Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 11 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rostiati N.
Abstrak :
ABSTRAK
Sagu merupakan salah satu sumber karbohidrat yang cukup potensial, dapat dimanfaatkan sebagai substrat dalam industri Protein Sel Tunggal (PST). Mikroorganisme yang banyak digunakan dalam industri tersebut adalah khamir, antara lain Candida tropocalis yang memiliki enzim amilase. Dalam penelitian ini, khamir Candida tropicalis ditumbuhkan pada medium sagu (0,5 %, b/v), ditambah yeast extract sebagai sumber vitamin serta mineral yang terdiri atas (NH4)2SO4, KH2PO4, MgSO4.7H2O, dan CaCl2.2H2O. Medium diinokulasi dengan suspensi Candida tropicalis (2 %, v/v). Fermentasi berlangsung dengan pengocokan secara resiprokal (125 rpm), pada suhu 30 derajat Celsius, selama 48 jam. Pertumbuhan khamir diukur dengan Spektrofotometer ?Spectronic 20 Bausch & Lomb? pada panjang gelombang 640 nm. Hasil yang diperoleh ialah , Candida tropicalis tumbuh lebih baik pada medium sagu yang telah diperkaya dengan yeast extract dan mineral, pada suhu 30 derajat Celsius.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1986
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zubaidah
Abstrak :
Indonesia memiliki beraneka ragam tanaman yang kaya akan karbohidrat, antara lain sagu dan ketela pohon. Baik tapioka yang merupakan hasil olahan dari ketela pohon, maupun sagu, keduanya dapat dimanfaatkan sebagai substrat Protein Sel Tunggal (PST). Dengan enzim amilase yang dimilikinya, Clamydomucor oryzae dapat memanfaatkan sagu dan tapioka untuk pertumbuhannya. Untuk mendapatkan pertumbuhan Clamydomucor oryzae, maka pada sagu dan tapioka perlu ditambahkan ekstrak taoge yang terutama sebagai sumber vitamin. Dalam penelitian ini, diuji pertumbuhan Clamydomucor oryzae pada medium sagu broth 0,5%, tapioka broth 0,5%, ekstrak taoge 10 %, sagu 0,5% + ekstrak taoge 10%, dan pada medium tapioka 0,5% + ekstrak tauge 10%. Fermentasi dilakukan pada suhu 35 derajat Celsius, pH 6,0 selama 7 hari. Pengukuran dilakukan melalui berat kering biomasa Chlamydomucor oryzae. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa Chlamydomucor oryzae tumbuh lebih baik pada medium sagu dan tapioka yang ditambahkan ekstrak taoge, jika dibandingkan dengan pertumbuhannya pada medium lainnya. Pertumbuhan Chlamydomucor oryzae juga lebih baik pada pada medium ekstrak taoge, dibandingkan pertumbuhannya pada medium sagu dan tapioka murni.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Indonesia, 1986
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Abstrak :
Merupakan makanan yang populer di Indonesia. Pada umumnya mi dibuat dari tepung terigu dan beberapa diantaranya dari pati. Mi berbahan baku pati yang ada dipasaran antara ;lain adalah soun (dari tapioka), bihun (dari beras) dan mi gleser (dari sagu) (Purwarni dan harimurti 2005)...
