Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 42 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fuat Iskandar
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan menganalisis pelaksanaan program pendampingan penyelenggaraan pendidikan kejuruan dengan mengambil studi kasus di Universitas Sebelas Maret, Surakarta dengan menggunakan model CIPP ( Context, Input, Process, Product ). Subyek penelitian adalah Pejabat Direktorat Pembinaan SMK, koordinator program di Perguruan Tinggi, Dosen pembimbing lapangan, bendahara program, peserta program, kepala sekolah serta guru pamong. Hasil penelitian pada komponen konteks menunjukan adanya relevansi dan hubungan yang kuat antara program pendampingan dengan tujuan dari stakeholder yang terlibat yaitu pihak Direktorat Pembinaan SMK, perguruan tinggi pelaksana dan sekolah kejuruan, pada komponen input institusi pelaksana merupakan perguruan tinggi yang memiliki program studi yang dibutuhkan di sekolah kejuruan serta mampu menyediakan peserta dengan program studi yang sesuai dengan program keahlian di sekolah kejuruan yang menjadi sasaran, pada komponen proses menunjukan adanya living cost peserta yang kurang mencukupi serta waktu pelaksanaan yang kurang optimal dikarenakan kurang sesuai dengan tahun ajaran sekolah, dan dari komponen product menunjukan bahwa semua peserta telah memberikan manfaat bagi sekolah dalam pelaksanaan program pembelajaran di sekolah baik aspek teaching maupun nonteaching. ...... This study aims to analyze the implementation of vocational education assistance program administration by taking a case study at the University of March, Surakarta using CIPP Model (Context, Input, Process, Product). Subjects were Officer Directorate of Vocational, program coordinator at the University, Lecturer of the field supervisor, treasurer of the program, program participants, principals and teachers officials. The results show the components of the relevance and context of the strong relationship between the mentoring program with the aim of the stakeholders involved, namely the Directorate of vocational school, college and vocational school executive, the input component of the implementing institutions are universities that have courses that are needed in schools vocational and able to provide participants with an appropriate program of study with expertise in vocational education programs that are targeted, the component indicates the presence of living cost as well as those who lack sufficient implementation time is less than optimal due to lack of fit with the school year, and the product of the components showed that all participants have provided benefits to schools in the implementation of learning programs in both school and non-teaching aspects of teaching.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
T30979
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ali Basyah
Abstrak :
Abstrak
Kemajuan negara dicapai dari seberapa besar lulusan pendidikannya dapat menghasilkan wirausaha. Apabila lebih dari 4% lulusan dapat menjadi wirausaha maka kemajuan negara mudah dicapai. SMK memiliki aims pada lulusannya yang dikenal dengan BMW yaitu bekerja, melanjutkan dan berwirausaha. Kelas wirausaha Multimedia diharapkan meningkatkan minat dan kemampuan siswa terjun dalam wirausaha khususnya technopreneur. Minat siswa SMK setelah lulus hampir 65% ingin bekerja, 33% ingin melanjutkan, hanya 2% siswa yang berminat berwirausaha terutama yang berlatar belakang keluarga pengusaha. Mata Pelajaran Produk Kreatif dan Kewirausahaan pada Kurilkulum 2013 revisi 2017 ini menerapkan program Kelas Terbalik (Flipped Classroom) untuk menumbuhkan semangat berwirausaha yang maksimal. Studi pada tahun 2017 didapatkan bahwa minat awal siswa berwirausaha hanya 3%, pada semester ganjil dapat tumbuh hingga mencapai 30% sedangkan diakhir semester genap (kelulusan) berdasarkan penelusuran minat terjun dalam technopreneur mencapai 55%. Dengan rincian 34% murni berwirausaha baru, 12% melanjutkan usaha keluarga dan melanjutkan studi, 54% berwirausaha sambil melanjutkan studi. Kesimpulan dari studi ini adalah melalui Flipped Classroom Material dapat menumbuhkan minat berwirausaha pada siswa Kelas XII Multimedia SMK Negeri 1 Mojokerto.
