Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 11 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Olivia Tamara
"Audit eksternal merupakan pengaplikasian dari pedoman CPOB (Cara Pembuatan Obat yang Baik) yang mana dilakukan pada pemasok sebagai salah satu proses penjaminan mutu obat. Departemen yang berperan dalam merencanakan dan merealisasikan audit eksternal ini secara periodik yaitu depertemen QA (Quality Assurance).

External audit is the application of GMP guidelines (Good Manufacturing Practices) which are carried out on suppliers as part of the drug quality assurance process. The department that plays a role in planning and realizing this external audit periodically is the QA (Quality Assurance) department."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nurbaeti Yuliana
"Program Jaminan Mutu/QA puskesmas dilaksanakan sejak tahun 1998 mempunyai beberapa indikator, salah satunya adalah kepatuhan petugas terhadap standar ANC. Kabupaten Bekasi merupakan salah satu daerah proyek penerapan program QA yang dilaksanakan pada enam puskesmas yaitu Tambun, Cibarusah 1, Babelan 1, Sriamur, Tarumajaya dan Kedungwaringin . Hasil Rakerkesda Kabupaten Bekasi Juni 2000 menunjukkan bahwa dalam satu tahun terakbir tidak ada lagi angka tingkat kepatuhan petugas.
Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran informasi tentang faktor yang berhubungan dengan kepatuhan petugas terhadap standar ANC pada enam puskesmas di Kabupaten Bekasi, tahun 2000. Penelitian ini mengunakan disain Cross-sectional dengan pendekatan kuantitalif dengan jumlah sample total populasi sebanyak 42 orang petugas pelayanan ANC. Pengumpulan data untuk memperoleh tingkat kepatuhan dilaksanakan dengan mengamati petugas di dalam memeriksa ibu hamil (ANC) dengan menggunakan altar tilik, untuk memperoleh gambaran faktor yang berhubungan dengan kepatuhan, setelah selesai pengamatan, responder di pinta mengisi kuesioner.
Hasil penelitian memperlihatkan pada 42 petugas pelayanan ANC (bidan) yang diteliti maka 66,7% patch; 92,7% sudah pernah mengikuti pelatihan QA; 71,4% merasa disupervisi dengan baik; 95,2% memiliki motivasi baik; 52,4% memiliki pengetahuan baik; 83,3% memiliki beban kerja ringan; 92,7% mengatakan alatnya lengkap dan mengadakan bahwa standar ANC adalah mudah. Dari 7 variabel yang berhubungan dengan kepatuhan petugas, maka hanya variable supervisi yang menunjukkan adanya hubungan bermakna secara terbalik dengan nilai p = 0.036.
Kesimpulan secara umum adalah bahwa tingkat kepatuhan petugas terhadap standar ANC di 6 puskesmas Kabupaten Bekasi belum baik dan disarankan kepada:
Dinas Kesehatan Kabupaten Bekasi: Agar memperbaiki cara pendekatan supervisi sehingga sesuai dengan pedoman laporan supervisi program QA dengan mengadakan pelatihan/ refreshing. Menekankan kepada kepala puskesmas untuk meningkatkan kegiatan supervisi intern dan menempelkan standar pelayanan pada tempat-tempat pelayanan/pemeriksaan. Menciptakan system reward & punishment yang sesuai dengan kondisi puskesmasnya bagi petugas yang patuh dan dijalankan secara konsisten dan berkesinambungan. Menyusun ulang uraian tugas para bidan agar tidak saling mengandalkan disertai dengan pengawasan disiplin yang sesuai. Mengadakan rotasi penempatan bidan.
Bagi Departemen Kesehatan: Mengkaji ulang daftar tilik& pedoman yang ada, terutama instrumen untuk mengukur pengetahuan dan motivasi petugas serta penetapan out of point yang diseragamkan bagi semua puskesmas. Menerapkan total quality manajemen di puskesmas tidak hanya quality assurance raja. Mempersiapkan program peningkatan mutu pelayanan di puskesmas yang disesuaikan dengan kondisi masing-masing (tidak generalisasi) yang dimulai sejak dari perencanaan.Menetapkan standar mutu bagi peralatan puskesmas disertai dengan pengawasan yang sesuai.
