Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Shinta Dewi Putrika
Abstrak :
Polihidroksialkanoat (PHA) yang dihasilkan oleh bakteri merupakan bioplastik yang telah diproduksi secara komersial namun biaya produksinya relatif mahal dibandingkan dengan biaya produksi plastik konvensional (dari industri petrokimia). Berbagai upaya telah dilakukan untuk menurunkan biaya produksi PHA, diantaranya penggunaan enzim untuk melepaskan PHA dari sel yang mengakumulasinya. Pada penelitian ini digunakan enzim protease yaitu papain dan bromelin. Pseudomonas putida telah digunakan untuk memproduksi PHA, menggunakan sumber karbon minyak sawit mentah yang disaponifikasi (SCPO). Alternatif lain dalam pemisahan biomassa sel dengan pemakaian alum dan CMC. Akan tetapi pemakaian CMC tidak memisahkan dengan baik. Berat PHA yang dihasilkan dari proses pemisahan dengan sentrifugasi sebesar 0.185 g/g biomassa sedangkan PHA dengan penambahan alum sebesar 0.328 g/g biomassa. Identifikasi PHA dilakukan analisis dengan kromatografi gas. Recovery PHA terbaik diperoleh dengan perlakuan lisozim dengan penambahan papain, SDS dan EDTA yaitu sebesar 65%. Perlakuan dengan pemanasan 120 ºC ditambah papain, SDS dan EDTA menghasilkan persen recovery sebesar 54%. Perlakuan dengan lisozim yang ditambahkan bromelin, SDS dan EDTA menghasilkan persen recovery yang sama yaitu 54%.
Depok: [Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;, ], [2005;2005, 2005]
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zafrazad Adiba
Abstrak :
Air limbah proses pencucian jean yang dihasilkan dari rumah industri pada umumnya langsung dibuang ke badan air tanpa dilakukan pengolahan, padahal air limbah tersebut berpotensi mencemari lingkungan dengan kandungan 3,37-9,59 mg/L logam tembaga (Cu) dan 1444,0-2835,0 mg/L Chemical Oxygen Demand (COD). Pada penelitian ini dilakukan penyisihan konsentrasi untuk parameter pencemar Cu dan COD yang melebihi baku mutu Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 5 Tahun 2014. Penyisihan dilakukan secara biologis menggunakan reaktor biofilter. Lapisan biofilm berasal dari Pseudomonas putida yang ditumbuhkan pada media bioball pada proses seeding dan aklimatisasi yang berlangsung selama 57 hari. Pengaliran air limbah ke dalam reaktor biofilter dilakukan secara kontinyu pada waktu tinggal 12 jam. Reaktor menunjukkan efisiensi penyisihan maksimum pada kondisi influen 7,26 mg/L Cu dan 2148,0 mg/L COD dengan kapasitas pencemar penyisihan 8,56 mg/L Cu dan 2078,50 mg/L COD. Perancangan pengolahan menggunakan unit biofilter skala lapangan untuk lokasi studi membutuhkan ruang berdiameter 4,8 m dan kedalaman 4,3 m dengan waktu tinggal 19,9 jam.
