Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 23 dokumen yang sesuai dengan query
cover
R. Nurhadi Yuwono
Abstrak :
Tesis ini adalah tentang sistem pelayanan Surat Tanda Nomor Kendaraan Bermotor di kantor Samsat wilayah Majapahit. Perhatian utama dalam kajian ini adalah hubungan sosial Patron-Klien antar pejabat Dit Lantas, antara petugas Samsat dengan petugas Samsat, antara petugas Samsat dengan biro jasa dan antara petugas Samsat dengan calo sehingga mempengaruhi jalannya proses penerbitan Surat Tanda Nomor Kendaraan Bermotor (STNK) pendaftaran kendaraan baru (BBN I), Mutasi Luar Daerah dan Pengesahan / Perpanjangan kurang sepenuhnya berjalan sesuai dengan aturan yang ada. Tujuan dalam tesis ini adalah untuk menunjukkan hubungan Patron-Klien yang terjadi di kantor Samsat wilayah Majapahit sehingga dapat mempengaruhi jalannya proses yang sebenarnya terhadap penerbitan Surat Tanda Nomor Kendaraan Bermotor (STNK). Dalam mengkaji hubungan sosial Patron-Klien dalam penerbitan Surat Tanda Nomor Kendaraan Bermotor (STNK) di kantor Samsat wilayah Majapahit digunakan pendekatan kualitatif dengan metodologi etnografi yang dilakukan dengan cara pengamatan, pengamatan terlibat dan wawancara dengan pedoman. Hasil dari penelitian ditemukan ada hubungan-hubungan Patron-Klien yang terjadi di kantor Samsat wilayah Majapahit, yaitu hubungan Patron-Klien antar pejabat Samsat, antara petugas Samsat dengan petugas Samsat, antara petugas Samsat dengan biro jasa dan antara petugas Samsat dengan calo, hubungan tersebut dilakukan dengan pola masing-masing, pola yang dilakukan antar pejabat dilakukan dengan menggunakan surat / memo atau pertelepon kepada bawahannya sedangkan hubungan antara petugas Samsat dengan petugas Samsat dilakukan dengan memberi kode pada formulir pendaftaran, begitu pula pada biro jasa dan calo akan tetapi ada perbedaan apabila dilakukan sesama petugas Samsat tanpa adanya imbalan tetapi apabila dilakukan antara petugas Samsat dengan biro jasa / calo ada imbalan yang diharapkan dari kedua belah pihak. Hubungan Patron-Klien yang menjadikan peraturan penerbitan Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK) tidak sepenuhnya berjalan sebagai akibat kurangnya gaji petugas Samsat, adanya tuntutan atau kewajiban baik pribadi atau dinas yang harus di penuhi, adanya adagium bahwa tugas di Samsat identik dengan mencari uang serta kurangnnya pengawasan dan pengendalian.
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2002
T10819
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
A mathematical model was developed for evaluating CO2-reduction technologies in power generation, residential, commercial and road transport sector in Japan. The existing and new power generation technologies evaluated included 34 centralized and 8 dispersed power generation technologies in the resedential and commercial energy demand sectors. To take into account the varieties of useful energy and of its demand duration patterns among entities in the demand sectors, the hourly mean power and heating and cooling demand-supply balances in one residential and four commercial representative entities were considered for each month. The road transport sector addressed five types of automotive use. The useful-energy demands are exogenously given; the model calculates the technology installations that satisfy the demands to minimize the total systems cost for each year up to 2030. The availability of the new technologies, i.e., the first years they are installable, is derived from research and development (R&D) process analyses on the basis of surveys to experts. As a result of the model calculation, dispersed molten carbonate and solid oxid fuel cells and onboard gasoliene reforming-type fuel cell vehicle (FCV) technologies are expected to have the largest economic values, approximately 60-120 billion constant 1998 yen (460-920 million U.S dollars (USD)) among the evaluated new CO2-reduction technologies. One of the implications from our calculations is that extending electric power corporations' commercial coverage to dispersed power generation, in addition to centralized power generation, is desirable to help lower overall costs in society, as well as to secure industry profits.