Bagi Pusdiklat/Bapelkes: Menata ulang kurikulum pelatihan program QA.Menata ulang proses belajar mengajar terutama proporsi waktu antara teori dan praktek. Menyusun/menyiapkan program pelatihan untuk refreshing/pengayaan tentang program jaminan mutu/QA.Mengadakan evaluasi pasca pelatihan tentang program QA.

Since 1998 Quality Assurance Programmed has been established in public health centers and one of its indicators is compliance rate. Bekasi District Health Office holds this programmed in six public health centers which one , Cibarusah I, Babelan I, Kedungwaringin, Tambun, Tarumajaya and Sriamur, According to Bekasi District Health Office Annual Meeting in June 2000 data about compliance rate of the health providers/midwives since October 1999 has not been available.
This study aims to obtain information about magnitude of compliance rate and its related factors that provide antenatal care in six public health centers in Bekasi District Health Office in 2000. A Quantitative approach using cross sectional design was used in this study comprising 42 samples, which are as a total population_ Data collection has Checklist and questionnaire was used to measure compliance rate and another variables.
The results are 66, 7% comply; 92,7% trained; 71,4% good supervision; 95,2% motivated; 52,4% good knowledge; 83,3% light workload; 92,7% fully facilities and all of them said that the standard is applicable. But only supervision variable was indicate significant correlation with compliance rate with p value = 0.036. Generally, the conclusion was six public health centers in Bekasi show low compliance rate of antenatal care.
So the recommendation for:
Bekasi District Health Office are: refreshing/retraining of midwives to increase supervision approach; increasing internal supervision by Head of public health centre and hang on to the standard; creating reward & punishment system; restating & rotation of midwives.
Ministry of Health is: Reassessment of the Checklist; total quality management implementation in public health centre with local orientation/ local need; standardize of health facilities.
Centre of Education and Training Health are: redesigning of curriculum; redesigning of classes and exercise length of time proportion; preparing refreshing training programmed; QA post training evaluation.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2000
T10303
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Riska Edwi Meilia
"[Survei pendahuluan yang menemukan 3 dari 5 lulusan yang tidak puas terhadap pelayanan menjadi kesenjangan yang terjadi antara tin, gkat kepuasan dengan pelayanan yang diberikan. Penelitian ini bertujuan untuk Mengetahui Analisis Kepuasan Pelanggan Eksternal PS KARS FKM UI Berdasarkan model AUN-QA tahun 2015. Jenis penelitian ini yaitu penelitian kuantitatif dengan desain crosssectional. Penelitian ini dilakukan di wilayah Jabodetabek dari bulan Januari-April 2015.
Populasi yang digunakan sejumlah mahasiswa aktif, lulusan serta instansi pengguna jasa lulusan seluruh angkatan. Hasil penelitian ini seluruh variabel pelayaan PS KARS FKM UI sesuai dengan model AUN QA.Kesimpulan yang dihasilkan adalah Pelanggan Eksternal puas dengan Pelayanan PS KARS FKM UI yang sudah sesuai dengan model AUN QA tahun 2015. Kepuasan Pelanggan harus tetap dijaga dari berbagai kriteria AUN-QA yang ada dan Perlu adanya penelitian lebih lanjut terkait model AUN-QA dalam setiap kriteria yang ada dan setiap kelompok pelanggan.;The preliminary survey found 3 of 5 graduates are not satisfied with the services into gaps between the satisfaction level with the services provided. This study aims to know the PS External Customer Satisfaction Analysis KARS FKM UI based on the model of the AUN-QA 2015. This type of research is quantitative research with cross-sectional design. This research was conducted in the Jabodetabek area in January-April 2015. The population used a active students, graduates and graduates users at all level (institution). Results of this study the suitability of all the variabel based on AUN QA model. The conclusion is satisfied with the External Customer Service PS KARS FKM UI that is in conformity with the model AUN QA 2015. Customer satisfaction should be kept of the various criteria AUN-QA is available and a need for further research related AUN-QA models within each criteria existing and each customer group., The preliminary survey found 3 of 5 graduates are not satisfied with the services into gaps between
the satisfaction level with the services provided. This study aims to know the PS External Customer
Satisfaction Analysis KARS FKM UI based on the model of the AUN-QA 2015. This type of research
is quantitative research with cross-sectional design. This research was conducted in the Jabodetabek
area in January-April 2015. The population used a active students, graduates and graduates users at all
level (institution). Results of this study the suitability of all the variabel based on AUN QA model.
