Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Didik Pradjoko
"Konsep pemasaran sudah banyak diterapkan di bidang jasa informasi. Istilah pemasaran yang dimaksud mengacu pada kegiatan menganalisa, merencana, mengimplementasikan dan mengawasi segala kegiatan guna mencapai tingkat pemasaran sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan oleh suatu organisasi. Daur hidup produk merupakan salah satu metode yang digunakan untuk menentukan strategi pemasaran yang tepat berdasarkan posisi produk yang dihasilkan oleh suatu unit usaha dalam kurva daur hidup produknya. Gagasan umum dari daur hidup produk adalah bahwa suatu jasa pelayanan mempunyai karakteristik kehidupan normal yang mengikuti tahap-tahap perkenalan, pertumbuhan, kedewasaan, penurunan dan pada akhirnya menyelesaikan daur hidupnya atau keluar dari pasar. Pada penelitian ini, Yang diteliti adalah produk jasa Kesiagaan Informasi di PDII-LIPI. Data yang diambil dibatasi hanya pada Jasa Informasi Kilat, Buletin Informasi Kilat dan Paket Kesiagaan Informasi Teknologi Industri. Data dianalisa berdasarkan prosentasi perubahan penjualan riil dari beberapa tahun periode pengamatan. Prosentasi perubahan penjualan tersebut merupakan variabel kontinyu yang digambarkan sebagai suatu kurva distribusi normal dengan nilai rata-rata sama dengan nol, dengan menggunakan parameter nilai rata-rata dan standar deviasi."
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1999
S12298
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Trio Kurnia Ryplida
"Sebagai media massa yang lahir dari situasi revolusi, Siasat memiliki peran yang tidak sedikit di dalam sejarah pers Indonesia. Didirikan oleh dua tokoh intelektual pers Indonesia, Soedjatmoko dan Rosihan Anwar, Siasat berupaya menjadi media masa yang membela kepentingan bangsa Indonesia ketika masa revolusi. George McTurnan Kahin mengatakan bahwa Siasat adalah media massa berhaluan sosialis yang cukup berpengaruh pada zamannya. Media massa mingguan ini lahir pada 4 Januari 1947 dan mulai berakhir penerbitannya pada 1957. Pada periode tahun 1947-1950, Siasat menjadi media yang memerjuangkan kepentingan Republik Indonesia melawan Belanda. Ketika Indonesia diduduki oleh Belanda, Siasat tetap memilih terbit kendati beberapa kali dibreidel oleh tentara Belanda. Namun demi berdirinya negara Indonesia, Siasar tetap terbit. Pada masa tahun 1950-an, Siasat menjadi media yang bertugas mengawasi jalannya kekuasaan. Ia menjadi pengawas dan berfungsi sebagaimana layaknya media massa lainnya di dalam sejarah pers. Siasat berhasil menjadi media massa yang menyumbangkan pemikiran-pemikiran berharga bagi bangsa Indonesia. Pada saat Indonesia memasuki era percobaan demokrasi, Siasat kembali memegang pernan penting di dalam penyadaran masyarakat akan pentingnya demokrasi. Siasat juga melalui rubrik kebudayaan Gelanggang, menyumbangkan banyak gagasan tentang arah kebudayaan baru di Indonesia. Kendati namanya jarang disebut-sebut dalam khasanah sejarah pers di Indonesia, Siasat memiliki peran tersendiri di dalam dinamika intelektual di Indonesia. Sehingga Siasat bolehlah dicatat sebagai media massa yang berhasil menyumbangkan peran penting dalam sejarah pers Indonesia.
......According to George McTurnan Kahin, Siasat is the most influencing socialist mass media. It founc by two prominent journalist and inteligencia in Indonesia, Soedjatmoko and Rosihan Anwar in January 4 1947. As a media which found in the time of Indonesia revolution, Siasat have played an important role in the history of Indonesian press. Siasat played an important role to against Dutch psy-war in media. During Dutch occupation in Indonesia, Siasat is the one media who struggle to defend Indonesia's independence. Siasat still publish even thought Dutch Army force the board of editor were consist from young journalist and intellectuals who knew very much what have they do in the new nation named Indonesia Prior to 1950, Siasat stand side by side with Indonesian government to against the Ducth occupation. But after Round Table Conference in The Hague, Siasat tried to be a watchdog mass media who gave their critique to the government of Indonesia. Although it was a socialist weekly magazine, Siasat can be a media with broaden perspectives. Its cultural column, called 'Gelanggang', attracted a number of young writers belonging to the 'Generation of 45'. It shows us how important Siasat democratization process in the early period of Indonesian independence. Even thought Siasat has never mentioned in the Indonesian journalism history, Siasat has own role in Indonesian intellectual dynamics. In 1950's, Siasat become a media which oppose to the government it is strongly related to those in the board of editor who affiliate to the Indonesian Socialist Party (Partai Sosialis Indonesia)."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2008
T38090
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Jeni Andriani
"Penelitian mengenai majalah Femina dilakukan selain melalui studi kepustakaan, juga di Redaksi Majalah Femina, Jakarta, pada bulan November. 1998 hingga April 1999, tujuannya ialah untuk melihat perjalanan Femina dari tahun 1972 hingga tahun 1982, di mana pendirian Femina pada tanggal 18 September 1972 bersamaan dengan kebangkitan majalah hiburan di Indonesia. Kehadiran Femina membawa citra baru dalam dunia bacaan kaum wanita karena merupakan pelopor dalam segi bentuk dan isi, dengan ciri-ciri, mencolok, karena tata warna yang cerah dan kertas yang halus mengkilat, serta isinya yang selain memuat urusan rumah tangga juga urusan di luar rumah (bekerja). Selama satu dasawarsa (1972-1982) berkiprah dalam dunia pers Indonesia, Femina sedikit banyak berperan dalam memajukan kaum wanita khususnya dan dunia pers umumnya, dengan adanya perubahan-perubahan yang terjadi di dalam masyarakat."
