Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 10 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Martono
"Chlorophyll-a is a pigment that is contained in phytoplankton. Through the photosynthesis process, chlorophyll-a plays
an important role in the global carbon cycle. The purpose of this research is to investigate the effect of global warming
on chlorophyll-a concentration in Indonesian waters. The data used includes the monthly data of sea surface
temperatures from 1984-2013, CO2 concentrations from 1980-2014, and chlorophyll-a concentrations from 2003-2014.
The method used is linear regression. The results show that sea surface temperatures in Indonesian waters increased by
about 0.51 °C from 1984-2013. The effects of global warming on chlorophyll-a concentrations varies between different
areas of Indonesian waters. From the 12 research sites, 9 showed a decrease in concentration and 3 showed an increase.
Pengaruh Pemanasan Global terhadap Konsentrasi Klorofil-a di Perairan Indonesia. Klorofil-a adalah pigmen
yang terkandung dalam fitoplankton. Klorofil-a mempunyai peranan penting dalam siklus karbon global melalui proses
fotosintesis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemanasan global terhadap konsentrasi klorofil-a di
perairan Indonesia. Data yang digunakan terdiri dari suhu permukaan laut bulanan dari tahun 1984-2013, konsentrasi
CO2 bulanan dari tahun 1980-2014 dan konsentrasi klorofil-a bulanan dari tahun 2003-2014. Metode yang digunakan
dalam penelitian ini adalah regresi linier. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari tahun 1984-2013 telah terjadi
peningkatan suhu permukaan laut wilayah perairan Indonesia sebesar 0,51 °C. Pengaruh pemanasan global terhadap
konsentrasi klorofil-a bervariasi untuk setiap wilayah perairan Indonesia yang berbeda. Dari 12 lokasi penelitian, 9
lokasi menunjukkan tren penurunan dan 3 lokasi penelitian menunjukkan tren kenaikan suhu."
LAPAN, Center of Atmospheric Science and Technology, Bandung, 2016
J-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Dodi Apandi
"Evolusi penyimpangan suhu muka laut wilayah samudera pasifik sebagai indikator fenomena El Nino / La Nina yang tidak terjadi secara tiba ndash; tiba tetapi membutuhkan waktu, sehingga pergerakan suhu muka laut berlangsung secara bertahap yang terbentuknya pola perubahan suhu muka laut. Berdasarkan hasil monitoring Pusat prakiraan iklim Amerika CPC-NCEP NOAA tercatat fenomena El Nino dengan intensitas kuat yaitu pada tahun 1957/1958, 1965/1966, 1972/1973, 1982/1983, 1987/1988, 1997/1998, dan 2015-2016.
Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan intensitas, lama dan dampak dari kejadian El Nino tahun 1982-1983, 1987-1988, 1997-1999, 1999-2000, 2015-2016 dengan cara menganalisis suhu muka laut, suhu bawah laut dan angin zonal wilayah samudera Pasifik serta suhu laut muka dan curah hujan wilayah Indonesia.
Hasil penelitian menunjukan bahwa tahun 2015-2016 merupakan kejadian El Nino terkuat dan terlama dengan nilai anomali suhu muka laut wilayah Nino 3.4 tertinggi mencapai 2,33oC dan lama kejadian El Nino selama 14 bulan. Secara dampak kejadian El Nino tahun 1997-1998 berpengaruh lebih luas terhadap pengurangan curah hujan di wilayah Indonesia. Suhu muka laut wilayah Indonesia selama kejadian El Nino tahun 2015-2016 menunjukan kondisi suhu yang lebih hangat sehingga mengurangi dampak El Nino dikarenakan masih adanya pasokan uap air dari proses penguapan yang menjadikan hujan di beberapa wilayah Indonesia.

