Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
Samosir, Fanny Eileen
"Studi ini bertujuan untuk meneliti gambaran attachment style pada mantan pengguna narkoba yang sedang berada dalam pusat rehabilitasi. Attachment style merupakan bentuk kelekatan hubungan orang tua dengan anak. Attachment style dibagi kedalam dua jenis, yaitu secure attachment dan insecure attachment, kemudian insecure attachment dibagi lagi menjadi dua, yaitu ambivalent-insecure attachment, dan avoidant-insecure attachment. Metode penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dan kualitatif. Pengumpulan data menggunakan kuesioner dan wawancara. Kuesioner yang digunakan adalah kuesioner attachment style. Responden dari penelitan ini berjumlah 95 responden dengan rentang usia 15-45 tahun dan berjenis kelamin laki-laki. Studi ini dilakukan pada pusat rehabilitasi narkoba yang berada di Sukabumi. Hasil dari studi ini terlihat bahwa sebagian besar responden mempunyai jenis secure attachment yaitu sebanyak 73 responden. Selain itu responden yang mempunyai jenis ambivalent-insecure berjumlah 4 responden, dan avoidant-insecure berjumlah 7 responden. Dalam penelitian ini juga dilihat hubungan attachment style dengan kebahagiaan pada masa kecil, status pernikahan orang tua, dan tempat tinggal pada waktu kecil. Variabel-variabel diatas diperoleh dari data kontrol dalam kuesioner yang kemudian perhitungannya menggunakan chi-square. Metode dalam penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif juga. Pengumpulan data kualitatif dalam penelitian ini menggunakan wawancara. Responden yang mempunyai jenis secure dan avoidant attachment yang peneliti ambil untuk penelitian kualitatif.
This study is to research the picture of attachment style to ex-drugs user that stay at the rehabilitation centre. Attachment syle is form of how close a relationship between parents and children. Attachment style divided by two types, secure attachment and insecure attachment, and then insecure attachment divided again by two, ambivalentinsecure attachment and avoidant-insecure attachment. The method research that I use is quantitative and qualitative. The data that I get is from questionnaire and interviews. Questionnaire that I use is questionnaire attachment style. The respondent from this research is about 95 respondent around the age 15-45 years old and they all males. This study take place in drugs rehabilitation centre at Sukabumi. The result of this study makes us see that most of the respondent having a secure attachment its about 73 respondent, the rest is ambivalent insecure 4 respondent and ambivalent insecure is 7 respondent. In this research we see that the relationship attachment style and the happiness for the childhood, parents marriage, and place where they live when they were kids. Although variables there I got from the data control from the questionnaire and than counted using chi-square. The method of this research use qualitative too. The qualitative data that I got using interviews. Respondent that has the type of secure and avoidant attachment that the researcher took is for qualitative research."
Lengkap +
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2008
155.418 SAM a
UI - Skripsi Open Universitas Indonesia Library
Rizka Nurbatari
"Usia dini merupakan periode emas dimana banyak perkembangan terjadi secara pesat, tidak terkecuali pada fungsi kognitif tingkat tinggi yakni Executive Function (EF). Dalam upaya pengoptimalan kemampuan EF, berbagai penelitian telah dilakukan untuk mengetahui hal-hal apa saja yang dapat memengaruhi kemampuan EF, salah satunya adalah kelekatan. Namun, penelitian mengenai kelekatan dan EF diketahui masih inkonsisten. Selain itu, kebanyakan penelitian mengenai kelekatan hanya melibatkan ibu saja, padahal diketahui bahwa peran ayah turut berpengaruh terhadap perkembangan anak. Penelitian ini ingin mengetahui lebih lanjut apakah secure attachment antara ayah dan ibu dengan anak dapat memprediksi kemampuan hot dan cool EF anak usia prasekolah. Untuk mengetahui mengenai informasi secure attachment antara ayah dan ibu terhadap anak dan anak, kedua orangtua diminta untuk mengisi Parent Child Reunion Inventory PCRI . Untuk mengetahui kemampuan EF, anak akan diberikan serangkaian tes EF. Penelitian ini diikuti oleh 85 pasang orangtua beserta dengan anak mereka yang berusia 4-6 tahun. Dengan mempertimbangkan SES keluarga, usia, dan jenis kelamin anak, hasil memperlihatkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara secure attachment ayah dan ibu dengan kemampuan EF anak. Faktor-faktor lain selain attachment seperti autonomy support dan scaffolding perlu dipertimbangkan untuk mencapai kemampuan EF anak usia prasekolah yang optimal.
