatu tempat diantaranya adalah percepatan tanah maksimum dan cepat rambat maksimum. Harga besaran kedua parameter ini merupakan resiko gempabumi tektonik. Dari beberapa faktor tertentu akan didapatkan nilai percepatan tanah di setiap tempat yang berbeda,dan diambil nilai percepatan tanah yang terbesar (maksimum) di tempat atau titik tersebut.
Dalam penelitian ini didapatkan nilai percepatan maksimum mulai dari 40.0 gal sampai dengan 180.0 gal dengan interval 10.0 gal. Angka ini dapat digunakan dalam perencanaan bangunan tahan gempa.
Berdasarkan pola penyebaran nilai percepatan tanah maksimum yang berbeda di jeberapa titik tertentu dapat dibuat kontur yang merupakan peta hasil, yang dapat dipergunakan sebagai informasi faktor resiko pada perhitungan perencanaan bangunan tahan gempa di wilayah Bali dan Lombok.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1998
S33748
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Isnaeni Safitri
"Terjadi peningkatan intensitas gempabumi Jawa Barat. Daryono (2022) mengungkapkan Jawa Barat merupakan daerah dengan seismik aktif dan kompleks. Guncangan aktif yang terjadi akibat banyaknya sumber gempa di Jawa Barat, di antaranya bersumber dari megathrust dan sesar aktif. Dengan mempertimbangkan kondisi tektonik Jawa Barat yang rentan terhadap bencana gempabumi maka dilakukanlah penelitian yang bertujuan untuk menganalisis probabilitas bahaya gempabumi berdasarkan nilai Peak Ground Acceleration (PGA) di Jawa Barat. Metode yang digunakan untuk mencari nilai PGA adalah metode Probabilistic Seismic Hazard Analysis (PSHA). Metode PSHA memperhitungkan berbagai macam skenario selain parameter gempabumi, yaitu faktorfaktor ketidakpastian seperti lokasi, ukuran, dan frekuensi gempabumi (Kramer, 1996). Penelitian ini menggunakan sumber data berupa riwayat gempabumi, informasi karakteristik sesar aktif, zona megathrust, dan zona background di sekitar Jawa Barat, serta fungsi atenuasi sesuai dengan sumber gempabuminya. Seluruh data diproses melalui konversi magnitudo, pemisahan gempa utama, identifikasi dan karakterisasi sumber gempa, memasukkan fungsi atenuasi, pembobotan dengan logic tree, perhitungan total PSHA hingga menghasilkan tiga peta persebaran nilai PGA batuan dasar dengan probabilitas terlampaui (PoE) 10%, 5%, dan 2% dalam masa guna bangunan 50 tahun. Peta pertama dengan PoE 10% nilai PGA di Jawa Barat berkisar antara 0.2 g - 0.8g. Peta kedua dengan PoE 5% nilai PGA berkisar antara 0.3 g - 1 g. Peta ketiga dengan PoE 2% nilai PGA berkisar antara 0.3 g - 1.3 g. Jika dikonversikan dalam skala MMI, maka nilai ini termasuk intensitas VIII (getaran terasa hebat dan potensi kerusakan sedang) hingga intensitas X (getaran terasa ekstrem dan potensi kerusakan sangat parah). Nilai PGA dipengaruhi oleh jarak lokasi penelitian terhadap sumber gempabumi berupa megathrust dan patahan. Pada penelitian ini juga dihasilkan peta percepatan spektral (SA) saat periode 0.2 detik dan 1 detik. Ketika periode 0.2 detik nilai SA berkisar antara 2 g - 2.8 g dan ketika periode 1 detik nilai SA berkisar antara 0.3 g - 1.3 g.