The evolution of sea surface temperature SST anomaly of the Central Pacific Ocean region as indicator of an El Ni o La Ni a phenomenon do not occur suddenly but it takes time, so that the changing process of sea surface temperature takes place in stages which is possible to form patterns of sea surface temperature changes. Based on the monitoring of the Climate Prediction Center National Centers for Environmental Prediction CPC NCEP NOAA , there has been recorded that the El Ni o phenomena of 1957 1958, 1965 1966, 1972 1973, 1982 1983, 1987 1988, 1997 1998 and 2015 2016 were categorized as Strong El Ni o, respectively.
This research attempts compare the degree of intensity, duration and impact of the El Nino events in 1982 1983, 1987 1988, 1997 1999, 1999 2000, 2015 2016 by analyzing sea surface temperature, subsea temperatures and zonal winds of the Pacific Ocean As well as sea temperatures and rainfall area of Indonesia.
The results showed that the 2015 2016 El Ni o was the strongest and longest El Ni o event with the sea surface temperature of Nino 3.4 region was reaching a value of 2,33oC and the duration of the El Ni o was 14 months long. In term of impacts, The 1997 1998 El Ni o has a wider effect on the reduction of rainfall in Indonesia. Furthermore, the sea surface temperature of Indonesian region during the 2015 2016 El Nino shows a warmer temperature conditions, thus reducing the impacts of the El Ni o due to water vapor supply from the evaporation processes that forms rainfall in some parts of Indonesia.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2017
T47741
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rico Cassanovia
"Produksi ikan cakalang di PPN Palabuhanratu mencapai 34,92, tuna mata besar 30,66 , madidihang 26,74 dan albakora 7,66. Tujuan penelitian untuk menganalisis pengaruh klorofil-a dan SPL terhadap hasil tangkapan cakalang dan mengidentifikasi daerah potensial penangkapan cakalang di perairan Barat daya Palabuhanratu. Lokasi penelitian pada koordinat 06o 30,0 39; S - 07o 40,0 39; S dan bujur 105o 00 39;,0 T - 107o 00,0 39; T. Data yang digunakan citra SPL dan klorofil-a dari satelit Aqua MODIS melalui software SeaDAS, kemudian data CPUE cakalang dari PPN Palabuhanratu 2005-2011. Analisis data menggunakan regresi berganda.
Hasil penelitian menunjukan sebaran SPL di perairan barat daya Palabuhanratu antara 23,81oC -29,40°C, rata-rata 27,70°C dengan suhu optimum 27,27 -29,35°C. Konsentrasi bulanan klorofil-a antara 0,001 mg/m3 - 4,835 mg/m3, rata-rata 0,623 mg/m3 dan optimum 0,190 - 0,648 mg/m3. Hasil regresi berganda menunjukan hubungan SPL dan klorofil-a terhadap CPUE cakalang positif 19,5 artinya sangat lemah. Variabel SPL dan klorofil-a secara parsial dan simultan tidak mempengaruhi CPUE cakalang hanya 3,80.
Peta daerah penangkapan ikan cakalang potensial berdasarkan parameter SPL dan klorofil-a terjadi pada musim peralihan Barat ke Timur April-Mei hingga pertengahan musim Timur Juni-Juli dan puncaknya terjadi bulan Mei. Secara spasial daerah penangkapan potensial cakalang berada di mulut Teluk Palabuhanratu, selatan Ujung genteng dan tenggara Tanjung Sodong.
......Production of skipjack in Palabuhanratu fishing port reached 34.92 , 30.66 bigeye tuna, yellowfin tuna 26.74 and Albakora 7.66. The research objective analyzed the influence of chlorophyll a and SPL to skipjack CPUE and identify of potential fishing ground mapping of skipjack in the southwestern Palabuhanratu waters. Latitude position at 06o 30.0 39 S 07o 40.0 39 S and longitude 105o 00 39, 0 T 107o 00.0 39 T. Data were used in the SPL and chlorophyll a from MODIS Aqua satellite through SeaDAS software, then skipjack CPUE data from Palabuhanratu 2005 2011 . Analysis of data using multiple regression.
