Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rina Shintawaty
"ABSTRAK
Sultan Sayid Syarif Qasim II Abdul Jalil Syaifud_din atau lebih dikenal Sultan Syarif Qasim II memerintah dari tahun 1915-1945. Untuk selanjutnya nama sultan ini dipakai Sultan Syarif Qasim II, untuk mempermudah pengertian dan penulisan. la dikenal sebagai sultan yang taat menjalankan agama Islam, mempunyai kepribadian serta ber_tanggung jawab untuk mensejahterakan rakyat yang berada di bawah kekuasaannya.Sultan Syarif Qasim II tidak saja dikenal. sebagai seorang tokoh, tetapi ia juga dikenal orang sebagai seo_rang pelopor pendidikan. Hal ini terbukti dari usahanya mendirikan sekolah-sekolah formal dan non formal, untuk kaum pria dan wanita.Islam kedudukannya sebagai pemimpin pemerintahan, Sultan Syarif Qasim II cukup bijaksana. ia sangat hati-_hati menghadapi penjajah (Belanda dan Jepang) demi ke_langsungan jalannya pemerintahan.

"
1985
S13351
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nuim Hidayat
"Jihad menurut Sayid Qutb adalah perang di jalan Allah untuk menegakkan sistem Ilahi. Menurutnya, jihad sifatnya ofensif bukan defensif Karena watak ajaran Islam sendiri adalah ofensif untuk menyebarkan misi Islam ke seluruh dunia, tanpa memandang batas rasial dan geografis. Meski demikian, jihad tidak memaksa seseorang atau masyarakat untuk memeluk agama Islam. Manhaj Islam, menurut Qutb, melindungi masyarakat untuk tetap berpegang teguh pada keyakinan agama masing-masing.
Qutb membahas masalah jihad ini secara terpisah-pisah dalam karya monumentalnya Fi Zhilal Al Qur 'an. Dalam karyanya Ma alim fit Thariq, Qutb membahas jihad dalam bab khusus : Jihad fir Sabiilillah.
Pemikiran Qutb tentang jihad, tidak terlepas dari pendidikan dan pengalaman hidupnya. Pendidikan agama dari keluarga sejak kecil dan pengalaman hidupnya di Amerika lebih dari dua tahun, serta hegemoni Amerika dan Inggris di Mesir ketika itu, membuat Qutb mempunyai pemikiran yang militan.
Kehidupan Sayid Qutb bisa disebut sebagai kehidupan pemikir, aktivis dakwah dan mujahid. Pemikir, karena Qutb telah menghasilkan lebih dari 30 buku (buku sastra dan buku Islam). Aktivis dakwah, karena ia aktif dalam pergerakan Ikhwanul Muslimin, Pemikir karena ia telah menghasilkan buku lebih dari 25 buah dan Mujahid, karena ia terus konsisten untuk menegakkan sistem Ilahi (Negara Islam) di Mesir.
Sayid Qutb (1906-1966) adalah salah seorang pemikir besar Islam kontemporer. Di pergerakan Ikhwanul Muslimin, ia disebut-sebut sebagai tokoh kedua setelah Hassan Al Banna (1906-1949). Ia juga sering disejajarkan dengan Abul Ala Al Maududi, tokoh gerakan Islam Jamaat Islami di Pakistan, Imam Khomeini dan dan Ali Syariati, seorang ideolog revolusi Iran.
Buku-bukunya menjadi bacaan aktivis-aktivis Islam dan Mesir, Aljazair, Syria, Tunisia, Turki, Indonesia, Malaysia, Amerika sampai inggris. Di Indonesia puluhan buku Qutb telah diterjemahkan.

Sayid Qutb observed that Jihad is a war in the way of Allah to establish a divine system from his point of view, jihad is offensive and not defensive. It is because the characteristic of Islamic teachings itself is offensive to disseminate the mission of Islam to all of the world without considering the racial and geographical frontiers. Although, jihad does not mean to coerce anyone or any society to embrace the religion of Islam. Islamic method or manhaj from Qutb's point of view protects people to adhere to everyone faith.
Qutb has discussed jihad separately in his two monumental books of Fii Zhilal al-Qur'an and Ma'alim f al Thariq, and in the latter work he studied jihad in specific chapter : Jihad in the Way of Allah (Jihad fii sabilillah).
The concept of jihad in Qutb's mind flourished from his earlier education and life's experiences. His earlier religious education from the family and more than two years life's experiences in America built up his idea of militancy.
The life of Qutb can be said or categorized as a thinker, an activist of da'wah and a Mujahid. As thinker he authored more than 30 books (literary and Islamic). As an activist, he was an active member of al-Ikhwan al-Muslimun and said as Mujahid because he continually and consistently fought to establish a divine system (Islamic state) in Egypt.
Sayid Qutb (1906-1966) is one of the great Muslim thinkers of contemporary Islam. In the al-Ikhwan al-Muslimun movement he said to be the second leader of this Islamic movement after Hasan al-Hanna (1906-1949). He often treated equal to Abut Ma al-Maududi, the founder of Jamaat Islami of Pakistan, Imam Khomeini and Ali Syariati, the ideologists of the revolution of Iran.
His works became sources of reading of Muslim activists in Egypt, Al-Jazair, Syria, Tunis, Turkey, Indonesia, Malaysia, America to England. In Indonesia tens of his books has been translated into Indonesian.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2004
T11931
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
R.M. Sajid
"Naskah cetak ini diketik di atas kertas berukuran folio (32x23 cm). Naskah cetak tersebut ditulis oleh R.M. Sayid (Sajid) di Sala, berisi tentang sejarah tosan aji (keris dan tombak). Tulisan diawali dengan bab mengenai keris dan pemakainya. Dilanjutkan dengan kisah para empu pembuat keris yang terkenal pada jaman dahulu. Selanjutnya mengenai bahan besi yang digunakan untuk keris, serta rincian tentang bentuk keris. Uraian diakhiri dengan penjelasan tentang cara memelihara keris."
BKL.1126-LL 149
Buku Klasik  Universitas Indonesia Library
cover
R.Ng. [Raden Ngabehi] Yasadipura I
"Buku Menak Jamintoran I merupakan salinan dari naskah tulisan yang tersimpan di Perpustakaan Universitas Leiden, Nederland. Buku Menak Jamintoran jilid I adalah salah satu bagian dari rangkaian Serat Menak gubahan Jasadipura I yang diterbitkan oleh Balai Pustaka pada tahun 1936. Adapun ringkasan isinya adalah: 1. Prabu Atasaji menyusul kakeknya ke medan perang; 2. Prabu Uktur dan pasukannya dikalahkan Wong Agung; 3. Merasakan sifat-sifat Prabu Gulangge; 4. Prabu Sayid Ibnu Ngumar dipersilakan pulang oleh Wong Agung; 5. Prabu Gulangge berhadapan dengan Wong Agung; 6. Prabu Gulangge takluk pada Wong Agung; 7. Perbincangan akan lahirnya Nabi Rasul; 8. Makam Nabi Sulaiman; 9. Cincin Nabi Sulaiman; 10. Dewi Julu Sulasikin raja putri di Jamintoran, sakit; 11. Pangeran Kelan berburu, tersasar di taman Iskandar negara Jaminingrab; 12. Pangeran Kelan dikenali oleh punggawa Jamintoran; 13. Pangeran Kelan bertemu Dewi Sulasikin; 14. Pangeran Kelan dibawa ke Jamintoran."
Betawi Sentrem: Bale Pustaka, 1936
BKL.0649-CP 45
Buku Klasik  Universitas Indonesia Library