Japan: Graduate School of Policy Science of Ritsumeikan University,
351 JPS
Majalah, Jurnal, Buletin  Universitas Indonesia Library
cover
Soni Akhmad Nulhaqim
Abstrak :
Peningkatan jumlah penduduk lansia disatu sisi menggembirakan yaitu mencerminkan meningkatnya kualitas kesehatan masyarakat, namun pada sisi lain menimbulkan permasalahan bagi lansia berupa permasalahan umum, permasalahan fisik, psikologis dan sosial ekonomi, juga bagi pemerintah yaitu berkaitan dengan penyediaan berbagai pelayanan. Keluarga diharapkan dapat menjadi lingkungan utama dalam pelayanan lansia. Dengan demikian, program-program pelayanan lansia yang berbasiskan pada keluarga merupakan program yang perlu dikembangkan. Penelitian ini berupaya untuk mengkaji sistem pelayanan BKL di Kelurahan Batununggal Kecamatan Bandung Kidul Kota Bandung. Permasalahan pokok dalam penelitian ini adalah : (1) bagaimana keadaan kelompok BKL sebagai sistem pelaksana perubahan; (2) bagaimana keadaan sistem kegiatan kelompok BKL; (3) bagaimana keadaan sistem sasaran kelompok BKL dan; (4) bagaimana keadaan sistem klien kelompok BKL. Jenis penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif Berdasarkan hal tersebut, maka jenis penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan sistem pelayanan kelompok BKL Bougenville di Kelurahan Batununggal Kecamatan Bandung Kidul Kota Bandung. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah kualitatif dan kuantitatif. Populasi penelitian adalah para pengurus 18 orang dan para anggota kelompok BKL sebanyak 92 orang. Dengan menggunakan teknik sensus maka keseluruhan responden diambil dalam penelitian ini, sedangkan key person untuk wawancara mendalam digunakan teknik purposive sampling sebanyak tiga orang. Kerangka teori utama yang digunakan adalah sistem dasar praktek pekerjaan sosial. Kerangka ini mengacu pada pendekatan pekerjaan sosial yaitu dualistic aproach maksudnya pekerja sosial berusaha melakukan perubahan terhadap masalah yang dihadapi oleh klien, juga melakukan usaha perubahan terhadap lingkungan sosial klien tersebut. Dengan demikian, suatu usaha perubahan yang dilakukan oleh pekerja sosial memunculkan sub-sub sistem dalam sistem dasar praktek pekerjaan sosial yaitu sistem pelaksana perubahan, sistem kegiatan, sistem sasaran, dan sistem klien. Kerangka analisis penunjang menggunakan pelayanan sosial dan teori tentang lansia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kelompok BKL merupakan kelompok sosial yang berada di dalam iingkungan RW yang berusaha mengadakan perubahan dalam meningkatkan kepedulian dan peran serta keluarga dalam mewujudkan kesejahteraan lansia. Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan kelompok BKL adalah kegiatan agama, kegiatan kesehatan, kegiatan olah raga, kegiatan keterampilan dan kegiatan usaha, kegiatan anjang sana, serta kegiatan pertemuan lansia. Kegiatan tersebut melibatkan orang-orang yang diangggap berkompeten dalam bidangnya. Sistem sasaran BKL mengacu pada kelompok-kelompok yang memiliki keterkaitan dengan kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan kelompok BKL, sedangkan sistem kliennya adalah orang-orang yang menjadi anggota BKL. Dilihat dari sistem dasar praktek pekerjaan sosial, maka kelompok BKL dianggap: (a) sebagai sistem pelaksana perubahan yaitu kelompok yang berada dilingkungan RW yang berusaha mengadakan perubahan dalam meningkatkan kepedulian dan peran serta keluarga dalam mewujudkan kesejahteraan lansia; (b) sistem kegiatan kelompok BKL adalah orang-orang yang dianggap ahli dalam bidangnya masih terbatas pada kegiatan tertentu saja; (c) sistem sasaran seharusnya adalah keluarga bukan kelompok-kelompok yang berkaitan dengan kegiatan-kegiatan yang dilaksanakannya; dan (d) sistem klien seharusnya adalah lansia bukan semua orang yang menjadi peserta BKL. Saran yang dirumuskan meliputi saran akademik adalah perlunya penelitian pekerjaan sosial dengan menggunakan perspektif pekerjaan sosial, sedangkan saran praktis ditujukan bagi pengembangan pelayanan sosial bagi lansia meliputi pengembangan pelayanan bagi keluarga lansia dengan menggunakan pendekatan sistem dasar praktek pekerjaan sosial, dan pendekatan budaya berupa sosialisasi nilai-nilai kepada anggota keluarga dan pelayanan sosial bagi lansia secara umum berupa pemberdayaan lembaga panti werda baik yang bersifat komersial maupun non komersial, sedangkan penciptaan pelayanan sosial yang baru yaitu mengupayakan pelayanan baru terutama pelayanan yang ditujukan untuk menunjang aktivitas lansia misalnya penyediaan fasilitas umum.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2000
T5081
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yusniar Oesman
Abstrak :
RSUD Pasar Rebo merupakan rumah sakit umum pemerintah yang telah ditetapkan sebagai unit swadana daerah sesuai peraturan daerah Pemda DKI Jakarta nomor 2 tahun 1996. Sejalan dengan perkembangan rumah sakit sebagai unit swadana maka kinerja dan pendapatan operasional RSUD Pasar Rebo menunjukkan peningkatan yang membaik. Salah satu faktor dalam mempertahankan kinerja karyawan yang pada akhirnya akan meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan adalah partisipasi aktif seluruh karyawan sehingga diperlukan motivasi kerja yang erat hubungannya dengan kepuasan kerja karyawan.

