Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rhisa Azaliah
Abstrak :
Konvergensi intensitas energi merupakan suatu alat bantu dalam menilai efektifitas kebijakan dalam mengurangi intensitas energi. Studi ini menganalisis konvergensi intensitas energi di Indonesia berdasarkan data panel 33 provinsi untuk periode 2008-2015 dengan mengukur konvergensi sigma, konvergensi beta absolut dan kondisional. Untuk mengukur kebergantungan spasial dari intensitas energi maka dalam pengukuran konvergensi beta digunakan metode ekonometrika spasial. Hasil empiris menunjukkan bahwa terdapat bukti dari kedua konvergensi beta absolut dan kondisional tetapi tidak dengan konvergensi sigma. Variabel-variabel yang mendorong terjadinya konvergensi intensitas energi seperti pendapatan provinsi, peran industri menufaktur, peran perdagangan internasional, FDI dan kepadatan penduduk. Dari hasil analisis, didapatkan bahwa menggunakan teknologi industri yang lebih efisien, menarik investasi asing kepada sektor non-industri, mengembangkan ekspor dari sektor yang sedikit menggunakan energi merupakan kebijakan yang dapat dikembangkan. Selain itu dorongan dari dampak limpahan spasial mengindikasikan bahwa intensitas energi dari suatu provinsi turut berkontribusi pada intensitas energi provinsi tetangganya. Oleh karena itu, koordinasi antar daerah berperan besar dalam mendorong penggunaan energi lebih bijaksana.
Energy intensity convergence is a tool to assess the effectiveness of policies in reducing energy intensity. This study analyzes the convergence of energy intensity in Indonesia based on panel data of 33 provinces for the period 2008-2015 by measuring sigma convergence, absolute and conditional beta convergence. To measure the spatial dependence of energy intensity, spatial econometric are used in the measurement of beta convergence. Empirical results show that there is evidence of both absolute and conditional beta convergence but not with sigma convergence. Variables that encourage the convergence of energy intensity such as provincial income, the role of manufacturing industries, the role of international trade, FDI and population density. From the analysis, it found that using more efficient industrial technology, attracting foreign investment to non-industrial sectors, developing exports from sectors that use less energy are policies that can be developed. In addition, the encouragement of the effects of spatial spillover effect indicates that the energy intensity of a province contributes to the energy intensity of neighboring provinces. Therefore, coordination between regions plays a major role in encouraging wiser use of energy.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
T52820
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Atina Saraswati
Abstrak :
Upaya pengurangan intensitas energi merupakan masalah energi yang sangat penting Indonesia. Pembangunan ekonomi regional Indonesia yang tidak merata mengarah ke kesenjangan yang terkait dengan intensitas energi regional. Namun, berbagai penelitian sebelumnya sangat sedikit yang mempertimbangkan intensitas energi Indonesia kesenjangan intensitas energi regional di Indonesia dan efek spasialnya. Penyerapan investasi asing langsung yang membawa teknologi maju ke Indonesia berdampak penting pada intensitas energi Indonesia. Analisis penelitian ini apakah investasi asing langsung dapat mengurangi intensitas energi regional, menggunakan data panel dari 33 provinsi pada periode 2008-2015. Sehubungan dengan penelitian sebelumnya yang belum dipertimbangkan Ketergantungan spasial, penelitian ini menitikberatkan pada metode statistik spasial. Berdasarkan Uji Moran menemukan bahwa provinsi dengan intensitas energi tinggi cenderung demikian cluster dengan provinsi yang juga memiliki intensitas energi tinggi jika tidak. Hasil empiris dengan menggunakan model spasial Durbin menunjukkan bahwa dampak limpahan investasi asing langsung pada provinsi itu sendiri dan dampaknya limpasan spasial dari provinsi tetangga memiliki hubungan yang positif signifikan terhadap intensitas energi. Hasil ini bisa disebabkan oleh salah satunya penanaman modal asing langsung di Indonesia yang masih didominasi oleh kegiatan ekonomi di sektor padat energi. Berdasarkan analisis, tingkatkan aliran masuk Investasi asing langsung belum menjadi cara yang efektif untuk mengurangi Intensitas energi regional Indonesia. Demikian penelitian ini menunjukkan bahwa jika kebijakan tersebut untuk meningkatkan arus masuk investasi langsung asing negara-negara di Indonesia dalam rangka mendongkrak perekonomian memang diperlukan disertai dengan pemilihan arus masuk dan pelaksanaan investasi asing langsung peraturan tentang penggunaan energi ......Efforts to reduce energy intensity are a very important energy problem for Indonesia. Indonesia's uneven regional economic development leads to gaps related to regional energy intensity. However, very few previous studies have considered Indonesia's energy intensity, regional energy intensity gaps in Indonesia and their spatial effects. The absorption of foreign direct investment that brings advanced technology to Indonesia has an important impact on Indonesia's energy intensity. This research analyzes whether foreign direct investment can reduce regional energy intensity, using panel data from 33 provinces in the 2008-2015 period. In connection with previous studies that have not considered spatial dependence, this study focuses on spatial statistical methods. Based on Moran's test, it is found that provinces with high energy intensity tend to be in a cluster with provinces that also have high energy intensity if not. The empirical results using the Durbin spatial model show that the impact of foreign direct investment spillover on the province itself and its impact on spatial runoff from neighboring provinces has a positive relationship. significant to energy intensity. This result could be caused by one of them foreign direct investment in Indonesia which is still dominated by economic activities in the energy-intensive sector. Based on the analysis, increasing the inflow of foreign direct investment is not yet an effective way to reduce it Indonesia's regional energy intensity. Thus this research shows that if the policy is to increase the inflow of foreign direct investment of countries in Indonesia in order to boost the economy, it is indeed necessary, accompanied by the selection of inflows and the implementation of foreign direct investment, regulations on energy use
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia , 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library