Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 66 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
cover
Heidy
"ABSTRAK
Latar Belakang: Penggunaan PRP autologus banyak dimanfaatkan untuk mempercepat proses penyembuhan berbagai macam luka, namun belum ada kriteria yang mengatur penggunaan tersebut. Penelitian yang menjelaskan bagaimana pengaruh penggunaan PRP terhadap proses tersebut juga masih sangat terbatas. Penelitian ini bertujuan untuk mengalisa pengaruh PRP terhadap produksi mediator pro dan anti-inflamasi dari kultur makrofag.Metode: Penelitian eksperimental ini menggunakan sampel darah perifer dari subyek sehat yang diambil sebanyak 2x dengan interval waktu 1 minggu. Pada pengambilan darah pertama, dilakukan isolasi sel monosit kemudian dikultur selama 1 minggu menjadi sel makrofag. Pada hari ke-7 dilakukan pengambilan darah kedua untuk dilakukan isolasi PRP dan serum, kemudian dilakukan 5 kelompok perlakuan berbeda terhadap masing-masing subyek. Kelompok I, makrofag ditambah serum. Kelompok II, makrofag ditambah serum dan LPS. Kelompok III, makrofag ditambah serum, LPS, dan PRP. Kelompok IV, makrofag ditambah LPS dan PRP. Kelompok V, makrofag ditambah PRP. Pada hari ke-10 dan ke-14, kadar sitokin TNF-a dan IL-10 yang dihasilkan dari kultur makrofag diukur dengan menggunakan teknik ELISA.Hasil: Terjadi penurunan bermakna kadar TNF-a hari ke-14 dibandingkan hari ke-10 pada kelompok II p=0.001 , kelompok III p=0.011 , dan kelompok IV p=0.000 . Kemampuan sel makrofag untuk memproduksi TNF-a menurun pada hari ke-14 dibanding hari ke-10. Terjadi peningkatan bermakna kadar IL-10 hari ke-14 dibandingkan hari ke-10 pada kelompok I p=0.05 , kelompok II p=0.018 , kelompok III p=0.017 , kelompok IV p=0.030 , dan kelompok V p=0.030 . Kemampuan sel makrofag untuk memproduksi IL-10 meningkat pada hari ke-14 dibanding hari ke-10, namun tidak ada perbedaan bermakna antar tiap kelompok.Kesimpulan: Secara umum, kadar TNF-a menurun pada hari ke-14 dibandingkan hari ke-10 sedangkan kadar IL-10 meningkat pada hari ke-14 dibandingkan hari ke-10. Pemberian PRP dapat meningkatkan produksi kadar TNF-a pada awal aktivasi makrofag dan menurunkan produksi TNF-a pada akhir aktivasi makrofag. Pemberian PRP tidak mempengaruhi produksi IL-10 pada awal aktivasi makrofag dan meningkatkan produksi IL-10 pada akhir aktivasi makrofag.

ABSTRACT
Background Autologous PRP has been used widely to accelerate wound healing, but many are case reports lacking controls. Research explains how the effect of the use of PRP to the process is still very limited. This study was aimed to analyze the effect of PRP on the production pro and anti inflammatory mediators from macrophage culture.Methods This experimental research was prepared from peripheral blood samples collected 2 times from healthy subjects, within an interval of 1 week. In the first blood collection, monocytes were isolated then cultured for 1 week into macrophage Human monocyte derived macrophages . On day 7, the second blood collection was done to isolate PRP and serum, then 5 different treatments were treated to each subject. Group I, macrophage plus serum. Group II, macrophage plus serum and LPS. Group III, macrophage plus serum, LPS, and PRP. Group IV, macrophage plus LPS and PRP. Group V, macrophage plus PRP. On day 10 and day 14, cytokine TNF a and IL 10 that produced by macrophage culture were measured using ELISA technique.Results There was significant decrease of TNF a concentration on day 14 compared to day 10, especially in Group II p 0.001 , Group III p 0.011 , and group IV p 0.000 . Macrophage rsquo s ability to produce TNF a was decrease on day 14 compared to day 10. There was significant increase of IL 10 concentration on day 14 compared to day 10, in Group I p 0.05 , Group II p 0.018 , Group III p 0.017 , Group IV p 0.030 , and Group V p 0.030 . Macrophage rsquo s ability to produce IL 10 was increase on day 14 compared to day 10, but there was no significant difference between each group.Conclusions In general, TNF a concentration decrease on day 14 compare to day 10 but IL 10 concentration increase on day 14 compare to day 10. PRP supplement can increase the production of TNF a in the first phase of macrophage activation and reduce the production of TNF a in the late phase of macrophage activation. PRP supplement doesn rsquo t influence the production of IL 10 in the first phase of macrophage activation but can induce the increasing of IL 10 production in late phase of macrophage activation."
