Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Andi Alifwansyah
Abstrak :
Krisis ekonomi di Indonesia yang ditandai dengan meningkatnya tingkat suku bunga, merosotnya nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing dan tidak tersedianya likuiditas menghcntikan kegiatan usaha di Indonesia. Kebanyakan usaha yang dibiayai dengan hutang dalam mala uang asing sedangkan pendapatan pcrusahaan dalam rupiah, menyebabkan banyak perusahaan mengalami lonjakan tanggungan hutang dan ketidakmampuan membayar bunga dan pokok hutang yang telah jatuh tempo. Ancaman kebangkrutan melanda hampir semua perusahaan di Indonesia pada saat krisis yang dimulai pertangahan tahun 1997 itu. PT.XYZ yang merupakan perusahaan terbuka juga mengalami dampak negatif akibat dari krisis ekonomi ini. Salah satu proyeknya yaitu Gedung ABC mengalami kredit bermasaalah. Hal ini disebabkan karena tingginya tingkat suku bunga pinjaman dan rendahnya pendapatan dari hasil sewa ruang perkantoran yang disebabkan banyaknya penyewa yang tidak memperpanjang sewa ruang yang ada. penyewa-penyewa utama berupa bank-bank banyak yang ditutup usahanya juga tidak memperpanjang sewa, perhitungan pendapatan sewa ruang yang sebelumnya dalam mata uang dollar Amerika saat ini diperhilungkan dalam rupiah sementara pinjaman yang ada tetap dalam mata uang dollar Amerika. Sebagai jalan tcrakhir dari penyelesaian hutang PT.XYZ dapat dilakukan dengan assets settlement atau dengan melakukan restrukturisasi hutang yang ada. Pilihan atas kedua alternatif ini tergantung dari tingkat recovery terbaik yang dapat diberikan. Kasus ini dijadikan penelitian dalam Karya Akhir ini dilihat dari sisi manajemen kcuangan, dengan melakukan pcnilaian tcrhadap asset yang ada dan melakukan retrukturisasi hutang alas gedung ABC. Penilai assets (asset valuation) dilakuakan dengan pendekatan free cashflows (discounted cashflow) untuk menghitung nilai Gedung ABC dan cost approach. Kedua metodc ini digunakan dalam penentuan nilai gedung ABC tersebut dan hasilnya dibandingkan unluk mencari nilai yang realistis dari gedung tersebut. Kedua pendekatan ini dipilih jika altcrnatif assets settlement yang akan diambil dalam penyelesaian hutang yang ada. Aliernatif lain dari penyelesaian hutang tersebut adalah dengan mclakukan restrukturisasi hutang atas gedung ABC. Reslrukiurisasi ini dilakukan dengan memperpanjang jangka waklu pinjaman. pcnyesuaian tingkat bunga dan penghitungan kembali bunga terlunggak. Dari kedua allernatii" pilihan yailu asset settlement dan restrukturisasi pinjaman akan ditentukan tingkat recovery yaitu dengan membandingkan niali saat ini dari asset gedung ABC dan nilai pinjaman terhadap besarnya pinjaman yang ada. Berdasarkan hasil perhitungan menunjukkan bahwa dengan menggunakan metoda discounted cash flow terhadap penentuan nilai gedung diperoleh hasil bahwa nilai gedung ABC adalah sebesar USS 33.251,000. Perhitungan ini diperoleh berdasarkan hasil penentuan nilai beta sebesar 1.256, market return 11.03%, risk free berkisar 11 % sampai dengan 14%. cost of equity berkisar 10.3% hingga 11% dan cost of debt 12% pa yang menghasilkan WACC sebesar 9.1% sampai dengan 9.7%. Dengan menggunakan cost approach diperoleh nilai gedung sebesar US$ 32,409,784. Berdasrkan hal tersebul diperkirakan nilai pasar dari gedung ABC berkisar USS 32.5 juta. Jika digunakan nilai force value yailu sebesar 70% dari nilai pasar maka akan diperoleh harga sebesar USS 22.75 juta. Bila diketahui nilai pinjaman yang dimiliki oleh gedung ABC sebesar USS 41.6 juta