Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 11 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Abdullah Sulaiman, Author
Abstrak :
Pembangunan merupakan usaha secara sadar untuk mernperbaiki kehidupan manusia, karena itu pembangunan berarti membentuk masa depan dengan maksud terwujudnya perubahan menuju kepada tata kehidupan aoar dapat berjalan lancar, sesuai rencana pembangunan manusia Indonesia seutuhnya. Pembangunan tidak lain adalah merupakan kegiatan yar:rg terpadu dari segala kernampuan, yang ingin memanfaatkan investasi berasal dari dana, balk Anggaran Belanja c;egara (APB'), Anggaran Pendapatan Daerah (APBD), maupun dari investasi pihak swasta untuk pem biayaan dari sumber lain yang saling mengisi untuk menciptakan masyarakat sejahtera adil dan merata baik spirituil maupun materil sesuai dengan cita﷓cita Pancasila. Pertumbuhan penduduk Indonesia deuasa sekarang ini, telah mencapai sebanyak 179.321.641 orang. sebesar 44,88 persen atau sebanyak 89.448.235 orang laki﷓laki, dan 55,12 persen atau sebanyak 89.873.406 orang wanita, dimana telah mengalami kenaikan pertambahan per tahun selama kurun waktu tahun 1980-1990 sebesar 1,97 persen, merupakan suatu pemikiran dalam penempatan dan perolehan lapangan pekerjaan. Tenaga kerja Indonesia yang sudah bekerja pada perusahaan sebanyak 73.908.204 orang yang ditempatkan di lapangan usaha dan pekerjaan utarna seperti: pertanian sebanyak 41.097-381 orang, industri sabanyak 6.496.655 orang, perdagangan sebanyak 10.777.381 orang, jasa sebanyak 3 .811 .268 orang. Pemerintah telah menetapkan suatu target untuk Repelita V sejumlah 11.512.000 tenaga kerja dengan klasifikasi yaitu pertanian sebanyak 4.059.000 orang, pertambangan sebanyak 7.000 orang, industri/gas/air sebanyak 21..000 orang, bangunan:616.000 orang, perdagangan 2.677~000 orang, angkutan dan komunikasi 495.000 orang, bank dan keuangan 19.000 orang, jasa 1.314-000 orang.
Depok: Universitas Indonesia, 1993
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Kementerian Komunikasi dan Informatika, 2011
338.18 BUK
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Tawalinuddin Haris
Depok: Lembaga Penelitian Universitas Indonesia, 1993
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Syarif
Abstrak :
RINGKASAN EKSEKUTIF


Tesis ini bertujuan untuk mempelajari dampak mutu modal manusia dalam pembangunan ekonomi, mempelajari dampak perubahan mutu modal manusia terhadap pembangunan ekonomi, melihat pengaruh perubahan jumlah pekerja yang terlibat dalam proses terhadap pembangunan ekonomi, mengevaluasi pengaruh perubahan modal terha dap pembangunan ekonomi, melihatk pengaruh kepadatan penduduk terhadap pembangunan, mempelajari mempelajari perbedaan pengaruh antara variabel : modal (capital); jumlah dan mutu modal manusia, dan kepadatan penduduk terhadap pembangunan ekonomi menurut pulau.

Kerangka pemikiran didasarkan pada fungsi produksi yang menyatakan bahwa besar kecilnya output (pembangunan ekonomi) ditentukan oleh besar kecilnya jumlah dan mutu faktor produksi. Pekerja merupakan "salah satu faktor produksi dapat dilihat dari dua sisi, yaitu dari segi jumlahnya secara fisik dan dari segi mutu (kualitas). Mutu pekerja dapat dilihat dari segi pendidikan, kesehatan, dan keamanan. Semakin tinggi tingkat pendidikan, kesehatan, dan keamanan maka mutu pekerja dianggap semakin baik. Peningkatan mutu modal manusia akan meningkatkan produktivitas yang pada gilirannya akan meningkatkan pembangunan ekonomi.

Untuk mempelajari dampak mutu modal manusia dalam pemba ngunan ekonomi dilakukan melalui pendekatan fungsi produksi Coob-Douglas. Pembangunan ekonomi (PDRB)- sebagai variabel tak bebas, sedangkan variabel bebas meliputi : investasi; pemakaian listrik; jumlah pekerja sektor primer, jumlahpekerja sektor sekunder; jumlah pekerja sektor tertier; rata-rata pendidikan pekerja sektor primer; rata-rata pendidikan pekerja sektor se kunder; rata-rata pendidikan pekerja sektor tertier; kesehatan; kriminal; dan kepadatan penduduk.