Jakarta: Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan, KEMENDIKBUD, 2018
371 TEKNODIK 22:1 (2018)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
ABSTRAK
Jika diperhatikan karakteristik pengangguran menurut kelompok umur, sebesar 69 persen penganguran adalah berusia muda (15-29 tahun) di tahun 2010, angka tersebut meningkat menjadi 75 persen di tahun 2014. Lebih lanjut, apabila ditinjau dari segi tingkat pendidikan, menunjukkan bahwa lebih dari separuh jumlah pengangguran adalah terdidik (berpendidikan SMA ke atas). Tingkat pengangguran terbuka angkatan kerja terdidik yang konsisten tinggi adalah yang berpendidikan Sekolah Kejuruan (SMK). Lulusan SMK yang diharapkan siap memasuki pasar kerja, dengan dibekali keterampilan khusus, namun justru TPT nya memperlihatkan paling tinggi dibandingkan dengan tingkat pendidikan tinggi lainnya. Tujuan umum kajian ini adalah untuk memperoleh gambaran lulusan SMK di pasar kerja melalui tracer study di provinsi/wilayah terpilih. Selain itu, secara khusus studi ini ingin mengetahui: 1. Alasan menunda untuk memperoleh pekerjaan setelah lulus (menganggur) 2. Keinginan untuk melanjutkan studi 3. Karakteristik sosial ekonomi keluarga siswa SMK 4. Lama mencari pekerjaan (job search) 5. Persyaratan-persyaratan untuk mendapatkan pekerjaan 6. Jenis pekerjaan dan lapangan pekerjaan setelah lulus SMK 7. Upah/penghasilan setelah lulus SMK 8. Kepuasan dalam pekerjaan 9. Mobilitas pekerjaan dalam 1 tahun terakhir 10. Harapan dan motivasi lulusan SMK tentang dunia kerja Kajian ini menggunakan dua tahapan, yaitu Pertama, mengolah data sekunder yang bersumber dari data BPS yaitu Sakernas tahun 2013, 2014, 2015 dan 2016 yang dapat menggambarkan kondisi, pola dan kecenderungan lulusan SMK tersebut dalam pasar kerja. Selain melakukan analisis data sekunder, dilakukan pula kajian tentang kondisi SMK, ketenagakerjaan dan peluang kerja dari berbagai kajian lain yang pernah dilakukan. Kedua, penelitian juga dilakukan dengan survei lapangan terhadap lulusan SMK dengan menggunakan cara penelusuran lulusan SMK tahun 2013, 2014, 2015 dan 2016. Survei dilakukan dengan penyebaran angket melalui PT. Pos Indonesia yang dikirimkan ke BKK yang dipilih. Cara ini dilakukan mengingat bahwa jumlah lulusan SMK cukup besar dan tersebar di berbagai daerah serta keterbatasan waktu penelitian. Adapun angket tersebut berisi tentang pertanyaan yang menyangkut identitas lulusan, asal SMK, program studi, kegiatan yang dilakukan serta jenis, status pekerjaan, lapangan kerja, jam kerja dan upah serta lamanya tenggang waktu dari lulus sekolah sampai memperoleh pekerjaan. Hasil kajian menemukan beberapa fakta sebagai berikut: Sebagian besar lulusan SMK yang menjadi responden lulus tahun 2015. Menurut jenis kelamin, sebagian besar alumni SMK yang berpartisipasi dalam survei ini adalah perempuan (63%). Sebagian besar lulusan SMK yang menjadi responden berusia antara 19-21 tahun, namun ada juga yang berusia 23-25 tahun. Bidang keahlian lulusan SMK sebagian besar adalah bisnis manajemen (51,9%) disusul dari dari bidang keahlian teknologi informasi dan komunikasi (16,1%) dan pariwisata (13,2%), sisanya dari bidang keahlian lainnya. Lulusan SMK dari bidang keahlian bisnis dan manajemen, kesehatan, pariwisata, seni pertunjukan sebagian besar adalah perempuan (di atas 50%), namun untuk bidang keahlian teknologi dan rekayasa dan teknologi dan informasi didominasi laki-laki. Program keahlian lulusan SMK yang berpartisipasi dalam survei ini berasal dari 32 program keahlian dengan rincian sebagai berikut: 24,8% berasal dari program keahlian Keuangan, 16,2% berasal dari Teknik Komputer Dan Informatika, dan 15,2% dari Administrasi, sisanya tersebar pada program keahlian lainya. Lulusan SMK yang berstatus sebagai angkatan kerja sebanyak 1.198 orang (88,02%) berstatus bekerja dan 63 (11,98%) berstatus sebagai penganggur terbuka. Lebih banyak penganggur laki-laki dibandingkan dengan perempuan. Semakin muda tahun kelulusannya semakin tinggi persentase mereka yang berstatus sebagai penganggur. Dari 63 lulusan tahun 2016, mereka yang bekerja sebesar 50 (79,37%) dan yang menganggur sebanyak 13 orang (20,63%). Makin lama tahun kelulusan makin mengecil persentase mereka yangberstatus sebagai penganggur. Rata-rata lama