2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
cover
Aprilita Rina Yanti Eff
"Ruang lingkup dan cara penelitian: Glukokortikoid memiliki efek penting terhadap proses seluler dan metabolik yang berperan dalam respon imun dan inflamasi. Masalah utama dalam penggunaan glukokortikoid adalah dalam timbulnya efek samping yang sering terjadi pada pemberian jangka panjang dengan dosis menengah. Penggunaan liposom sebagai pembawa obat, dalam hal ini metilprednisolon palmitat (MPLP) diharapkan dapat menurunkan efek samping yang ditimbulkan. Metilprednisolon palmitat adalah senyawa yang berhasil diinkorporasi ke dalam membran liposom, membentuk L-MPLP.
Penelitian ini bertujuan: 1) menilai efek biologik L-MPLP sebagai senyawa Baru, yaitu dengan menilai secara kuantitatif kadar TNF a yang diperoleh dari kultur limpa mencit jantan galur C3H menggunakan ELISA, setelah 48 jam pemberian MPLP intravena dengan dosis 2 mg/kg BB, 8mg/kg BB dan 16 mg/kg BB dan pemberian L-MPLP ke dalam kultur secara in vitro dengan konsentrasi 5x 10"3 mM, 5 x10`2 mM dan 5 x104 mM, dibandingkan dengan kontrol metilprednisolon (MPL). 2) Mengetahui apakah MPLP atau metabolitnya akan terdistribusi di hepar dan limpa dengan kadar yang lebih tinggi dibandingkan dengan MPL pada jangka waktu dan pemberian yang sama, yang diukur dengan menggunakan TLC. Perhitungan kadar diiakukan menggunakan grogram Presto Page Manager dan Adobe Photo Shop 5.0.
Hasil dan Kesimpulan : Pada kultur in vivo, L-MPLP dengan dosis 8 nag/kg BB dan 16 mg/kg BB setelah 48 jam pemberian, menyebabkan hambatan proliferasi limfosit (penekanan kadar TNF a), yang berbeda bermakna (pc-0,05) dibandingkan kontrol MPL. Sedangkan pada kultur in vitro, L-MPLP dengan konsentrasi 5 x 10-1 mM menyebabkan hambatan proliferasi limfosit (penekanan kadar TNF a) yang berbeda bermakna (p<0,05) dibandingkan kontrol MPL . Distribusi MPLP atau metabolitnya di hepar dan limpa, walaupun tidak bermakna secara statistik (p>0,05), tetapi menunjukkan kecenderungan terdistribusi di hepar dan limpa dengan kadar yang lebih tinggi dibanding dengan kontrol MPL."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2002
T1693
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Loeki Enggar Fitri
"Cytoadherence eritrosit terinfeksi P.falciparum pada sel endolel adalah faktor utama dalam perkembangan malaria berat. Proses ini diduga melibatkan respon iinun lokal yang distimulasi o!eh Tumour Necrosis Factor-a (TNF-a). Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh Cytoadherence eritrosit terinfeksi P.falciparum dan pemberian TNF-a dalam mengtnduksi aktivasi sel endotel secara in vitro. Ekspresi inducible Nitric Oxide Synthase (iNOS) dan Caspase-3, serta produksi Reactive Oxygen Intermediate (ROl) digunakan sebagai parameter aktivasi. Suatu penelitian eksperimental laboratorium telah dilakukan untuk melihat aklivasi sel endotel (HUVECs) setelah dipajan dengan TNF-a selama 20 jam atau eritrosit terinfeksi P.falciparum selama 1 jam atau keduanya. Biakan sel endotel normal digunakan sebagai kontrol. Dengan metode imunohistokimia respon imun lokal dari sel endotel ditentukan dengan melihat ekspresi iNOS dan Caspase 3. Nitro Blue Tetrazolium reduction-assay dilakukan untuk melihat produksi ROi secara semikwantitatif pada sel endotel. Ekspresi iNOS hanya ditemiikan pada biakan sel endotel yang dipajan dengan eritrosit terinfeksi P.falciparum atau eritrosit terinfeksi P.falciparum bersama TNF-a. Ekspresi Caspase 3 terlihat tipis pada beberapa sel pada biakan endotel