Masalah yang dihadapi dalam meningkatkan motivasi kerja karyawan selain imbalan adalah mengenai insentif atau disebut sebagai jasa medik di RSUD Pasar Rebo, yang dikeluarkan berdasarkan Keputusan Direktur RSUD Pasar Rebo No.077.1/1997. Model pembagian jasa medik tersebut dirasa kurang tepat oleh sebagian karyawan terutama tenaga keperawatan.

Penelitian ini dilaksanakan dengan pendekatan kuantitatif dengan menggunakan rancangan cross sectional. Didapatkan 96 sampel dari total populasi 252 karyawan tenaga keperawatan.

Dari hasil penelitian yang menyatakan tidak puas atas jasa medik berjumlah 57 orang responden
(59 %).
Dengan analisis x2 terdapat beberapa hubungan yang bermakna antara pendidikan, masa kerja, kehadiran kerja, kehadiran apel dan umur terhadap kepuasan atas jasa medik.

Pihak manajemen perlu mengkaji kembali, mendesain, atau memodifikasi faktor pendidikan, masa kerja, kehadiran kerja, kehadiran apel dan umur, guna lebih meningkatkan kepuasan atas jasa medik tenaga keperawatan.
RSUD Pasar Rebo is a state hospital, which was established as a local self-funding unit, based on local government regulation of DKI Jakarta No.2/1996. As the development of hospital, the performance and operational revenue have indicated improvement. One of factors in maintaining the performance of employees which finally improves the health treatment quality, is the active participation of employee, therefore motivation in work to which employees' satisfaction in work closely relates is needed.

There is the problem in order to motivate the employee besides the regular payment can do the implementation the management of hospital.;Paramedic Satisfaction Analysis on Medical Service System at Pasar Rebo Hospital , 1999 RSUD Pasar Rebo is a state hospital, which was established as a local self-funding unit, based on local government regulation of DKI Jakarta No.2/1996. As the development of hospital, the performance and operational revenue have indicated improvement. One of factors in maintaining the performance of employees which finally improves the health treatment quality, is the active participation of employee, therefore motivation in work to which employees' satisfaction in work closely relates is needed.
There is the problem in order to motivate the employee besides the regular payment can do the implementation the management of hospital.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2000
T5278
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bambang Waskito
Abstrak :
Menghadapi desentralisasi upaya kesehatan dasar dan rujukan serta perkembangan sistem pelayanan kesehatan, kemampuan manajemen pada jajaran Dinas Kesehatan Daerah Khusus Ibukota Jakarta Raya menjadi salah satu pilar dari derajat pencapaian upaya kesehatan di Daerah Khusus Ibukota Jakarta Raya. Penelitian yang ada jarang membahas effektifitas manajemen secara berkesinambungan dari propinsi sampai kecamatan. Demikian juga peranan manajer sebagai bawahan belum diteliti secara luas, meskipun diakui peranan khusus manajer menengah dalam fasilitasi ataupun menghambat implementasi. Terdapat berbagai konsep maupun pendekatan yang populer terhadap manajemen; pendekatan tersebut dapat merupakan sistem manajemen yang terintegrasi, kontribusi faktor manajemen terhadap effektifitas organisasi maupun kontribusi individu terhadap prestasi organisasi. Penelitian ini bertujuan untuk menguraikan efektifitas fungsi manajemen, ditinjau dari kontribusinya terhadap efektifitas organisasi. Sebagai kriteria efektifitas organisasi diambil dua kriteria yang diperkirakan bersumber pada kontribusi manajemen yaitu fleksibilitas organisasi sistem pelayanan kesehatan serta produktifitas dan adaptifitas implementasi program. Sebanyak sepuluh variabel manajemen yang merupakan agregat aktifitas manajerial disusun sebagai variable bebas. Sedangkan pentingnya faktor lingkungan diwakili oleh satu variabel kendali yaitu pengaruh penetapan target program oleh Departemen Kesehatan Pusat. Konteks manajemen pemerintahan dan manajemen pembangunan tetap perlu diperhatikan dan diuraikan seperlunya, demikian pula gambaran umum dari sistem pelayanan kesehatan ( jaringan, jenis pelayanan kesehatan, masalah -masalah yang dihadapi ) diuraikan secara ringkas agar dapat memberikan gambaran subsistem -subsistem lain yang berinteraksi dengan sistem manajemen. Pengaruh