Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 11 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Jakarta: Dharma Bhakti, 1990
344.07 PEN
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
cover
cover
Anisa Karisma
Abstrak :
ABSTRAK
Skripsi ini membahas tentang integrasi madrasah dalam sistem pendidikan nasional pada masa Orde Baru. Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui sebab diintegrasikannya lembaga pendidikan Islam madrasah dalam sistem pendidikan nasional dengan menggunakan metode penelitian sejarah. Data penelitian ini menggunakan sumber primer maupun sumber sekunder yang didapatkan melalui studi pustaka diberbagai perpustakaan, seperti Perpustakaan Universitas Indonesia, Perpustakaan Nasional RI, dan perpustakaan lain yang penulis kunjungi. Adanya dualisme antara sistem pendidikan tradisional pesantren dengan sistem pendidikan barat telah mendorong kelompok muslim moderenis untuk mendirikan lembaga pendidikan Islam bernama madrasah. Oleh karena itu, madrasah di Indonesia diartikan sebagai lembaga pendidikan Islam moderen hasil perpaduan sistem pendidikan pesantren dan sistem pendidikan barat. Seiring perkembangannya, kualitas pendidikan madrasah terus ditingkatkan hingga menemukan momentumnya pada masa Orde Baru. Pada awalnya, kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah Orde Baru dilihat oleh umat Islam sebagai upaya untuk mengasingkan madrasah dari sistem pendidikan nasional. Hal tersebut memunculkan reaksi keras dari umat Islam sehingga mendorong pemerintah untuk mengintegrasikan madrasah ke dalam sistem pendidikan nasional melalui serangkaian kebijakan.
ABSTRACT
This undergraduate thesis discusses the integration of madrasah in national education system during the New Order period. This research aimed to know the cause behind Islamic educational institutions integration, known as madrasah in the national education system by using historical research. Data in this research using primary source and secondary source was obtained through literature from some libraries, such as the Library of the University of Indonesia, National Library of Indonesia, and other libraries the author visited. The dualism exsistence between the traditional pesantren education system with the Western education system has encouraged the moderenist Muslim group to establish an Islamic educational institution called madrasah. Therefore, madrasah in Indonesia is defined as a moderen Islamic educational institution resulting from a combination of pesantren education system and Western education system. Along with its development, the quality of madrasah education continues to be improved to find its momentum during the New Order period. Initially, the policies issued by the New Order government were seen by Muslims as an attempt to isolated madrasah from the national education system. This led to a strong reaction from Muslims that prompted the government to integrate madrasah into the national education system through a series of policies.
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
jakarta: Sinar Grafika, 2006
344.07 UND
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Andi Setyawan
Abstrak :
Skripsi ini membahas bagaimana posisi siswa dalam kerangka pemikiran Freire dan dalam sistem pendidikan nasional. Serta bagaimana keterkaitan posisi siswa dalam konsep filsafat pendidikan Paulo Freire dengan posisi siswa sebagai subjek dalam sistem pendidikan nasional. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analisis terhadap masalah posisi siswa sebagai subjek. Filsafat pendidikan Freire yang berdasar pada pendidikan kritis sebagai suatu bentuk kritisisme sosial mencoba untuk menciptakan suatu hubungan dialogis antara pendidikan dengan konteks sosial. Berdasarkan hal tersebut, keberpihakan Freire pada siswa sebagai subjek dalam pendidikan formal dimulai dengan menempatkan dialog sebagai aspek utama dalam proses pendidikan. Dialog ini menuntut suatu hubungan yang setara antara guru dan murid, yang dilandasi dengan cinta, kerendahan hati, harapan, kepercayaan, dan sikap kritis. Dialog sebagai bagian fundamental dari struktur pengetahuan harus selalu terbuka bagi subjek-subjek lain dalam proses pengetahuan. Selain itu, pendidikan hadap masalah yang memungkinkan adanya konsientisasi (penyadaran), menempatkan posisi guru setara dengan murid, di mana guru berupaya untuk melibatkan diri dan merangsang daya pemikiran kritis murid secara langsung. Selanjutnya dalam sistem pendidikan nasional, posisi siswa sebagai subjek belum