Jean wash wastewater produced from industrial houses usually is discharged directly into water bodies without any treatment, but that wastewater has the potential to pollute the environment with 3,37-9,59 mg/L Copper (Cu) and 1444,0-2835,0 mg/L and Chemical Oxygen Demand (COD). In this study, the treatment used able to remove the concentration of Cu and COD that exceeded the quality standard stated on Ministry of Environment Regulation No. 5/2014. The removal is done biologically using biofilter reactor. The biofilm layer comes from Pseudomonas putida that has been grown on a bioball media, done by seeding and acclimatization that occurred for 57 days. The influent flow of wastewater into the biofilter reactor is done continuously with the contact time of 12 hours. The reactor showed maximum removal efficiency when the characteristic of influent was 7,26 mg/L Cu and 2148,0 mg/L COD with maximum removal capacity was 8,56 mg/L Cu and 2078,50 mg/L COD. A full-scale wastewater treatment is designed using Biofilter for the location needs a volume of 4,8 in diameter 4,3 in depth with hydraulic retention time for 19,9 hours.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S63809
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Khodijah Arifah Hannah
Abstrak :
ABSTRAK
Indole-3-acetic acid (IAA) merupakan fitohormon auksin yang berperan dalam meningkatkan pertumbuhan tanaman dan dapat diproduksi oleh mikroorganisme seperti: bakteri. Penelitian dilakukan untuk mengetahui pengaruh penambahan supernatan bakteri IAA diproduksi oleh Bacillus aryabhattai, Lysinibacillus boronitolerans, dan Pseudomonas putida pada pertumbuhan dan produktivitas Pleurotus ostreatus (Jacq.) P.Kumm) in vitro dan in vivo. Uji in vitro dilakukan dengan mengukur diameter (mm) miselia dalam cawan petri dan hasilnya menunjukkan ada perbedaan pertumbuhan nyata (p>0,05) antara perlakuan dengan penambahan supernatan bakteri bacterial dengan kontrol pada waktu inkubasi hari ke 3 sampai 6. L. supernatan boronitolerans memberikan efek terbaik pada pertumbuhan miselia dengan laju pertumbuhan 14,14 mm/hari. Uji in vivo dilakukan dengan mengukur panjang miselia dalam baglog dengan penambahan supernatan bakteri 50% dan hasilnya menunjukkan ada perbedaan pertumbuhan yang signifikan antara perawatan dan kontrol pada minggu 2 hingga 5 inkubasi. Supernatan P. putida memberikan pengaruh terbaik dalam meningkatkan produktivitas tubuh buah pada baglog dengan rata-rata jumlah tubuh buah 6,89±4,59, berat basah 116,33±22,58 g, diameter pileus 8,84±2,44 cm, dan panjang stipe 7,80±1,72 cm. Hasil penelitian menunjukkan bahwa supernatan bakteri meningkatkan pertumbuhan miselia sesuai dengan konsentrasi IAA yang dihasilkan pada fase vegetatif, sedangkan penambahan supernatan bakteri penghasil IAA tidak berpengaruh nyata terhadap pengaruh terhadap produktivitas P. ostreatus.
ABSTRACT
Indole-3-acetic acid (IAA) is an auxin phytohormone that plays a role in increasing plant growth and can be produced by microorganisms such as bacteria. This study was conducted to determine the effect of adding IAA bacterial supernatant produced by Bacillus aryabhattai, Lysinibacillus boronitolerans, and Pseudomonas putida on the growth and productivity of Pleurotus ostreatus (Jacq.) P.Kumm) in vitro and in vivo. In vitro test was carried out by measuring the diameter (mm) of mycelia in a petri dish and the results showed that there was a significant difference in growth (p>0.05) between treatments with the addition of bacterial supernatant. with control on incubation days 3 to 6. L. boronitolerans supernatant gave the best effect on mycelia growth with a growth rate of 14.14 mm/day. In vivo test was carried out by measuring the length of mycelia in baglog with the addition of 50% bacterial supernatant and the results showed that there was a difference significant growth between treatments and controls at 2 to 5 weeks of incubation. P. putida supernatant gave the best effect in increasing fruiting body productivity in baglog with an average number of fruiting bodies 6.89±4.59, wet weight 116.33±22.58 g, pileus diameter 8.84±2.44 cm , and the length of the stipe is 7.80±1.72 cm. The results showed that the bacterial supernatant increased mycelial growth according to the concentration of IAA produced in the vegetative phase, while the addition of the IAA-producing bacterial supernatant had no significant effect on the productivity of P. ostreatus.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Bacterial polyhydroxyalkanoates (PHAs) are a class of polymers currently receiving much attention because of their potential as renewable and biodegradable plastics. A wide variety of bacteria has been reported to produce PHAs including Pseudomonas strains. These strains are known as versatile medium chain length PHAs (PHAs-mcl) producers using fatty acids as carbon source. Oleic acid was used to produce PHAs-mcl using Pseudomonas putida PGA 1 by continuous feeding of both nitrogen and carbon source, in a fed batch culture. During cell growth, PHAs also accumulated, indicating that PHA production in this organism is growth associated. Residual cell increased until the nitrogen source was depleted. At the end of fermentation, final cell concentration, PHA content, and productivity were 30.2 g/L, 44.8 % of cell dry weight, and 0.188 g/l/h, respectively.
Lembaga Penelitian Universitas Indonesia, 2007
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library