tipe organisasi terhadap perilaku manajemen, dikendalikan dalam bentuk variabel kosong tipe organisasi dan dilihat hubungannya dengan variable tergantung. Penelitian ini dilakukan dengan disain deskriptif dan pendekatan sekat silang, kemudian dilanjutkan dengan pengujian hipotesa. Unit analisa adalah organisasi dan unit dalam organisasi, sedangkan para manajer eselon 3 dan 4 kecuali Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Raya) menjadi representan bagi organisasi. Data primer diambil dari kuesioner yang dibagikan kepada para responden beserta wawancara terbatas mengenai tujuan penelitian dan kejelasan pengisian kuesioner. Data sekunder diambil dari dokumen baik pada Dinas Kesehatan Daerah Khusus Ibukota Jakarta Raya, maupun Suku Dinas Kesehatan. Untuk memperkirakan derajat pencapaian digunakan beberapa rujukan seperti instrumen Karya Utama Nugraha, Profil Kesehatan Indonesia , Warta Puskesmas maupun Repelita V bidang Kesehatan DKI Jakarta Raya dengan modifikasi. Analisa statistik yang digunakan adalah analisa prosentase, tabel silang uji Khi-kuadrat, uji eta, uji d Somers, uji Kolmogorof--Smirnov satu sampel , analisis varian klasifikasi tunggal dan uji korelasi dan regresi linier sederhana maupun regresi linier berganda. Ternyata didapatkan asosiasi positif antara variabel fasilitasi kepemimpinan, karakteristik perencariaan maupun kompleksitas tugas dengan variabel fleksibilitas organisasi sistem pelayanan kesehatan ( pada p = 0,05) serta variabel menyusun hubungan dan fleksibilitas tindakan ( p =0,10). Sedangkan variabel komunikasi formal memberikan kecenderungan berlawanan dengan fleksibilitas sistem pelayanan kesehatan namun dengan kekuatan asosiasi yang sangat lemah. Variabel fleksibilitas tindakan juga berkorelasi posistif dengan variabel proaktifitas dan adaptifitas implementasi program ( p = 0,1 ) demikian juga variabel orientasi karir manejemen, menyusun hubungan, fasilitasi kepemimpinan, proporsi jenis pengendalian, karakteristik perencanaan dan kompleksitas tugas berkorelasi positif dengan proaktifitas dan adaptifitas implementasi program (p=0,05). Dengan demikian kontribusi manajemen pada effektifitas organisasi dapat ditelusuri berdasarkan korelasi dan regresi bivariat, dibandingkan dengan teori yang ada.Kesimpulan tidak langsung mengenai efektifitas fungsi manajemen, didasarkan pada uji hipotesa diantara berbagai variabel manajemen dengan kriteria efektifitas organisasi.Selain itu dapat diamati distribusi frekwensi tiap variabel manajemen. Ternyata tidak semua variabel manajemen berkorelasi dengan efektifitas organisasi.Variabel komunikasi formal dinyatakan sangat penting dalam meningkatkan efektifitas manajemen; sedangkan variabel pendidikan formal, pelatihan dan masa kerja maupun variabel orientasi karir manajemen merupakan bagian dari manajemen sumber daya manusia. Dengan demikian hubungan yang lemah dan berlawanan maupun tidak adanya korelasi antara variabel-variabel tersebut dengan fleksibilitas organisasi sistem pelayanan kesehatan maupun proaktifitas dan adaptifitas implementasi program,cenderung menunjukkan kurang efektifnya fungsi manajemen.Sedangkan korelasi positif antara variabel manajemen lainnya ( selain variabel rentang kendali) dengan fleksibilitas organisasi sistem pelayanan kesehatan dan proaktifitas dan adaptifitas implementasi program cenderung menunjukkan effektifnya fungsi manajemen. Analisis varian klasifikasi tunggal antara kelompok responden berdasarkan tipe organisasi dengan kedua variabel tergantung menunjukkan hasil tidak signifikan. Dengan demikian secara deskriptif pengaruh tipe organisasi terhadap perilaku manajemen belum dapat dibuktikan. Suatu model prediktif yang menggambarkan pentingnya pengaruh fasilitasi kepenimpinan terhadap proaktifitas dan adaptifitas implementasi program diperoleh dari regresi linier berganda antara variable-variabel manajemen dan variabel kosong tipe organisasi dengan variabel proaktifitas dan adaptifitas implementasi program. Sehubungan dengan beberapa asumsi yang belum terpenuhi, maka model ini hanya digunakan untuk menunjukkan penilaian para responden mengenai kelompok aktifitas manajerial yang penting dalam meningkatkan effektifitas organisasi. Penyertaan tiga variabel kosong tipe organisasi tidak menunjukkan hasil yang signifikan.Hasil uji Kolmogorf-Smirnov satu sampel yang signifikan