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Djaka Soehendera
Abstrak :
Karya tulis ini menguraikan pengaruh program pembangunan terhadap aspek kehidupan penduduk desa Tabbeyan, khususnya akses mereka terhadap sumber daya, terutama sagu. Sebagai responnya, media 'sistem' kekerabatan yang ada kemudian diaktifkan oleh banyak penduduk dalam rangka mempermudah perolehan sumber daya (ekonomi). Perolehan sumber daya itu dianggap bertambah sulit (atau bertambah dibutuhkan), antara lain, karena adanya proses pembangunan yang dilaksanakan di desa Tabbeyan. Tesis ini seolah-olah berfokus pada kaitan antara tiga aspek yang nampaknya otomatis berhubungan sebab-akibat; yaitu aspek program pembangunan, aspek 'sistem' kekerabatan dan aspek perolehan sumber daya (ekonomi, terutama sagu). Padahal bila diamati dengan seksama, uraian tesis ini berusaha menghindari anggapan terjadinya hubungan sebab akibat secara otomatis di antara ketiga aspek tersebut. Fokus perhatian untuk analisa dan uraian tesis ini berlingkup pada aspek kekerabatan. Gejala proses kekerabatan itu sendiri pada sisi tertentu berkaitan dengan beberapa hal yang patut diberi perhatian, antara lain, apakah 'sistem' penggunaan nama fam (suku bosena) di belakang nama seseorang memang baru digunakan atau sudah dari sejak dulu. Hal lain misalnya, terjadi pula berbagai 'aturan' kekerabatan yang bila dilihat dari sudut disiplin hukum adat harusnya ditaati dan dilaksanakan, namun seringkali dilanggar. Namun demikian, metode kajian terhadap 'sistem' kekerabatan ini bukan semata-mata dilaksanakan demi 'sistem' itu sendiri, tetapi akan disusuri kaitannya-langsung maupun tidak-dengan proses sosial lainnya. Jadi, kajian pada aspek kekerabatan itu dikaitkan dengan kegiatan ekonomi, upaya pelaksanaan pengamanan di desa, maupun dengan hak dan kewajiban yang berkaitan dengan pemilik lang bina (hak milik atas tanah) serta hubungan-hubungan lainnya. Contohnya, ketika penduduk Tabbeyan mulai merasakan kelangkaan sagu (akhir 1988), maka sebagian dari mereka kemudian sengaja 'mengaktifkan' ikatan kekerabatan yang sudah ada, dan sebagian lagi mulai mengikutinya. Dengan memiliki hubungan kerabat pada pemilik lang bina (hak milik atas tanah), maka orang yang bersangkutan merasa ikut berwewenang untuk memperoleh sagu dari para kerabatnya. Dan, pada beberapa kesempatan upaya 'pengaktifan' ikatan kekerabatan ini juga dilakukan berkenaan dengan perolehan sumber daya (ekonomi) lain, seperti pinang, sirih, bahkan juga rokok, supermie dan sardines. Namun demikian, pengaktifan ikatan kekerabatan yang ada pun, pada kenyataannya, tidak selalu menjadi media yang ampuh dalam mendapatkan berbagai sumber daya tersebut. Kadangkala, ikatan kekerabatan nampak tidak diperdulikan oleh beberapa orang pemilik lang bina (hak milik atas tanah). Pengertian sistem dalam konteks 'sistem kekerabatan' pada tesis ini, lebih dilihat sebagai sesuatu yang dinamis, kadangkala (mungkin) 'bulat' namun seringkali bisa pula 'lonjong' maupun tidak selalu membentuk keteraturan. Karena pada kenyataannya, paling tidak seperti yang terurai pada karya tulis ini, terdapat berbagai variasi pada 'sistem' kekerabatan yang ada. Analisa yang diterapkan pada karya tulis ini adalah lebih berlandaskan pada hasil-hasil kerja lapangan (field work) yang kemudian dapat disebut sebagai analisa terhadap data primer, dan tidak terlalu bertumpu pada analisa terhadap data tersier (yakni berupa teori general tertentu). Namun demikian, pada bagian-bagian tertentu, kajian ini dilengkapi pula dengan analisa terhadap data sekunder, misalnya mengenai asumsi-asumsi tertentu yang dimunculkan dari suatu kajian etnografis.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1991
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ira Lestira A.S Mendur
Abstrak :
ABSTRAK
Tape merupakan makanan fermentasi yang sudah dikenal oleh penduduk Indonesia. Proses pembuatannya dilakukan dengan cara tradisional dan menggunakan inokulum ragi tape. Dari ragi tape merk Semar berhasil diisolasi khamir Saccharomycopsin fibuliger.

Dalam penelitian ini dilakukan pemeriksaan sifat pertumbuhan dan biokimia dari khamir S. fibuliger untuk mengetahui kemampuannya mengurai sumber pati yang terdiri dari: (1) pati siap pakai, (2) sagu, dan (3) tapioka.

Hasil penelitian ini membuktikan bahwa S. fibuliger dapat tumbuh baik pada medium yang mengandung sumber pati pada suhu 30 derajat celcius dan 35 derajat celcius. Khamir S. fibuliger juga merupakan khamir penghasil enzim amilolitik yang cukup baik, sehingga memilki kemampuan mengurai sumber pati tersebut. Selain itu S. fibuliger juga mampu mengurai glukosa dan sukrosa tanpa menghasilkan gas.