The conclusion is satisfied with the External Customer Service PS KARS FKM UI that is in
conformity with the model AUN QA 2015. Customer satisfaction should be kept of the various
criteria AUN-QA is available and a need for further research related AUN-QA models within each
criteria existing and each customer group.]"
Universitas Indonesia, 2015
T43636
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Salsabillah Amelano
"Industri Farmasi menerapkan CPOB untuk memastikan mutu obat yang dihasilkan sesuai dengan persyaratan dan tujuan penggunaannya. Salah satu aspek yang diatur adalah audit dan persetujuan pemasok. Pemasok dapat mengalami re-assessment atau bahan diskualifikasi oleh Departemen QA jika terdapat defisiensi terhadap mutu yang signifikan yang dapat menyebabkan risiko serius terhadap kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran apoteker dalam pelaksanaan audit produsen bahan baku dan memahami proses pelaksanaan audit produsen bahan baku yang dilakukan PT. Harsen Laboratories terhadap PT. X. Pelaksanaan kegiatan audit produsen bahan baku PT. X dilaksanakan secara remote audit dengan mengacu pada daftar periksa penilaian terhadap produsen bahan baku. Supervisor QA berperan dalam menyusun jadwal dan realisasi pelaksanaan audit serta mengkoordinasikan dan memastikan pelaksanaan kualifikasi produsen sesuai dengan jadwal dan prosedur tetap. Sedangkan peran Manager QA yaitu memeriksa jadwal dan realisasi pelaksanan audit produsen, memastikan kualifikasi telah dilaksanakan dengan benar serta mengkaji hasil kualifikasi produsen untuk dimasukkan ke dalam daftar pemasok yang disetujui. Berdasarkan hasil penilaian audit produsen bahan baku PT.X diperoleh nilai 2,88 dengan kategori A sehingga PT.X direkomendasikan ke dalam daftar pemasok yang disetujui.

The Pharmaceutical Industry implements GMP to ensure the quality of drugs produced is in accordance with the requirements and intended use. One of the regulated aspects is supplier audit and approval. Suppliers may be subject to re- assessment or material disqualification by the QA Department if there is a significant deficiency in quality that may pose a serious risk to health. This study aims to determine the role of pharmacists in conducting raw material producer audits and to understand the process of implementing raw material producer audits conducted by PT. Harsen Laboratories against PT. X. Implementation of raw material producer audit activities PT. X carried out remote audits with reference to the assessment checklist of raw material producers. The QA Supervisor plays a role in preparing schedules and the realization of audit implementation as well as coordinating and ensuring the implementation of producer qualifications according to fixed schedules and procedures. Meanwhile, the role of the QA Manager is to check the schedule and actual implementation of producer audits, ensure that qualifications have been carried out correctly and review the results of producer qualifications to be included in the list of approved suppliers. Based on the results of the raw material producer audit assessment, PT.X obtained a value of 2.88 with category A so that PT.X was recommended to the list of approved suppliers."