There has been an increase in the intensity of the West Java earthquake. Daryono (2022) revealed that West Java is a seismically active and complex area. The active shaking that occurs due to West Java has many earthquake sources, including megathrust and active faults. By considering the tectonic conditions of West Java that are vulnerable to earthquake disasters, this study aims to analyze the probability of earthquake hazard based on Peak Ground Acceleration (PGA) values in West Java. The method used to find the PGA value is the Probabilistic Seismic Hazard Analysis (PSHA). The PSHA method takes into various scenarios besides earthquake parameters, such as location, size, and frequency of earthquakes (Kramer, 1996). This study uses earthquake history data, information on the characteristics of active faults, megathrust zones, and background zones around West Java, as well as attenuation functions according to the earthquake source. All data has been processed through magnitude conversion, declustering of main earthquakes, identification and characterization of earthquake sources, insertion of attenuation functions, logic tree, calculation of total PSHA, resulting three distribution maps of bedrock PGA with a probability of exceedance (PoE) of 10%, 5%, and 2% within a 50-year building life. The first map with a PoE of 10% PGA values in West Java range 0.2 g - 0.8g. The second map with a PoE of 5% PGA range 0.3g - 1g. The third map with a PoE of 2% PGA range 0.3g - 1.3g. If converted to the MMI scale, these values are included in intensity VIII (severe vibration and moderate damage potential) to intensity X (extreme vibration and severe damage potential). The PGA value is influenced by the distance of the research location to the earthquake source (megathrust and fault). This study also produced spectral acceleration (SA) maps for periods of 0.2 seconds and 1 second. During the 0.2-second period, the SA values 2 g - 2.8 g and during the 1-second period, the SA value ranges 0.3 g - 1.3 g. The PGA value is influenced by the distance of the study location."
Lengkap +
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sadam Reva Fahlevi
"Penelitian terkait penentuan nilai Peak Ground Acceleration melalui perhitungan Ground Motion Prediction Equatio (GMPE) penting untuk dilakukan mengingat belum meratanya persebaran alat accelograph yang digunakan untuk mengukur nilai PGA di suatu wilayah. Dalam penelitian mengenai tingkat risiko gempa bumi di Indonesia, seringkali mengandalkan persamaan yang telah dikembangkan untuk wilayah lain di luar negeri, dengan anggapan bahwa kondisi geologi dan tektoniknya mirip dengan kondisi yang ada di suatu wilayah di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengoptimalkan hasil perhitungan dan persamaan empiris PGA berdasarkan data pengukuran alat accelerometer yang ada di area kampus Universitas Indonesia (UI). Penelitian ini menggunakan analisis dari data hasil perhitungan pada enam persamaan empiris yang memiliki parameter kecepatan gelombang geser (𝑉𝑆) untuk dilakukan modifikasi pada persamaan empiris yang memiliki nilai residual (error) terkecil pada masing-masing kategori kegempaan terhadap data pengukuran di alat accelerometer. Modifikasi dari persamaan empiris tersebut bertujuan untuk membentuk model yang memiliki akurasi perhitungan yang paling efektif berdasarkan data kegempaan yang ada. Nilai kecepatan gelombang geser tersebut didapatkan dari akuisisi nilai 𝑉𝑆 menggunakan metode Multichannel Analysis Surface Wave (MASW). Hasil menunjukkan bahwa persamaan empiris Chiou-Youngs NGA (2014) untuk kategori gempa dangkal dan persamaan empiris BC Hydro (2012) untuk kategori gempa subduksi memiliki perhitungan dengan nilai error terkecil dibandingkan dengan persamaan empiris lainnya di masing-masing kategori. Berdasarkan hasil dari modifikasi persamaan, didapatkan pengaruh dari tingginya nilai magnitudo dan kecilnya jarak hiposenter kegempaan mempengaruhi tingginya nilai error pada perhitungan nilai PGA menggunakan persamaan empiris. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai perhitungan nilai percepatan tanah puncak yang ideal pada lokasi penelitian dan sekitarnya.

Research on determining Peak Ground Acceleration (PGA) values through Ground Motion Prediction Equation (GMPE) calculations is crucial given the uneven distribution of accelerograph instruments used to measure PGA in a region. In studies on earthquake risk levels in Indonesia, equations developed for other regions abroad are often relied upon, assuming that the geological and tectonic conditions are similar to those in certain areas in Indonesia. This research aims to optimize the calculation results and empirical PGA equations based on measurement data from accelerometers located on the University of Indonesia (UI) campus. This study uses analysis from the calculation data on six empirical equations that include the shear wave velocity (𝑉𝑆) parameter to modify the empirical equation with the smallest residual (error) value in each seismicity category against the measurement data from accelerometer instruments. The modification of these empirical equations aims to form a model with the most effective calculation accuracy based on the existing seismic data. The shear wave velocity values are obtained from V_S acquisitions using the Multichannel Analysis Surface Wave (MASW) method. The results show that the Chiou-Youngs NGA (2014) empirical equation for shallow earthquakes and the BC Hydro (2012) empirical equation for subduction earthquakes have the smallest error values compared to other empirical equations in their respective categories. Based on the results of the equation modifications, it was found that high magnitude values and short hypocenter distances significantly influence the high error values in the PGA calculation using empirical equations. The results of this study are expected to be used as an ideal peak ground acceleration calculation for the research location and its surroundings."
