Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Jakarta: Sinergi Pustaka Indonesia, 2009
910SINP027
Multimedia  Universitas Indonesia Library
cover
Kawatu, Yozua Toar
"Malaria merupakan masalah kesehatan dunia termasuk Indonesia karena mengakibatkan dampak yang luas dan berpeluang menjadi penyakit emerging dan re-emerging. Di Wilayah South East Asian Region (SEARO) yang Indonesia menjadi salah satu negara anggotanya, malaria merupakan masalah kesehatan masyarakat yang utama. Data Kasus Baru malaria tahun 2009/2010 di seluruh Indonesia berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2010 adalah 22,9 per mil, sedangkan di Provinsi Sulawesi Utara (61,7?).
Penelitian ini menggunakan desain cross sectional yang bertujuan untuk memperoleh gambaran karakteristik individu, faktor lingkungan dan perilaku yang berhubungan dengan kejadian malaria klinis di Provinsi Sulawesi Utara 2010. Penelitian dengan studi kuantitatif melibatkan 2272 subyek penelitian yang diperoleh data dari Riskesdas 2010, dengan jumlah kejadian malaria klinis sebanyak 408 subyek. Dari 20 variabel yang dianalisis multivariat di Provinsi Sulawesi Utara didapatkan ada 6 variabel yang berhubungan secara signifikan yaitu : pendidikan : OR = 2,04 (95% CI : 1,59 ? 2,62) dengan p value = 0,000, rawa-rawa : OR = 1,57 (95% CI : 1,10 ? 2,25), dengan p value = 0,014, pantai : OR= 0,49 (95% CI : 0,31 ? 078) dengan p value = 0,003, perkebunan : OR = 1,58 (95% CI : 1,25 ? 2,00) dengan p value = 0,000, tidur menggunakan kelambu : OR = 0,59 (95% CI : 0,41 ? 0,85) dengan p value = 0,005 dan memakai obat nyamuk bakar/elektrik : OR = 0,59 (95% CI : 0,45 - 0,78) dengan p value = 0,000.
Analisis juga dilakukan pada 8 Kabupaten dan 4 Kota di provinsi Sulawesi Utara dan hasilnya ada 4 Kabupaten dan 2 Kota yang sebagian variabel mempunyai hubungan signifikan dengan kejadian malaria klinis yaitu : Kabupaten Kepulauan Talaud, Kabupaten Minahasa, Kabupaten Kepulauan Sangihe, Kota Manado, Kota Tomohon dan Kabupaten Minahasa Utara.
Disarankan kepada masyarakat yang tinggal di sekitar rawa-rawa, pantai dan perkebunan hendaknya selalu menjaga kebersihan lingkungan serta memakai obat nyamuk bakar/elektrik. Untuk Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara pelaksanakan program "Gebrak Malaria" hendaknya lebih diintensifkan dan melibatkan seluruh lapisan masyarat. Untuk peneliti lain supaya dapat melakukan penelitian yang lebih mendalam tentang Malaria atau Malaria Klinis di daerah endemis malaria di Provinsi lain dengan menggunakan data hasil Riskesdas 2010 atau data terbaru di wilayah tersebut.

Malaria is a global health problem, including Indonesia, because it resulted in a broad impact and may appear and re-emerging diseases. Regional Southeast Asia Region (SEARO) and Indonesia became one of its member countries, malaria is a major public health problem. The new malaria cases in 2009/2010 Data for Health Research in Indonesia based on the Basic (Riskesdas) 2010 is 22.9 per mile, whereas in the Province of North Sulawesi (61.7 ?).
This study uses cross sectional design which aims to obtain a picture of individual characteristics, environmental factors and behaviors associated with the incidence of clinical malaria in North Sulawesi province in 2010. Research with quantitative studies involving 2272 subjects who obtained the data from Riskesdas 2010, with the incidence of clinical malaria as much as 408 subjects. Of the 20 variables in the multivariate analysis of the North Sulawesi province to find there are six significant variables related to: Education: OR = 2.04 (95% CI: 1.59 to 2.62) with p-value = 0.000, bog: OR = 1, 57 (95% CI: 1.10 to 2.25), with a p-value = 0.014, coast: OR = 0.49 (95% CI: 0.31 to 078) with a p-value = 0.003, plantations: OR = 1 , 58 (95% CI: 1.25 to 2.00) with p-value = 0.000, using mosquito nets to sleep: OR = (95% CI: 0.41 to 0.85) 0.59 with a p-value = 0.005 and use mosquito repellent/electric: OR = 0.59 (95% CI: 0.45 to 0.78) with p-value = 0.000.
The analysis was also conducted in eight counties and four cities in the province of North Sulawesi and the results there are four counties and two cities that some variables have a significant relationship with the incidence of clinical malaria namely: Talaud Islands, Minahasa, Sangihe Regency, Manado, Minahasa regency Tomohon and north.
It is recommended for people who live in the vicinity, the coast marshes and plantations should always keep the environment clean and using mosquito repellent / electric. For the North Sulawesi Provincial Health Office, the implementation of "Gebrak Malaria" program should be improved and involve all layers masyarat. For other researchers to conduct more in-depth research on Malaria, Clinical malaria or malaria in endemic areas in other provinces using data from Riskesdas 2010 or latest data in the region.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
T31524
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Niki Tri Nurwahyuni
"Pandemi COVID-19 melahirkan kebiasaan baru seperti memakai masker, mencuci tangan pakai sabun, menjaga jarak dengan orang lain, sampai kehidupan sehari-hari yang lebih bersih dan sehat. Peningkatan kasus COVID-19 setiap harinya membuktikan masih rendahnya perilaku sehat dalam beradaptasi dengan kebiasaan baru. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis penerapan protokol kesehatan dan faktor-faktor lainnya dalam hubungan dengan kasus COVID-19 pada ASN Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2020. Desain penelitian adalah cross sectional. Penelitian dilakukan terhadap 305 ASN Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara bulan November – Desember 2020. Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 19 (6,2%) ASN terkonfimasi positif COVID-19 dan 286 (93,8%) ASN terkonfirmasi negatif COVID-19. Tidak ada hubungan yang signifikan antara menjaga jarak, mencuci tangan pakai sabun, memakai masker, mendisinfeksi,
penyakit penyerta, pengetahuan, sarana dan prasarana, regulasi dan peran pimpinan dengan COVID-19 dimana nilai p-value > 0,05. Faktor yang paling berpengaruh terhadap
kasus COVID-19 pada ASN Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara adalah mencuci tangan pakai sabun. Disarankan pada Pemerintah Sulawesi Utara melakukan pelatihan kebersihan tangan, menyediakan materi KIE tentang pencegahan COVID-19;
menginstruksikan setiap instansi wajib menyediakan sarana cuci tangan yang dilengkapi dengan air mengalir dan sabun secara terus menerus terutama dititik-titik rawan;
melakukan pengawasan dalam pelaksanaan disinfeksi dan sosialisasi serta edukasi tentang potensi risiko kesehatan penggunaan disinfektan.

