Search Result  ::  Save as CSV :: Back

Search Result

Found 9 Document(s) match with the query
cover
Aria Maulida Ramadhani
"Perempuan tidak mendapatkan tempat yang cukup di dalam dunia kepemimpinan. Hal tersebut terjadi karena sifat gender yang bias umumnya digunakan untuk mengukur kemampuan perempuan dalam memainkan suatu peran di masyarakat, misalnya dalam hal kepemimpinan. Alhasil, jumlah pemimpin perempuan tidak setara dengan pemimpin laki-laki yang ada dan tidak banyak penelitian dilakukan terkait kepemimpinan perempuan. Untuk itu, penelitian ini hadir guna memberikan penelaahan objektif terhadap peran perempuan sebagai pemimpin. Dalam penelitian ini dilakukan perbandingan kepemimpinan Ratu Seondeok dan Ratu Kalinyamat dengan menggunakan teori trait. Penelitian ini menerapkan metode studi pustaka dan empat metode penelitian sejarah dengan pendekatan sosial budaya. Empat metode sejarah tersebut adalah heuristik, verifikasi, interpretasi menggunakan teori trait, dan historiografi. Sifat kepemimpinan yang ada dicocokkan dengan enam indikator trait, yaitu: 1) karakter fisik, 2) latar belakang sosial, 3) kecerdasan dan kemampuan lain, 4) karakteristik kepribadian, 5) karakteristik terkait tugas, dan 6) karakteristik sosial. Berdasarkan penerapan teori dan metode di atas, ditemukan bahwa keduanya memiliki sifat kepemimpinan yang sama dan didukung oleh rangsangan eksternal. Melalui simpulan yang diperoleh, secara tidak langsung telah diakui bahwa kepemimpinan keduanya berdaya guna. Namun, aspek yang membedakan kepemimpinan Ratu Seondeok dan Ratu Kalinyamat adalah alasan dibalik kenaikan takhta keduanya. Suksesi kepemimpinan Ratu Seondeok dilandaskan oleh faktor biologis, sedangkan Ratu Kalinyamat dilandaskan oleh faktor administratif.

Women do not have a sufficient place in the world of leadership. This occurred because biased gender traits are generally used to measure women's ability to play a role in society, for example in terms of leadership. As a result, the number of female leaders is not equal to the number of male leaders, and not much research has been done on female leadership. For this reason, this research is presented to objectively examine women’s role as leaders. This research uses trait theory to compare the leadership between Queen Seondeok and Queen Kalinyamat. This research applies the literature study method and four historical research methods with a socio-cultural approach. The four historical methods are heuristics, verification, interpretation using trait theory, and historiography. The existing leadership traits are matched with six trait indicators, which are: 1) physical character, 2) social background, 3) intelligence and abilities, 4) personality, 5) task-related characteristics, and 6) social characteristics. Based on the appropriation of the above theories and methods, it was found that both have similar leadership traits and are supported by external stimulation. Through the conclusions obtained, it has been indirectly recognized that their leadership is effective. However, the aspect that distinguishes the leadership of Queen Seondeok and Queen Kalinyamat is the reason behind their ascension to the throne. Queen Seondeok's leadership succession was based on biological factors, while Queen Kalinyamat's was based on administrative factors."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Anthony, Evelyn
New York: Thomas Y. Crowel, 1957
823.914 ANT a
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Ifan Naufal Nugroho
"ABSTRAK
Drag Queen merupakan seorang laki-laki gay yang menunjukkan sisi feminin dengan tujuan eksplisit untuk menghibur dan tampil di depan audiens. Kini, drag queen tidak hanya tampil di klub, bar, atau teater, melainkan tampil dalam sebuah tayangan televisi berjudul RuPaul s Drag Race dan RuPaul s Drag U. Menggunakan metode studi literatur, tulisan ini bertujuan untuk melihat bagaimana representasi sisi feminin dari drag queen yang tampil di televisi. Representasi tersebut dapat dilihat dari sisi kostum, tampilan fisik, bahasa yang digunakan, seks, dan gender. Tulisan ini juga menjelaskan bagaimana identitas gender mereka antara yang ditampilkan pada sebuah tayangan dan kehidupan personalnya, serta persepsi dari masyarakat mengenai drag queen itu sendiri.