mencari kerja adalah 5,6 bulan dengan maksimum lama mencari kerja 36 bulan. Para lulusan SMK ini sebagian besar baru mencari kerja selama 1-3 bulan, sedangkan lainya lebih lama dari 3 bulan. Jika diperhatikan dari tahun lulusan, maka sebagian besar pencari kerja merupakan lulusan pada tahun-tahun yang terakhir. Tenaga usaha penjualan dan tenaga usaha jasa mendominasi jenis pekerjaan para lulusan SMK. Diperkirakan karena jenis pekerjaan inilah yang tersedia dengan relatif banyak dan lebih mudah dimasuki mereka. Lapangan usahanya adalah sebagian besar terutama di bidang perdagangan besar dan eceran;reparasi dan perawatan mobil dan sepeda motor. Sementara, status pekerjaan para lulusan SMK ini sebagian besar adalah buruh/karyawan/ pegawai yang bekerja secara penuh waktu. Mereka umumnya mendapatkan upah/penghasilan dibawah 4 juta rupiah. Sangat sedikit yang berpenghasilan di atas 4 juta rupiah per bulan.
Direktorat Pembinaan SMK, Ditjen Pendidikan Dasar dan Menengah, Kemendikbud, 2016
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Padang Wicaksono
Abstrak :
ABSTRAK
Dalam rangka menciptakan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi dan sesuai dengan Rencana Pembangunan Menengah Nasional (RPJMN ) 2015-2019, pemerintah menyiapkan strategi yaitu membangun 8 Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), 14 Kawasan Industri (KI) di luar Jawa, 4 Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas (KPBPB). KEK, KI dan KPBPB akan dikembangkan melalui pembangunan industri manufaktur berbasis pertanian, perkebunan dan perikanan, pertambangan, pembangunan smelter, pariwisata, dan perdagangan internasional. Ada 15 provinsi yang menjadi fokus kajian ini karena provinsi tersebut menjadi tempat lokasi pusat pertumbuhan ekonomi (KEK, KI, KPBPB). Percepatan pembangunan pusat-pusat pertumbuhan tadi akan membutuhkan sumber daya manusia terutama lulusan SMK untuk mengisi tenaga-tenaga pelaksana di berbagai industri dan jasa. Karena itu perlu adanya pemetaan paket keahlian SMK yang sesuai dengan sektor yang akan dikembangkan di pusat pertumbuhan ekonomi Tujuan kajian ini adalah mengkaji dan memetakan relevansi antara Program Keahlian/Paket Keahlian SMK dengan karakterisktik perekonomian suatu wilayah /propinsi dimana pusat pertumbuhan berkembang. Kajian ini menggunakan mixed method, yaitu pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Pendekatan kuantitatif dilakukan dengan menganalis data sekunder dari BPS (Sakernas dan PDRB) dan dari Kemendikbud (Data SMK-Dapodik). Pendekatan kualitatif dilakukan dengan melakukan wawancara mendalam dengan pemangku kepentingan SMK. Hasil kajian menemukan bahwa di beberapa provinsi terjadi mismatch antara lulusan SMK dengan penyerapan tenaga kerja di dalam provinsi tersebut, misalnya lulusan SMK dari komputer dan jaringan kurang terserap dalam pasar kerja, padahal jumlah SMK yang mengajarkan paket tersebut cukup banyak. Hal ini karena sekolah umumnya membuka program tersebut berdasarkan minat siswa bukan dari permintaan pasar kerja. Penyerapan lapangan kerja di sektor perdagangan terutama perdagangan eceran dengan jabatan sebagai tenaga penjualan banyak ditemukan di hampir semua provinsi yang menjadi fokus kajian. Ditemukan pula, lulusan SMK yang bekerja sebagai pekerja kasar di sektor konstruksi. Paket keahlian di SMK di masing-masing provinsi pada umumnya sudah sesuai dengan sektor yang akan dikembangkan di pusat-pusat pertumbuhan, namun jumlah sekolah yang mengajarkan paket keahlian jumlah kurang, sehingga perlu ditambah. Sebagai contoh KEK Palu dan KI Palu yang akan dikembangkan adalah Industri manufaktur (Alat berat, otomotif, elektrik), Industri agro, Industri Industri smelter, Logistik. Paket keahlian yang relevan ada 12 namun banyak yang harus ditambah misalnya paket keahlian Geomatika, Teknik Elektronika Industri, Teknik Alat Berat, Kimia Industri, Budidaya Rumput Laut. Kajian ini merekomendasikan agar pemerintah menambah paket keahlian yang sesuai dengan sektor-sektor yang akan dikembangkan di pusat-pusat pertumbuhan dan mengurangi paket-paket keahlian yang kurang sesuai dengan pasar kerja di provinsi tersebut. Pembukaan paket keahlian sebaiknya melibatkan pihak DUDI agar kurikulum yang akan diajarkan sesuai dengan permintaan industri atau jasa.