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1999
S12476
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1993
S12721
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eka Putra Bhuwana
"Pada masa Pendudukkan Militer Jepang di Indonesia, 1942-1945, surat kabar dijadikan salah satu alat propaganda bagi kepentingan Pemerintah Pendudukkan Militer Jepang, selain radio dan majalah. Dalam skripsi ini dibicarakan proses dari dijadikannya Surat kabar tersebut sebagai salah satu corong dari suara Pemerintah Pendudukkan Militer Jepang, khususnya di Jawa. Proses pengaturan dan pengawasan terhadap surat kabar tersebut dilakukan secara bertahap dan dipengaruhi pula oleh situasi medan peperangan. Sebagai klimaksnya pengaturan dan pengawasan terhadap surat kabar tersebut adalah dengan didirikannya Djawa Shinbun Kai (Gabungan Persurat-kabaran di Jawa), yaitu badan yang mengatur sekaligus mengawasi keberadaan surat kabar yang terbit pada waktu itu. Djawa Shinbun Kai, selain menetapkan harga langganan, jumlah peredaran (oplag), penyediaan kertas dan alat cetak, juga bertindak sebagai badan yang mengarahkan berita-berita apa saja yang sebaiknya dimuat dengan maksud mengarahkan opini pembaca surat kabar terhadap apa yang diinginkan oleh Pemerinah Pendudukkan Militer Jepang didalam membantu perang yang sedang dijalankannya. Peran inilah yang menjadi pokok bahasan dalam skripsi ini."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1987
S12303
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rika Rachman
"Wacana adalah satuan bahasa yang terlengkap, dan di dalam hierarki gramatikal wacana merupakan satuan bahasa yang tertinggi. Wacana merupakan satuan bahasa yang tidak terbatas dalam jumlah kalimat dan kalimat-kalimat tersebut merupakan komponen konstruksi wacana. Kalimat-kalimat dalam wacana itu tidak terlepas-lepas begitu saja, melainkan saling berpautan dengan kalimat-kalimat yang lain secara semantis tekstual, membuat kesatuan yang utuh sebagai suatu wacana. Kohesi adalah istilah yang menunjuk pada perpautan kalimat-kalimat itu, yang membatasi kumpulan kalimat itu sebagai suatu wacana. Dengan menghubungkan kalimat-kalimat itu secara kohesif, maka dapat diketahui tingkat kekohesifan wacana itu. Kohesi ditandai oleh pemarkah-pemarkah yang menghubungkan kalimat-_kalimat yang terdapat di dalam wacana itu. Pemarkah-pemarkah itu berupa alat kohesi yang terdiri dari pengacuan (reference), penggantian (substitution), pelesapan (ellipsis), konjungsi (conjuction), dan leksikon (lexicon). Hasil analisis kekohesifan pada karya tulis mahasiswa BTPA III, ternyata tidak sepenuhnya kohesif, karena ada kalimat-kalimat yang tidak menggandung unsur kohesif. Secara umum penggunaan tipe-tipe ikatan kohesif pada seluruh wacana hampir sama, kecuali pada wacana Korea Selatan. Urutan penggunaan tipe ikatan kohesif pada wacana Korea Selatan adalah kolokasi, pengacuan, konjungsi, penggantian, dan pelesapan, sedangkan ketiga wacana lainnya adalah kolokasi, konjungsi pengacuan, penggantian, dan pelesapan. Alat kohesi yang dominan dipergunakan pada semua wacana adalah lama, yaitu leksikon, sedangkan yang jarang dipergunakan adalah pelesapan."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2004
S12412
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library