Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 17 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Amri Marzali
"This article deals with the concepts of function and social structure, developed by two leading figures in British Social Anthropology, Radcliffe-Brown and Malinowski, before the Second World War. In this article, the author distinguishes Malinowski's concept of function from Radcliffe-Brown's, delineates Radcliffe-Brown's concept of social-structure and Evans-Pritchard's review of this concept. This article particularly intends to help the Indonesian's students to study anthropological theory in their own language."
1997
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Merton, Robert K.
Glenceo: Free Press, 1957
301 MER s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Anton M. Moeliono
Jakarta: UI-Press, 1983
PGB 0470
UI - Pidato  Universitas Indonesia Library
cover
Napitupulu, Intan Mardiana
2000
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Leach, E. R.
Boston: Beacon Press, 1970
320.9591 LEA p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Ari Kurniawan
"ABSTRAK
Tesis ini bertujuan mengidentifikasi proses rekonstruksi struktur sosial pada masyarakat patrilinial Lematang yang dipengaruhi oleh perkawinan matrilokal. Melalui metode etnografi, temuan penelitian menunjukkan bahwa perkawinan matrilokal adalah pranata untuk memertahankan garis keturunan agnatik pada keluarga yang tidak memiliki anak laki-laki. Perkawinan matrilokal juga menjadi solusi atas ketidakmampuan laki-laki dalam menyediakan uang jemputan. Konsekuensi dari aturan itu adalah perubahan posisi dan peran individu dalam sistem kekerabatan. Pada pola matrilokal ini, perempuan menjadi aktor sentral dalam perkawinan dan pola menetap setelah perkawinan. Perubahan afiliasi kekerabatan mengakibatkan posisi laki-laki menjadi subordinasi, karena hilangnya kekuasaan terhadap keturunan, akses-akses sumber daya, dan pengambilan keputusan.Kata Kunci: Afiliasi Kekerabatan, Struktur Sosial, Patrilinial, Perkawinan Matrilokal.

ABSTRACT
The aim of this study to identify reconstruction process of social structure on Lematang patrilineal society influenced by matrilocal marriage. Through ethnographic method, research findings show that matrilocal marriage are prerequisite to maintain lineage agnatic on families who do not have a male children. Matrilocal marriage also solution for men inability to provide bride wealth. The consequence of this rule are positional change and individual role in kinship system. In this matrilocal pattern, women become central actors in marriage and post marital residence. The result of kinship affiliations changes are male position being subordinated, due to loss of power to descendants, access to resources, and decision making. Keywords Kinship Affiliation, Social Structure, Patrilineal, Matrilocal Marriage. "
2017
T47724
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Willy Hidayat
"Tesis ini merupakan bagian dari riset tentang the sociology of markets of Indonesian traditional medicine  (jamu) (Hardjosoekarto et al, forthcoming), khususnya yang menyajikan laporan awal tentang dinamika pasar obat tradisional di Indonesia dengan menggunakan konsep market field dari Jense Beckert, yang menekankan interelasi tiga social forces yaitu institutions, networks dan cognitive frames. Studi ini fokus pada respons Koperasi Jamu Indonesia (KOJAI) terhadap peng-ilmiahan Jamu yang dimulai sejak tahun 2007. Social Network Analysis diterapkan untuk mengukur perubahan KOJAI networks, baik pada level makro maupun pada level meso.  Ekplorasi kualitatif perubahan dua KOJAI social forces lainnya, yaitu institutions dan cognitive frames dilakukan pada level meso. Riset ini menyajikan bukti berlakunya Beckertss social grid model dengan pengayaan beberapa novelties. Pertama, dinamika interrelasi tiga social forces itu dapat terjadi di level meso yaitu pada level KOJAI as organizational field. Kedua, stabilitas dan perubahan organizational field itu dapat terjadi karena adanya dinamika internal di dalam organisasi itu sendiri, tetapi dapat juga berlangsung karena adanya perubahan external seperti perubahan institutional rules pada tingkat makro. Ketiga, riset ini juga menyajikan aplikasi Social Network Analysis untuk mengukur network as a market forces, sebuah pengukuran market field yang tidak dilakukan oleh Beckert. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, jamu kurang berkembang karena, banyak regulasi yang memperkecil pengaruh dari aktor bisnis, baik itu pelaku usaha jamu maupun petani dalam mendapatkan dominasi nya di market field. Dominasi market field lebih banyak dilakukan oleh aktor dari Pemeritah, namun tetap belum memberikan hasil signifikan dalam pengembangan jamu. Oleh sebab itu, perlu adanya penguatan untuk para pelaku usaha industri yang memiliki keterbatasan modal dalam merealisasikan pemenuhan CPOTB. Sebagai stategi efektif, penelitian ini memberikan saran untuk memobilisasi cognitive frame bahwa proses produksi jamu tidak bisa disamakan dengan proses produksi obat kimia melalui konstruksi pada sisi institusional dan network struktur berdasarkan dari pemikiran Beckert (2010).