Depok: 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Mahdi Ramadhan
"Penggunaan kecerdasan buatan berbasis Deep Learning untuk mendukung prediksi dan pengambilan keputusan sangat populer di banyak bidang. Salah satu bidang tersebut adalah di sektor kesehatan, terutama dalam pengobatan kanker. Banyak ahli onkologi radiasi dan fisikawan medis sedang melakukan penelitian yang menjanjikan dalam histologi dan stadium kanker, prediksi hasil, segmentasi otomatis, perencanaan perawatan, dan jaminan kualitas. Penelitian ini merupakan studi pendahuluan pengembangan dan perbandingan model deep learning yang berfungsi sebagai alat konversi dari nilai piksel citra Electronic Portal Imaging Device (EPID) ke dosis. Data diambil dari dua bidang radioterapi dengan teknik yang berbeda, yang pertama dosimetri transit pada Varian Unique 6MV foton dan dosimetri non-transit pada Varian Halcyon. Selanjutnya karena data yang tersedia hanya sedikit, data tersebut direproduksi dengan teknik augmentasi sehingga data tersebut cukup untuk menjadi data latih pada berbagai model deep learning, hasilnya divalidasi menggunakan indeks gamma 3%/3mm terhadap citra dosis hasil perencanaan dari TPS. Beberapa model deep learning telah berhasil dibuat yang dapat mengubah nilai piksel EPID menjadi distribusi dosis. Pada dosimetri transit telah berhasil dibuat model Convolutional Neural Network (CNN) dengan 6 layer dengan hasil validasi terbaik mencapai 92,40% ± 28,14%. sedangkan pada dosimetri non-transit, model terbaik mencapai tingkat kelulusan gamma indeks rata-rata 90,07 ± 4,96%. Validasi lebih lanjut dalam banyak kasus dan perbaikan perlu dilakukan untuk meningkatkan akurasi kemiripan dengan citra acuan dengan mempertimbangkan karakteristik yang terkandung dalam gambar EPID dan jumlah dataset.

The use of deep learning to support prediction and decision making is very popular in many areas. Many radiations oncologist and medical physicists are conducting promising research in cancer histology and staging, outcome prediction, automated segmentation, treatment planning, and quality assurance. This research is a preliminary study of the development and comparison of deep learning model that work as a conversion tool from the pixel value of Electronic Portal Imaging Device (EPID) images to dose. Data were taken from two radiotherapy plane with different techniques, the first was transit dosimetry on the Varian Unique 6MV Photon and the second non-transit dosimetry on the Varian Halcyon. Furthermore, due to limited of data source, the data was reproduced by augmentation techniques so that the data was sufficient to become training data on various deep learning models, the results were validated using a gamma index of 3%/3mm compared to the planned dose image from TPS. Several deep learning models has been successfully created that can convert the EPID pixel value into a dose distribution. In transit dosimetry, a Convolutional Neural Network (CNN) model with 6 layers has been successfully created with the best results from the validation reaching 92.40% ± 28.14%. while in non-transit dosimetry, the best model achieves an average gamma passing rate of 90.07 ± 4.96%. Further validation in many cases and improvements need to be made to increase the accuracy of similarity by considering the characteristics contained in the EPID image and the number of datasets."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Linda Tedja
"Pada era globalisasi dan persaingan bebas termasuk dalam bidang pelayanan kesehatan saat ini, maka peningkatan mutu pelayanan menjadi sesuatu yang mutlak harus diperhatikan oleh para petugas kesehatan. Salah satu dimensi mutu adalah kepatuhan petugas terhadap standar pelayanan. Semakin tinggi kepatuhan petugas penyelenggara pelayanan kesehatan terhadap standar, maka akan semakin tinggi pula mutu pelayanan tersebut terhadap pasien.
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran tingkat kepatuhan bidan terhadap standar pelayanan antenatal care yang merupakan salah satu kegiatan pokok di Puskesmas. Selain itu juga untuk mengetahui bagaimana hubungan kepatuhan bidan dengan karakteristik bidan serta faktor eksternal lainnya yang berhubungan, dan faktor paling dominan yang berhubungan dengan kepatuhan bidan terhadap standar pelayanan antenatal care.
Penelitian ini dilakukan di 7 Puskesmas pelaksana QA kota Palembang pada bulan April sampai dengan Mei 2001. Sampel penelitian adalah seluruh bidan yang bertugas di 7 Puskesmas pelaksana QA kota Palembang, sebanyak 42 orang. Jenis penelitian adalah cross sectional.
Analisis yang digunakan adalah analisis univariat, bivariat, multivariat : distribusi frekuensi, chi-square, dan regresi logistik. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa proporsi kepatuhan bidan di tujuh Puskesmas pelaksana QA kota Palembang masih sangat rendah, terutama pada komponen kegiatan konseling.