Lengkap +
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arini Dina Hanifa
"Pada tanggal 21 November 2022, terjadi gempa bumi di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, dengan kekuatan 5,6 Mw dan kedalaman 11 km, mengakibatkan kerusakan bangunan yang sangat masif, ratusan korban meninggal, dan ribuan luka-luka. Untuk meminimalisasi dampak bencana gempa bumi yang masih sangat mungkin terjadi, diperlukan adanya mitigasi, salah satunya dengan menggunakan Probabilistic Seismic Hazard Analysis (PSHA) yang menghitung tingkat bahaya gempa bumi berupa potensi getaran tanah maksimum pada suatu daerah secara probabilistik berdasarkan data historikal kegempaan berupa magnitudo, lokasi, dan jumlah gempa bumi. Data yang digunakan dalam penelitian adalah katalog gempa PuSGeN, USGS, dan ISC; serta informasi mengenai karakteristik zona subduksi dan sesar. Seluruh data diproses dengan menggunakan perangkat lunak R-CRISIS sehingga didapat nilai percepatan tanah maksimum (PGA) di batuan dasar dalam 3 peta dan percepatan spektra (SA) dalam 6 peta. Nilai Nilai PGA, SA pada T=0.2 detik, dan SA pada T=1 detik dengan probabilitas terlampaui (PoE) 2% dalam 50 tahun berturut-turut ada dalam rentang 0,78—1,05 g; 1,08—1,64 g; dan 0,42—0,75 g. Nilai PGA, SA pada T=0.2 detik, dan SA pada T=1 detik dengan PoE 7% dalam 75 tahun berturut-turut ada dalam rentang 0,62—0,88 g; 0,83—1,23 g; dan 0,32—0,53 g. Nilai PGA, SA pada T=0.2 detik, dan SA pada T=1 detik dengan PoE 10% dalam 50 tahun berturut-turut ada dalam rentang 0,5—0,72 g; 0,69—0,98 g; dan 0,25—0,40 g. Wilayah Kabupaten Cianjur yang memiliki tingkat kerawanan tertinggi adalah bagian selatan yang lebih dekat dengan zona subduksi megathrust serta bagian tengah yang dilalui sesar. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi tambahan untuk rencana mitigasi Kabupaten Cianjur ke depannya.

On November 21, 2022, an earthquake occurred in Cianjur Regency, West Java, with a magnitude of 5.6 Mw and a depth of 11 km. It caused extensive damage to buildings, hundreds of fatalities, and thousands of injuries. To reduce the impact of the disaster that is still very likely to occur, an action to mitigate is needed, one of which is by using the Probabilistic Seismic Hazard Analysis (PSHA) which calculates the level of earthquake hazard in the form of maximum ground vibration potential in an area probabilistically based on historical seismic data in the form of magnitude, location, and number of earthquakes. The data used in this study are PuSGeN, USGS, and ISC earthquake catalogs; as well as information on the characteristics of subduction zones and faults. All the data was processed using the R-CRISIS software, resulting in three maps of peak ground acceleration (PGA) at the bedrock and six maps of spectral acceleration (SA). The values of PGA, SA at T=0.2 seconds, and SA at T=1 second with a probability of exceedance (PoE) of 2% in 50 years are within the range of 0.78—1.05 g, 1.08—1.64 g, and 0.42—0.75 g, respectively. The values of PGA, SA at T=0.2 seconds, and SA at T=1 second with a PoE of 7% in 75 years are within the range of 0.62—0.88 g, 0.83—1.23 g, and 0.32—0.53 g, respectively. The values of PGA, SA at T=0.2 seconds, and SA at T=1 second with a PoE of 10% in 50 years are within the range of 0.5—0.72 g, 0.69—0.98 g, and 0.25—0.40 g, respectively. The southern part of Cianjur Regency, which is closer to the megathrust subduction zone, and the central part traversed by faults, are identified as the areas with the highest vulnerability. The results of this research are expected to provide additional information for future mitigation plans in Cianjur Regency."