Direktorat Pembinaan SMK, Ditjen Pendidikan Dasar dan Menengah, Kemendikbud, 2015
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Tujuan penyelenggaraan pendidikan sekolah menengah kejuruan (SMK) adalah untuk menyiakan peserta didik agar siap bekerja pada bidang tertentu.....
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Tujuan penulisan artikel dimaksudkan untuk memberi gambaran dan masukan bagi para guru SMK yang akan disertifikasi agar mencapai paling tidak skor minimal tersebut. hasil penilaian portofolio tidak dapat di peroleh dengan mudah....
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Hera Khairunnisa
Abstrak :
ABSTRAK
Tujuan dari kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) ini adalah untuk memberikan pengetahuan dasar ekonomi syariah bagi siswa-siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Muhammadiyah Cianjur. Tujuan kegiatan PKM ini didorong oleh ketiadaan program ekonomi yang berpotensi memfasilitasi dan memberi wawasan keuangan syariah. Wawasan keuangan syariah patut untuk diketahui siswa SMK Muhammadiyah sebab siswa-siswa SMK tersebut merupakan SDM yang potensial dalam mendukung perkembangan lembaga keuangan syariah di Indonesia. Solusi nyata yang diberikan dalam kegiatan PKM ini adalah pelatihan keuangan syariah yang dipaparkan melalui metode workshop yang berisikan pemarapan materi dari pembicara serta sesi tanya jawab. Materi pelatihan keuangan syariah ini yaitu sejarah perkembangan ekonomi islam, lembaga keuangan syariah, akad-akad transaksi syariah, dasar akuntansi syariah, dan pengenalan laporan keuangan syariah.
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka, 2018
300 SYU 1:2 (2018)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Syaeful Akbar
Abstrak :
Kalimantan Timur, khususnya Balikpapan merupakan sektor energi sehingga banyak terdapat industri perminyakan, gas, dan pertambangan, termasuk industri pendukung seperti alat berat, dan otomotif (light vehicle). Sinkronisasi elemen kompetensi SMK terhadap stakeholders/industri adalah mutlak harus dikuasai siswa/siswi SMK. Salah satu kompetensi dalam bidang alat berat, dan otomotif adalah kompetensi air conditioning (AC). Penguasaan kompetensi AC menjadi penting demi menunjang perangkat kerja alat berat, dan otomotif. Minimnya kompetensi guru dan alat praktek AC di sekolah menjadi latar belakang dilakukannya kegiatan pelatihan kompetensi AC bagi para guru SMK bidang keteknikan. Tujuan kegiatan pelatihan adalah peningkatan kompetensi AC bagi pada guru, dan mampu membuat alat praktek AC secara mandiri. Materi teori meliputi konsep AC, sistem kerja, perhitungan dan desain AC, dan refrigerant. Kegiatan praktek menitikberatkan pada perancangan, perakitan, dan pembuatan alat praktek AC. Penilaian keberhasilan pelatihan dilakukan menggunakan perangkat kuesioner yang dibagikan kepada peserta pelatihan. Variabel penilaian meliputi efisiensi waktu, kualitas materi, kualitas narasumber, sarana prasarana teori/praktek, dan pelayanan panitia. Berdasarkan hasil penilaian bahwa pelatihan telah diselenggarakan dengan baik. Diakhir kegiatan pelatihan, dilakukan penyerahan alat praktek AC yang digunakan dalam kegiatan pelatihan kepada salah satu SMK peserta pelatihan.
