Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 17 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sardiman
Yogyakarta: Ombak, 2008
920.71 Sar G
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Tjokropanolo
Jakarta: Haji Mas Agung, 1975
959.8 TJO p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Nasution, Abdul Haris, 1918-2000
Jakarta: Karya Unipress, 1983
923.559 8 NAS t
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Gardhika Waskita Paksi
Bandung: Mahasiswa Pencinta Alam, Universitas Katolik Parahyangan, 2011
R 719.32 RAN s
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Sinung Nugroho
Abstrak :
Kondisi arus lalu lintas di Jakarta menunjukkan kecenderungan naik, hal ini terlihat dari meningkatnya jumlah lokasi maupun luasnya kemacetan yang terjadi terutama pada kondisi peak hour pagi, siang maupun sore hari. Kemacetan yang terjadi ternyata tidak dapat diatasi dengan peningkatan supply dan bahkan peningkatan supply merangsang tumbuhnya keinginan untuk melakukan perjalanan. Terjadinya kemacetan lalu lintas akan menimbulkan inefisiensi ekonomi, kerusakan lingkungan dan dampak psikologis karena penambahan satu kendaraan ke dalam arus lalu lintas yang sudah padat akan meningkatkan biaya sosial yang menjadi beban semua kendaraan di dalam arus. Untuk mengatasi masalah tersebut diperlukan upaya untuk mengatur dan mengelola demand sedemikian rupa sehingga keuntungan ekonomi secara total keseluruhan jaringan dapat dimaksimalkan. Tujuan penelitian ini adalah menghitung besarnya biaya kemacetan dengan metode point pricing, metode trip-end pricing dan zona pricing serta menghitung besarnya manfaat dan kerugian yang diterima pengguna mobil pribadi dari sudut pandang efisiensi ekonomi. Perhitungan manfaat dan kerugian berdasarkan perbandingan antara dengan dan tanpa (with and without) biaya kemacetan dad hasil simulasi pembebanan jaringan, dengan bantuan perangkat lunak EMME12 (Equilibre Multimodal, Multimodal Equilibrium). Dari hasil simulasi dan analsis diperoleh hasil bahwa dengan metode point pricing besarnya biaya kemacetan Rp. 5.000,00 dengan manfaat bersih di koridor Sudirman - Thamrin dan Gatot Subroto sebesar Rp. 18.527.598,43 per jam, dan total manfaat bersih untuk total jaringan Jakarta dan sekitarnya sebesar Rp. 110.192.597,42 dengan metode trip-end pricing biaya kemacetan sebesar Rp. 5.000,00 dengan manfaat bersih sebesar Rp.212.192.167,37 per jam dan dengan metode zona pricing besar biaya kemacetan di zona 1 adalah sebesar Rp. 2.000,00 sedangkan di zona 2 sebesar Rp. 3.000,00.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
T5204
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Unsulangi, Richy Stanley
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2008
T25430
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Khairul Fahmi
Abstrak :
Integrasi kawasan pusat kota antara tata guna lahan dan sistem transportasi diperlukan guna mengurangi pergerakan kendaraan pribadi ke plan area. Untuk mensinergikan pengembangan Kawasan Sudirman Kota Pekanbaru dimana banyak terdapat titik persinggungan rute angkutan umum dan juga berdirinya pusat-pusat komersial, kantor pemerintahan dan swasta serta pusat palayanan masyarakat maka di gunakan desain Transit Oriented Development. Penelitian ini bertujuan untuk merumuskan kriteria dan konsep penataan Kawasan Sudirman Kota Pekanbaru yang berorientasi pada Transit Oriented Development. Pendekatan penelitian studi kasus ini digunakan dengan studi literatur, wawancara dan analisis. Proses pengumpulan data dilakukan melalui studi literatur, kuisioner, dan wawancara mendalam kepada para responden guna mencapai tujuan penelitian. Dari data yang telah diperoleh, dilakukan tahap analisa data. Analisis yang digunakan adalah analisa statistik dasar (elementary statistic analysis), meliputi deskripsi dan proporsi. Secara spesifik penelitian ini menekankan bahwa perencanaan Kawasan Sudirman harus mempertimbangkan jalur pejalan kaki yang aman, nyaman, jarak dan waktu tempuh. Sebagian besar warga (77.12%) menyatakan bersedia berjalan kaki jika pedestrian aman, nyaman dan jarak pencapaian titik transit dalam waktu 5 menit. Konsep perencanaan dibutuhkan untuk menentukan arah perencanaan kawasan Sudirman Kota Pekanbaru yang berbasis transit dengan memper-timbangkan kondisi kawasan serta memperhitungkan kondisi tata guna lahan, tata massa bangunan, konsep sirkulasi dan parkir, konsep pedestrian dan juga konsep ruang terbuka hijau. Peningkatan intensitas kawasan, mengaktifkan area komersial dan mengoptimalkan fungsi area pendukung serta menciptakan sinergi antara pengembangan lahan dan sistem transportasi akan mampu meningkatkan mutu kawasan.