Lengkap +
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Feny Yuzanda
"Respon tekanan tanah dinamik pada struktur dinding penahan tanah menjadi suatu permasalahan di dunia konstruksi Teknik Sipil yang harus diselidiki. Fokus penelitian ini adalah bagaimana perbedaan respon tekanan tanah dinamik terhadap variasi kedalaman dinding basement embedded non-yielding. Metode penelitian yang digunakan yaitu metode numerik dengan menggunakan program PLAXIS 2D v8. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa perbedaan ukuran kedalaman dinding basement embedded non-yielding tidak memberi pengaruh yang signifikan terhadap respon tekanan tanah dinamik yang terjadi di belakang dinding.

The dynamic earth pressure response on the retaining wall structure becomes a problem in the construction of Civil Engineering that must be investigated. This study focuses on how the response differences of the dynamic earth pressure to the depths variation of embedded non yielding basement wall. The research method used is numerical method using PLAXIS 2D v8. The result of this study indicates that the size differences of depths of embedded non yielding basement wall does not have a significant effect to the dynamic earth pressure response that occurs behind the wall."
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S69036
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Della Ayu Lestari
"ABSTRAK
Kota Bengkulu yang terletak di pesisir barat Pulau Sumatera merupakan wilayah yang rawan bencana gempa bumi, namun risiko akibat bencana gempa bumi antar bagian kota tidak sama besarnya. Berdasarkan aspek keterpaparan, sensitivitas dan kapasitas adaptif dengan variabel kepadatan penduduk, proporsi pekerja sektor informal, proporsi penduduk usia rentan, proporsi rumah non permanen, proporsi rumah tangga sejahtera, proporsi penduduk lulusan SMA keatas, dan aspek modal sosial. Penelitian ini bertujuan mengetahui dan memetakan kerentanan wilayah berdasarkan indikator sosial yang dikaitkan dengan percepatan tanah maksimum dari gempa ≥ 5.0 SR selama tahun 2000-2015. Penilaian kerentanan wilayah berdasarkan indikator sosial terhadap gempa bumi dilakukan pada basis kelurahan dengan menggunakan metode overlay dan skoring. Hasil penelitian menunjukkan pola kerentanan semakin menjauhi pusat kota kerentanan semakin rendah kecuali pada bagian selatan. Pola antara tingkat kerentanan dengan bencana gempa bumi menunjukkan bahwa pada magnitudo 5,0-5,9 SR wilayah kerentanan tinggi dan sangat tinggi berada pada wilayah percepatan tanah maksimum yang tergolong tinggi sedangkan pada magnitudo 6,0-7,9 SR wilayah kerentanan tinggi dan sangat tinggi berada pada wilayah percepatan tanah maksimum yang tergolong rendah.

ABSTRACT
Bengkulu City which is located on the western coast of Sumatera Island is a vulnerable region to earthquake, but the risk caused by the earthquake among the city parts are not equally formed. Based on aspects of exposure, sensitivity, and adaptive capacity using variables such as population density, the proportion of informal sector workers, the proportion of vulnerable population ages, the proportion of non-permanent houses, the proportion of prosperous households, the proportion of high school graduates and above, and also the social capital aspect. This research aims to find and map out the region vulnerability based on social indicators associated with the peak ground acceleration of ≥ 5 Richter Scale earthquake in 2000-2015. Region vulnerability assessment based on social indicators towards earthquakes was done on the basis of villages using the overlay method and scoring. The results showed that the further from the city center, the lower the vulnerability level is, except for the southern part. The pattern of vulnerability level to earthquakes indicated that on the magnitude 5.0 to 5.9 Richter Scale, the region vulnerability level are high and very high in the high PGA region, while on the magnitude of 6,0 to 7,9 Richter Scale, the region vulnerability are high and very high in the low PGA region."