nalisis dilakukan dengan menggunakan statistik deskriptif dan statistik inferensial berdasarkan data dari 26 propinsi di Indonesia yang telah dipublikasikan oleh Biro Pusat Statistik (BPS) pada tiga titik waktu/tahun (1980, 1985, dan 1990). Dalam hal ini, masing-masing propinsi diperlakukan sebagai satuan analisis (unit of analysis). Data tersebut diolah dengan menggu nakan komputer yang dilengkapi oleh paket program Statistical Analysis System (SAS)" pada Lembaga Demografi, Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Beberapa basil temuan dalam penelitian ini dapat dikemukakan sebagai berikut : Perekonomian Indonesia sementara mengalami transformasi struktural yang ditandai oleh kontribusi Masing-masing sektor terhadap PDB yang mengalami pergeseran dari tahun ke tahun. Kontribusi sektor primer terhadap PDB cenderung mengalami penurunan dari tahun ke tahun, sementara kontribusi sektor sekunder dan sektor tertier semakin meningkat. Kontribusi sektor primer pada tahun 1983 terhadap PDB atas dasar harga kontan tahun 1983 sebesar 42,98 %, sektor Jasa 39,05 % dan sektor sekunder 17,99 %. Sedangkan pada tahun 1990 struktur perekonomian mengalami perge seran dari sektor primer ke sektor tertier dan sekunder, yaitu kontribusi sektor tertier 39,28 %, sektor primer 34,77 % dan sektor sekunder 25,95 %. Jika struktur perekonomian Indonesia dilihat dari besarnya daya serap pekerja masing-masing sektor, maka pada tahun 1980 masih terlihat dominasi sektor primer, kemudian disusul oleh sektor tertier dan sekunder, yaitu daya serap sektor primer 56,31 %, sektor tertier 31,06 % dan sektor sekunder 12,64 %. Tahun 1990 struktur perekonomian tidak mengalami perubahan akan tetapi yang mengalami perubahan adalah proporsi daya serap masing-masing sektor, yaitu daya serap sektor primer turun menjadi 51,30 %, sementara daya serap sektor tertier naik menjadi 32,78 % dan daya serap sektor sekunder naik menjadi 15,92 %. Perkembangan pekerja di Indonesia menurut tingkat pendidikan tertinggi yang ditamatkan nampaknya masih terkonsentrasi pada tingkat pendidikan SD ke bawah. Tahun 1980 pekerja yang berpendidikan SD ke bawah masih sebesar 88,5 %, berpendidikan SMTP 5,1 %, berpendidikan SMTA 5,6 % dan yang berpendidikan Akademi dan Universitas hanya 0,8 %. Kemudian pada tahun 1990 proporsinya mengalami perubahan yaitu pekerja yang berpendidikan SD ke bawah turunrun menjadi 77,0 %, berpendidikan SMTP naik menjadi 8,9 %, berpendidikan SMTA 11,5 % dan yang berpendidikan Diploma dan Universitas naik menjadi 2,3 %. Berdasarkan model yang diperhatikan dari hasil empiri menunjukkan bahwa investasi (capital) mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap pembangunan ekonomi, investasi mempengaruhi pembangunan ekonomi dalam bentuk parabola, artinya apabila jumlah pemakaian investasi ditambah secara terus menerus akan mengakibatkan terjadinya peningkatan relatif (positif) terhadap pem bangunan ekonomi, kemudian sampai pada suatu titik tertentu dampak pertambahan jumlah pemakaian investasi terhadap pembangun an ekonomi berubah menjadi menurun (negatif). Dampak jumlah pekerja sektor primer, sekunder, dan tertier terhadap pembangunan ekonomi memperlihatkan pengaruh yang berbeda-beda menurut pulau. Besar kecilnya pengaruh jumlah peker ja masing-masing sektor terhadap pembangunan ekonomi menurut pulau banyak ditentukan oleh besar kecilnya perubahan relatif kontribusi jumlah pekerja masing-masing sektor terhadap pemba ngunan ekonominya. Seperti pengaruh jumlah pekerja sektor primer terhadap pembangunan ekonomi di Pulau Jawa lebih kecil dibanding dengan pulau-pulau yang lain, akan tetapi pengaruh jumlah pekerja sektor sekunder dan tertier terhadap pembangunan ekonomi di Pulau Jawa memperlihatkan pengaruh yang lebih besar dibanding dengan pulau-pulau yang lain. Hal ini disebabkan karena dampak relatif perubahan pemakaian jumlah pekerja teradap pembangunan ekonomi berbeda-beda menurut sektor dan menurut pulau. Dampak rata-rata pendidikan pekerja sektor primer, sekunder, dan tertier terhadap pembangunan ekonomi memperlihatkan pengaruh yang berbeda-beda menurut sektor dan pulau. Hal ini banyak dipengaruhi oleh komposisi pekerja menurut pendidikan pada masingmasing sektor yang pada akhirnya akan mempengaruhi rata-rata pendidikan pekerja seeara keseluruhan, sehingga dampak relatif perubahan rata-rata pendidikan pekerja terhadap pembangunan ekonomi berbeda-beda menurut sektor dan menurut pulau. Di samping itu dampak rata-rata pendidikan pekerja terhadap pembangunan ekonomi relatif masih rendah disebabkan k4rena rata-rata pen didikan pekerja masih sangat rendah yang disebabkan oleh jumlah pekerja masih diominasi oleh pekerja yang berpendidikan SD ke bawah.