menunjukkan bahwa perbedaan penilaian antara responden pada variabel fleksibilitas organisasi sistem pelayanan kesehatan maupun proaktifitas dan adaptifitas implementasi program bukan disebabkan oleh variasi dalam sampel. Sedangkan uji khi-kuadrat dan uji eta antara variabel rentang kendali dengan variabel criteria efektifitas organisasi tidak bermakna.Pengaruh lingkungan sistem terhadap variabel kriteria efektifitas organisasi belum dapat dibuktikan dari uji hipotesa oleh karena uji khi-kuadrat dan d Somers antara variabel penetapan target program oleh Departemen Kesehatan dengan fleksibilitas organisasi sistem pelayanan kesehatan dan proaktifitas dan adaptifitas implementasi program tidak bermakna.Namun kuatnya pengaruh tersebut masih dapat digambarkan secara deskriptif dari distribusi. frekwensi variabel kompleksitas tugas dan variabel penetapan target program oleh Departemen Kesehatan. Indikator kinerja sistem pelayanan kesehatan terutama derajat pencapaian program dapat menggambarkan penilaian efektifitas organisasi berdasarkan penaksiran keluaran. Namun karena ada berbagai faktor lain yang menentukan efektifitas organisasi seperti teknologi, karakteristik pekerja dan lingkungan sistem, maka berbagai indikator tingkat pencapaian program tidak dapat dianggap sebagai kontribusi dari factor manajemen saja. Dalam penelitian ini berbagai indikator tersebut hanya digunakan untuk memperoleh gambaran tingkat pencapaian dari sistem pelayanan kesehatan Dinas Kesehatan DKI Jakarta Raya. Akhirnya analisa manajemen ini membahas hasil wawancara terbatas dan dokumen, yang menunjukkan bahwa tidak seluruh program dapat menjadi sektor yang memimpin dalam hubungan antar sektor. Demikian pula faktor teknologi tepat guna dalam program kesehatan lingkungan, kesulitan melibatkan sektor pertanian dan peternakan dalam upaya peningkatan gizi masyarakat maupun kesulitan mengembangkan JPKM, dapat mengurangi tingkat pencapaian organisasi. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan kontribusi faktor manajemen terhadap efektifitas organisasi sistem pelayanan kesehatan Dinas Kesehatan Daerah Khusus Ibukota Jakarta Raya, gejala effektif maupun afektifnya fungsi manajemen serta kriteria efektifitas organisasi berdasarkan kontribusi faktor manajemen. Berdasarkan kesimpulan tersebut diajukan saran perbaikan komunikasi organisasi, pemantapan perencanaan dan pengendalian, maupun meningkatkan visi manajerial melalui pelatihan. Menyadari kelemahan validitas dan reliabilitas dari penelitian ini, diusulkan penelitian yang lebih mendalam untuk dapat mengisolasi praktek manajerial kedalam variabel tertentu sehingga dapat digeneralisasi. Perlu digali suatu pendekatan manajemen yang bersumber pada nilai-nilai dalam pertumbuhan sektor kesehatan, keterkaitan dengan manajemen pemerintahan dan manajemen pembangunan, serta pengaruh budaya nasional terhadap keberhasilan teknologi manajemen dalam sistem pelayanan kesehatan. Selain itu diusulkan pula penyusunan indikator kinerja sistem pelayanan kesehatan agar dapat memberikan pegangan yang lebih mantap bagi manajer.
Depok: Universitas Indonesia, 1993
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Simanjuntak, Batara Ronald
Abstrak :
Masalah kesehatan adalah masalah bangsa yang perihal mendapat perhatian dari senora pihak sehingga dipcrlukan implementasi terhadap mekanisme pelayanan kesehatan yang baik dan benar. Departemcn Keschatan telah menetapkan nisi Indonesia "Sehat 2010" yang ditandai dengan standard hidup penduduk yang sehat dalam lingkungan yang sehat, berperilaku sehat, dan mampu menjangkau pelayanan kesehatan yang bcrmutu yang disediakan oleh pemerintah danlatau masyarakat sendiri, serta ditandainya adanya peran serta masyarakat dan berbagai sektor pemerintah meningkatkan kesehatan. Pemerintah mengembangkan infrastruktur pelayanan kesehatan karma sektor pelayanan kesehatan menipakan bagian dari sistem yang lebih luas dalam masyarakat dan pemerintahan dalam suatti negara, bahkan lebih jauh lagi sistem yang lebih global. Kepuasan pasien merupakan indikator penilaian sitcm pelayanan kesehatan. Dleh karena itu, kepuasan konsumen bagi pcrusahaan jasa sangat penting untuk memperluas market dan mcmpertahankan loyalitas konsumcn. Penilaian kepuasan dilakukan secara bertahap, dimulai dengan menentukan atribut-atribut yang mempengaruhi pengambilau keputusan, proses