Kesimpulan yang diperoleh, ialah S. fibuliger hasil isolasi dari ragi merk Semar' dapat digunakan pada industri-industri yang melakukan hidrolisis pati dan diharapkan bermanfaat juga untuk memproduksi SCP yang menggunakan bahan karbohidrat.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1985
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Santoso Paulus
Abstrak :
Laporan tugas akhir ini membahas mengenai proses penciptaan mesin yang dapat digunakan untuk mengolah batang sagu menjadi aci sagu (proses ekstrasi) dan membuat produk makanan olahan berbahan dasar aci sagu. Sagu yang memiliki potensi yang besar belumlah diolah dan dimanfaatkan secara maksimal sebagai sumber karbohidrat maupun sebagai penunjang industri olahan Sagu masih banyak diolah secara tradisional dengan kapasitas prod uksi dan produktiiitas yang rendah., penanganannya pun kurang memperhatikan aspek kesehatan, keamanan, penjaminan kualitas dan nilai organoteptik(cipta rasa, aroma, penampilan dan wama). Sedangkan sagu yang diolah secara mekanis, saat ini masih memerlukan biaya penanaman modal yang tinggi dan pemanfaatannya belum optimal. Keberhasilan pemanfaatan sagu yang semakin kompetitif akan berdampak terhadap penunman tingkat ketergantungan akan gandum dan beras scbagai sumber karbohidrag dan juga dapat memicu kegiatan usaha kecil-menengah dalam menghasilkan produk olahan yang memiliki nilai jual Iebih. Pemakaian mesin pengolah sagu yang tepat guna merupakan saiah satu j alan keluar (selain inovasi baru akan benih dan usaha pemberdayaan petani) untuk dapat mengatasi masalah yang ada. Pengurangan jumlah proses, kapasitas produksi yang besar, produktititas yang baik, penangan operasi yang minimal, penggunaan sumber daya yang rendah akan menurunkan biaya produksi. Penggunaan mesin yang memiliki banyak fungsi (j7e.xibIe), umur kelja mesin yang lama dan penggunaan teknologi pemerosesan yang tepat akan mengurangi biaya akibat penanarnan modal. Sedangkan pemakaian mesin yang andal dan perlindungan dari mesin akan dapat menjaga kualitas, kesehatan, keamanan dan organoteptik produk keluaran Untuk memperoleh desain mesin sagu yang tepat guna, dimulai dengan mengumpulkan informasi akan kebutuhan dari pengguna, dan informasi pembanding (benchmarking) akan proses/mesin yang telah ada melalui pengamatan dan studi Iiteratur. Informasi yang ada selanjutnya dikembangkan, diolah, disaring dan di evaluasi. Dengan mcmperhatikan metoda perancangan, mempertimbangkan berbagai aspek yang timbul dalam kegiatan pemncangan dan mclakukan analisa kekuatan material , akhimya dibuatlah desain mesin sagu yan diharapkan beserta spesifikasinya. Sehingga dengan mengikuti proses penciptaan produk dengan disertai pengemhuan akan sistem kenja, pcmikiran kreatiil metoda ilmiah, pertimbangan yang mendalam dan pengambilan keputusan yang tepat dapat dihasilkan sebuah desain mesin sagu yang diharapkan dapat digunakan untuk meningkatkan nilai pemakaian sagu sebagai bahan makanan pokok maupun produk olahannya.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S37304
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Numberi, Johni Jonatan
Abstrak :
ABSTRAK
Eksperimental difusion laminar jet flame bioetanol ampas sagu pada tungku pembakaran honai burner terdiri dari pre-experimental dan eksprimental. Pre-experimental meliputi karakterisasi material ampas sagu dan karakterisasi bahan bakar bioetanol. Eksprimental meliputi flame characteristic, flame phenomena dan kinerja honai burner dengan parameter utama adalah distribusi temperatur, distribusi tekanan dan distribusi kecepatan. Tujuan pre-experimental untuk menganalisis material ampas sagu menggunakan SEM dimana nilai karbonnya CK 76 , proximate 82,4 kandungan karbohidrat sangat layak di proses sebagai bahan bakar bioetanol. Karakterisasi bahan bakar meliputi viscosity 1.03 cp , density 0.82 g/L , gas chromatography 61.04 , low heating value 80 =16.166 MJ/Kg, heat release rate 140 kW/m2, nilai pengujian menunjukan bioetanol ampas sagu 80 sangat layak sebagai bahan bakar. Originalitas penelitian karakteristik nyala api bahan bakar bioetanol yang optimal adalah bioetanol 80 , dengan 4 tahapan proses yaitu preheating, pool fire, jet flame dan dry out. Eksperimen ini menggunakan honai burner dengan variasi jumlah hole 1-16. 