The integration of the downtown between area order and transportation system is needed to reduce the personal vehicle movement to the plan area. To synergize the developing of the Sudirman area in Pekanbaru which has many contacting spots of the transportation route, commercial center, government and private office, and public service center, Transit Oriented Development design is used. This research has a goal to formulate the criteria and concept of arrangement of the Sudirman area in Pekanbaru which oriented on Transit Oriental Development. This case study research uses an approach with a literature study, interview, and analysis. The process of the data collection use literature study, questionnaire, and deep interview to the respondents. Deep interview is used in order to reach the goal of the research. From the data that was acquired, the phase of data analysis is undertaken. The analysis that is used is elementary statistic analysis, including of description and proportion. Specifically, this research wants to emphasize that the planning of the Sudirman area has to consider about the safety, pleasantness, and the distance of the pedestrian line. Most of the people (77, 12%) declaring that they ready to walk if the pedestrian line is safe, comfortable, and the distance to the transit spot is only about five minutes. The concept of arrangement is needed to determine the direction of the arrangement of Sudirman area in Pekanbaru which based on transit by considering the condition of the area, land area order, mass building order, park and circulation concept, pedestrian concept, and green available area concept. By improving the area, activate the commercial area, optimize the function of supporting area, and make a synergy between the developing area and the transportation system will improve the quality of the area.
2009
T25943
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Hasibuan, Yuna Davina
Abstrak :
Keberadaan bangunan bertingkat tinggi pada suatu kota merupakan hal yang umum ditemui saat ini, terutama pada kota yang menghadapi masalah keterbatasan Iahan sehubungan dengan perkembangannya. Sebagai salah satu solusi alternatif, keberadaan bangunan bertingkat tinggi kemudian memiliki nilai Iebih dari sekedar memenuhi kebutuhan ruang. Dalam kedudukannya sebagai salah satu elemen yang berada di dalam kota, ia ikut berperan dalam pembentukan ruang kota yang ditempatinya. Pengolahan bagian dasar bangunan bertingkat tinggi merupakan salah satu bentuk usaha untuk lebih "mendekatkan" bangunan dengan manusia yang berada di ruang kota. Hal ini disebabkan bagian dasar bangunan adalah bagian yang paling akrab dengan manusia, sehingga pengolahannya memberikan potensi bagi bangunan untuk membentuk ruang kota. Permasalahannya adalah bagaimana pengolahan bagian dasar tersebut memberikan pengaruhnya pada ruang kota dan sejauh mana pengolahan tersebut telah dilakukan.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
S48224
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Banduningsih Rahayu
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi persebaran pusat kota di DKI Jakarta berdasarkan tiga sudut pandang, yaitu empiris, keilmuan, dan kebijakan publik. Selain menggunakan metode overlay peta, penelitian ini juga menggunakan menggunakan Teknik Delphi terutama untuk mengumpulkan pendapat ahli planologi, arsitektur, dan sosiologi mengenai kriteria dan lokasi pusat kota di DKI Jakarta. Sementara itu, sudut pandang empiris dilandasi oleh teori kota inti berganda, sedangkan sudut pandang kebijakan publik ditinjau berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah DKI Jakarta Tahun 2010. Semua data yang diperoleh kemudian disintesiskan sehingga menghasilkan pandangan utuh mengenai pusat kota. Hasil penelitian ini memperlihatkan ada 14 lokasi pusat kota yang terbagi menjadi : 6 lokasi pusat perkantoran yang tersebar baik di bagian tengah maupun di sisi barat dan timur kota; 6 lokasi pusat perdagangan dan komersil yang tersebar memanjang dari utara hingga ke tengah kota; 4 lokasi pusat industri yang tersebar di bagian barat dan timur kota; dan 2 lokasi pusat hiburan dan jasa yang tersebar di bagian tengah kota. Pusat kota yang sesungguhnya di DKI Jakarta adalah di kawasan Sudirman - Thamrin. ......This study aims the distribution center city in DKI Jakarta. Jakarta City Center examined using the method Technuique Delphy (Delphi technique) to assess the arguments of experts urban design, architecture, and sociology through the interview process. The results of these interviews will be obtained based on the views of the city center of scientific fields. Empirical point of view obtained through the theory of multiple core city sedangakn public policy point of view seen by Spatial Plan of DKI Jakarta in 2010. Data obtained in the form of each view of city center synthesized or combined to produce acomplete view of city center. The results obtained there are 14 city center locations which are divided into several functions of 6 as a central office locations spread across the central part of town, west side, and east of the city; 6 locations as trade and commercial center of the scattered extends from north to city center; 4 locations as scattered industrial centers in western and eastern cities, and 2 locations as a center of entertainment and services that are scattered in the middle of town.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2011
S42404
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Amira Paramitha
Abstrak :
Dalam memprosese sebuah Urban Space, indera penglihatan kita mempunyai peran yang penting. Indera ini merupakan indera yang akan menangkap informasi visual dari objek yang membentuk sebuah pengalaman visual. Pengalaman visual yang tercipta merupakan interelasi dari informasi yang diberikan oleh objek visual, darimana dan bagaimana sebuah objek dialami dan persepsi manusia. Sudut pandang yang terbentuk dari bagaimana sebuah objek dialami akan penting, karena sebuah objek dapat menciptakan pengalaman visual yang berbeda pada saat dilihat dari berbagai macam sudut pandang. Dalam tulisan ini saya akan menjelaskan pengalaman visual berdasarkan 3 sudut pandang di koridor Sudirman - Thamrin, yaitu sudut pandang pedestrian, sudut pandang pengguna kendaraan bermotor dan sudut pandang pengguna Car Free Day. ...... In processing an urban space, the role of the sense of sight is important. This will be the sense that captures visual information provided by objects to form a visual experience. The visual experience created will be an interrelation of information provided by the objects, where and how the objects are being experience, and human perception. The viewpoint formed by how the objects are being experience becomes important because the same object can create a different visual experience seen from a different viewpoint. Here I will describe about the differences in visual experience by the 3 viewpoints in Sudirman - Thamrin corridor, which is the pedestrian viewpoint, vehicle user viewpoint and Car Free Day user viewpoint.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S56110
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>