pengambilan kcputusan, kineija dan sistem pelayanan kesehatan rumah sakit, faktor pendorong kepuasan, mengukur tingkat kepuasan keseluruhan maupun tcrhadap masing-masing atribut. Hubungannya terhadap loyalitas dan reference pasien, serta in-tplikasi manajerial dari penelitian ini. Data diperoleh dari 76 responden yang merupakan sample yang mewakili inspirasi maupun keluhan pasicn terhadap sistem pelayanan Unit Rawat Jalan Rumah Sakit PGI Cikini. Data primer dipcroleh melalui kuesioner dengan menggunakan metade self-admnitered sin-t'ey dan deep interviews. Sedangkan data sekunder diperolch melalui buku bacaan, literatur dan internet. Penilaian tingkat kepuasan maupun tingkat kcpentingan pasien dilakukan terhadap altribut-atribut yang dikategorikan terhadap tiga kelompok. vaitu competency pegawai, baik yang dimiliki dokter, perawat, bagian administrasi maupun pegawai non medis seperti satpam dan petugas kcbcrsihan. Penilaian kc-2 dilakukan terhadap fasilitas yang dimiliki Unit Rawat Jalan Rumah Sakit PCI Cikini. Lokasi. fasilitas medis. dan tata ruang menjadi faktor dalam penilaian ini. Penilaian ke-3 dilakukan terhadap sistem dan proscdur pelayanan terhadap pasien. Perbedaan antara tingkat kepentingan dengan kepuasan pasien merupakan gap yang hares dibenahi rumah sakit. Hal ini disebabkan karena tingkat kepentingan yang tinggi sebagai indikator ekspektasi pasien pasien terhadap peiayanan lebih tinggi bila dibandingkan terhadap tingkat kepuasan pasien. OIch karena itu, atribut yang menjadi prioritas rumah sakit untuk dibenahi adalah atribut yang mcmiliki nilai gap yang besar. Berdasarkan data yang diperoleh, pasien merasa puas terhadap competencrdokter, kemudahan pencapaian ke rumah sakit. kemudahan sistem pendaftaran dan perneriksaan, fasilitas pada unit rawat jalan seperti keterangan petunjuk arah dan ruang, jad val praktik dokter, fasilitas, nama dokter dan spesialisasinya, kebersihan ruang tunggu dan ruang praktik, keterjangkauan biaya pengobatan. ketepatan jadwal praktik. keamanan selarna berobat di lingkungan rumah sakit dan kernampuan dan kesiapan pengelola rumah sakit dalam menyclesaikan keluhan, fasilitas. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa ketidakpuasan pasien terhadap atribut kcramahtamahan, kesabaran dan kejelasan informasi yang diberikan perawat kcpada pasien. Keramahtamahan perawat terhadap pasien menjadi faktor utama yang menvcbabkan rendahnya tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan unit rawat jalan. Sikap yang tidak ramah dari perawat kcpada pasien menjadi faktor penting yang menyebabkan ketidaknyamanan pasien pada masa perawatan. Perhatian dan kesabaran perawat dalam melayani keluhan pasien dapat mempengaruhi kinerja perawat. Secara keseluruhan kepuasan pasien (Customer Satisfaction Iucle.r-CSI) niencapai 97.8%. Data tersebut mengindentifkasikan bahwa secara keseluruhan pasien merasa puas terhadap pelayanan Unit Rawat Jalan Rumah Sakit PGI Cikini. Namun dari keseluruhan pasien yang merasa puas terhadap pelayanan Unit Rawat Jalan Rumah Sakit PGI Cikini. yang n-icrasa sangat puas sekaligus sangat berminat torus menggunakan pelayanan Unit Rawat Jalan Rumah Sakit PGI Cikini sebesar 30.3%. Responden yang sangat puns sekaligus sangat merekontendasikan pelayanan Unit Rawat Jalan Rumah Sakit PGI Cikini yaitu sebesar 30.3%. Pasien yang sangat berminat sekaligus sangat merekomendasikan pelayanan Unit Rawat Jalan Rumah Sakit PG[ Cikini kcpada orang lain sebesar 30.3%. Nilai mean dari keseluruhan responden yang merasa puas sebesar 4.17, responden yang loyal sebesar 3.88. Sedangkan responden yang merekomendasikan Unit Rawat Jalan Rumah Sakit PGI Cikini memiliki nilai mean sebesar 4.04. Data tersebut inenginiplikasikan bahwa responden yang merasa peas, belum tentu akan loyal. Sedangkan pasien yang yang loyal memiliki nilai mean yang lebih kecil daripada pasien yang increkomendasikan. Hal ini membuktikan bahwa pasicn yang merckomendasikan otomatis pasicn yang mencakup pasien yang merasa loyal. Namun dari kescluruhan pasien yang menjadi responden, pasien yang bisa dianggap sebagai Secure Customer Index-SCI sebanyak 28.9% dad total responden sebesar 100%. Faktor pendorong pasien bersedia dirawat di Unit Rawat Jalan Rumah Sakit PG1 Cikini adalah karena adanya rekomendasi relasi maupun rujukan dokter, faktor lokasi dan biaya yang tcrjangkau.