14 hole 45 lebih optimal dengan temperatur 480?C-750?C dengan laju massa bahan bakar 60 ml/menit, gas hasil pembakaran CO 0.01 , CO2 0.2 dan HC 27 ppm. Novelty pada penelitian ini adalah difusion laminar jet flame bioetanol ampas sagu menggunakan honai burner secara atmospheric dengan laju alir bahan bakar berdasarkan gravitasi. Hasil komputasi CFD memperlihatkan vektor distribusi kecepatan fluida bioetanol yang terdapat pada ruang bakar untuk kondisi udara atmosfir diabaikan dan laju alir bahan bakar 60 ml/s. Menunjukkan terjadi fenomena lifted-distance, kecepatan bahan bakar keluar mulut burner seragam, semburan bahan bakar akan mengembang dengan batas semburan pada sistem ruang bakar. Sedangkan daerah dimana kecepatan reaksi bahan bakar serta fraksi massa bahan bakar belum mengalami perubahan karena belum terpengaruh oleh gaya geser viskos dan difusi potential-core. Berat molekuler semburan gas bioetanol tidak berubah dimanah massa jenis gas bioetanol tidak konstan, difusivitas bahan bakar dan momentum sama. Laju reaksi akan mempengaruhi stabilitas nyala api pada sudut jet hole 45 yang memberikan kondisi nyala difusion laminar jet flame sebagai kondisi yang diinginkan pada aplikasi kompor rumah tangga. Kontribusi penelitian ini sebagai salah satu solusi dalam menjawab permasalahan energi daerah, kebutuhan energi, akses terhadap energi, ketersedian energi dan menciptakan kemandirian energi daerah dari pemanfaatan limbah ampas sagu sebagai bahan bakar bioetanol. Secara khusus penelitian ini dapat di aplikasikan pada proses pembakaran tungku menggunakan honai burner untuk kebutuhan energi rumah tangga masyarakat Papua di daerah terisolasi.
ABSTRACT
Experimental difusion laminar jet of flame bioethanol sago dregs on honai burner stove consists of a pre experimental and eksprimental. Pre experimental includes characterization of sago dregs material and bioethanol fuel characterization. Experimental include flame characteristic, flame phenomena and honai burner performance with main parameters are temperature distribution, pressure distribution and speed distribution. The pre experimental objective of analyzing sago dregs material using SEM is 76 , proximate 82, 4 carbohydrate content is very feasible in process as bioethanol fuel. Fuel characterization includes viscosity 1.03 cp , density 0.82 g L , gas chromatography 61.04 , low heating value 80 16.166 MJ Kg, heat release rate 140 kW m2, test value shows bioethanol 80 Very feasible as fuel. Originality research characteristic of bioethanol fuel flame optimal is 80 bioethanol, with 4 stages process that is preheating, pool fire, and jet flame and dry out. This experiment uses a honai burner with a variation in the number of holes 1 to 16. 14 holes 45 more optimal with 480 C 750 C temperature with fuel mass 60 ml min, 0.01 CO2 0.02 CO2 gas 0.2 And HC 27 ppm. Novelty in this research is difusion laminar jet flame bioetanol pulp sago using honai burner atmospheric with fuel flow rate based on gravity. The CFD computation results showing the velocity distribution velocity of bioethanol fluid presents in the combustion chamber for negligible atmospheric air conditions and a fuel flow rate of 60 ml s. showing a lifted distance phenomenon, fuel velocity out of the burner 39 s mouth uniform, bursts of fuel will expand with blast limit on the combustion chamber system. Whereas the rate at which fuel reactions and fuel mass fractions have not changed has not been affected by viscous shear forces and potential core diffusion. The molecular weight of the bioethanol gas burst does not change as the mass of the bioethanol gas type is not constant, the fuel diffusivity and the momentum are the same. The reaction rate will affect the stability of the flame at a 45 angle jet hole which provides a flame condition of laminar jet flame difusion as the desired conditions in the household stove application. The contribution of this research as one solution to answer the problems of regional energy, energy needs, access to energy, availability of energy and creating regional energy independence from the utilization of waste of sago waste as bioethanol fuel. Specifically this research can be applied to the stove combustion process using honai burner for the energy needs of Papuan households in isolated areas.
