Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 30 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nasution, Zainuddin H.
Abstrak :
Bank Indonesia adalah Bank Sentral Republik Indonesia yang kedudukannya berada di luar kabinet (tidak berada di bawah Presiden). Bentuk kelembagaannya adalah lembaga negara yang independen, bebas dari campur tangan pemerintah dan atau pihak-pihak lainnya, kecuali untuk hal-hal yang secara tegas diatur dalam Undang-Undang No. 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia. Tujuan Bank Indonesia adalah mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah. Untuk mencapai tujuan tersebut, Bank Indonesia mempunyai tugas menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter, mengatur dan menjaga kelancaran sistim pembayaran serta mengatur dan mengawasi bank. Tugas melaksanakan kebijakan moneter oleh Bank Indonesia adalah dalam rangka mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah yang dilakukan antara lain melalui pengendalian jumlah uang beredar dan atau suku bunga. Dalam melaksanakan kebijakan moneter untuk pengendalian moneter, Bank Indonesia menggunakan cara-cara yang termasuk tetapi tidak terbatas pada operasi pasar terbuka di pasar uang baik rupiah maupun valas, penetapan tingkat diskonto, penetapan cadangan wajib minimum dan pengaturan kredit atau pembiayaan. Penelitian dalam tesis ini berkaitan dengan pelaksanaan kebijakan moneter yaitu menganalisis korelasi suku bunga SBI terhadap suku bunga PUAB dan korelasi antara suku bunga intervensi rupiah terhadap suku bunga PUAB. Adapun rumusan masalah yang diketengahkan dalam penelitian ini adalah apakah ada dan sejauh mana besar (kekuatan) dan sifat (positif atau negatif) dari kedua korelasi tersebut di atas. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data bulanan SBI, intervensi rupiah dan PUAB. Data yang diteliti adalah data pada periode Januari 2000 sampai dengan November 2001 yang diperoleh secara langsung dan Bank Indonesia (data primer). Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis secara deskriptif dan statistik dengan menggunakan program Eviews. Program Eviews merupakan perangkat lunak (software) komputer yang digunakan untuk membantu menghitung dan menganalisis penelitian yang dilakukan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat korelasi yang kuat (signifikan) dan positif antara suku bunga SBI terhadap suku bunga PUAB dan antara suku bunga intervensi rupiah terhadap suku bunga PUAB. Hal ini menggambarkan bahwa apabila ada pergerakan suku bunga SBI, suku bunga intervensi rupiah maka akan mempengaruhi pergerakan suku bunga PUAB. Berdasarkan hasil penelitian ini ada beberapa saran yang perlu diperhatikan yaitu perlu hati-hati dalam menetapkan besarnya suku bunga SBI dan suku bunga intervensi rupiah. Selain itu, perlu dipikirkan untuk menggunakan instrumen lain sebagai pengganti dan atau pelengkap agar Bank Indonesia dapat lebih fleksibel dalam menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter.
Depok: Universitas Indonesia, 2002
T11470
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Imran Eko Rusdianto
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh suku bunga SBI terhadap jumlah kredit yang disalurkan perbankan. Penelitian ini menggunakan data sekunder kredit, suku bunga kredit, suku bunga SBI, modal bank dan PDB periode 2007-2010. Pendekatan penelitian yang digunakan adalan pendekatan kuantitatif dengan menggunakan metode Vector Autoreggresion (VAR). Hipotesis yang akan diuji adalah variabel apa saja yang mempengaruhi jumlah permintaan dan penawaran kredit yang disalurkan perbankan pada periode tersebut. Hasil yang dari penelitian ini adalah penawaran kredit dipengaruhi secara signifikan oleh suku bunga SBI, suku bunga kredit dan modal bank itu sendiri. Sedangkan jumlah penawaran kredit dipengaruhi signifikan oleh suku bunga kredit dan PDB di Indonesia.
This study aims to analyze the effect of SBI on the amount of bank lending. The studies using secondary data of credit, interest rate credit, interest rate of SBI, the bank's capital and the GDP of the period 2007-2010. The research approach used is a quantitative approach using Autoreggresion Vector (VAR). Hypotheses to be tested is what are the variables that affect the demand and supply of banking loans extended during the period. Results of this study is the supply of credit is significantly affected by the SBI rate, mortgage interest ratesand bank capital itself. While the amount of credit supply significantly affected bymortgage interest rates and GDP in Indonesia.