Health problem is the national problem that should be considered by all parties. Therefore, there should his implementation on the mechanism of health problem properly and appropriately. Ministry of Health Affairs has specified the vision of Indonesia "2010 Healthy? which is marked by the standard of healthy community in the healthy environment, healthy behavior, and be able to obtain the qualified health service provided by the government and/or community itself, and it is also indicated by the participation of community and various sectors of government in improving good health. The government has developed the infrastructures of health services because the sector of health services serve as part of wider system within the community and government of the country, even the more global system. Satisfaction perceived by patients serve as the indicator of health service system assessment. Therefore, consumer satisfaction is of paramount importance to the service company in expanding its market and maintains the consumer's loyalty, Satisfaction assessment is performed gradually. Starting by determining some attributes which may affect the decision making, decision making process. Performance and health service system of hospital, some factors which may improve the satisfaction, measurement of extent of overall satisfaction and each attribute, its correlation to the loyalty and reference of patient. as well as managerial implication of this research. Data is obtained from 76 respondents as the samples which represent the inspiration and complaint expressed by patients against the service system provided by the Outpatient Care Unit of PGI Cikini Hospital. Primary data is obtained through questionnaires by applying the method of self-administered survey and deep interview. Whereas, secondary data is obtained through literatures, and internet. Assessment on the extent of satisfaction and extent of interest of the patients is performed on the attributes which are categorized into three groups, namely employee competency, physicians, nurses, administration staffs and non medical employees such as security personnel and cleaning service personnel. Second assessment is performed on the facilities possessed by the Outpatient Care unit of PGI Cikini Hospital. Location, medical facilities, and room lay-out are the factors of this research. Third assessment is performed on the system and procedure providing services for the patients. The difference between the extent of interest and extent of satisfaction perceived by the patients is a gap which should be overcome by the hospital. This is due to the extent of high interest as indicator of expectation of the patients for the higher quality of service compared with the extent of satisfaction perceived by the patients. Therefore, the prioritized attribute to be overcome by the hospital is the attribute with wide gap. Based on the collected data, patients arc satisfied with the competency of physician. easiness in accessing the hospital, easiness of registration and examination system, facilities existing at the outpatient care unit such as direction and room pointers, physician practice schedule, facilities. names of physicians and their specialties. sanitation of waiting room. and practice room, afford ability of medical fee. punctuality of practice schedule, security during the treatment at the area hospital as well as capability and readiness of hospital management in overcoming various complaints relating to the facilities. Results of the research also indicate that the dissatisfaction perceived by the patients in relation to the attributes of hospitality. patience. and clarity of information provided by the nurses to the patients. Hospitality shown by the nurses to the patients serves as the main factor causing the low extent of patient's satisfaction with the services provided by the outpatient care unit. Unfriendly attitude shown by the nurses to the patients is main factor causing discomfort perceived by the patients during the treatment period. Attention and patience shown by the nurses in serving various complaints expressed by the patients may affect the performance of nurses. Overall, Customer Satisfaction Index (CSI) reach 98.8%. This data identifies that, overall, the patients perceive satisfaction with the services provided by the Outpatient Care Unit of PGI Cikini Hospital. However, among the patients being satisfied with the service provided by the Outpatient Care Unit of PGI Cikini Hospital, those being very satisfied and very interested irr using the services provided by the Outpatient Care Unit of PGI Cikini Hospital is 30.3%. Respondents being very satisfied and strongly recommend the others to obtain the service provided by the Outpatient Care Unit of PGI Cikini Hospital are 230.3%. The mean value of all respondents being satisfied is 4.17, loyal respondents are 3.888. Whereas, the mean value of respondents that recommend the Outpatient Care Unit of PGI Cikini Hospital is 4.04. This data imply that the satisfied respondents is not a guarantee of their loyalty. Whereas, the mean value of loyal patients is lower than the patients recommending the service. It prove that the patients recommending the service comprise the loyal patients. However, among all patients becoming the respondents. the those that may be considered as Secure Customer Index-SCI are 28.9% of total 100% respondents. Some factors which may encourage the willingness of patients to be treated at the Outpatient Care Unit of PGI Cikini Hospital is recommendation provided by relation or referral by physician. location and affordable cost.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2007
T19745
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anak Agung Ayu Arini Azhalia Djlantik
Abstrak :
Laporan magang ini bertujuan untuk mengevaluasi tingkat utilitas settlement platform transaksi valuta asing di Bank OOO selama periode Januari – Maret 2023. Bank OOO memiliki beberapa platform berbasis web untuk menyelesaikan proses settlement transaksi valuta asing. Namun Penulis menemukan fakta selama periode magang bahwa terdapat ketidak seragaman fitur dan metode di setiap settlement platform yang dimiliki Bank OOO. Sehingga, mempengaruhi efisiensi kerja para Dealers di Kantor Pusat Bank OOO, yang juga berdampak pada tingkat utilisasi dari masing-masing platform. ......This internship report aims to evaluate the utility level of the foreign exchange transaction settlement platform at Bank OOO from January to March 2023. Bank OOO has several web-based platforms to complete the foreign exchange transaction settlement process. However, the Author found facts during the internship period that there were differences in features and methods in each settlement platform owned by Bank OOO. The inconvenience affects the work efficiency of Dealers at Bank OOO Head Office, which also impacts the utilization rate of each platform.