Lengkap +
2017
S66327
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Atur Nagari
"Kota Surabaya merupakan salah satu kota besar di Indonesia yang wilayahnya dilewati oleh dua segmen patahan dari Sesar Kendeng, yaitu Patahan Waru dan Patahan Surabaya. Keduanya memiliki laju pergerakan sebesar 0,05 mm/tahun dan berpotensi terjadi gempabumi berkekuatan besar di masa mendatang. Selain itu, Wilayah Surabaya berdekatan dengan Megathrust East Java di Selatan Pulau Jawa. Berdasarkan riwayat kegempaan, Wilayah Surabaya belum pernah menjadi titik episenter gempabumi dan hanya ikut terguncang akibat gempabumi yang terjadi disekitarnya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan memetakan besaran percepatan tanah di Surabaya akibat gempabumi. Metode penelitian yang digunakan ialah metode Probabilistic Seismic Hazard Analysis (PSHA) dengan bantuan perangkat lunak R-CRISIS. Sumber gempabumi yang diolah berada pada radius 500 Km dari Surabaya dengan kedalaman <300 Km dan dikumpulkan dari berbagai katalog seperti katalog BMKG, katalog PuSGeN, katalog USGS, dan katalog ISC dari tahun 1900-Januari 2023. Hasil pengolahan menunjukkan bahwa nilai percepatan tanah yang diperoleh pada PoE 2% dalam 50 tahun (periode ulang 2.475 tahun) saat T=0s sebesar 0,314-0,538 g, T=0,2s sebesar 0,759-1,308 g, dan T=1s sebesar 0,192 – 0,321 g. Berikutnya, nilai percepatan tanah pada PoE 5% dalam 50 tahun (periode ulang 975 tahun) saat T=0s sebesar 0,236-0,391 g, T=0,2s sebesar 0,562 – 0,903 g, dan T=1s sebesar 0,134-0,211 g. Selanjutnya, nilai percepatan tanah pada PoE 10% dalam 50 tahun (periode ulang 475 tahun) saat T=0s sebesar 0,180-0,289 g, T=0,2s sebesar 0,417-0,678 g, dan T=1s sebesar 0,101-0,147 g. Berdasarkan hasil analisis, Wilayah Surabaya Barat mengalami respon percepatan tanah paling tinggi. Hal ini bersesuaian dengan tektonik Surabaya Barat yang dilewati oleh Patahan Surabaya dan Patahan Waru, sehingga nilai percepatan tanah yang tinggi diakibatkan oleh sumber gempabumi fault (patahan). Setelah dikonversi menjadi gal, potensi kerusakan yang ditimbulkan berdasarkan nilai percepatan tanah yang diperoleh sebesar VI-XII MMI (99,05-1.282,71 gal).

Surabaya City is one of the major cities in Indonesia that is passed by two fault segments of the Kendeng Fault, namely the Waru Fault and the Surabaya Fault. Both have a movement rate of 0,05 mm/year and potentially have a large-power earthquake in the future. In addition, the Surabaya Region is adjacent to the East Java Megathrust in the South of Java Island. Based on the history of seismicity, the Surabaya Region has never been the epicenter of an earthquake and has only been shaken by earthquakes that occurred around it. This study aims to analyzing and mapping the amount of ground acceleration in Surabaya due to earthquakes. The research method used is the Probabilistic Seismic Hazard Analysis (PSHA) method using R-CRISIS software. The processed earthquake source is within 500 Km from Surabaya with a depth of <300 Km and is collected from various catalogs such as the BMKG catalog, the PuSGeN catalog, the USGS catalog, and the ISC catalog from 1900 to January 2023. The results of processing show that the ground acceleration values obtained at PoE 2% in 50 years (return period of 2.475 years) when T=0s is 0,314 – 0,538 g, T=0,2s is 0,759-1,308 g, and T=1s is 0,192-0,321 g. Subsequently, the ground acceleration values at PoE 5% in 50 years (return period of 975 years) when T=0s is 0,236-0,391 g, T=0,2s is 0,562-0,903 g, and T=1s is 0,134-0,211 g. Furthermore, the ground acceleration values at PoE were 10% in 50 years (return period of 475 years) when T=0s is 0,180-0,289 g, T=0,2s is 0,417-0,678 g, and T=1s is 0,101-0,147 g. Based on the results of the analysis, the West Surabaya Region experienced the highest ground acceleration response. This corresponds to the tectonics of West Surabaya which is passed by the Surabaya Fault and the Waru Fault, so that the high value of ground acceleration is due to the fault earthquake source. After being converted into gal, the potential damage caused based on the ground acceleration value obtained is VI-XII MMI (99,05 – 1.282,71 gal)."
Lengkap +
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library