Depok: Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Zulmi
Abstrak :
Tidak dapat dipungkiri bahwa program penjaminan pemerintah terhadap dana masyarakat telah mampu menumbuhkan kembali kepercayaan masyarakat terhadap perbankan nasional. Tumbuhnya kepercayaan masayarakat kepada perbankan terlihat dari mulai mengalirnya dana kepada perbankan, namun karena kondisi perekonomian dan sosial politik lainnya belum mendukung, bank-bank masih enggan untuk menyalurkan kredit kepada sektor riil. Akibatnya terjadi over likuid di pasar uang. Kondisi ini tidak mendukung terhadap ekonomi moneter di Indonesia. Salah satu piranti moneter yang digunakan oleh Bank Indonesia untuk mengendalikan jumlah uang beredar adalah Sertifikat Bank Indonesia (SBI). Kecenderungan peningkatan suku bunga SBI akhir-akhir ini adalah merupakan dampak upaya Bank Indonesia untuk mengurangi jumlah uang beredar. Dengan menaikkan suku bunga SBI diharapkan perbankan juga akan berupaya untuk menaikkan suku bunga agar lebih merangsang masyarakat untuk menempatkan uangnya di bank. Strategi Bank Indonesia tersebut tampaknya kurang/tidak memberikan hasil yang memuaskan. Kenaikan suku bunga SBI tidak secara baik diikuti oleh perbankan untuk menaikkan suku bunga baik deposito, antar bank maupun kredit. Kenaikan dan penurunan suku bunga SBI tidak direspon oleh suku bunga pasar secara simetris khususnya kredit. Pada periode suku bunga cenderung naik, perubahan suku bunga SBI hampir tidak direspon secara baik oleh perubahan suku bunga pasar. Sebaliknya pada periode suku bunga pasar cenderung turun, perubahan suku bunga pasar cenderung mengikuti perubahan suku bunga SBI. Dalam kondisi suku bunga turun, suku bunga kredit lebih rigid dibandingkan dengan suku bunga deposito dan Pasar Uang Antar Bank (PUAB). Hal ini dapat dipahami karena secara teori bank-bank akan berperilaku memaksimumkan profit dan meminimumkan biaya. Kegagalan Bank Indonesia mengendalikan suku bunga pasar akhir-akhir ini antara lain disebabkan dari belum berjalannya fungsi intermediasi perbankan dengan baik. Reknit- masih tingginya non performing loan (NPL), meningkatnya risiko kredit yang dihadapi bank serta amortisasi kerugian merupakan salah satu sebab enggannya perbankan menyalurkan kredit. Di sisi lain terdapat 581 dengan suku bunga relatif tinggi tanpa risiko. Kondisi ini memberikan alternatif yang menguntungkan bagi bank-bank untuk menanamkan dananya pada SBI dan pada kredit.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2002
T10467
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Bank Indonesia has applied the inflation Targeting Framework (ITF) to reach its single-final objective;stabilizing Rupiah reflected in the inflation and its exchange rate....
BEMP 11(1-2) 2008
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Tutang Wirachman
Abstrak :
Krisis ekonomi yang melanda Indonesia dan beberapa negara di kawasan Asia Tenggara sejak pertengahan tahun 1997, telah mewarnai perkembangan perekonomian Indonesia, dan dampaknya masih terus dirasakan dalam rentang waktu lima tahun ini. Gejala-gejala yang ditimbulkan oleh krisis ekonomi memberikan idea untuk melihat sampai seberapa jauh kondisi tersebut berpengaruh terhadap pasar modal, dengan melakukan penelitian terhadap pergerakkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Jakarta. Tujuan penelitian untuk melihat seberapa jauh gejolak ekonomi yang diwakili pergerakkan indikator pertumbuhan ekonomi (Gross Domestic Product), laju inflasi, tingkat bunga SBI dan kurs dollar Amerika, berpengaruh terhadap imbal hasil indeks IHSG di Bursa Efek Jakarta, pada kurun waktu tahun 1997 sampai tahun 2001. Pengumpulan data diperoleh dari data sekunder, dengan populasi yang dipilih sebagai objek riset adalah harga saham-saham yang telah listing di Bursa Efek Jakarta yang tergabung dalam indeks harga