maka akan diperoleh tingkat recovery pmjaman dengan assei settlement sebesar 54.7%. Jika dilakukan penjadwaalan ulang atas pinjaman Gedung ABC maka pokok pinjaman yang ada akan diselesaikan selama 10 tahun dengan tingkat bunga Sibor + margin. Adapun bunga tertunggak akan diselesaikan selama 5 tahun tanpa bunga berjalan (non interest bearing). Pokok pinjaman dikelompokkan kedalam Tranche A sedangkan bunga tertunggak dikelompokkan kedalam Tranche B. Untuk menghitung nilai tunai dari hasil restrukturisasi ini digunakan discount rale 12%, sehingga diperoleh nilai tunai dari pinjaman tersebut sebesar US$ 29,791,553. Nilai tunai ini jika dibandingkan dengan kewajiban pinjaman awal maka akan diperoleh tingkat recovery sebesar 71.6%. Berdasarkan kedua metoda tersebut diperoleh hasil bahwa dengan penjadwalan ulang atas hutang yang ada akan memberikan tingkat recovery tertinggi. Kajian pada kasus ini merupakan kasus menarik dan memberikan sumbangan bagi pendidikan dan dunia bisnis secara nyata. Bagi dunia pendidikan, kasus ini menunjukkan bahwa pengambilan keputusan dalam bisnis secara nyata dapat dibuktikan dengan rumusan empiris dan teori-teori yang diperoleh dari dunia kampus. Pemilihan strategi yang didasarkan pada prediksi dan perhitungan sebagai pertimbangan awal sebelum menjalankan strategi tersebut akan mengurangi resiko kegagalan dalam pelaksanaanya. Dengan menggunakan teori yang ada, dibutuhkan data-data kondisi perusahaan, pasar dan faktor lain yang mempengaruhinya. Bagi dunia bisnis secara nyata. kasus ini dapat dijadikan pelajaran yang baik bahwa restruklurisasi menjadikan pilihan yang baik yang dapat menghindarkan perusahaan dari ancaman kebangkrutan. Dengan melakukan ncgosiasi untuk mencari penyelesaian secara win-\vin tanpa hams mengurangi kewajiban perusahaan yang akan menurunkan citra perusahaan dimata pemberi pinjaman dan investor yang akan menurunkan nilai saham yang berarti menurukan nilai perusahaan.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2002
T715
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Noor Kartika Susatyo
Abstrak :
Terjadinya krisis keuangan dan ekonomi yang melanda Indonesia telah mengakibatkan banyak perusahaan mengalami kesulitan likuiditas. Selain diakibatkan dari peningkatan bunga pinjaman dan melemahnya rupiah, perusahaan juga mengalami penurunan pendapatan yang cukup besar. Berhentinya fasilitas modal kerja dan fasilitas kredit perdagangan dari sektor perbankan menyebabkan tingkat produksi menurun dengan sangat drastis, meningkatkan inflasi dan menurunkan daya beli masyarakat. Dengan kondisi tersebut, perusahaan mengalami kesulitan dalam pembayaran bunga dan pokok pinjaman yang dimiliknya sehingga terjatuh kedalam resiko kebangkrutan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mengungkapkan restrukturisasi yang dilakukan oleh PT. Astra International, Tbk terhadap resiko kebangkrutan yang dihadapinya ketika mengalami keadaan kesulitan keuangan (financial distress). Penelitian dilakukan dengan cara menganalisa laporan keuangan dan menganalisa proses restukturisasi hutang yang terjadi. Untuk menganalisa laporan keuangan digunakan pendekatan rasio keuangan. Dari hasil analisa didapatkan bahwa setelah dilaksanakannya program restrukturisasi hutang, perusahaan cenderung terlihat lebih sehat dari sebelum diadakannya program restukturisasi hutang. Tetapi juga ditemukan bahwa PT. Astra International, Tbk bukanlah perusahaan yang stabil dan pembayaran atas hutang berasal dari penjualan aset, investasi dan saham perusahaan.