Dari analisis bivariat didapat faktor yang berhubungan dengan tingkat kepatuhan bidan adalah supervisi, penghargaan, dan beban kerja. Dari analisis multivariat didapat bahwa variabel yang paling dominan berhubungan dengan kepatuhan bidan adalah penghargaan.
Perlu diberlakukan sistem penghargaan dalam bentuk pengakuan/pujian pada acara apel pagi atau lokakarya mini, tentang kepatuhan bidan menggunakan daftar tilik standar pelayanan antenatal care.

Factors that Correlate with Midwives' Compliance to Antenatal Care Standard at 7 Public Health Centers Organizing QA in Palembang Sumatera Selatan by year 2001Improvement of health care in the era of the globalization and free competition is compulsory and must be considered by the health care people. One of the quality dimensions is to follow the health care standard. The more the health care standard is followed, the higher the service quality to patients is.
This research aims to obtain the description of level midwives' compliance to antenatal care service standard, which is one of public health center main activities. Beside that it was also focused on correlation between midwives's compliance to midwives' characteristics as well as other external factors, which correlate, and factor that predominant midwives" compliance to the antenatal care service standard.
This research was carried out at 7 health centers organizing QA in Palembang from April to May 2001. The research samples were all midwives serving at 7 health centers organizing QA in Palembang, were 42 people. Design study was cross sectional.
The data analyses have been using univariate, bivariate, multivariate analysis, furthermore frequency distribution, chi-square and logistic regression.
The results of this research show that the proportion of midwives' compliance at 7 health centers organizing QA in Palembang is still low, especially counseling activity component.
From bivariat analysis was found as a predominant factor. Working burden, Honor and Supervision were significance correlated to midwives' compliance. From multivariat analysis was found that variable which was predominant with midwives compliance is honor.
From multivariat analysis was found that variable which was predominant with midwives compliance is honor.
It's necessary to make a honor system with declaration/worship at morning ceremony or mini workshop about midwives' compliance using the list of antenatal care service standard.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2001
T9283
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Situmorang, Marijahal
"Perkembangan dunia usaha khususnya industri manufaktur di Indonesia kurang menggembirakaa yang disebabkan kurang mampu bersaing secara global dengan produk-produk dari luar negeri yang jauh lebih memberikan keuntungan. Beberapa faktor penyebabnya di antaranya kualitas produk dalam negeri tidak mampu memenuhi permintaan pasar (pembeli) dan harga yang ditawarkan jauh lebih tinggi dari pesaing dengan tingkat kualitas yang sama.
Berbicara tentang kegagalan kualitas terdapat beberapa variabel yang terkait di dalamnya secara kolektif akan menghasilkan jaminan kualitas produk. Penulis memilih meneliti dua variabel yang dianggap berpengaruh pada jaminan kualitas produk yaitu variabel kalibrasi (X1) dan variabel pengendalian kualitas (X2).
Untuk meneliti pengaruh dari kedua variabel tersebut, dipilih PT. Bakrie Pipe Industries sebagai studi kasus dengan unit kerja meliputi Quality Assurance (QA) dari Produksi, dimana perusahaan ini cukup representative dalam mendukung kegiatan penelitian karena perusahaan ini telah lama menerapkan sistem manajemen kualitas melalui ISO 9000 dan sertifikasi produk API yang didalamnya terdapat kegiatan kalibrasi dan pengendalian kualitas.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara rinci pelaksanaan kalibrasi dan pengendalian kualitas serta jaminan kualitas produk di PT. Bakrie Pipe Industries dan lebih jauh lagi untuk mengetahui tingkat hubungan antara variabel kalibrasi dan pengendalian kualitas serta hubungan interaktif keduanya terhadap variabel jaminan kualitas produk. Untuk memperoleh gambaran yang jelas tentang pelaksanaan kalibrasi dan pengendalian kualitas, data-data diperoleh melalui wawancara langsung, melihat kondisi lapangan (on the spot) dan hasil survey melalui pengisian kuesioner oleh para responden (data-data primer) sedangkan data sekunder diperoleh melalui dokumen-dokumen dan rekaman kualitas. Data tersebut kemudian dibahas dan dianalisis. Sedang untuk mengetahui tingkat hubungan (korelasi) antar variable dilakukan dengan analisis korelasi menggunakan SPSS versi 10.