saham gabungan (IHSG), data pertumbuhan ekonomi (GDP), laju inflasi, bunga SBI dan kurs dollar Amerika, masing-masing sebanyak 20 sampel dari tahun 1997 sampai tahun 2001 dalam kwartalan. Model penelitian digunakan model persamaan regresi linier berganda, dimana variabel terikat adalah IHSG dan variabel bebas adalah GDP, laju inflasi, bunga SBI dan kurs dollar Amerika. Dari hasil analisis diperoleh gambaran bahwa pada dasarnya pengaruh indikator-indikator ekonomi tersebut secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang cukup signifikan terhadap imbal hasil indeks IHSG, dan dapat menjelaskan pengaruhnya sebesar 61,90% dan sisanya sebesar 38,10% dijelaskan variabel lainnya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa gejolak krisis ekonomi di Indonesia yang ditinjau dari pergerakkan indikator-indikator ekonomi diatas, pengaruhnya cukup signifikan terhadap naik turunnya imbal hasil indeks harga saham gabungan di Bursa Efek Jakarta.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
T 9787
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bey Sapta Utama
Abstrak :
Tesis ini bertujuan menganalisis alokasi investasi optimal di perusahaan asuransi jiwa syari'ah dan membandingkannya dengan di perusahaan asuransi konvensional. Instrurnen investasi yang paling utama adalah deposito, karena itu studi ini fokus pada alokasi deposito di berbagai bank, SWBI dan SBI. Hasil studi menunjukkan bahwa alokasi deposito eksisting yang dilakukan oleh perusahaan asuransi syari'ah PT. Syari'ah A belum optimal. Ada alokasi lain yang memberikan tingkat imbal hasil lebih tinggi dengan standar deviasi lebih kecil. Jika batasan investasi di satu bank diterapkan, diperoleh tingkat imbal hasil portfolio yang lebih tinggi, namun risiko pun meningkat. Artinya, batasan investasi maksimum di satu bank memaksa perusahaan mengalihkan investasinya dari instrumen yang kurang berisiko ke instrumen yang lebih berisiko, walaupun tingkat imbal hasilnya lebih besar. Alokasi optimal pada deposito di bank konvensional memberikan tingkat imbal hasil yang lebih tinggi dengan tingkat risiko yang lebih tinggi pula dibandingkan alokasi optimal di deposito mudharabah di bank syari'ah. Penyebabnya adalah, tingkat bunga deposito di bank konvensional sangat berkorelasi dengan tingkat bunga SBI yang berfluktuasi sangat tinggi, yang ditunjukkan oleh koefisien variasi yang besar, sepanjang periode pengamatan, sebagai respons dari kondisi ekonomi makro. Sedangkan tingkat imbal hasil dari bank syari'ah terkait kepada kondisi ekonomi riel yang dicerminkan oleh fluktuasi pada Indeks Harga Konsumen, yang relatif stabil dalam periode waktu yang sama.
This study analyzed the optimal investment allocation in syariah life insurance company and its conventional counterpart. The most important instrument is time deposit, therefore this study focus on allocation of time deposit, SWBI and SBI. The result showed that existing allocation in syari'ah life company studied, PT. Syari'ah A, was not optimal. There was another allocation with better rate of return and smaller variability. When the maximum limit of allocation on time deposit in each bank was introduced, the optimal allocation came out with higher rate of return and higher variability. It means that deposit limitation forces the investment to relocate to higher risk instruments. Optimal allocation in conventional banks by the counterpart conventional life insurance company yielded higher rate of return and higher variability than that in mudharabah deposit in syari'ah banks. The study showed that the return and variability in conventional deposit was highly correlated with SBI whose return and variability during the time horizon studied was high, whilst the mudharabah deposit is more correlated to real sector variable such as price index, that was less fluctuated.