Economics and financial crisis that happened in Indonesia have resulted in company's illiquidity. llliquidity came from the increase of interest rate, depreciation of Rupiah and decreasing of earnings. Working capital and trading credit shortage cause decreasing in productivity, higher inflation and decreasing purchasing power. With all that condition, companies fell into bankruptcy risk. The purpose of this research is to know and to show the restructuring of PT. Astra International, Tbk?s to face their risk of bankruptcy when they fell into financial distress. This research is analyzing annual report through financial ratio and analyzing the restructuring process. The result of analysis after the debt restructuring program, company tends to seen healthier than before implementing the debt restructuring program. Payments of debt come from selling asset, selling investments, and selling stocks.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2005
T15803
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Torik Ibrahim
Abstrak :
Di era pandemi Covid-19, layanan kredit menjadi salah satu kegiatan perbankan yang mengalami dampak besar. Debitur yang semula mendapatkan pemasukan secara rutin menjadi terganggu karena kegiatan perekonomian yang lumpuh. Hal inilah yang menyebabkan kolektibilitas kredit menjadi menurun, yang semula lancar bahkan sampai menjadi macet. Kasus gagal bayar meningkat drastis di masa pandemi. Pemerintah melalui Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengeluarkan Peraturan OJK tentang Stimulus Perekonomian Nasional sebagai Kebijakan Countercyclical Dampak Penyebaran Covid- 19. Dikeluarkannya peraturan ini ditujukan untuk mendorong optimalisasi kinerja perbankan khususnya fungsi intermediasi, menjaga stabilitas sistem keuangan, dan mendukung pertumbuhan ekonomi. Adapun permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah mengenai efektivitas restrukturisasi kredit akibat Covid-19 keberlakuan pasca restrukturisasi dan pelaksanaan stimulus Covid-19 terkait penerapan POJK Nomor 17/POJK.03/2021.Untuk menjawab permasalahan tersebut digunakan metode penelitian hukum adalah yuridis-normatif, yang mengacu pada norma hukum yang terdapat dalam peraturan perundang-undangan serta norma-norma yang berlaku dan mengikat masyarakat. Hasil analisa adalah berlakunya POJK No.17/ POJK.03/2021 terbukti efektif untuk menurunkan restrukturisasi kredit berdasarkan analisa kredit yang dilakukan terhadap Bank Mandiri, BNI, BCA, dan Bank DBS Indonesia. Kemudian juga dianalisa dengan menggunakan Teori Economic Analysis of Law yang menggunakan tiga konsep yaitu nilai, efisiensi, dan utilitas. ......In the era of the Covid-19 pandemic, credit services are one of the banking activities that is experiencing a major impact. Debtors who previously received regular income were disrupted because economic activities were paralyzed. This is what causes credit collectibility to decline, which was originally smooth and even becomes stuck. Cases of default have increased dramatically during the pandemic. The government, through the Financial Services Authority (OJK), issued an OJK Regulation concerning National Economic Stimulus as a Countercyclical Policy for the Impact of the Spread of Covid-19. The issuance of this regulation is aimed at encouraging the optimization of banking performance, especially the intermediation function, maintaining financial system stability and supporting economic growth. The problem raised in this research is regarding the effectiveness of credit restructuring due to Covid-19, its post-restructuring implementation and the implementation of the Covid-19 stimulus related to the implementation of POJK Number 17/POJK.03/2021. To answer these problems, legal research methods are used, namely juridical-normative, which refers to legal norms contained in laws and regulations as well as norms that apply and bind society. The results of the analysis are that the enactment of POJK No.17/ POJK.03/2021 has proven effective in reducing credit restructuring based on credit analysis carried out on Bank Mandiri, BNI, BCA and Bank DBS Indonesia. Then it is also analyzed using the Economic Analysis of Law Theory which uses three concepts, namely value, efficiency and utility.