Berdasarkan hasil pembahasan dan analisis pelaksanaan kalibrasi dan pengendalian kualitas, ternyata PT. Bakrie Pipe Industries sangat antusias dan komitmen dalam kedua kegiatan tersebut, terbukti dari implementasi di lapangan, bahwa semua peralatan dikalibrasi ke laboratorium eksternal sesuai dengan jadwal. Kemudian pengendalian kualitas dilakukan dengan penerapan rencana kualitas yang baik dan pemeriksaan kualitas pada produk akhir secara total (100 %), dan hasilnya menunjukkan 99,3 % memenuhi persyaratan.
Hasil korelasi sederhana antara variabel kalibrasi dan pengendalian kualitas diperoleh koefisien korelasi ( r) sebesar 0,510 dengan tingkat signifikan ( a) sebesar 0,001. Ini berarti 51,0 % kalibrasi berhubungan interaktif secara positif dengan pengendalian kualitas produk sisanya 49,0 % berhubungan dengan faktor lain. Setiap adanya perubahan dalam kalibrasi akan mempengaruhi pengendalian kualitas sebesar 51,0 % demikian sebaliknya. Dari hubungan interaktif ini menghasilkan hubungan asosiatif pada jaminan kualitas produk dengan koefisien korelasi (R) sebesar 0,616 dengan signifikan ( a ) sebesar 0,000 atau 61,6 % kedua variabel (kalibrasi dart pengendalian kualitas) berkorelasi positip dengan jaminan kualitas dan sisanya sebesar 38,4 % dengan faktor lain. Dari hubungan interaktif antara kalibrasi dan pengendalian kualitas akan mempengaruhi jaminan kualitas sebesar 61,6 %.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah adanya hubungan dan pengaruh yang positif antara kalibrasi dan pengendalian kualitas. Dari kedua hubungan interaktif ini menghasilkan hubungan dan pengaruh positif terhaadap jaminan kualitas produk yang berarti bila ingin meningkatkan jaminan kualitas, maka PT. Bakrie Pipe Industries harus meningkatkan kalibrasi dan pengendalian kualitas.
Saran dalam penelitian ini agar manajemen PT. Bakrie Pipe Industries selalu melakukan improvement dengan skala prioritas pada kalibrasi dan pengendalian kualitas, karena pengaruhnya cukup signifikan dalam meningkatkan jaminan kualitas produk. Penelitian ini sebaiknya dapat dilanjutkan kepada penelitaian sampai tingkat kepuasan pelanggan dan biaya kualitas untuk mengetahui tingkat efisiensi dari penerapan kalibrasi dan pengendalian kualitas."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T12007
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"This volume presents selected papers from the 3rd International Conference on Mechanical, Manufacturing and Process Plant Engineering (ICMMPE 2017) which was in Penang, Malaysia, 22nd–23rd November 2017. The proceedings discuss genuine problems covering various topics of mechanical, manufacturing, and Process Plant engineering."
Singapore: Springer Singapore, 2019
e20501117
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Teuku Haekal Luthfi
"Beberapa Perguruan Tinggi Negeri di Indonesia telah menerapkan Sistem Manajemen Mutu (SMM) ISO 9001:2008, Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT) dan ASEAN University Network Quality Assurance (AUN-QA) pada program studinya. Ketiga SMM tersebut memiliki kesamaan prinsip dan teknik manajemen. Tapi sayangnya Perguruan Tinggi tersebut melakukan pengelolaan secara terpisah, baik dalam sistem proses manajemen, tata kelola, maupun dalam pendokumentasiaannya. Hal ini mengakibatkan sistem kerja atau proses manajemen terutama dalam pendokumentasiannya tidak terstruktur dengan baik. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk merancang SMM khususnya sistem pendokumentasiannya secara terintegrasi dengan mempertimbangkan persyaratan ISO 9001:2008, BAN-PT dan AUN-QA pada program studi/perguruan tinggi di Indonesia. Penelitian ini diawali dengan menganalisa tingkat keterkaitan antara klausul ISO 9001:2008, standar BAN-PT dan kriteria AUN-QA. Hasilnya terdapat kesamaan prinsip yang mendukung dalam pengintegrasiannya, terutama prinsip P-D-C-A. Selanjutnya penelitian ini melakukan identifikasi dokumen yang dipersyaratkan ketiga SMM tersebut. Identifikasi tersebut digunakan untuk merancang sistem proses manajemen program studi/perguruan tinggi.