The results showed the distribution of SPL in southwest Palabuhanratu waters between 23,81°C 29,40°C, average 27,70°C with optimum temperature 27,27 29,35oC. Monthly chlorophyll a concentration of between 0.001 mg m3 4.835 mg m3, an average of 0.623 mg m3 and optimum 0.190 to 0.648 mg m3. The results of multiple regression analysis shows the relationship SPL and chlorophyll a of skipjack CPUE 19.5 means that very low. Variable SPL and chlorophyll a partial and simultan does not influence to skipjack CPUE only 3.80.
Potential fishing ground mapping based on parameters of the SPL and chlorophyll a transition the west to the east season April May to middle east season June July and the peak occurred in May. Spatially potential skipjack fishing ground at the mouth of the Palabuhanratu bay, southern of Ujung genteng and southeast of Tanjung Sodong."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
T49568
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Iskhaq Iskandar
"Coupled ocean-atmosphere mode in the tropical Indian Ocean, so-called the Indian Ocean Dipole (IOD), occurred
during boreal summer to fall 2011. In this study, data from satellite observations and atmospheric reanalysis datasets
together with data from ocean current mooring were used to evaluate the evolution of the 2011 IOD event. It is shown
that the 2011 IOD was a weak and short-lived event. It developed in July, peaked in September, decayed in October and
terminated in November. During the peak phase, maximum negative sea surface temperature anomaly off Sumatera-
Java reached -1.2 °C. As oceanic response to easterly wind anomalies along the equator, the observed zonal currents in
the central and eastern equatorial Indian Ocean also showed prominent westward currents during the peak phase of the
2011 IOD event.
Mode Kopel Laut-Atmosfer di Daerah Tropis Samudera Hindia selama Tahun 2011. Mode kopel laut-atmosfer di
kawasan tropis Samudera Hindia yang dikenal sebagai fenomena Indian Ocean Dipole (IOD) terjadi pada musim panas
hingga musim gugur tahun 2011. Pada studi ini, data observasi satelit, data reanalisis, dan data dari hasil pengukuran
arus laut digunakan untuk mengevaluasi terjadinya fenomena IOD di tahun 2011. Hasil studi menunjukkan bahwa
fenomena IOD tahun 2011 merupakan jenis IOD yang lemah dan berdurasi pendek. IOD di tahun 2011 mulai terbentuk
di bulan Juli, mencapai puncaknya di bulan September, meluruh di bulan Oktober dan menghilang di bulan November.
Pada saat fase puncak, anomali suhu permukaan laut di dekat pantai Sumatera-Jawa mencapai -1,2 °C. Data observasi
arus di tengah dan di sisi timur ekuator Samudera Hindia menunjukkan adanya respon laut terhadap anomali sirkulasi
atmosfer. Hasil pengukuran menunjukkan bahwa arus zona bergerak ke arah barat sebagai respon terhadap angin
timuran pada fase puncak IOD tahun 2011."
Palembang: Department of Physics, Faculty of Mathematics and Natural Sciences, Universitas Sriwijaya, 2014
J-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Marindah Yulia Iswari
"Suhu permukaan laut merupakan salah satu parameter fisik oseanografi yang berguna untuk menentukan kualitas perairan. Suhu permukaan laut dapat diobservasi dengan menggunakan penginderaan jauh. Sensor penginderaan jauh harus mempunyai panjang gelombang inframerah termal atau gelombang mikro pasif untuk mengidentifikasi suhu permukaan laut. Pranala ocean color telah menyediakan data suhu permukaan laut yang diolah oleh tim NASA yaitu Ocean Biology Processing Group (OBPG). Sensor MODIS dan VIIRS merupakan instrumen penginderaan jauh yang digunakan untuk suhu permukaan laut pada pranala ocean color. Data yang disediakan berupa data level 2 dan level 3 yang diolah dalam harian, mingguan, bulanan bahkan tahunan."