Hubungan antara kesehatan dan keamanan terhadap pembangunan ekonomi memperlihatkan trend dan pola yang tidak terlalu jauh berbeda menurut pulau. Sedangkan hubungan antara kepadatan penduduk terhadap pembangunan ekonomi berbeda-beda menurut pulau, yaitu Pulau Jawa memperlihatkan trend peningkatan yang lebih besar dibanding dengan pulau-pulau yang lain. Hal ini berarti bahwa penngkatan jumlah penduduk yang disertai dengan peningkatan pembangunan imprastruktur dan perluasan kesempatan kerja akan menimbulkan dampak yang cukup besar terhadap pembangunan ekonomi. Keberhasilan pembangunan di masa depan, di samping ditentukan oleh ketersediaan dan kecukupan dana, juga banyak ditentukan oleh kesiapan sumberdaya manusia sebagai pengemban missi dan pelaksana pembangunan, sehingga sumberdaya manusia ini perlu dipersiapkan sebaik-baiknya, baik jumlah maupun mutunya dalam ranj igka menyongsong pelaksanaan Program Pembangunan Jangka Panjang

Tahap Kedua. Pelaksanaan pembangunan ekonomi harus berorientasi ke arah perluasan kesempatan kerja dan pemerataan pembangunan antar wilayah agar hasil pembangunan dapat dinikmati oleh seluruh rakyat Indonesia. Isu orientasi pelaksanaan pembangunan ke Indonesia Bagian Timur (IBT) didukung oleh hasil penelitian ini, yang menunjukkan bahwa kecenderungan orientasi alokasi 'sumberdaya dalam pem bangunan ekonomi akan lebih menguntungkan perekonomian nasional jika diarahkan ke IBT. Perluasan kesempatan kerja dan peningkatan pendidikan pekerja sektor primer dan sekunder diprioritaskan ke IBT. Hal ini didukung oleh alokasi investasi yang mendapat prioritas utama ke IBT. Dengan demikian, maka alokasi investasi ke IBT akan membawa manfaat yang lebih besar jika diarahkan untuk perluasan kesempatan kerja dan pengembangan pendidikan di sektor primer dan sekunder di IBT. Perluasan kesempatan kerja dan pendidikan pekerja sektor tertier diprioritaskan ke Pulau Jawa yang didukung pula oleh alokasi investasi.
1993
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Depok: Fakultas Ekonomi dan BIsnis Universitas Indonesia, 2023
338.18 UNI p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Rofiqul Umam
Abstrak :
Kepindahan Kampus Universitas Indonesia ke Depok (1987) menyebabkan Perubahan terhadap masyarakat sekitarnya, baik fisik maupun sosial budaya. Kehadiran kampus baru ini menjadi daya tarik kaum pendatang untuk berdiam dan berusaha dalam bidang-bidang usaha yang ada kaitannya dengan kehidupan kampus. Interaksi sosial terjadi antara penduduk asli setempat (betawi) dengan kaum pendatang dan civitas akademika UI. Akibatnya terjadi perubahan-perubahan daalm diri masyarakt setempat. Penduduk setempat cenderung kurang berhasil menikmati kehadiran kampus dari sudut ekonomi karena kalah dengan kaum pendatang yang lebih siap. Namun perluasan visi mengenai pendidikan dan kegiatan keagamaan yang mekat merupakan dampak positif. Pembangunan di kawasan sekitar kampus cenderung mulai melanggar tata ruang yang ada, yang pada akhirnya kelak akan berbalik merugikan penduduk setempat itu sendiri. Kepekaan sosial mahasiswa UI terlihat sangat kurang dalam upaya membimbing masyarkat sekitarnya menuju peningkatan kualitas kehidupan. Banyak penduduk Betawi mulai menyingkit dari daerah sekitar kampus karena tak mampu mengikuti gerak kampus sementara harga jual tanah miliknya cukup merangsang mereka untuk menjual tanah tersebut. Akhirnya terjadi marginalisasi penduduk Betawi di sekitar kampus.
