Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Harari, Yuval Noah
Abstrak :
From a renowned historian comes a groundbreaking narrative of humanity's creation and evolution--a #1 international bestseller--that explores the ways in which biology and history have defined us and enhanced our understanding of what it means to be "human." One hundred thousand years ago, at least six different species of humans inhabited Earth. Yet today there is only one--homo sapiens. What happened to the others? And what may happen to us? Most books about the history of humanity pursue either a historical or a biological approach, but Dr. Yuval Noah Harari breaks the mold with this highly original book that begins about 70,000 years ago with the appearance of modern cognition. From examining the role evolving humans have played in the global ecosystem to charting the rise of empires, Sapiens integrates history and science to reconsider accepted narratives, connect past developments with contemporary concerns, and examine specific events within the context of larger ideas .Dr. Harari also compels us to look ahead, because over the last few decades humans have begun to bend laws of natural selection that have governed life for the past four billion years. We are acquiring the ability to design not only the world around us, but also ourselves. Where is this leading us, and what do we want to become? Featuring 27 photographs, 6 maps, and 25 illustrations/​diagrams, this provocative and insightful work is sure to spark debate and is essential reading for aficionados of Jared Diamond, James Gleick, Matt Ridley, Robert Wright, and Sharon Moalem
New York: Harper, 2015
909 HAR s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Safira Candra Asih
Abstrak :
Sejak pertama kali diidentifikasi pada akhir Desember 2019, COVID-19 menjadi perhatian utama dunia. Sampai saat ini baru ada 2 obat yang disetujui oleh FDA, sehingga masih terbuka kesempatan eksplorasi obat untuk COVID-19. Enzim RNA-dependent RNA polymerase (RdRp) dan p21-activated kinase (PAK1) menjadi kandidat protein target untuk pencarian obat COVID-19. RdRp sendiri terlibat dalam replikasi virus SARS-CoV-2 di dalam tubuh sedangkan PAK1 terlibat dalam patogenesis dan fibrosis paru pada pasien COVID-19. Kedua protein target ini dijadikan strategi pencarian obat dengan mencari inhibitor dari keduanya menggunakan metode penambatan molekuler terhadap 30 senyawa yang ada dalam propolis Tetragonula sapiens yang telah terbukti di beberapa penelitian memiliki efek farmakologis. Sebelum dilakukan penambatan molekuler, 30 senyawa propolis dipastikan telah memenuhi aturan Lipinski & SwissADME. Hasil yang didapatkan berdasar analisis docking score, konstanta inhibisi, dan profil interaksi adalah bahwa senyawa propolis yang berpotensi menjadi inhibitor PAK1 adalah glyurallin B dan glyasperin A. Sedangkan untuk RdRp adalah 1,5-Dimethyl-4-[[(2-methyl-6-phenylthieno[2,3-d]pyrimidin-4-yl)hydrazinylidene]methyl]pyrrole-2 carbonitrile. Berdasarkan analisis studi literatur, senyawa-senyawa dalam propolis cenderung bersifat sinergis sehingga akan lebih baik digunakan secara kolektif dibanding secara individu. Hasil penelitian ini juga menunjukkan potensi propolis dikembangkan menjadi terapeutik untuk COVID-19 dalam bentuk nutritional foods. ......Sejak pertama kali diidentifikasi pada akhir Desember 2019, COVID-19 menjadi perhatian utama dunia. Sampai saat ini baru ada 2 obat yang disetujui oleh FDA, sehingga masih terbuka kesempatan eksplorasi obat untuk COVID-19. Enzim RNA-dependent RNA polymerase (RdRp) dan p21-activated kinase (PAK1) menjadi kandidat protein target untuk pencarian obat COVID-19. RdRp sendiri terlibat dalam replikasi virus SARS-CoV-2 di dalam tubuh sedangkan PAK1 terlibat dalam patogenesis dan fibrosis paru pada pasien COVID-19. Kedua protein target ini dijadikan strategi pencarian obat dengan mencari inhibitor dari keduanya menggunakan metode penambatan molekuler terhadap 30 senyawa yang ada dalam propolis Tetragonula sapiens yang telah terbukti di beberapa penelitian memiliki efek farmakologis. Sebelum dilakukan penambatan molekuler, 30 senyawa propolis dipastikan telah memenuhi aturan Lipinski & SwissADME. Hasil yang didapatkan berdasar analisis docking score, konstanta inhibisi, dan profil interaksi adalah bahwa senyawa propolis yang berpotensi menjadi inhibitor PAK1 adalah glyurallin B dan glyasperin A. Sedangkan untuk RdRp adalah 1,5-Dimethyl-4-[[(2-methyl-6-phenylthieno[2,3-d]pyrimidin-4-yl)hydrazinylidene]methyl]pyrrole-2 carbonitrile. Berdasarkan analisis studi literatur, senyawa-senyawa dalam propolis cenderung bersifat sinergis sehingga akan lebih baik digunakan secara kolektif dibanding secara individu. Hasil penelitian ini juga menunjukkan potensi propolis dikembangkan menjadi terapeutik untuk COVID-19 dalam bentuk nutritional foods.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Harari, Yuval Noah
Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia (KPG), 2019
909 HAR s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Harari, Yuval Noah
Abstrak :
Sapiens Grafis Volume 1 membahas kemunculan Homo sapiens di Bumi dan bagaimana Sapiens berubah dari spesies biasa saja menjadi makhluk hidup dominan di dunia. Volume 2 ini membicarakan bagaimana cara pertanian, sebagai upaya Homo sapiens menopang populasinya yang makin membesar, malah memunculkan imperium, hak milik, kesenjangan, serta berbagai penderitaan akibat perang dan penyakit. Juga peran tulisan, angka, dan fiksi dalam mendukung peradaban yang makin lama makin besar dan rumit. Ahli sejarah Yuval Noah Harari bercerita mengenai kelahiran dan evolusi umat manusia, menjelajahi bagaimana biologi dan sejarah membentuk kita serta mempertinggi pemahaman kita mengenai apa artinya menjadi “manusia”. Adaptasi grafis ini menyajikan kembali dan memperluas isi edisi asli Sapiens, dalam format komik yang menarik, kocak, dan enak disimak.
Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia, 2022
569.98 HAR s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Eugenia Alya Maheswari
Abstrak :
Latar Belakang Pengobatan acne vulgaris menggunakan antibiotik eritromisin dan klindamisin memiliki risiko terjadinya resistensi antibiotik sehingga dibutuhkan pengobatan alternatif yaitu propolis. Propolis memiliki berbagai zat aktif seperti flavonoid yang dapat berperan sebagai antimikroba terhadap bakteri. Mikroenkapsulasi propolis merupakan metode pengolahan untuk meningkatkan solubilitas dan stabilitas propolis. Saat ini belum diketahui mengenai efek antimikroba mikroenkapsulasi ekstrak propolis stingless bee Indonesia (Tetragonula sapiens) terhadap bakteri Staphylococcus epidermidis secara in vitro. Metode Uji broth microdilution dilakukan untuk melihat efek antimikroba dari mikroenkapuslasi ekstrak propolis Tetragonula sapiens, wax ekstrak propolis Tetragonula sapiens, serta kontrol positif berupa antibiotik klindamisin terhadap bakteri Staphylococcus epidermidis ATCC 12228. Hasil Didapatkan nilai Minimal Inhibitory Concentration (MIC) terhadap bakteri S. epidermidis dari uji broth microdilution. MIC90 dari dari mikroenkapuslasi ekstrak propolis Tetragonula sapiens adalah 512 g/mL. Pada sampel wax ekstrak propolis Tetragonula sapiens belum ditemukan nilai MIC90, namun terdapat MIC50 yaitu pada kosentrasi 10.000 g/mL. MIC90 untuk klindamisin adalah 2 g/mL. Kesimpulan Mikroenkapsulasi ekstrak propolis Tetragonula sapiens memiliki efek antimikroba terhadap bakteri S. epidermidis pada konsentrasi 512 g/mL. Kemampuan menghambat pertumbuhan bakteri mikroenkapsulasi ekstrak propolis Tetragonula sapiens lebih baik dibandingkan dengan ekstrak propolis Tetragonula sapiens dalam bentuk wax ditandai dengan nilai MIC yang lebih rendah pada mikroenkapsulasi ekstrak propolis. Daya hambat dari mikroenkapsulasi ekstrak propolis Tetragonula sapiens tidak sebaik terapi standar antibiotik klindamisin, namun mikroenkapsulasi ekstrak propolis Tetragonula sapiens memiliki potensi sebagai antimikroba S. epidermidis. ......Introduction Treatment of acne vulgaris using the antibiotics erythromycin and clindamycin carries a risk of antibiotic resistance, so alternative treatment is needed, such as propolis. Propolis has various active compounds such as flavonoids which can act as antimicrobials against bacteria. Propolis microencapsulation is a processing method to increase the solubility and stability of propolis. Currently, it is not known about the in vitro antimicrobial effect of microencapsulated Indonesian stingless bee (Tetragonula sapiens) propolis extract against Staphylococcus epidermidis. Method The broth microdilution test was carried out to see the antimicrobial effect of microencapsulation of Tetragonula sapiens propolis extract, Tetragonula sapiens propolis extract wax, as well as a positive control in the form of the antibiotic clindamycin against the bacteria Staphylococcus epidermidis ATCC 12228. Results The Minimum Inhibitory Concentration (MIC) value was obtained for S. epidermidis bacteria from the broth microdilution test. The MIC90 of microencapsulated Tetragonula