Jakarta: Pusat Penelitian Oseanografi - LIPI, 2017
575 OSEANA XLII:4 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Yuli Kartiningsih
"Madden Juliaan Oscillation MJO merupakan fluktuasi intraseasonal berupaosilasi tekanan yang terjadi di wilayah equator. Tujuan penelitian ini adalahmengkaji proses perambatan MJO serta hubungannya dengan arus permukaanlaut, suhu permukaan laut SPL dan curah hujan. Rata-rata kecepatan penjalaranMJO berdasarkan analisis diagram Hovmoller adalah 5 m/s. Berdasarkan hasilanalisis komposit arus menunjukan adanya anomali negatif yang signifikan diLaut Flores pada periode DJF Desember-Februari-Maret dengan anomalisebesar -150 cm/s. Respon suhu permukaan laut menunjukan nilai korelasi kuatantara SPL dan OLR saat fase aktif MJO, dimana MJO terjadi lebih dulukemudian diikuti respon penurunan SPL di wilayah equator. Efek MJO terhadappenambahan curah hujan di wilayah Indonesia bagian Barat sebelah Utara kurangberperan, sementara untuk wilayah tengah Indonesia cukup bervariasi, kondisi inidisebabkan MJO telah berinteraksi dengan fenomena diurnal di Benua MaritimIndonesia.

Madden Juliaan Oscillation MJO is an intraseasonal fluctuation that oscillatesthe pressure occurring in the equatorial region. The purpose of this research is tostudy MJO propagation process and with sea climate, sea surface temperature SST and rainfall. The average MJO propagation speed based on the Hovmollerdiagram diagram is 5 m s. Based on the results of composite analysis the currentshows a significant negative anomaly in the Flores Sea in the DJF December January February, period with an anomaly of 150 cm s. The sea surfacetemperature response shows a strong correlation value between SPL and OLRduring the active phase of MJO, where MJO occurs first then followed by thedecreasing response of SPL in the equator region. The effect of MJO on theaddition of rainfall in the western part of Indonesia, especially the northern parthas less role, while for the middle region of Indonesia is quite varied, thiscondition is caused by MJO has interact with diurnal phenomenon in IndonesianMaritime Continent."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2017
T48066
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Awaluddin
"Tesis ini membahas Karakteristik Oseanografi Perairan Indonesia dalam Upaya Mendukung Optimalisasi Perikanan Tangkap Ikan Pelagis. Parameter yang diamati terdiri dari parameter fisika laut, intensitas klorofil-a serta daerah potensial penangkapan ikan. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Hasil penelitian ini diperoleh bahwa puncak musim penangkapan ikan di perairan Indonesia fase pertama berlangsung dari bulan April sampai bulan Mei. Fase kedua berlangsung dari November sampai bulan Januari. Pengaruh utamanya adalah akibat produktifitas klorofil-a pada bulan-bulan tersebut yang cukup tinggi akibat dipengaruhi oleh dinamika parameter fisik sepanjang tahun. Sementara masa paceklik terjadi dari bulan Juli sampai bulan September.
......This thesis discusses Oceanographic Characteristics of Indonesian Waters in Efforts to Support the Optimization of Pelagic Fish Fishing. The parameters observed consisted of physical parameters of the ocean, the intensity of chlorophyll-a and potential fishing areas. This research is a qualitative descriptive study. The results of this study found that the peak fishing season in Indonesian waters in the first phase lasted from April to May. The second phase runs from November to January. The main effect is that the productivity of chlorophyll-a in these months is also quite high which is influenced by the dynamics of physical parameters throughout the year. While famine occurs from July to September."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mia Rizkinia
"Kegiatan penangkapan ikan di laut memerlukan aplikasi teknologi yang memberikan informasi pendukung yang menyeluruh, mencakup wilayah yang luas dan dalam waktu yang cepat untuk efisiensi dan efektivitas penangkapan ikan. Hasil scan satelit NOAA/AVHRR-APT dapat dimanfaatkan untuk keperluan ini dengan melakukan pengolahan datanya terlebih dahulu. Penelitian ini menggunakan data mentah dari transmisi analog tipe Automatic Picture Transmission (APT) satelit NOAA/AVHRR yang di-decode menjadi digital dengan software WxtoImg. Pengolahan citra dilakukan menggunakan software perangkat lunak komputasi matematis dengan masukan berupa data level 2.