Yogyakarta : Sekolah Tinggi Teknologi Adisutjipto, 2020
600 JPM 3:1 (2020)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
A.P. Widiastuti
Abstrak :
Pendidikan mempunyai peranan yang penting dalam peningkatan kuaiilas sumber daya manusia. Pendidikan dapat mempengaruhi secara penuh pertumbuhan ekonomi suatu negara. Negara yang memiliki penduduk dengan tingkat pendidikan yang tinggi akan mempunyai tingkat pertumbuhan ekonomi yang pesat pula. Oleh karena itulah pendidikan merupakan nvestasi dalam sumber daya manusia yang sangat penting. Di negara kita selama ini pendidikan tidak pernah dianggap sebagai suatu masalah yang kuat, seperti masalah ekonomi dan politik yang mampu mempengaruhi banyak hal. Akibatnya alokasi dana pemerinlah untuk anggaran pendidikan relatif tidak besar. Untuk tahun 2001 misalnva, alokasi dana APBN untuk sektor pendidikan hanyalah Rp 2,8 triliun. Dari keseluruhan jumlah anggaran tersebut separuh lebih (Rp 5,4 triliun) digunakan untuk belanja rutin dan sisanya untuk belanja pembangunan. Dana yang kecil ini, terutama untuk belanja rutin, diperuntukkan hanya unluk membayar gaji guru yang jumlahnya sangat besar dan tersebar di seluruh Indonesia. Maka dapat dibayangkan berapa besar dana yang diperuntukkan bagi pembiayaan sarana dan prasarana pendidikan di setiap sekolah. Di era otonomi dan desentralisasi saat ini, melalui PP No. 105 tahun 2000, telah menggariskan perlunya Pemerintah Daerah (Pemda) untuk mengetahui besarnya biaya dari kegiatan-kegiatan pelayanan yang akan dilakukannya (termasuk biaya di bidang pendidikan). Pengetahuan ini merupakan langkah awal untuk Pemda agar dapat menyusun anggaran kinerja, sebagaimana yang oleh PP tersebut dikatakan mesti disusun oeh Pemda. Oleh karena itu, tesis ini mencoba melakukan perhitungan terhadap biaya penyelenegaraan pendidikan melalui perhitungan terhadap total dan unit cost kegiatan pendidikan. Selain itu penelitian ini mencoba untuk menghitung besarnya subsidi pendidikan yang layak diberikan ke suatu sekolah berdasarkan hasil perhitungan total dan unit cost tersebut. Karena keterbatasan waktu dan biaya, maka penelitian ini dibuat sebagai suatu studi kasus yang memfokuskan kajiannya pada sekolah menengah kejuruan (SMK), dengan mengambil sampel SMKN 10 dan SMK Cahaya Sakti di Jakarta. Sedangkan keseluruhan informasi yang dijadikan sandaran penelitian ini adalah selama tahun kalender 2001 (mulai bulan Januari sampai Desember 2001). Untuk melakukan perhitungan total dan unit cost banyak sekali metode yang dapat digunakan. Penelitian ini menggunakan 2 metode yaitu metode double distribution untuk SMKN 10 Jakarta dan metode tradisional untuk SMK Cahaya Sakti Jakarta. Dari hasil penelitian ini dengan metode tersebut di atas, maka didapatkan-bahwa total cost penyelenggaraan pendidikan di SMK membutuhkan dana besar. Unit cost di SMK yang dijadikan sampel dalam penelitian ini iuga sangat besar jumlahnya. Sementara di sisi lain penermaan yang didapatkan SMK tidak sebanding dengan pengeluaran yang harus dikeluarkan sekolah untuk membiayai kegiatan pendidikannya. Sehingga SMK selalu mempunyai masalah defisit pada keuangannya. Hal ini sangatlah mengganggu kelancaran proses pengajaran di SMK. Untuk itulah maka subsidi pemerintah untuk SMK sangat dibutuhkan. Tetapi seperti telah diketahui bersama, alokasi dana pemerintah untuk sektor pendidikan tidaklah besar. Oleh karena itu subsidi yang seharusnya diberikan pemerintahpun sangatlah terbatas. Padahal SMK membutuhkan dana yang tidak sedikit terutama