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Desi Johana Indrianti
Abstrak :
Krisis ekonomi yang terjadi di Indonesia semenjak tahun 1997 berdampak langsung kepada kinerja industri semen. Turunnya nilai kurs rupiah dan melemahnya permintaan semen domestik memberi dampak negatif pada kondisi finansial PT X. Hingga pada akhir tahun 2000, komposisi hutang perusahaan dalam denominasi dollar Amerika sebesar 97,7% dari total hutang perusahaan. Hal ini membebani keuangan perusahaan mengingat sebagian besar pendapatan bisnis semennya berasal dari pasar domestik. Semenjak tahun 1997 hingga 1999 volume penjualan perusahaan cenderung mengalami penurunan dan kapasitas terpasang melebihi volume produksinya. Kondisi ini menyebabkan terganggunya kelancaran arus kas guna pembayaran kewajiban ? kewajiban yang sudah jatuh tempo. Terhitung sejak Bulan Agustus 1998, perusahaan mengajukan permohonan penundaan pembayaran pokok dan bunga pinjaman kepada seluruh kreditur. Pada akhir tahun 2000 disepakati restrukturisasi hutang perusahaan dengan perpanjangan jangka waktu pinjaman menjadi 8 tahun mulai Bulan April 2001. Selain itu terdapat investor asing yang bersedia mengambil alih sebagian hutang PT X dan menukarkannya dengan saham perusahaan. Berdasarkan hasil proyeksi laporan keuangan diperoleh kondisi keuangan yang membaik ditandai dengan mulai terpenuhinya beberapa persyaratan rasio keuangan dan menurunnya level indebtedness perusahaan. Current ratio (CR) pada tahun 2000 naik dari 0,23 di tahun sebelumnya menjadi 3,25. Net working capital ( NWC ) pada tahun-tahun tersebut mengalami negatif yang dìsebabkan tingginya beban cicilan hutang. Walaupun CR sempat diproyeksikan menurun dari 1,82 pada 2001 hingga menjadi 0,97 di 2007, pada 2008 diperkirakan meningkat menjadi 1,56. Kondisi CR dan NWC yang diproyeksikan tersebut pertu dicermati perusahaan agar Iebih memperhatikan manajemen likuiditasnya. Persyaratan rasio lain yang terpenuhi adalah total debt to equity ratio yang diproyeksikan menurun dari 9,41 pada tahun 2000 menjadi 0,56 di akhir periode proyeksi dan time interest earned yang diperkirakan meningkat dari -0,97 tahun 2000 menjadi 40,46 di tahun 2008 Adapun hasil dari analisis sensitivitas menunjukkan bahwa perubahan sebesar 5% pada asumsi harga dan volume penjualan tidak mempengarubi kemampuan perusahaan dalam pemenuhan kewajibannya. Penurunan volume penjualan dan harga jual diproyeksikan menurunkan kas pada tahun 2004 hingga 2007. Namun defisit tersebut masih dapat tertutupi oleh saldo kas akhir tahun lalu. Guna mencapai keberhasilan pelaksanaan restrukturisasi hutang., perusahaan disarankan untuk menjaga kelancaran arus kas masuknya dengan meningkatkan ekspornya. Walaupun dari hasil proyeksi menunjukkan adanya peningkatan volume penjualan domestik, perusahaan hendaknya tetap fokus untuk memperkuat penetrasi pasar ke negara-negara tujuan ekspornya selama ini yang meliputi kawasan Asia Tenggara, Asia Tengah dan Afrika. Masuknya investor asing yang memiliki pengalaman di bidang yang sama dapat dimanfaatkan untuk memperbaiki teknologi informasi perusahaan bagi koordinasi jaringan operasionalnya sehingga mampu meningkatkan efisiensi. Bagi para kreditur, diharapkan hasil dan analisis ini dapat dipergunakan sebagai informasi tambahan yang bermanfaat dalam penentuan negative covenant perusahaan dan sebagal bahan masukan dalarn Penyusunan business plan PT X.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2001
T3097
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lucia Catharina Sani
Depok: Universitas Indonesia, 2003
T36403
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhamad Armand
Depok: Universitas Indonesia, 2004
T36547
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Laurentius Widdi Wijayanto
Abstrak :
Everyone who has a debt has an obligation to pay. But the problem is debtor not always in the best financial condition and having fund to paid in. In that situation, debtor need to rescheduling the term of payment. If this rescheduling can be acceptable by creditor, the debtor can have an opportunity to pay. But if the creditor doesn?t want to rescheduling the term of payment so one way to solve this problem is by having a debt restructuring. One of the debt restructuring method is debt to asset method. In order to make this restructuring became efficient and effective, debitur need to have a tax management in debt restructuring. Researcher choose this topic because he wish to know about the appropriate tax management that can be apply in debt restructuring by using debt to asset swap method. The research is use qualitative descriptive method and two ways of collecting data techniques. They are in depth interview and literature evaluation. The information get from the interview than compared with secondary data to have a validity data. In this writing of script problems to be lifted is: How is the tax implementation of debt restructuring by using debt to asset method? How is tax management can be applicable in debt restructuring by using debt to asset swap method? What is the constraint of tax management application in case of debt restructuring by using debt to asset swap? Tax management in case of debt restructuring by using debt to asset swap method can be apply by having a good knowledge about tax regulation that regulate about the various asset that can be used for pay the debt. Every asset have each tax effect, therefore if you want to having a tax management in order to restructuring your debt with debt to asset swap, you must known well about the tax effect in each asset that you want to used to pay the obligations.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library