Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
Embun Kenyowati Ekosiwi
Abstrak :
Seni, merupakan gejala yang hadir dihadapan kita. Seni akan tetap dibahas selama pemikiran manusia masih berlangsung. Seni merupakan sisi lain kehidupan yang tidak tertangkap melalui kehidupan sehari-hari maupun ilmu pengetahuan. Diantara berbagai teori seni yang ada, teori simbol Susanne Langer hadir dengan latar belakang untuk menengahi teori-teori yang saling bertentangan dan bersifat berat sebelah. Teori Simbol mencoba menghadirkan seni sebagai sebagai simbol. yang merupakan sesuatu yang obyektif ada pada karya seni.
Seni adalah kreasi bentuk-bentuk simbolik dari perasaan manusia. Sebagai bentuk simbolik, ia bersifat presentasional, yaitu hadir langsung secara utuh dan tunggal, dan dipahami secara langsung, tanpa melalui penjelasan secara nalar. Sebagai simbol seni menunjuk pada kemampuan mengabstraksi pada manusia. Seni sebagai simbol presentasional memiliki ciri virtualitas dan ilusi. Baik virtualitas maupun ilusi mengacu pada kegiatan persepsi, tetapi tidak hanya melalui indera melainkan juga melalui imajinasi.
Keberadaan teori simbol Susanne Langer dapat ditopang oleh teori Psikologi Gestalt. Sama dengan prinsip-prinsip Gestalt, simbol presentasional dipahami dengan melihatnya sebagai suatu totalitas, dalam mempersepsi kita langsung mendapat arti, sedang struktur simbol merupakan cerminan struktur perasaan manusia, yang disebut dengan isomorphi. Penulisan skripsi ini berdasarkan penelitian kepustakaan terhadap buku-buku estetika, terutama terhadap buku--buku Susanne Langer, yang berjudul Philosophy in a New Key dan Feeling and Form.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1989
S16111
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Poedjo Soesantyo
Abstrak :
Pertumbuhan dan kehidupan seni dipengaruhi juga oleh herbagai faktor, baik faktor di dalam seni maupun di luar seni. Faktor di luar seni antara lain, adalah faktor lingkungan. Faktor lingkungan yang obvektif seperti kondisi alam sekitar, iklim dan sebagainya, juga faktor lingkungan yang subyektif seperti tingkat kemampuan suatu bangsa, kondisi kecerdasan umumnya pada bangsa yang mendukung budaya di mana seni itu tumbuh dan hidup. Apa yang dicoba jelaskan dalam skripsi ini adalah faktor yang juga mempengaruhi pertumbuhan kehidupan seni yang berada dalam lingkup seni sendiri. Permasalahan ini dilihat oleh Susanne K. Langer dengan membandingkan antara seni dan ilmu pengetahuan. la melihat ilmu pengetahuan yang didukung oleh bahasa, suatu ungkapan bentuk simbolis, telah mencapai perkembangan yang lebih pesat daripada kehidupan seni. Bagi Susanne K. Langer masalahnya cukup jelas, bahwa kemajuan bahasa sebagai salah satu bentuk Simbol diskursif tak dapat disangkal telah menunjang kemajuan ilmu-ilmu.Perkembangan ilmu-ilmu berhutang pada pengkajian konsep-konsep dan teori-teori yang kesemuanya dapat dirumuskan sebagai bahasa ilmu. Bahasa dengan demikian sung-guh-sungguh membuka wilayah di mana ilmu-ilmu pengetahuan dapat dikembangkan. Jikalau analisa yang menyangkut simbol diskursif dapat berekor pada kritik ilmu-ilmu, maka analisa yang menyangkut simbol presentasional harus mencapai perkembangan kritik seni. Dalam Philosophy in a New Key dikatakan bahwa teori simbolisme yang dikembangkan di sana harus menuju kepada suatu kritik seni, seserius dan sejauh kritik ilmu yang berasal dari analisis simbol diskursif. Feeling and Form berusaha memenuhi janji tersebut menjadi kritik seni. Tetapi ternyata usaha yang kedua ini tidaklah sepesat usaha yang pertama. Kritik ilmu-ilmu sudah berkembang sedemikian pesat, sementara kritik seni belum juga rnencapai kata sepakat mengenai berbagai macam peristilahan teknis. Hal ini menghambat perkembangan teori seni. Kesulitan ini juga disebabkan oleh sifat seni, yaitu seni bukanlah deskripsi dan fakta obyektif atau analisis terhadapnya seperti halnya pada ilmu pengetahuan. Pada seni selalu masih tinggal tersembunyi subyektivitas seniman sebagai faktor penentu. Itu juga sebabnya mengapa Langer menyebut tulisannya sebagai suatu teori seni, dan bukan menyusun hipotesa metafisis tentang seni. Dasarnya adalah mencoba merumuskan satu teori seni yang didekati dari hasil teori simbolnya.
Depok: Universitas Indonesia, 1987
S16157
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library