untuk melakukan kegiatan praktek bagi siswa/i-nya. Bagi SMK negeri maupun swasta yang dijadikan sampel penelitian ini, subsidi mutlak diperlukan. Tetapi sampai saat ini, baru SMK negeri saja yang mendapatkan prioritas bantuan dari pemerintah. Sedangkan SMK swasta lebih banyak mencari jalan keluar sendiri untuk memecahkan masalah ini. Disini terjadi ketimpangan yang men}buat SMK swasta merasa dianaktirikan oleh pemerintah. Padahal bagaimanapun juga keterlibatan swasta dalam menyediakan pendidikan di negara kita sangat dibutuhkan dan sangat memberikan kontribusi yang besar. Jadi sebaiknya pemerintah harus lebih arif dalam memberikan perhatiannya (terutama masalah pembagian dana bantuan) kepada SMK negeri maupun kepada SMK swasta.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2003
T9919
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
A. Zamili
Abstrak :
Musibah krisis yang melanda beberapa negara di belahan dunia termasuk Indonesia pada akhir dekade 1998 hingga sekarang merupakan salah satu penyebab mundurnya perekonomian. Dengan melemahnya perekonomian masyarakat, maka kemampuan dunia industri untuk memproduksi barang kebutuhan masyarakat semakin rendah termasuk di sektor pendidikan. Keterbatasan kemampuan pemerintah menyelenggarakan pendidikan dan ditambah lagi dengan terpuruknya ekonomi masyarakat yang berakibat pada lemahnya kemampuan untuk membiayai pendidikan anggota keluarganya, maka efisiensi di bidang pendidikan merupakan pokok bahasan yang penting untuk dikaji. Meskipun keterbatasan daya dan dana, melaksanakan efisiensi pendidikan tidak harus mengorbankan kualitas pendidikan, kualitas yang telah dicapai harus dipertahankan, di samping itu upaya meningkatkan kualitas tidak boleh surut. Salah satu pertanyaan penting berkaitan dengan upaya rneningkatkan efisiensi sistem pendidikan adalah, sejauh mana tingkat efisiensi internal SMK-KBM di kotamadya Jakarta Timur (Jakarta Timur Dua). Tujuan penelitian yang dilakukan adalah untuk mengungkap besamya biaya perseorangan yang harus ditanggung oleh peserta didik dan biaya sosial yang harus ditanggung oleh masyarakat. Di samping itu, untuk mengukur tingkat efektivitas dan tingkat efisiensi internal program pendidikan SMK-KBM di wilayah Kotamadya Jakarta Timur (Jakarta Timur Dua). Populasi penelitian ini adalah siswa SMK-KBM dengan berbagai jenjang akreditasi (Negeri, Disamakan, dan Diakui. Sampel penelitian sebesar 400 siswa yang terdiri dari tiga program studi yaitu Akuntansi, Sekretaris, dan Manajemen Bisnis yang tengah duduk di kelas satu, dua dan tiga. Pengambilan sampel dilaksanakan dengan menggunakan teknik Strata fied Proporsional Random Sampling. Untuk mengungkap besarnya biaya digunakan tiga instrumen berupa kuesioner yaitu untuk sekolah, untuk kepala sekolah guru dan staf, dan untuk siswa. Masing-masing instrumen sebelumnya telah diujicobakan dan memenuhi syarat. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan statistik parametrik : Uji Normalitas data, Anova Single Factor, Anova Two Factor With Replication dan statistik Nonparametrik untuk uji Homoginitas dan Korelasi. Dari hasil perhitungan-perhitungan dan analisis didapatkan bahwa besarnya biaya perseorangan kelas satu lebih tinggi bila dibandingkan dengan biaya kelas dua dan kelas tiga. Kemudian jenis program studi tidak mempengaruhi biaya perseorangan. SMK-KBM status diakui lebih efektif dan efisien bila dibandingkan dengan SMK-KBM Negeri dan Disamakan.
2001
T10532
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5   >>