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 1990
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Winarno
Abstrak :
Tingginya arus dan tingkat migrasi di Provinsi Sumatera Barat telah menyebabkan ketidakmerataan penyebaran penduduk yang cukup tinggi. Hal tersebut berpengaruh terhadap kegiatan pembangunan daerah dan menimbulkan kesenjangan antardaerah kabupaten/kota di provinsi tersebut. Tulisan ini menganalisis pola interaksi migrasi antardaerah untuk mengetahui kecendrungan mobilitas pendduk yang terjadi antar kabupaten dan kota di Provinsi Sumatera Bara, serta melakukan analisis interaksi spasial untuk mengukut keterkaitan antara daerah dan posisi daya tarik suatu daerah di bandingkan daerah lain di sekitarnya. Hasil analisis menunjukkan bahwa faktro jumlah pendudukn di daerah asal dan tujuan berpengaruh positif terhadap pola interaksi migrasi antara daerah kabupaen kota di Sumaera Barat, sedangkan faktor jarang antardaerah berpengaruh sebalikanya. Migrasi cenderung terjadi ke daerah yang memiliki daya tearik tinggal yaitu Kota Padang, Kabupaten Solok Pariaman Kabupaten Sawah Lunto dan Kabupaten 50 kota. Sebaliknya penduduk menghindarei kabupaten kepulauan Mentawai Kota Sawahlunto dan Kota Padang Panjang sebagai tujuan migrasi. hasil analisis interaksi spasial mengindikasikan adanya kesenjangan pembangunan antara daerah yang memiliki daya tarik tinggi dan daerah dengan daya tarik rendah.
2005
JUKE-1-2-Des2005-117
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Zulkifli
Abstrak :
ABSTRAK
Skripsi ini membahas tentang masalah kependudukan yang merupakan persoalan penting bagi Jakarta karena sebagai beban berat bagi pemerintah Jakarta terkait dengan sarana dan prasarana kota. Dari penelitian ini ditemukan tentang bagaimana Pemerintah DKI Jakarta dapat menekan laju pertumbuhan penduduk Jakarta melalui program KB. Kemudian Jakarta dijadikan sebagai kota tertutup serta pencanangan dari pembangunan kota satelit di sekitar wilayah kota Jakarta. Metode yang digunakan dalam penelitian skripsi ini adalah dengan menggunakan metode sejarah yang terdiri dari proses heuristik, kritik, interpretasi dan historiografi. Tujuan dari penelitian ini untuk memberikan gambaran mengenai kondisi demografi Jakarta pada masa Gubernur Ali Sadikin dan untuk memberikan pemahaman tentang permasalahan kota Jakarta.
ABSTRACT
This thesis discusses the problem of population which is an important issue for Jakarta because as a heavy burden for Jakarta rsquo s Government related to city infrastructure and facilities. From this research found about how Jakarta rsquo s Government can suppress population growth rate of Jakarta through family planning program. Then Jakarta became a closed city as well as the declaration of the development of satellite city in the vicinity of the city of Jakarta. The method used in this thesis research is by using historical method consisting of heuristic process, criticism, interpretation and historiography. The purpose of this study is to provide an overview of the demographic conditions of Jakarta during the time of Governor Ali Sadikin and to provide an understanding of the problem of the city of Jakarta.