Early childhood known as a golden period where our developmental as a human being develop rapidly, not to mention our Executive Function (EF) skill. In order to optimized EF skills, many research had been conducted to investigate factors that associate to EF skills. It revealed that one of the factor that have association with EF is attachment. Research found that the association between attachment and EF remain inconsistent. On top of that, several studies related to attachment and EF focused only on mother figures without considering fathers. This study investigated prospective associations between father rsquo s and mother rsquo s secure attachment and hot and cool EF skills in preschoolers. In attempt to investigate these topics, parents were administered Parent Child Reunion Inventory PCRI and to investigate EF, the children were administered a battery of EF tasks. 85 parents with their 4 6 years old kid were participated in this study. The results indicated that neither father child attachment nor mother child attachment were significantly related to child performance on EF tasks above and beyond family socioeconomic status SES , child age, and sex. Factors other than attachment, such as autonomy support and scaffolding need to be considered in order to optimize preschooler rsquo s EF skill."
Lengkap +
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2017
S67847
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Moses Anjas
"Penelitian ini membahas hubungan secure attachment dengan orang tua dan pengaruhnya terhadap penyesuaian diri mahasiswa rantau. Dalam konteks sosial, kemampuan mahasiswa perantau untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan baru merupakan keharusan, terutama dalam masa transisi dari jenjang SMA/SMK ke perguruan tinggi yang sering kali melibatkan perbedaan budaya yang signifikan. Penelitian ini mengeksplorasi faktor-faktor yang mempengaruhi penyesuaian diri mahasiswa perantau, dengan fokus khusus pada secure attachment dengan orang tua. Responden penelitian ini adalah 53 mahasiswa tahun pertama dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia yang berasal dari luar Jabodetabek. Pengumpulan data dilakukan pada Maret hingga Mei 2024. Metode penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan teknik stratified random sampling dan non-probability sampling, di mana pemilihan sampel ditentukan oleh peneliti. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya hubungan positif yang signifikan antara secure attachment dengan orang tua dan kemampuan penyesuaian diri mahasiswa perantau. Dengan nilai koefisien korelasi (r) sebesar 0,248, ditemukan bahwa semakin tinggi secure attachment yang dimiliki mahasiswa perantau dengan orang tuanya, semakin baik pula kemampuan mereka dalam menyesuaikan diri. Dalam konteks sosial, hal ini menunjukkan bahwa dukungan emosional yang kuat dari orang tua dapat menjadi faktor penting yang membantu mahasiswa perantau mengatasi tantangan budaya dan sosial di lingkungan baru. Dengan demikian, secure attachment dengan orang tua tidak hanya berperan dalam aspek emosional, tetapi juga dalam kemampuan mahasiswa untuk menavigasi dan beradaptasi dengan perubahan sosial yang signifikan selama masa transisi pendidikan tinggi.
This study discusses the relationship between secure attachment with parents and its influence on the adjustment of students who migrate. In a social context, the ability of migrating students to adapt to a new environment is essential, especially during the transition from high school to university, which often involves significant cultural differences. This study explores the factors influencing the adjustment of migrating students, with a particular focus on secure attachment with parents. The respondents of this study were 53 first-year students from the Faculty of Social and Political Sciences at the University of Indonesia who came from outside Jabodetabek. Data collection was conducted from March to May 2024. The research method used is quantitative with stratified random sampling and non-probability sampling techniques, where the sample selection is determined by the researcher. The results of this study indicate a significant positive relationship between secure attachment with parents and the adjustment ability of migrating students. With a correlation coefficient (r) of 0.248, it was found that the higher the secure attachment that migrating students have with their parents, the better their ability to adjust. In a social context, this indicates that strong emotional support from parents can be an important factor that helps migrating students overcome cultural and social challenges in a new environment. Thus, secure attachment with parents not only plays a role in the emotional aspect but also in the students' ability to navigate and adapt to significant social changes during the transition to higher education. "
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library