Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sri Pratiwi
Abstrak :
ABSTRAK
Skripsi ini bertujuan untuk memerikan padanan sintem komposisi nominal Bahasa Prancis dalam Bahasa Indonesia dilihat dari bentuk dan sifat padanannya.

Penelitian dilakukan melalui pustaka . Data diperoleh dengan cara mencuplik unsur bahasa Prancis yang berbentuk sintem komposisi nominal dalam buku Le Jongleur a LEtoile, dan dan terjemahannya Pemain MandlinBerbintangEmas serta L'Ingenu dan terjemahannya Si Lugu. Kemudian sintem-sintem komposisi nominal dan padanannya tersebut dianalisis.

Teori yang digunakan sebagai dasar analisis adalah teori terjemahan, satuan-satuan sintaksis dan wawasan semantik.

Hasil analisis memperlihatkan bahwa padanan sintem komposisi nominal bahasa Prancis dalam bahasa Indonesia dapat berbentuk monem, sintem reduplikasi, sintem derivasi, sintem komposisi, sintagma dan klausa. Sebagian besar padanan sintem komposisi nominal bahasa Prancis dalam bahasa Indonesia memadai dilihat dari konteks itu sendiri maupun dengan bantuan catatan kaki. Akan tetapi masih ada padanan yang kurang memadai dan tidak memadai.
1990
S14546
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mella Sabina
Abstrak :
ABSTRAK
Bahasa-bahasa yang ada di dunia ini memiliki sifat unik sekaligus universal. Sifat unik bahasa menyebabkan perbedaan antarbahasa dan sebaliknya sifat universal memungkinkan adanya persamaan antarbahasa. Bertitik tolak dari kenyataan ini, penulis tertarik untuk mencari persamaan dan perbedaan bentuk dan posisi (dalam frase nominal) adjektiva kualifikatif antara bahasa Perancis (BP) dan bahasa Indonesia (BI). Untuk itu, dilakukan analisis dengan suatu metode yang disebut analisis kontrastif.

Untuk melakukan penelitian ini, konsep-konsep yang digunakan, yaitu satuan-satuan gramatikal dan adjektiva kualifikatif diancang dari teori distributional.

Setelah mendapat hasil analisis kontrastif 2 sistem adjektiva kualifikatif, diketahuilah persamaan dan perbedaan yang ada pada kedua sistem itu. Gambaran yang diperoleh dari perbandingan BP dan BI adalah bahwa dari segi bentuk adjektiva kualifikatif BP dan BI lebih banyak persamaan daripada perbedaannya, yaitu: (1) Masing-masing memiliki adjektiva kualifikatif yang berbentuk morfem, sistem derivasi dan sistem komposisi. Perbedaan, satu bentuk dalam BP tidak selalu sama dalam BI. (2) Pada masing-masing adjektiva kualifikatif umumnya berbentuk morfem. Bentuk yang jarang ditemui adalah bentuk sintem komposisi BP dan bentuk sintem derivasi BI. (3) Masing-masing memiliki adjektiva kualifikatif bentuk sintem derivasi yang terbentuk dari hasil derivasi nomina dengan sufiks; bentuk sistem komposisi yang terbentuk dari penggabungan adjektiva kualifikatif dengan adjektiva kualifikatif atau adjektiva kualifikatif dengan nomina. Perbedaannya, bentuk sistem derivasi BI tidak dapat terbentuk dengan prefiks dan pelekatan sufiks hanya dapat pada nomina, sedangkan dalam BP, sufiks dapat dilekatkan pada verba atau adjektiva kualifikatif. Dalam BP bentuk sistem komposisi dapat terbentuk dari preposisi dan nomina, sedangkan dalam BI tidak dapat.