Several state universities in Indonesia has implemented a Quality Management System (QMS) ISO 9001:2008, Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi / BAN-PT (the National Accreditation Agency for Higher Education in Indonesia), and the ASEAN University Network Quality Assurance (AUN-QA) on this management. All these QMS have in common principles and management techniques. Unfortunately the universities manage this QMS separately, both in systems management processes, governance, and in documentation. This condition resulted poor structure in a working system or process management, especially in documentation. Therefore this study aims, to design a specific Integrated Quality Management System that include ISO 9001:2008, BAN-PT and AUN-QA on a Higher Education in Indonesia. This study begins by analyzing the links between QMS ISO 9001:2008, BAN-PT and AUN-QA. The results showed that there are similiarities in principles that support the integration, especially the principle of PDCA. Furthermore, this study identifies the documents required by these three QMS. Identification is used to design Process Management System in Higher Education. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
T30135
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Eva Risalia
"Penyakit degeneratif disebabkan oleh berubahnya sel-sel tubuh yang mempengaruhi fungsi organ lain. Penyakit degeneratif menyumbang sekitar 71% kematian global yang setara dengan 41 juta orang per tahun. Penyakit degenerative di Indonesia meliputi hipertensi, diabetes melitus, stroke, dan kanker menunjukkan peningkatan dari tahun 2013 hingga 2018. Oleh karena itu, pengembangan dan promosi kesehatan sangat penting dalam mengatasi penyakit degeneratif dan upaya untuk mengurangi jumlah kematian global. Pembinaan pasien degeneratif menjadi salah satu langkah yang dilakukan oleh apotek untuk lebih mengetahui dan memahami pasiennya, dengan demikian pasien dapat memperoleh pelayanan dan pembinaan hubungan jangka panjang yang terbaik oleh apotek. Pembinaan pasien diperlukan dalam rangka meningkatkan kualitas kesehatan pasien karena pasien dapat terkontrol pengobatannya. Salah satu metode dalam mengelola dan meningkatkan kualitas kesehatan pelanggan yang diterapkan oleh apotek kimia farma adalah kimia farma reminder. Laporan Praktik Kerja Profesi Apoteker ini membahas mengenai manfaat adanya kimia farma reminder, alur dari kimia farma reminder, serta respon pasien degenerative yang direminder. Kimia farma reminder adalah salah satu cara apotek kimia farma untuk membina pelanggan dan meningkatkan kesehatan masyarakat bagi penderita penyakit degeneratif dengan cara mengingatkan bahwa persediaan obat hampir habis sehingga diharapkan menumbuhkan kesadaran bagi masyarakat untuk segera melakukan pengecekan ke dokter. Kimia farma reminder memberikan hubungan timbal balik antara apotek dan pelanggan yang menguntungkan. Alur kimia farma reminder secara singkat yaitu penginputan data pasien – reminder – konfirmasi. Pengkajian Mutu Produk (PMP) merupakan salah satu penerapan sistem mutu industri farmasi yang diatur dalam CPOB 2018. Seluruh obat yang terdaftar perlu dilakukan pengkajian mutu produk termasuk produk ekspor. Hal ini untuk memastikan bahwa prosesnya konsisten, kesesuaian dengan spesifikasi bahan awal, bahan pengemas, dan produk jadi, untuk melihat tren dan mengidentifikasi perbaikan yang diperlukan untuk produk dan proses. Pengkajian mutu produk biasanya dilakukan setiap tahun terhadap produk yang diproduksi tahun sebelumnya. Penyusunan laporan PMP menjadi tanggung jawab departemen Quality Assurance (QA). Penyusunan laporan PMP berbeda antar industri farmasi, namun harus sesuai dengan persyaratan CPOB. Laporan PMP di PT. Harsen Laboratories dikenal dengan Pengkajian Tahunan Atas Produk (PTAP). Laporan Praktik Kerja Profesi Apoteker ini membahas penyusunan laporan PTAP tahun 2020 untuk produk L tablet salut selaput yang diproduksi oleh PT. Harsen Laboratories. Hasil kajian PTAP meliputi bahan awal dan bahan x pengemas, pengawasan selama proses kritis dan pengujian produk jadi, hasil uji di luar spesifikasi, laporan penyimpangan, perubahan, izin edarregistrasi lokal dan ekspor, program pemantauan stabilitas dan tren yang tidak diinginkan, produk kembalian, keluhan, dan penarikan obat, Tindakan perbaikan terhadap proses/peralatan proses, komitmen pasca pemasaran, status kualifikasi peralatan dan sarana penunjang kritis, status validasi, teknis kontrak, inspeksi Badan POM, evaluasi sampel per tinggal, serta pemantauan lingkungan. Produk L tablet salut selaput pada peroide tahun 2020 memenuhi persyaratan spesifikasi mutu yang telah ditentukan.