Depok: Fakultas Ekonomi dan BIsnis Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nino Heri Setyoadi
Jakarta: Puslitbang sosial ekonomi dan lingkungan Badan penelitian dan pengembangan kementrian pekerjaan umum, 2014
352 JSEPU 6:2 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Annarelli, Alessandro
Abstrak :
The book describes state-of-the-art product service systems, and provides a framework to categorize the knowledge surrounding these systems. It discusses the evolution and spread of the servitization model across industries, and explores its current and most relevant applications in industry. Further, the book highlights the model’s strategic value for business and management, operations, and sustainability and shows readers how to enhance service design and implementation. The contributors provide the theory behind servitization as well as the evidence for it, and report practical and industrial lessons learned. Illustrations, charts, and tables effectively guide readers through real-world and potential applications of product service systems, and case studies describing how companies have innovated and developed award winning business models are also included. Moreover, the book exhibits the selection and implementation policies for product service systems in different industrial environments. Providing comprehensive information on the product service system phenomenon, this book is essential reading for researchers and practitioners in the product service and business industries. It is also of interest to students and lecturers in business strategy and service management, as it shows the latest trends shaping the modern contexts in which companies operate.
Switzerland: Springer Nature, 2019
e20509569
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Totok Sucahyo
Abstrak :
Dengan diberlakukannya UU No.10/1995 tentang Kepabeanan, telah memberikan kewenangan yang semakin besar bagi Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) sebagai institusi pemerintah untuk dapat memainkan perannya sesuai dengan lingkup tugas dan fungsi yang diemban. Kewenangan yang semakin besar ini, selain menandakan tidak. diberlakukannya lagi pemeriksaan pra-pengapalan atau pre-shipment inspection oleh PT Surveyor Indonesia (wewenang tersebut sepenuhnya dikembalikan kepada DJBC), yang nota bene bahwa kewenangan tersebut adalah kewenangan Customs yang universal, juga merupakan konsekuensi logis atas keikutsertaan Indonesia dalam meratifikasi GATT Agreement maupun AFTA, APEC, dan lain-lain. Wewenang tersebut merupakan tanggung jawab yang besar dan harus dilaksanakan dengan sungguh-sungguh oleh seluruh jajaran institusi DJBC mulai dari hirarki teratas hingga yang terbawah. Hal ini dikarenakan apabila DJBC mengalami kegagalan dalam menekan high cost economy, maka tidak saja akan mengakibatkan kegagalan ekonomi Indonesia untuk menjerat opportunity, mengubah keuntungan komparatif menjadi keuntungan kompetitif, tetapi juga secara substansial dapat mengakibatkan larinya para investor yang semula akan melakukan investasinya di Indonesia dengan segala implikasi ekonomis negatif lainnya. Keinginan dan tuntutan dari para pengguna jasa yang menghendaki adanya suatu sistem kepabeanan yang terbaik dan bermutu internasional merupakan syarat mutlak yang harus dipenuhi, dan sudah menjadi kewajiban moral bagi DJBC untuk melakukan berbagai perubahan yang cukup mendasar, baik dari segi penyempurnaan organisasi dan tatalaksana DJBC, simplifikasi dan sekaligus transparansi sistem dan prosedur kepabeanan, serta pengembangan kualitas sumber daya manusia, sehingga diharapkan nantinya terdapat suatu keselarasan dengan jiwa dan kepentingan dari sistem dan prosedur kepabeanan itu sendiri. Peran DJBC sebagai fasilitator perdagangan ternyata mengalami konflik dengan peran yang lain sebagai aparat fiskal. Sebagai aparat fiskal, DJBC dituntut untuk mengumpulkan pajak sebanyak-banyaknya guna mengisi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Apalagi di saat krisis ekonomi seperti saat ini, peran penerimaan pajak dalam sisi penerimaan di APBN sangat diperlukan sebagai alat stabilisasi dan penggerak ekonomi. Untuk mencapai tujuan tersebut, pengawasan harus dilakukan secara ketat agar tidak terjadi penyelewengan. Sedangkan sebagai fasilitator perdagangan, DJBC menggunakan sistem pengawasan dan pelayanan yang lebih fleksibel dengan mengedepankan kelancaran arus barang. Penerapan manajemen strategik dalam pembangunan sudah diakui secara umum dapat membantu dan diperlukan dalam menciptakan good governance di segala aspek pemerintahan. Mengacu pada hal tersebut, DJBC sebagai institusi pemerintah juga dituntut untuk dapat melaksanakan manajemen strategik di sektor publik, yang dimulai dengan dibuatnya perencanaan strategik. Dalam pencapaian mutu kinerja yang optimal, maka maka tiap-tiap kantor pelayanan DJBC dituntut untuk dapat melakukan terobosan dan menciptakan strategi kebijakan yang repat, efektif dan efisien dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya serta dapat digunakan sebagai pedoman dalam pelaksanaan kerja. Strategi kebijakan tersebut harus dapat meliput tujuan yang harus dan akan dicapai secara komprehensif dan terpadu meskipun antar tujuan tersebut dapat menimbulkan konflik dalam pelaksanaannya di lapangan. Oleh karena itu masukan dari pihak stakeholder dan pihak-pihak yang berkepentingan sangat diharapkan membantu dalam penentuan strategi terbaik, sehingga dapat mencapai tujuan dan sasaran yang akan diraih dengan bias sekecil mungkin.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2004
T13198
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>