Pengolahan data level 0 menjadi data level 2 ini dilakukan pada WxtoImg. Untuk membuat peta isotherm permukaan laut dan menetukan letak geografis daerah potensi ikan dibutuhkan persamaan yang menghubungkan antara suhu dengan piksel citra. Karena itu, dengan WxtoImg data di- enhancement menjadi citra yang dapat diolah dengan perangkat lunak komputasi matematis dengan persamaan yang menghubungkan antara suhu dan piksel citra. Enhancement bisa dilakukan secara otomatis dengan fasilitas enhancement sea surface temperature (SST) pada WxtoImg dengan acuan hubungan piksel dan suhu dari enhancement curve WxtoImg. Hasil enhancement berupa suhu permukaan laut akan dianalisis keunggulan dan kelemahannya jika dibandingkan dengan menggunakan citra hasil pada utilitas contrast enhance channel B only, yang dalam hal ini menggunakan kanal 4 saja. Dari penggunaan dua jenis data yang berbeda ini, juga bisa diperoleh letak geografis daerah perbedaan suhu permukaan laut dengan algoritma yang dikembangkan.

In order to increase the productivity of fish cultivation, a comprehensive information on fishery area is very vital. Using NOAA/AVHRR-APT, remote sensing satellite data could be converted into the Sea Surface Temperature (SST) could be one of the most effective solution to help the fishermen. In this research, the Automatic Picture Transmission (APT) data broadcasted from the satellite was decoded to level-2 digital imagery using WxtoImg software. To convert this image into the SST profile, image processing technique was implemented.
The result is the SST isotherm map and the geographical location of fishery potential area which is derived from the differences of temperature area. A mathematical correlation function between the pixel values and the SST was derived from the enhancement curve used in the software. The SST as the enhancement output will be analyzed and compared to the result of contrast enhancement of channel 4 only. Using these two variations of data, geographical location of different SST area could be obtained.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S40476
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rifqi Annas
"Salah satu teknologi yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah negara kepulauan, di antaranya pelanggaran batas wilayah, penentuan lokasi sumber daya alam, serta kemampuan dini dalam mendeteksi awalnya suatu bencana alam, adalah teknologi pengindraan jauh. Teknologi ini menggunakan kemampuan sensor satelit yang dapat menangkap citra pemetaan suatu wilayah dengan spesifikasi yang dimilikinya. Salah satu sensor yang memiliki kemampuan tersebut adalah Moderate Resolution Imaging Spectroradiometer (MODIS).
Indonesia yang dilalui garis khatulistiwa, mempunyai karakteristik unik karena di wilayah perairannya terjadi interaksi antara masa air yang datang dari Samudra Hindia dan Samudra Pasifik. Sedangkan habitat dari komunitas ikan sangat dipengaruhi oleh kondisi atau parameter oseonografi perairan seperti suhu permukaan laut, salinitas, konsentrasi klorofil laut, cuaca dan sebagainya, yang berpengaruh pada dinamika atau pergerakan air laut baik secara horizontal maupun vertikal. Di dalam Tugas Akhir ini akan dikembangkan penghitungan Suhu Permukaan Laut menggunakan data MODIS. Data diolah menggunakan rumus yang diturunkan dari Algorithm Theoretical Basis Documents (ATBD) sehingga mendapatkan nilai pasti dari suhu permukaan laut pada beberapa sampel lokasi di perairan Indonesia.

One of many technologies which can be used to overcome archipelago's problems; the violation of a territory, the determination of natural resources location, and the earlier ability to detect earlier natural disaster, is Remote Sensing Technology. This technology uses satellite's ability to capture cartography image of an area with its specification. One of satellites which has that ability is MODIS sensor carried by TERRA/AQUA satellite.