ABSTRACT
Drag Queen is a gay man who shows a feminine side with an explicit aim to entertain and appear in front of an audience. Now, drag queen does not only appear in clubs, bars or theaters but appears on a television show titled RuPaul s Drag Race and RuPaul s Drag U. Using the literature study method, this paper aims to see how the feminine side of drag queen appears on television. This representation can be seen in terms of costume, physical appearance, language used, sex, and gender. This paper also explains how their gender identity is displayed on a show and personal life, as well as perceptions from the public regarding drag queen itself."
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2018
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Glenne, Michael
New York: Roy Publishers, [Date of publication not identified]
923.1 GLE k
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Garrett, Ginger, 1968-
Bandung : NavPress Indonesia, 2007
813 GAR c
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Bagus Anugerah Yoga Pratomo
"ABSTRAK
Penelitian ini merupakan analisis sintaktis yang dilakukan pada bahasa Belanda Ratu Máxima Zorreguieta Cerruti yang terlahir sebagai warga negara Argentina dengan bahasa Spanyol sebagai bahasa ibu. Masalah yang diangkat dalam penelitian ini adalah bagaimana konstruksi sintaktis basantara ragam lisan yang dituturkan oleh Ratu Máxima dari sudut pandang psikolinguistik. Dalam penelitian diidentifikasi konstruksi klausa yang dituturkan oleh Ratu Máxima dalam tiga video wawancara dengan menggunakan Teori Keterprosesan yang
diajukan oleh Manfred Pienemann (1998) lalu menempatkannya ke dalam Skala Implikasional sehingga kemampuan berbahasa Belanda Ratu Máxima dapat diprediksi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari keenam konstruksi dalam Teori Keterprosesan, hanya Konstruksi V-akhir yang masih menunjukkan angka kurang dari 70%. Hal ini menunjukkan bahwa bahasa Belanda yang digunakan oleh Ratu Máxima masih bersifat basantara. Selain itu, Ratu Máxima sudah menggunakan bahasa Belanda dalam konstruksi kompleks (Pisah, Inv, V-akhir) dan tidak lagi berpatokan hanya pada konstruksi simpleks (Satu Kata, Kanonis, Adv).

ABSTRACT
The research is syntax analysis on the speech act of Queen Máxima Zorreguieta Cerruti who was born as an Argentinian and speak Spanish as her first language. The problem which is brought in this research is how the syntactical construction of the Dutch language of Queen Máxima from psycholinguistics perspective. This research identifies the construction of clauses of Queen Máxima as appeared in three interview videos using the Processability Theory which is proposed by Manfred Pienemann (1998), and then place it into Implicational
Scale to estimate the level of Dutch ability of Queen Máxima. The result shows that from six constructions in the Processability Theory, only the V-end Construction which shows the percentage less than 70%. It shows that the Dutch level of Queen Máxima is still in the process of interlanguage. Other than that, she has started to use not only simple constructions (One Word, Canonic, Adv), but also more complex constructions (Separable, Inv, V-end)."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2019
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
"The Eulmi incident (1895) to the assassination of queen min,commited by a gang of Japanese and Korean criminals,who broke into gyeongbokgung palace and killed the queen on october 8,1895...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Lola Annisya
"Kebugaran merupakan kemampuan seseorang untuk melakukan aktivitas fisik sehari-hari tanpa merasakan kelelahan yang berlebihan. Kebugaran dapat dinilai dari Nilai VO2max yaitu tingkat maksimum dimana oksigen dapat dimanfaatkan oleh tubuh selama aktivitas maksimal. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui beberapa faktor yang berhubungan dengan nilai VO2max (kebugaran) yang diukur menggunakan Queen’s College Step Test. Desain studi penelitian ini adalah cross sectional yang dilakukan pada 156 siswa laki-laki kelas X, XI, dan XII di SMAN 7 Mataram. Variabel dependen dari penelitian ini yaitu nilai VO2max dan variabel independen terdiri dari status gizi (IMT), aktivitas fisik, frekuensi asupan gizi makro, konsumsi sumber kafein, kualitas tidur, tingkat stress, perilaku merokok, dan COVID-19. Status kebugaran didapatkan melalui klasifikasi nilai VO2max yang selanjutnya dibagi menjadi kategori tidak bugar dan bugar, status gizi diukur menggunakan antropometri, aktivitas fisik diukur menggunakan International Physical Activity Questionnaire (IPAQ), frekuensi asupan gizi makro diukur menggunakan Food Frequenty Questionnaire (FFQ), konsumsi sumber kafein diukur menggunakan kuesioner, kualitas tidur diukur menggunakan Pittsburg Sleep Quality Index (PSQI), tingkat stres diukur menggunakan Perceived Stress Scale (PSS), dan perilaku merokok serta COVID-19 diukur menggunakan kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 34,6% siswa yang tidak bugar. Hasil analisis menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara kebugaran berdasarkan nilai VO2max dengan IMT (p-value = 0,012), dan perilaku merokok (p-value = 0,037). Peneliti menyarankan agar siswa tetap mempertahankan kebugaran dengan meningkatkan aktivitas fisik terutama untuk menjaga kesehatan selama pandemi.