Depok: Universitas Indonesia, 2017
D2292
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erliyani
Abstrak :
Sagu merupakan salah satu sumber karbohidrat yang cukup potensial di Indonesia. Dengan teknologi fermentasi tepung sagu dapat diubah menjadi Protein Sel Tunggal (PST). Kamir merupakan mikroorganisme yang paling banyak digunakan dalam industri PST. Candida tropicalis merupakan salah satu khamir yang memiliki enzim amilase sehingga dapat mengurai pati atau amilum. Dalam penelitian ini, khamir Candida tropicalis ditumbuhkan pada medium sagu (0,5 %, b/v) yang diperkaya dengan ?yeast extract? sebagai sumber vitamin; (NH4)2SO4, KH2PO4, MgSO4.7H2O, dan CaCl2.2H2O sebagai sumber mineral. Selanjutnya dilakukan uji pengaruh 7 variasi pH terhadap pertumbuahn Candida tropicalis. Fermentasi dilakukan dengan pengocokan secara resiprokal (125 rpm), pada suhu kurang lebih 30 C, selama 48 jam. Pertumbuhan khamir diukur dengan spektrofotometer ?Spectronic 20 Bausch & Lomb? pada panjang gelombang 640 nm. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pH 3,0 merupakan pH terbaik bagi pertumbuhan Candida tropicalis pada medium sagu yang diperkaya, pada suhu 30 C.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Indonesia, 1987
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arifia Ekayuliana
Abstrak :
ABSTRAK
Pertumbuhan infrastuktur khususnya disektor energi semakin hari semakin bertambah. Hal ini disebabkan karena pemakaian akan kebutuhan tersebut semakin harinya semakin meningkat. Ironinya berbanding terbalik dengan persedian energi yang tersedia di Indonesia, masih banyak di kota ? kota khususnya Indonesia bagian timur masih kekurangan pasokkan energi. Bahan bakar salah satunya masih menjadi kendala yang utama untuk daerah Timur. Daerah bagian Timur terutama daerah Papua memiliki sumber energi alternatif yang terkandung pada tumbuh ? tumbuhan sebagai salah satu bahan bakar yang bisa dimanfaatkan.Akan tetapi, penggunaaannya masih belum dimanfaatkan secara maksimal didaerah Papua. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memanfaatkan potensi lokal limbah ampas sagu sebagai bahan bakar bioetanol, dalam kajian yang sudah dilakukan yaitu menguji karakteristik dengan variasi bahan bakar bioetanol 60%, 70%, 80%, 90% dan 96% dari bahan bakar berupa uji LHV, Berat Jenis, Viskositas, Gas Kromatografi, FTIR sebagai syarat kelayakan dari bahan bakar.Tujuan dari penelitian eksperimen ini adalah untuk menghasilkan pembakaran yang bersih dan ramah lingkungan dengan metode penelitian sebagai berikut karakteristik dari nyala api, fenomena Jet Flame, distribusi temperature, distribusi tekanan dengan variasi jumlah hole pada burner. Metode penelitian ini adalah eksperimental dengan teknik pembakaran pada stove atau tungku dengan variasi jumlah hole pada burner. Teknik pengambilan data menggunakkan termokopel Tipe ? K dengan daQ (Data Aquisision), Pressure Meter, Gas Analyser.Penelitian ini dilakukan di laboratorium Flame and Combustion dan Fair Safety Thermodinamika Departemen Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Indonesia
ABSTRACT
The growth of infrastructure, especially in the energy sector seems keep growing each day. This is because the demand is increasingly growing. Fact, the proportional energy demands are available in Indonesia, especially in the eastern Indonesian still lacks. For instance, fuel is one of remains major constraint in the area. It is Papua region which has alternative sources of energy contained in the growing - plants as a fuel that can be utilized. However, the useof fuel in this area less optimal to be utilized. The purpose of this study was to exploit local potential waste dregs sago as fuel bioethanol, in the previous study aims to test the characteristics of the variation of bioethanol fuel with certain degree contain percentage 60%, 70%, 80%, 90% and 96% of fuel in the test from LHV , Density, Viscosity, Gas Chromatography, FTIR as fuel worthiness requirements. The purpose of this experimental research aims to produce hygene burning and environmentally friendly with the following research methods namely characteristic of the flame, Jet flame phenomenon, the distribution of temperature, and pressure distribution with variations in the number of holes in the burner. The final statement of the method is experimental combustion techniques on a stove with a variation of the numbers of holes in the burner. The supporting equipment of the research arethermocouple Type - K with DAQ (Data Aquisision), Pressure Meter, Gas Analyser. This research was conducted in the laboratory of Flame and Combustion and Safety Fire Thermodynamics Department of Mechanical Engineering, Faculty of Engineering, Universitas Indonesia
2016
T46698
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>