Indonesia, which is passed by the equator line, has an unique characteristic. There is an interaction between water volume from Indian Ocean and Pacific Ocean. Meanwhile, fishing ground in the ocean depends on the condition or oceanography parameters, such as sea surface temperature, salinity, sea chlorophyll concentration, weather, etc. which are influenced by dynamic sea's mobility both horizontally and vertically. One of the sea parameters, the Sea Surface Temperature (SST), could be derived from MODIS data. The data is processed using formula derived from Algorithm Theoretical Basis Documents (ATBD) and implemented to obtain the SST of several sample area in Indonesian watery.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S51366
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Harun Idham Akbar
"

Teluk Jakarta merupakan perairan yang memiliki nilai ekonomis yang sangat tinggi karena posisinya yang berada di Ibu Kota Indonesia namum perairan ini juga memiliki beban masukan yang tinggi mulai dari kegiatan domestik, industri, ataupun pertanian dari 13 muara sungai di sekitarnya yang berasal dari wilayah Jakarta, Bogor, Tangerang, dan Bekasi sehingga dapat memberikan dampak terhadap kelimpahan klorofil-a. Permasalahan kini muncul karena konsentrasi total material tersuspensi yang melebihi daya dukung perairan mendorong produktifitas seperti plankton untuk berkumpul dan tumbuh dengan sangat cepat sehingga menyebabkan eutrofikasi. Atas dasar tersebut, peneliti melakukan penelitian di Teluk Jakarta dengan tujuan : (1) Menganalisis hubungan Total Suspended Matter (TSM) dan klorofil-a case 2 (CHL2), (2) Menganalisis hubungan parameter fisik kelautan terhadap kesuburan di teluk Jakarta, serta (3) Mensintesis hubungan seluruh variabel penelitian terhadap kesuburan. Data yang digunakan adalah data bulanan dari seluruh data dari sensor OLCI-A yang tersedia di GlobColour Project yaitu bulan April 2016 - Desember 2018. Seluruh data diolah menggunakan metode SIG  secara time series untuk mengetahui karakter masing masing variabel terutama terkait pada bulan angin muson. Selanjutnya digunakan analisa regresi linear, uji-F, dan uji-T untuk mengetahui hubungan terhadap variabel penelitian. Hasil yang diperoleh antara lain terdapat  hubungan yang sangat kuat antara TSM dan CHL2 dengan nilai R = 0,905 dan nilai P= 0,000 < 0,05, parameter kelautan yang dominan terhadap kesuburan adalah parameter arus laut terutama pada musim barat, variabel penelitian dengan variansi searah kuat yaitu CHL2 dengan TSM dan arus laut, variansi berkebalikan kuat dengan curah hujan dan temperatur.


Jakarta bay is a water that have high economic value because of its position in the Indonesian capital city, but these water also have a  high input load due to domestic, industrial, or agricultural activities from the surrounding river estuaries comes from Jakarta, Bogor, Tangerang, and Bekasi regions that can have an impact on the high concentration of chlorophyll-a. The problem comes when the concentration of TSM exceeds the carrying capacity of the water thus encouraging plankton to grow and develop rapidly so it can cause eutrophication . Based on this, the author conducted research in the Jakarta bay with the following objectives: (1) Analyzing the relationship of TSM and Chlorophyll-a Case 2 (CHL2), (2) Analyzing the relationship of marine physical parameter to productivity in Jakarta bay, and (3) Synthesize the relationship of all data variables to productivity. Data collection was conducted in April 2016 – December 2018 using monthly data from OLCI-A sensors available at GlobColour project. All data were processed using the GIS and time series method to determine the character of each variable, especially related to Monsoon. Furhermore, linear regression analysis, F-Test and T-Testwere used to determine the relationship to the research variables. The result obtaineda very strong relationship between TSM and CHL2 with R value 0,905 and P value 0,000<0,05, in the marine physical parameters, the dominant parameter was sea current that distribute productivity. Research variables that have a strong relationship were CHL2 with TSM, current velocity, rainfall, and temperature.

"
2019
T52675
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library