The COVID-19 pandemic gave birth to new habits such as wearing masks, washing hands with soap, maintaining distance from other people, to a cleaner and healthier daily life. The increase in cases of COVID-19 every day proves the low level of healthy behavior in adapting to new habits. The purpose of this study was to analyze the application of health protocols and other factors in relation to the COVID-19 case in the North Sulawesi Provincial Government ASN 2020. The study design was cross sectional. The study was
conducted on 305 ASNs from the Provincial Government of North Sulawesi from November to December 2020. The results showed that 19 (6.2%) ASNs were confirmed positive for COVID-19 and 286 (93.8%) ASNs were confirmed negative for COVID-19.
There is no significant relationship between maintaining distance, washing hands with soap, wearing masks, disinfecting, comorbidities, knowledge, facilities and infrastructure, regulations and leadership roles with COVID-19 where the p-value is> 0.05. The factor
that most influences the COVID-19 case in the ASN of the North Sulawesi Provincial Government is washing hands with soap. It is recommended that the North Sulawesi Government conduct hand hygiene training, provide IEC materials on the prevention of COVID-19; instruct every agency to provide hand washing facilities equipped with running water and soap continuously, especially at vulnerable points; supervise the implementation of disinfection and socialization as well as education on potential health
risks of using disinfectants.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gilbert Nathanael
"Tingkat aktivitas fisik yang baik merupakan investasi bagi kesehatan anak di masa depan. Saat ini, anak-anak di Indonesia belum menyadari pentingnya aktivitas fisik. Sebanyak 63,41% anak usia 10—14 tahun di Sulawesi Utara masih kurang aktif melakukan aktivitas fisik. Anak-anak dengan tingkat aktivitas fisik yang rendah cenderung berisiko mengalami obesitas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh tingkat aktivitas fisik terhadap indeks massa tubuh (IMT) pada anak usia sekolah di Kotamobagu Provinsi Sulawesi Utara. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain potong lintang dengan data sekunder diperoleh dari South-East Asian Nutrition Survey 2.0 (SEANUTS 2.0). Subjek dalam penelitian ini adalah 52 anak usia 6—12 tahun. Analisis bivariat dengan analisis Spearman menunjukkan bahwa tingkat aktivitas fisik tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan IMT (p=0,152) sedangkan variabel lain yaitu asupan kalori (p=0,025) dan persentase lemak tubuh (p=0,027) memiliki hubungan yang signifikan. Hasil analisis regresi linier berganda menyimpulkan bahwa variabel yang paling berpengaruh terhadap IMT adalah asupan kalori (p=0,006). Dapat disimpulkan bahwa tingkat aktivitas fisik tidak berpengaruh terhadap IMT pada anak usia sekolah di Provinsi Sulawesi Utara. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menyimpulkan faktor-faktor lain yang mendasari yang mungkin memengaruhi IMT pada anak usia sekolah.

A good level of physical activity is an investment for a child's health in the future. Currently, children in Indonesia do not realize the importance of physical activity. As many as 63.41% of children aged 10-14 years in North Sulawesi are still not active in physical activity. Children with low levels of physical activity tend to be at risk of obesity. This study aims to determine the effect of the level of physical activity on body mass index (BMI) in school-age children in Kotamobagu, North Sulawesi Province. The design used in this study was a cross-sectional design with secondary data obtained from the South-East Asian Nutrition Survey 2.0 (SEANUTS 2.0). The subjects in this study were 52 children aged 6-12 years. Bivariate analysis with Spearman analysis showed that the level of physical activity did not have a significant relationship with BMI (p=0.152) while other variables, namely calorie intake (p=0.025) and percentage of body fat (p=0.027) had a significant relationship. The results of multiple linear regression analysis concluded that the most influential variable on BMI was caloric intake (p=0.006). It can be concluded that the level of physical activity has no effect on BMI in school-age children in North Sulawesi Province. Further research is needed to conclude other underlying factors that may influence BMI in school-age children."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library