Physical fitness is a person's ability to carry out daily physical activities without feeling fatigue. Physical fitness can be assessed from the VO2max value, which is the maximum level of oxygen can be utilized by the body during maximum activity. The purpose of this study was to determine several factors related to the value of VO2max (fitness) which was measured using the Queen’s College Step Test. The study design of this research was cross sectional which was conducted on 156 male students in grades X, XI, and XII of SMAN 7 Mataram. The dependent variable of this study is VO2max value and the independent variables consist of nutritional status (BMI), physical activity, frequency of macronutrient intake, caffeine source consumption, sleep quality, stress level, smoking behavior, and COVID-19. The status was obtained through the classification of VO2max values which were further categorized into unfit and fit categories, nutritional status measured using anthropometry, physical activity measured using the International Physical Activity Questionnaire (IPAQ), frequency of macronutrient intake measured using the Food Frequency Questionnaire (FFQ), caffeine source consumption. measured using a questionnaire, sleep quality using the Pittsburg Sleep Quality Index (PSQI), stress levels measured using the Perceived Stress Scale (PSS), and smoking and COVID-19 behavior measured using a questionnaire. The results showed that there were 34.6% of students who were not fit. The results of the analysis showed that there was a significant relationship between fitness based on VO2max value and BMI (p-value = 0.012), and smoking behavior (p-value = 0.037). Researchers suggest that they maintain fitness by increasing physical activity, especially to maintain health during the pandemic."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rifanisa Nurul Fitria
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan mengeksplorasi peran diplomasi publik ibu negara Timur Tengah dalam konteks Kerajaan Hasyimiyah Yordania yang ditelaah dari naskah pidato Ratu Rania Al Abdullah dalam kurun tahun 2001 mdash;2016. Kajian ini bertolak dari konteks Timur Tengah yang para perempuannya memiliki potensi besar dalam berkontribusi bagi masyarakat luas. Namun, aspek geokultural Timur Tengah seringkali dikaitkan dengan anggapan bahwa perempuan di kawasan ini memiliki pandangan sempit dan peran terbatas di masyarakat. Pidato Ratu Rania merupakan sebuah bentuk diplomasi publik yang bertujuan meluruskan persepsi keliru mengenai Timur-Tengah. Melalui pidato, Ratu Rania juga menyampaikan pesan-pesan diplomatis untuk merealisasikan gagasan terkait isu-isu yang menjadi perhatiannya. Dalam penelitian ini, peran diplomasi publik Ratu Rania dikaji dengan menggunakan analisis isi yang menjembatani kuantitatif dan kualitatif. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa pidato Ratu Rania yang merupakan strategi diplomasi publik tahap monolog dapat berkembang menjadi aktivitas dialog dan kolaborasi. Pendidikan merupakan isu yang paling sering muncul dalam upaya diplomasi publik Ratu Rania karena bidang tersebut merupakan solusi dari permasalahan lainnya yang berkaitan dengan isu kemanusiaan, dialog lintas budaya dan agama, ekonomi, pariwisata, serta media. Agar pesan dalam diplomasi publiknya tersampaikan dengan maksimal, pidato Ratu Rania sebagian besar dilakukan di negara Barat. Semua aktivitas diplomasi publik Ratu Rania dipengaruhi oleh sejumlah faktor, di antaranya atribut persona, publik dan media, relasi dengan raja, serta idealisme.

ABSTRACT
This research aims to explore the public diplomacy role of the Middle East first lady in the Hashemite Kingdom of Jordan analyzed from Queen Rania rsquo speech scripts during 2001 ndash 2016. It starts from the context of Middle East, in which the women have the potential to take important roles to the wider community. However, the Middle East geo cultural aspect is often linked to the assumption that the women in the region are narrow minded and have limited role in the community. Queen Rania rsquo s speech is a form of public diplomacy aims to fix the wrong perception about the Middle East. Through speech, Queen Rania also delivers diplomatic messages to make her initiatives about the issues she has interest of come true. In this research, Queen Rania rsquo s public diplomacy role is analyzed with content analysis that bridges quantitative and qualitative method. The result of this research is an argument that Queen Rania rsquo s speech, which is her monologue public diplomacy strategy, can develop into dialogue and collaboration. Education is an issue frequently appears in Queen Rania public diplomacy effort because the field is the solution of other issues related to humanity, intercultural and interfaith dialogue, economy, tourism, and media. So that the message in her public diplomacy delivered well, most of Queen Rania rsquo's speeches are done in the west countries. Queen Rania rsquo's public diplomacy activities are affected by some factors, namely persona attribute, relation to the King, and idealism."
2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library