terpenuhi. Beberapa peraturan mengenai pendidikan hanya secara eksplisit menjelaskan posisi siswa sebagai subjek. Hal tersebut diperparah dengan peran guru yang masih dominan dan sentral dalam proses pendidikan. kurikulum yang diberlakukan semenjak pasca kemerdekaan hingga masa orde baru, masih menempatkan siswa sebagai objek dan guru sebagai subjek sentral dalam proses transfer ilmu, baru setelah diberlakukannya UU No 20 tahun 2003 dengan pembentukan KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi) dan KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) siswa mulai diarahkan ke sumber dan subjek belajar. Namun tetap saja, Banyaknya beban belajar dan dominasi guru di dalam kelas semakin menunjukkan bentuk opresi yang dialami siswa di sekolah. Oleh karena itu, perlu diadakan penataan ulang konsep pendidikan nasional yang berorientasi pada kepentingan siswa sebagai subjek, dan perlu adanya peraturan khusus yang mengatur hubungan siswa dan guru yang setara dan posisi siswa sebagai subjek dalam pendidikan, sehingga kelak tidak ada lagi dominasi dan opresi dalam proses pendidikan Indonesia.
This bachelor thesis criticized how the position of students defined in Freire's defined in national system of education, also how s frame point and how it'the relation between them. this study is a descriptive analysis of the problem how students posited as subject. Freire' s philosophy of education point of view stands as a critical education system as a kind of social critic that tries to develop a dialogical relation between education and social context. based on that view, freire took side on students'side as subject began by put dialogue as main aspect in educational process.this kind of dialogue demanded a balanced relation between teachers and students that derived from love, generosity, hope, trust, and critical action. dialogue as a fundamental part of the structure has to stay open tp any other subjects on the process. more, education faces problem where any conscientiation enabled, where teachers and students are in even position, also where teachers involving themselves dan stimulating the critical thinking of the students in direct actions. but as can be seen in the national system of education, the students'position as subjects is not yet fulfilled. some of the regulation of the education only explained explicitly about the students'position. worse, the teachers'role still works centrally and dominantly. the basic curricullum since independent era through reformation still placed students as objects where the teachers are the subject. only after the Act no 20 year 2003, with the formation of KBK (curicullum based on competention) and KTSP, the students are directed to a certain source and learning subject. but still, the pressure in learning and teachers'domination still shows the opression for the students in school. by all that reason, the urgency of reordering national education that firmly orienting students'interest as subject and the specific and distinctive regulation that arrange the even relation between students and teachers both as subjects in education so in the future there would be no longer oppresing domination inside it.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2009
S16002
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Desentralisasi merupakan agenda reformasi bangsa Indonesia yang paling penting setelah pemilihan umum demokratis pada Nuji 1999. Desentralisasi menyentuh seluruh kehidupan bangsa termasuk program dan kegiatan pendidikan....
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Hutabarat, Binsar
Abstrak :
This article discusses religious issues and implementation of the National Education System Law (Undang- Undang Sistem Pendidikan Nasional or Sisdiknas Law) No. 20 of 2003. The presence of Sisdiknas 2003 can not be separated from the power struggles that occur at the time. The ideological debate among the Indonesian elite had not ended, and caused crisis in managing education in Indonesia. As a result, the mobilization of educational resources to achieve the educational goals met some obstacles; one of them is on private education especially those established by religious institutions. The politics of education in Indonesia is still dominated by groups' interests. Consequently national education law has not appreciated the diversity of Indonesia, and has not become the property of all individuals and groups.
Jakarta: Pusat Pengkajian Reformed, 2014
SODE 1:1 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2   >>