Natalia Meyrna
Abstrak :
Salah satu sumber daya perusahaan yang pada umumnya merupakan aktiva perusahaan yang nilainya cukup besar terhadap total aktiva perusahaan adalah persediaan. Pada perusahaan minyak dalam usahanya melakukan pencarian dan pengembangan sumber minyak, diperlukan adanya persediaan material dan suku cadang yang cukup agar tercapai efisiensi dan efektivitas kegiatan usaha. Oleh karena itu, pengendalian terhadap persediaan, khususnya non-stock item, yang dimiliki perusahaan sangat penting untuk diperhatikan. Tujuan penulisan ini adalah untuk mengetahui bagaimana perencanaan dan pengendalian atas material dan supplies, khususnya yang merupakan non-stock item, pada perusahaan minyak E. Non-stock item pada perusahaan minyak merupakan barang-barang non-kapital yang diadakan perusahaan bukan sebagai persediaan tetapi untuk digunakan langsung. Barang non- kapital ini bisa terdapat dalam perkiraan persediaan apabila belum digunakan atau dapat juga sudah dibebankan sebagai biaya tetapi barang masih ada di gudang perusahaan karena belum habis dipakai. Penelitian pendahuluan dalam bentuk studi literatur ditujukan untuk meningkatkan pemahaman mengenai teori, konsep, metode dan prosedur pengendalian persediaan. Selain itu studi literatur juga ditujukan untuk menetapkan kriteria baku pada saat membandingkan aspek teori dengan praktek. Penelitian lapangan ditujukan untuk mengidentifikasi kegiatan pokok, masalah, dan penerapan yang berhubungan dengan pengelolaan non-stock item. Berdasarkan hasil penelitian penulis, PT. E menggunakan ketentuan dari Pertamina sebagai pedoman dalam melakukan perencanaan pengadaan barang-barang non-kapital, yaitu dengan adanya anggaran pengeluaran. Untuk pengadaan barang bernilai besar maupun kecil, perusahaan sudah melakukan pengendalian pengadaan barang sesuai ketentuan dari Pertamina, sehingga mengurangi kemungkinan penyimpangan dalam hal pembelian barang. Meskipun pada mulanya pengadaan non-stock item itu adalah untuk langsung digunakan dalam operasi, ternyata banyak terdapat barang yang masih ada di gudang dan membebani nilai persediaan material menjadi tinggi karena belum digunakan atau tidak jadi digunakan. Faktor yang sering mengakibatkan menumpuknya barang di gudang perusahaan adalah penundaan kegiatan perusahaan, rusaknya barang, ketidakakuratan pencatatan barang di gudang dan kelebihan pembelian dari kebutuhan. Oleh karena itu, perusahaan sebaiknya melaksanakan pengeboran sumur tidak terlalu menyimpang dari rencana yang telah dibuat, sehingga pengadaan non-stock item tidak terlalu membebani nilai persediaan dan mengurangi penumpukan barang surplus di gudang, pencatatan di gudang diberi ketentuan standar, dan transaksi yang terjadi dimasukkan dalam mutasi sehingga mengurangi kemungkinan kesalahan pemasukan data posisi barang.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1996
S19096
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library