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2003
T12059
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maria Handayani
Abstrak :
Adanya kecenderungan investor untuk melakukan investasi pada portfolio yang secara sosial dapat dipertanggungjawabkan serta meningkatnya ketertarikan investor pada investasi yang didasarkan indeks dibandingkan dengan bergantung pada active portfolio manager di Amerika, telah menjadi latar belakang penelitian Hakim dan Rashidian (2002) tentang risiko dan imbal hasil Dow Jones Islamic Market Index (DJIMI) terhadap W5000 dan 3m Tbill. Sedangkan semaraknya perkembangan yang terjadi pada industri perbankan Syariah di Indonesia, yang kemudian menuju ke arah meningkatnya kebutuhan akan instrumen keuangan Syariah di pasar modal Indonesia telah menjadi latar belakang penulis untuk mereplikasi penelitian Hakim dan Rashidian mengenai risiko dan imbal hasil Jakarta Islamic Index (JII) terhadap IHSG, LQ45, dan SBI. Kedua penelitian ini bertujuan untuk menjawab pertanyaan tentang bagaimana kinerja indeks saham Syariah, sebagai indeks yang calon emitennya perlu menjalani proses seleksi yang berdasarkan prinsip Syariah, jika dibandingkan dengan indeks saham konvensional dan alternatif investasi lain yang bebas risiko, dan kemudian mencoba menganalisis apakah terdapat hubungan kausalitas jangka pendek maupun jangka panjang di antara data lime-series. Untuk menganalisis kinerja antara JII, IHSG, LQ45, dan SBI periode Januari 2001 s/d Desember 2004 akan digunakan statistik deskriptif dan sharp ratio. Untuk menguji hubungan kausalitas, terlebih dahulu akan dilakukan uji unit root; dengan metode Augmented Dickey Fuller (ADF), dan uji kointegrasi; dengan prosedur yang dikembangkan oleh Johansen dan Juselius (1990) pada keempat data time-series. Sedangkan uji kausalitas akan dilakukan dengan mengestimasi dan menspesifikasi Vector Error Correction Model (VECM). Hasil penelitian yang dilakukan penulis tidak dapat memberikan dukungan sepenuhnya pada penelitian yang dilakukan oleh Hakim dan Rashidian (2002), hal ini dikarenakan adanya perbedaan karakteristik pada pasar modal dan pasar uang Amerika dan Indonesia. Tidak hanya itu, proses seleksi calon emiten indeks saham Syariah di Amerika berbeda dengan di Indonesia.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2005
T15631
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Trisiladi Supriyanto
Abstrak :
Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pengaruh struktur neraca yang tercermin dalam Rasio Rate Sensitive Asset (RSA) dan Rate Sensitive Liability (RSL), Financing to Deposit Rario (FDR), Interest Rate of Sertifikat Bank Indonesia (SBI), Capital Adequacy Ratio (CAR) dan Non Performing Financing (NPF) terhadap Net Margin di Bank Syariah Mandiri. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dari Laporan Publikasi Bank Syariah MandirL Sampel yang digunakan adalah Laporan Keuangan Bank Syariah Mandiri dari bulan Mei 2004 sampai dengan Mei 2009. Penelitian ini menggunakan model regresi berganda dengan data time series. Hasil Penelitian ditemukan bahwa indikator Net Margin dipengaruhi secara besama-sama oleh Rasio RSA/RSL, FDR, SBI, CAR dan NPF tetapi secara individu, banyak dipengaruhi secara signifikan oleh Rasio RSA/RSL, SBI dan CAR sedangkan FDR dan NPF tidak berpengaruh signifikan secara statistik.
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2009
T26928
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Florence Yeanne S.
Abstrak :
Proposal thesis ini membahas tentang Pengaruh Makroekonomi Terhadap Pertumbuhan Kredit Perbankan. Penelitian ini menggunakan metode Ordinary Least Square yang dapat mengestimasi dampak perubahan variabel-variabel independen yaitu Inflasi, Dana Pihak Ketiga, Nilai Tukar, NPL, SBI Rate, dan PDB terhadap variabel dependen yaitu pertumbuhan kredit perbankan. Hasil yang diperoleh dari analisis ini dapat digunakan oleh pengambil kebijakan dalam mengambil keputusan yang tepat dalam mengatasi permasalahan ekonomi makro yang terjadi. ......This thesis proposal is about the influence of macroeconomics to credit growth of banking. This research use Ordinary Last Square Method that can estimate the change of independent variable that is Inflation, DPK, Exchange Rate, Non Performing Loan, SBI Rate, and PDB to dependent variable that is credit growth of banking. The result of this research can be used by economic analyst to make the best solution that can solve economic problem.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2009
T26314
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Kumara Jati
Abstrak :
Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui ada/tidaknya perbedaan dampak shock pada perubahan suku bunga SBI, perubahan tingkat harga, dan perubahan kurs terhadap perubahan Net Interest Margin (NIM) bank umum dan bank berdasarkan kelompok kepemilikan serta mengetahui ada/tidaknya perbedaan antara variabel perubahan suku bunga SBI, perubahan tingkat harga dan perubahan kurs dalam mempengaruhi perubahan Net Interest Margin bank umum dan bank berdasarkan kelompok kepemilikan. Berdasarkan hasii analisis hubungan dinamis dengan menggunakan model VAR (Vector Autoregression) dapat disimpulkan adanya perbedaan dampak shock pada perubahan suku bunga SBI, perubahan tingkat harga dan perubahan kurs terhadap perubahan NIM antara bank umum, bank persero, bank BUSN (Bank Umum Swasta Nasional) devisa, bank BUSN non devisa, bank BPD (Bank Pembangunan Daerah), bank campuran dan bank asing. Perbedaan itu terlihat dari periode kapan respon positif/negatif dan saat menuju konvergen. Shock yang terjadi pada umumnya melalui transmisi kebijakan moneter dari suku bunga SBI berpengaruh ke suku bunga Pasar Uang Antar Bank (PUAB), kemudian berpengaruh ke suku bunga kredit/simpanan, setelah itu berpengaruh ke pendapatan/beban bunga, terakhir berpengaruh ke NIM. Analisis Impulse Response Function (IRF) memperlihatkan pada umumnya respon awal perubahan NIM dari shock perubahan SBI yang terjadi adalah negatif karena suku bunga SBI yang meningkat membuat suku bunga simpanan meningkat sehingga beban bunga meningkat menyebabkan NIM berkurang. Kemudian respon awal perubahan NIM dari shock perubahan tingkat harga pada umumnya positif karena tingkat harga membuat suku bunga SBI, suku bunga PUAB dan suku bunga kredit meningkat sehingga pendapatan bunga meningkat akhirnya NIM meningkat. Terakhir respon awal perubahan NIM dari shock perubahan kurs lebih banyak yang positif karena sumber dana dalam bentuk simpanan valas pada bank umum relatif besar sehingga bila rupiah terdepresiasi maka bank bisa mendapatkan keuntungan dari nilai apreasiasi valas serta jasa keuangan terkait valas. Hasil Variance Decomposition (VDCs) menghasilkan bahwa variabilitas NIM pada bank persero, bank BPD dan bank asing lebih bisa dijelaskan oleh inflasi karena bank persero dan bank BPD merupakan bank milik pemerintah dimana memiliki fokus yang sama dengan bank sentral dalam memperhatikan tingkat harga sedangkan bank asing juga lebih memperhatikan shock tingkat harga karena inflasi di Indonesia cukup tinggi dibandingkan negara bank asing itu berasal. Meskipun demikian perbankan nasional secara agregat lebih dipengaruhi SBI karena merupakan sasaran operasional Inflatlon Targeting Framework dan untuk menentukan spread. ......This research objective are to detect is there any differences between impact of shock in change of SBI, change of price level, and change of exchange rate to change of Net Interest Margin (NIM) commercial bank and bank category that divided by ownership; and to detect is there any difference between change of SBI, change of price level and change of exchange rate in effecting change of Net Interest Margin commercial bank and bank category that divided by ownership. The result of analysis relation dynamic with model VAR (Vector Autoregression) can be concluded that there are differences impact of shock in change of SBI, change of price level, and change of exchange rate to change of Net Interest Margin between commercial bank, State owned bank, foreign exchange commercial bank, non-foreign exchange commercial bank, regional development bank, joint venture bank, and foreign owned bank. This differences can be seen from what period positive/negative and when go to the convergent. Shock that happen generally through monetary policy transmission from SBI interest rate influence to inter-bank offered rate, then influence to credit/savings interest rate, then influence to income/charges from interest, then influence to NIM. Impulse Response Function (IRF) analysis show that generally early respond in change of NIM from shock change of SBI that occur is negative because SBI interest rate that increase can make saving interest rate increase then interest charges increase can cause NIM decrease. Then early respond change of NIM from shock change of price level generally positive because increasing of price level can make SBI interest rate, inter-barik offered rate, and credit interest rate increase until income from interest increase then NIM increase. Furthermore early respond change of NIM from shock change of exchange rate much more in positive because source of funds in foreign exchange savings in commercial bank relatively large so if rupiah depreciate then bank can have profit from foreign exchange appreciate and financial Service related to foreign exchange. Variance Decomposition (VDCs) result show that NIM variability in State owned bank, regional development bank and foreign owned bank can be explained more from inflation because State owned bank and regional development bank are owned by the govemment where have the same focus with Central bank in pay attention to price level, and foreign owned bank more focus in shock price level because inflation in Indonesia higher than where the foreign owned bank come from. In spite of national banking in aggregate more influence by SBI because it is operational target in Inflation Targeting Framework (ITF) and to make decision of spread.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2009
T26452
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>