Degenerative diseases are caused by changes in body cells that affect the function of other organs. Degenerative diseases account for about 71% of global deaths which is equivalent to 41 million people per year. Degenerative diseases in Indonesia including hypertension, diabetes mellitus, stroke, and cancer showed an increase from 2013 to 2018. Therefore, health development and promotion is very important in overcoming degenerative diseases and efforts to reduce the number of global deaths. The development of degenerative patients is one of the steps taken by pharmacies to better know and understand their patients, thus patients can obtain the best service and long-term relationship development by the pharmacy. Patient guidance is needed in order to improve the quality of patient's health because patients can control their treatment. One of the methods in managing and improving the quality of customer health that is applied by Apotek Kimia Farma is Kimia Farma Reminder. This Pharmacist Professional Practice Report discusses the benefits of having a pharma chemistry reminder, the flow of a Kimia Farma Reminder, and the response of degenerative patients who are reminded. Kimia Farma Reminder is one way for Apotek Kimia Farma to foster customers and improve public health for people with degenerative diseases by reminding that drug supplies are running low so it is hoped that it will raise awareness for the public to immediately check with the doctor. Kimia Farma Reminder provides a mutually beneficial relationship between pharmacies and customers. The flow of Kimia Farma Reminder briefly is inputting patient data – reminder – confirmation. Pengkajian Mutu Produk (PMP) is one of the applications of the pharmaceutical industry quality system regulated in the GMP 2018. All registered drugs need to be assessed for product quality, including export products. This is to ensure that the process is consistent, conforming to specifications for starting materials, packaging materials and finished products, to spot trends and identify needed improvements to products and processes. Product quality assessment is usually carried out annually on products produced the previous year. The preparation of the PMP report is the responsibility of the Quality Assurance (QA) department. The preparation of PMP reports differs between pharmaceutical industries, but must comply with GMP requirements. PMP report at PT. Harsen Laboratories is known as the Annual Product Review (PTAP). This Pharmacist Professional Practice Report discusses the preparation of the 2020 PTAP report for the film-coated tablet L product produced by PT. Harsen Laboratories. The results of the PTAP study include starting materials and packaging materials, supervision during critical processes and testing of finished products, out-of-spec test results, deviation reports, changes, xii local and export marketing permits, stability monitoring programs and unwanted trends, product returns, complaints, and withdrawal of drugs, corrective action on process/process equipment, post-marketing commitments, qualification status of critical supporting equipment and facilities, validation status, technical contracts, POM inspections, evaluation of samples per stay, and environmental monitoring. Product L film-coated tablets in the period of 2020 meet the requirements of the quality specifications that have been determined."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2021
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>