This thesis is a part of research on the sociology of markets of Indonesian traditional medicine (jamu) (Hardjosoekarto et al, forthcoming), specifically which presents a preliminary report on the dynamics of the traditional medicine market in Indonesia by using the market field concept from Jense Beckert, which emphasizes the interrelation of three social forces namely institutions, networks and cognitive frames. This study focuses on the response of the Indonesian Herbal Cooperative (KOJAI) to the knowledge of herbal medicine that began in 2007. Social Network Analysis is applied to measure changes in KOJAI networks, both at the macro level and at the meso level. Qualitative exploration of changes in two other KOJAI social forces, namely institutions and cognitive frames is carried out at the meso level. This research presents evidence of the validity of Beckerts's social grid model with the enrichment of several novelties. First, the dynamics of the interrelation of the three social forces can occur at the meso level, namely at the KOJAI as organizational field level. Second, stability and organizational field changes can occur due to internal dynamics within the organization itself, but can also take place due to external changes such as changes in institutional rules at the macro level. Third, this research also presents a Social Network Analysis application to measure network as a market forces, a measurement of market fields that Beckert did not do. The results showed that, herbal medicine was underdeveloped because, there were many regulations that reduced the influence of Bussines actors, both herbal and farmer entrepreneurs in getting their dominance in the market field. Market field domination is mostly done by actors from the Government, but still does not provide significant results in the development of herbal medicine. Therefore, it is necessary to strengthen for industrial businesses that have limited capital in realizing the fulfillment of CPOTB. As an effective strategy, this study provides suggestions for mobilizing cognitive frames that the process of herbal medicine production cannot be equated with the process of producing chemical drugs through construction on the institutional and network structures based on the thought of Beckert (2010)."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Etzioni, Amitai
Jakarta: UI-Press, 1985
302.3 ETZ o
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Tanjung, Sjahrial
"Assumsi yang mendasari studi ini adalah masalah politik yang menonjol di negara berkembang, termasuk Indonesia, pads umumnya menyangkut soal hubungan lembaga birokrasi dengan proses politik. Dalam kenyataan birokrasi telah memainkan peran yang "menentukan" dalam berbagai segi kehidupan, termasuk segi kehidupan politik. Dalam beberapa hal birokrasi memang telah berhasil mengejar keterbelakangan sosial dan ekonomi, tetapi kontras dengan itu membawa akibat penting pula bagi perkembangan kehidupan politik. Karena, bersamaan dengan itu, peranan lembaga-lembaga politik di luar birokrasi semakin melemah, massa terisolir dari kehidupan politik. Dengan demikian partisipasi anggota masyarakat dalam proses pengambilan keputusan politik dalam pemerintahan cenderung terbatas sekali. Ini berarti posisi birokrasi (atau birokrat) dalam proses Penentuan kebijaksanaan politik sangat dominan sekali.
Kenyataan yang terjadi demikian, sangat kontras dengan analisis Weber yang melihat birokratisasi berarti diterapkannya prinsip-prinsip legal-rasional ke dalam masyarakat modern. Bagi Weber, birokratisasi adalah berkurangnya (kalau tidak hilang) sifat-sifat hubungan personal dan ilegal dalam pemerintahan. Tetapi gagasan ideal itu, untuk melihat pada kasus birokrasi di Indonesia tidak terjadi. Perilaku birokrasi yang berkembang justru semakin menunjukkan ciri-ciri sebuah birokrasi patrimonial, yang menurut Weber merupakan potensi untuk "merong-rong" perkembangan suatu negara.
Dalam mengkaji peranan birokrasi dalam politik, studi ini ingin mencari jawab seberapa jauh kebenaran anggapan bahwa birokrasi telah berpengaruh dalam menentukan kemenangan Golkar dalam pemilihan umum (pemilu). Dengan mengambil kasus Kecamatan Ciledug, Kodya Tangerang, Propinsi Jawa Barat, hasil penelitian membuktikan bahwa birokrasi mempunyai peranan yang menentukan dalam kemenangan Golkar. Peranannya yang menentukan terhadap kemenangan Golkar tersebut, dapat pula dipandang sebagai cerminan dari kuatnya proses birokratisasi politik dalam kehidupan politik. Artinya, birokrasi memiliki peranan sentral dalam mengatur jalannya negara atau pemerintah.
Sebagaimana yang ditemukan juga dalam penelitian ini, pada kasus kecamatan, kemenangan Golkar itu sendiri : ternyata semakin memperkuat "kedudukan" birokrasi, terutama pejabat Pemerintahan seperti; Camat, Kepala Desa atau Lurah, dan sebaliknya melemahkan peranan Komcam Golkar dalam mengembangkan pengaruhnya di kalangan anggota masyarakat luas. Ini dapat pula diartikan bahwa birokratisasi dapat pula menghalangi kemandirian."
Depok: Universitas Indonesia, 1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>