Dari hasil pembandingan posisi adjektiva kualifikatif BP dan BI dalam frase nominal, diperoleh gambaran oleh adalah bahwa lebih banyak perbedaannya daripada persamaannya: (1) Persamaan terletak pada posisi sesudah nomina. Dalam BP dan BI, struktur yang dihasilkan pada posisi itu adalah Determinator-Nomina-Modifikator (D-N-M). Perbedaannya, dalam BP, adjektiva kualifikatif tidak dapat ditempatkan pada posisi sebelum nomina; kecuali pada kasus adjektiva kualifikatif mantan. Struktur yang dihasilkan pada posisi itu adalah D-M-N. (2) Perbedaan yang lain adalah bahwa adjektiva kualifikatif BP tertentu memiliki kemungkinan menempati posisi sebelum dan sesudah nomina; hal yang tidak mungkin terjadi dalam bahasa Indonesia. (3) Dalam BP, penempatan adjektiva kualifikatif dalam frase nominal sudah banyak yang menyimpang dari aturan; dalam bahasa Indonesia hanya satu.

Akhirnya, diharapkan semoga skripsi ini dapat menjadi masukan bagi bidang pengajaran bahasa asing, penerjemahan dan linguistik.
1989
S14328
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sondakh, Sonya
Abstrak :
Masalah pokok yang diutarakan dalam skripsi ini adalah Filsafat Kebersamaan Gabriel Marcel (G.Marcel's Philosophy of Communion). Nenurut Marcel manusia itu berorientasi pada kebersamaan ontologis (ontological communion). Manusia akan merasa tidak lengkap atau utuh dan mengalami frustrasi bila disendirikan atau mengurung diri lepas dari keberbarengan dengan sesamanya. Ini adalah teristimewa nyata bagi manusia yang sadar diri, yang dalam dirinya terkandung tuntutan-tuntutan on_tologis akan pemenuhan, akan transendensi, akan keutuhan bersama. Namun manusia itu juga bebas dan karenanya bisa saja memilih menutup diri terhadap dorongan-dorongan dan harapan-harapan akan partisipasi intersubyektif dengan alam semesta, dengan sesamanya dan dengan Tuhan. Menurutnya berada itu berpartisipasi dalam keberadaan, atau Ada selalu berarti ada bersama (Ease est co-ease). Jadi pilihan yang dihadapi manusia adalah terpisah mengurung diri atau melibatkan diri, bercampur bersama dengan lainnya. Karena diri dan dengan siapa diri itu berpartisipasi tidak bisa dipisahkan, maka berarti manusia itu secara organik dengan alam dan begitu pula alam itu secara or_ganik dengan manusia. Dengan perkataan lain partisipasi adalah dasar bagi pengalaman eksistensi manusia. Kebersamaan (communion) merupakan kenyataan yang dinamis, dimana person-person dalam seluruh kehidupan konkritnya saling memberikan, saling mengisi, saling ada di dalam yang lain, se_hingga bersama mewujudkan realitas baru yang merupakan partisipasi dalam suatu kenyataan yang lebih tinggi; aku dan kau menjadi suatu kesatuan baru yang tidak bisa terpisah menjadi dua bagian. Kebersamaan (communion) adalah kehadiran (presence) yang tercapai sepenuhnya. Hanya karena manusia tetap terbuka bagi yang lain dan secara aktif tetap hadir baginya, kebersamaan (communion) bisa menjadi kenyataan. Dalam hal kebersamaan (communion) Marcel menjelaskan, bahwa penghalang utama bagi terpenuhinya kebersamaan adalah kecen_derungan untuk mengobyektivikasi, karena tindakan ini mengandung kekuatan yang memecah-mecah. Untuk mendalami ini diperlukan pengertian perbedaan antara problem dan misteri. Menurut Marcel problem itu dijumpai pada pertanyaan mengenai obyek yang eksterior bagiku dan tidak memperdulikan saya. Sedangkan misteri menyangkut perjumpaan dengan realitas yang mencakup subyek yang sedang mencari atau mempertanyakan. Kebersamaan bisa tercapai karena orang monghormati misteri. Filsafat Marcel adalah terbuka_ artinya seraya filsafat_nya mengarah ke kematangan dalam komunitas lewat kebersamaan asli. Filsafatnya itu mengharap mendapat kesempurnaan lebih lanjut dari dialektika cinta kasih dari atas yang mengalir dari Yang Absolut ke dalam manusia dan lingkungan manusia. Sesuai dengan sifatnya yang religius ia selalu berhasrat menolong masyarakat dari atomisasi dan kolektivitas.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1987
S14451
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library