2017
S69886
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sunjaya Purwadisastra
Abstrak :
ABSTRAK
pangan merupakan kebutuhan dasar manusia. Oleh sebab itu ketersediaannya adalah hal yang mutlak. Dalam kaitannya dengan ketersediaan ini aspek distribusi menjadi strategis. Dihadapkan dengan kedudukan DKI Jakarta sebagai ibu kota, distribusi pangan, dalam hal ini beras, dapat mengganggu dinamika masyarakat yang dapat mempengaruhi ketahanan wilayah. Oleh sebab itu efisiensi distribusinya nienjadi permasalahan yang menarik. Penelitian ini berjudul ?Efektifitas Distribusi Beras di DKI Jakarta, Tinjauan Aspek Ketahanan Wilayah dengan tujuan untuk melihat kecenderungan permintaan betas sepuluh tahun terakbir di DKI Jakarta seiring dengan kecenderungan pertumbuhan penduduk, mendeskripsikan pola suplai untuk memenuhi permintaan tersebut, menentukan model distribusi beras dan lokasi suplai ke lokasi permintaan di wilayah DKJ Jakarta agar terdapat efisiensi. Metode yang digunakan adalah metode kuantitatif dan kualitatif. Metode kuantitatif digunakan untuk melihat kecenderungan kebutuhan pangan sehubungan dengan pertumbuhan penduduk. Sedangkan metode kualitatif digunakan untuk menganalisis setiap gejala yang timbul dan kecenderungan kebutuhan beras yang terjadi yang ditemukan dan metode kuantitatif. Dari hasil perhitungan kecenderungan pertumbuhan penduduk DKI Jakarta, selaras dengan pemikiran dasar dari Maithus, maka dapat diketahui bahwa terdapat kecenderungan yang terus meningkat terhadap kebutuban beras. Peningkatan ini pada suatu periode pemenuhannya tidak dapat dilakukan, mengingat dari penghitungan berdasarkan data lapangan, stok beras yang ada menyusut tidak berimbang dengan pertumbuhan penduduk. Menurut pedagang dan praktisi perberasan, kondisi demikian ¡tu bisa terjadi berkaitan dengan musim, hasil panen raya dan paden gaduh. Untuk mengantisipasi hal tersebut dilakukan impor beras. Namun pada dasarnya kebutuhan beras di dki Jakarta bertumpu pada lima daerah sentra beras, selaras dengan kebijaksanaan pangan yang menetapkan bahwa kebutuhan betas impor hanyalah sebagai pelengkap dad kekurangan yang tidak dapat dipenuhi oleh beras lokal. Untuk mendukung bal tersebut kebijaksanaan pangan nasional menetapkan target pencapaian swasembada besas yang didukung oleb sistem pangan yang mampu meregulasi pemenuhan kebutuhan heras. Mendukung bal tersebut sistem agribisnis perlu diintensifkan, terlebih bila dihadapkan dengan pola perekonomian yang terbuka alias mengglobai. Kondisi di atas merupakan fondasi awal efisiensi distribusi heras DKI Jakarta sehubungan dengan ketersediaannya (stok). Dad internal distribusi perlu dilakukan pemangkasan bagan distribusi dengan mengembangkan Grosin Wilayah menjadi sekaligus berkemampuan food station ata yang disebut food station . Kemampuan food station plus ini berpengarub pada aspek biaya distnibusi karena dapat meznangkas biaya kuli. Penelitian ini mencoba mengkonstruksi suatu model linier yang mampu menghitung biaya total transportasi yang efisien untuk distribusi heras dad lokasi suplai ke lokasi permintaan. Basil penelitian ini menunjukican betapa pertimbangan biaya transportasi penting sebagai bahan pertimbangan untuk memenuhi alokasi permintaan di lima wilayah DKI Jakarta.
2001
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Najah Isra Naim
Abstrak :
Telah dilakukan penelitian tentang laju penurunan muka tanah yang terjadi di Jakarta pada periode tahun 2018 – 2023. Laju penurunan ini dikorelasikan dengan penambahan volume penggunaan air tanah akibat pertumbuhan penduduk di Jakarta. Volume penggunaan air tanah di Jakarta didapatkan dengan mengurangkan kebutuhan air bersih dengan volume penggunaan air pipa (PAM JAYA) selama tahun 2018 – 2023. Laju pergerakan muka tanah dihitung berdasarkan pengukuran mikrogravitasi 4D yang dilakukan antara tahun 2018 dan 2023. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kecamatan Menteng mengalami penurunan muka tanah cukup tinggi dengan laju sebesar 8.4 cm/tahun dan Kecamatan Jatinegara mengalami kenaikan muka tanah paling tinggi dengan laju sebesar 10.3 cm/tahun. Terdapat korelasi linier antara volume penggunaan air tanah dengan laju penurunan muka tanah di Jakarta. Semakin banyak jumlah penduduk, semakin banyak air tanah yang digunakan, maka laju penurunan muka tanah akan semakin besar. ......A study has been conducted on the rate of land subsidence occurring in Jakarta during the period from 2018 to 2023. This subsidence rate is correlated with the increase in the volume of groundwater usage due to population growth in Jakarta. The volume of groundwater usage in Jakarta is determined by subtracting the volume of piped water usage (PAM JAYA) from the total demand for clean water during 2018 to 2023. The rate of land subsidence is calculated based on 4D microgravity measurements conducted in 2018 and 2023. The results show that the Menteng district experienced a significant land subsidence with a rate of 8.4 cm/year, while the Jatinegara district experienced the highest land uplift with a rate of 10.3 cm/year. There is a linear correlation between the volume of groundwater usage and the rate of land subsidence in Jakarta. As the population increases, the more groundwater is used, the greater the rate of land subsidence will be.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>