sapiens propolis extract is 512 g/mL. In the Tetragonula sapiens propolis extract wax sample, no MIC90 value was found, but there is an MIC50 at 10,000 g/mL. The MIC90 for clindamycin is 2 g/mL. Conclusion Microencapsulation of Tetragonula sapiens propolis extract has an antimicrobial effect against S. epidermidis bacteria at a concentration of 512 g/mL. The ability to inhibit bacterial growth of microencapsulated Tetragonula sapiens propolis extract is better compared to Tetragonula sapiens propolis extract in wax form, indicated by the lower MIC value in microencapsulated propolis extract. The inhibitory power of microencapsulated Tetragonula sapiens propolis extract is not as good as standard antibiotic clindamycin therapy however, microencapsulated Tetragonula sapiens propolis extract has potential as an antimicrobial for S. epidermidis.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lia Kusuma Dewi
Abstrak :
COVID-19 yang disebabkan oleh SARS-CoV-2 telah menjadi isu global dan menimbulkan kasus infeksi dan korban jiwa diseluruh dunia. Penemuan obat sangat diperlukan untuk menghambat infeksi virus dan dampak yang ditimbulkannya. Namun, penelitian dan pengembangan molekul obat baru membutuhkan waktu yang sangat lama dan memakan biaya yang sangat besar.  Studi in silico merupakan salah satu alternatif solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut. Dalam penelitian ini, uji in silico dilakukan untuk menentukan interaksi antara senyawa propolis dengan protease utama serta protein spike SARS-CoV-2 sebagai protein target. Protease utama berperan dalam replikasi virus sementara protein spike berperan penting dalam proses invasi virus ke dalam sel.  Kedua protein ini dijadikan target pengembangan obat dengan mencari inhibitor keduanya melalui proses penambatan molekuler terhadap 20 senyawa bioaktif propolis yang berasal dari lebah tanpa sengat Tetragonula sapiens. Senyawa propolis yang digunakan yaitu senyawa yang memenuhi aturan Lipinski’s Rule of Five. Adapun piranti lunak utama yang digunakan dalam metode penambatan molekuler pada penelitian ini yaitu AutoDock Vina. Hasil simulasi penambatan molekuler menunjukkan senyawa propolis yang berpotensi menghambat aktivitas protease utama adalah Sulabiroins A, Broussoflavonol F dan (2S)-5,7-dihydroxy-4'-methoxy-8-prenylflavanone dengan nilai penambatan masing-masing sebesar -8.1, -7.9, dan -7.9 kcal/mol. Sementara itu, Broussoflavonol F dan Glyasperin A merupakan senyawa propolis yang menunjukkan aktivitas inhibis terkuat terhadap protein spike SARS-CoV-2 dengan energi ikatan masing-masing sebesar -7.6 dan -7.3 kcal/mol. Senyawa-senyawa propolis tersebut juga terbukti dapat berikatan dengan asam amino kunci pada sisi aktif protein target sehingga berpotensi untuk dikembangkan lebih lanjut sebagai kandidat obat COVID-19. ......COVID-19 caused by SARS-CoV-2 is a global health issue and resulting in morbidity and mortality across the world. There is an urgent need to find the treatments to inhibit the virus infections and its consequences. However, research and development of new drug molecules takes years and is very expensive. In silico research is an alternative solution to overcome these problems. Here we conducted in silico study to examine the interaction between propolis compounds with SARS-CoV-2 main protease and spike protein as target proteins. Main protease is responsible for the virus replication while spike protein mediates viral entry. Their important roles makes it an interesting target for developing SARS-CoV-2 potential drugs by developing the inhibitor using molecular docking toward 20 propolis active compounds from Tetragonula sapiens. Those propolis compounds then selected based on Lipinski’s Rule of Five (Lipinski’s RO5). The main software that used to conduct molecular docking in this research are AutoDock Vina. Docking results showed that propolis compound which has the high potential to inhibit SARS-CoV-2 main protease activity was Sulabiroins A, following by broussoflavonol F and (2S)-5,7-dihydroxy-4'-methoxy-8-prenylflavanone with docking score -8.1, -7.9, dan -7.9 kcal/mol, respectively. Broussoflavonol F and Glyasperin A were the most promising compounds that showed inhibition activity towards SARS-CoV-2 spike protein with binding affinity  -7.6 dan -7.3 kcal/mol. Those compounds were able to bind with the key residu on the active site of the target protein so that they could be potential to be further developed as COVID-19 drug candidates.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library