Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
Hafizha Shabrina
"Latar Belakang: Stromal Cell-Derived Factor-1 SDF-1 mengkode protein SDF-1 yang berperan dalam angiogenesis dan metastasis sel kanker. Polimorfisme genetik SDF-1 G801A telah dilaporkan memiliki hubungan dengan kanker kepala leher KKL.
Tujuan: Mendeteksi polimorfisme genetik SDF-1 G801A pada penderita KKL dan individu sehat populasi Indonesia.
Metode: Sampel DNA tersimpan dari 50 penderita KKL dan 50 individu sehat dianalisis dengan metode PCR-RFLP dengan menggunakan enzim restriksi HpaII serta divisualisasi dengan elektroforesis.
Hasil: Polimorfisme genetik SDF-1 G801A terdeteksi sebesar 54 pada kelompok penderita KKL dan 74 pada kelompok individu sehat.
Simpulan: Polimorfisme genetik SDF-1 G801A terdeteksi pada penderita KKL dan individu sehat populasi Indonesia.
Introduction: Stromal Cell Derived Factor 1 SDF 1 gene encodes SDF 1 protein which plays roles in angiogenesis and metastasis of cancer cell. SDF 1 G801A genetic polymorphism has been reported to have an association with head and neck cancer HNC. Aims: To detect SDF 1 G801A genetic polymorphism in HNC patients and healthy subjects of Indonesian population. Methods: Stored DNA samples extracted from blood of 50 HNC patients and 50 healthy subjects were analyzed with PCR RFLP method using HpaII restriction enzyme and visualized by electrophoresis. Results: There were 54 and 74 SDF 1 G801A genetic polymorphisms detected in HNC samples and healthy subject samples. Conclusion: SDF 1 G801A genetic polymorphism was detected in HNC patients and healthy subject of Indonesian population."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2016
S-Pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Alvian Dumingan
"Sekretom stem cell dapat menjadi pilihan sebagai terapi adjuvan stroke karena efek neuroprotektif dan neuroregeneratifnya. Efek ini muncul karena faktor parakrin seperti Brain Derived Neurotrophic Factor (BDNF) dan Stromal-Cell Derived Factor-1 (SDF-1) yang dapat diinduksi dengan prekondisi hipoksia. Selama ini model uji produk terapi baru untuk stroke belum dapat menggambarkan keadaan sesungguhnya yang mendekati terapi stroke di manusia. Sekretom dari umbilical cord M. fascicularis yang ketersediaannya berlimpah sebagai limbah pembiakan hewan uji vaksin PT Bio Farma, diharapkan dapat menjadi model uji yang baik karena memiliki kemiripan secara genetik dengan manusia. Penelitian ini melakukan optimasi prekondisi hipoksia pada Umbilical Cord MSC (UCMSC) Macaca fascicularis. Isolasi dan kultur UCMSC dilakukan pada medium MEM dengan suplementasi 20% FBS. Karakterisasi fenotipik dilakukan dengan flow-cytometry sementara karakterisasi diferensiasi menggunakan kit kemudian diamati secara mikroskopis. Prekondisi hipoksia 1%, 3% dan 5% dikerjakan dalam inkubator dua gas. Konsentrasi BDNF dan SDF-1 dipantau menggunakan metode ELISA. UCMSC Macaca fascicularis telah berhasil dikultur dan dikarakterisasi dalam hal fenotip dan diferensiasi. Prekondisi hipoksia mampu menginduksi sekresi BDNF hingga 264 pg/mL dan SDF-1 hingga 666 pg/mL. Kesimpulan penelitian ini menunjukkan profil prekondisi hipoksia dengan oksigen 3% dapat menginduksi sekresi BDNF dan SDF-1 yang paling optimal, dibandingkan dengan hipoksia 1% dan 5%.
Stem cell secretome may offer a promising option as adjuvant therapy for stroke due to its neuroprotective and neuroregenerative effects. These benefits are attributed to paracrine factors like Brain-Derived Neurotrophic Factor (BDNF) and Stromal-Cell Derived Factor-1 (SDF-1), which can be enhanced through hypoxic preconditioning. Current testing models for stroke therapies often fail to accurately replicate human stroke conditions. The secretome from the umbilical cord of Macaca fascicularis, a by-product of vaccine test animal breeding at PT Bio Farma, is considered a viable model due to its genetic similarity to humans. This research aims to optimize hypoxia preconditioning in Umbilical Cord MSC (UCMSC) from Macaca fascicularis. UCMSC were isolated and cultured in MEM medium with 20% FBS, and characterized phenotypically by flow cytometry while differentiation characterization using kits was then observed microscopically. Hypoxia preconditioning at 1%, 3%, and 5% oxygen levels was conducted in a two-gas incubator. BDNF and SDF-1 concentrations were measured by ELISA. Results showed that UCMSC could be successfully cultured and characterized, with 3% oxygen hypoxia preconditioning inducing the highest levels of BDNF (264 pg/mL) and SDF-1 (666 pg/mL), compared to 1% and 5% oxygen levels."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library