normal. Ekspresi ini meningkat secara signifikan pada biakan sel endotel yang dipajan eritrosit terinfeksi P.falciparum bersama TNF-a (p=0,000). Sel endotel normal yang diinduksi dengan suaiu induktor non spesifik (PMA) mengeluarkan ROl dalam kadar yang sangat rendah. Pemberian eritrosit terinfeksi P.falciparum saja atau eritrosit terinfeksi P.falciparum bersama TNF-a menyebabkan sel endotel mengeluarkan ROf dalam kadar medium sampai finggi. Pajanan eritrosit terinfeksi P.falciparum dan TNF-a pada sel endotel dapat menginduksi respon iinun lokal yang ditandai dengan peningkatan inducible nitric oxide synthase dan pelepasan radikal bebas sehingga menyebabkan kerusakan sel. (Med J Indones 2006; 15:151-6)

Cytoadherence of P. falciparum infected erythrocytes on endothelial cells is a key factor in development of severe malaria. This process may associated with the activation of local immune that was enhanced by Tumour Necrosis Factor-a (TNF-a). This study was conducted to see the influence of P.falciparum infected erythrocytes Cytoadherence and TNF-a treatment in inducing endolhelial cells activation in vitro. Inducible Nitric Oxide Synthase (iNOS) and Caspase-3 expression, also Reactive Oxygen Intermediate (ROl) production were used as parameters. An Experimental laboratory study had been done to obsen'e endothelial cells activation (HUVECs) after treatment with TNF-a for 20 hours or P.falciparum infected erythrocytes for I hour or both of them. Normal endolhelial cells culture had been used as a control. Using immunocytochemistry local immune activation of endothelial cells was determined by iNOS and Caspase-3 expression. Nitro Blue Tetrazolium reduction-assay was conducted to see the ROl production semi quantitatively. Inducible Nitric Oxide Synthase expression only found on endothelial cells culture treated with P.falciparum infected erythrocytes or both P.falciparltm infected erythrocytes and TNF-a. Caspase-3 expression found slightly on normal endothelial cells culture. This expression increased significantly on endothelial cells culture treated with both P.falciparum infected erythrocytes and TNF-a (p=0,000). The normal endothelial cells release low level of ROi in the presence of non-specific trigger, PMA. In the presence of P.falciparum infected erythrocytes or TNF-a or both of them, some celts showed medium to high levels of ROI. Cytoadherence of P. falciparum infected erythrocytes and 77VF a treatment on endothelial cells can induce activation of local immune marked by increase inducible nitric oxide synthase and release of free radicals that cause cell damage. (Med J'Indones 2006; 15:151-6)"
[place of publication not identified]: Medical Journal of Indonesia, 2006
MJIN-15-3-JulySept2006-151
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Suryani As`ad
"Defisiensi seng (Zn) mempunyai peran yang besar pada proses tumbuh-kembang. Hal ini terutama akan berdampak pada anak-anak kekurangan gizi. Zn penting dalam kekebalan tubuh baik yang bersifat lokal maupun sistemik. Tujuan penelitian ini adalah untuk menilai dampak suplementasi Zn pada sitokin TNF-a dan diare pada balita dengan malnutrisi berat dari keluarga berpendapatan rendah. Desain penelitian adalah jenis controlled randomized double blind pre-test post-test pada kelompok anak berusia 12-59 bulan. Anak-anak diberi makanan biasa dan dibagi menjadi 2, kelompok kontrol (n+60) dan kelompok intervensi yang diberikan makanan mengandung 15mg/ml Zn. Kadar Zn diukur menggunakan atomic absorption spectrophotometer (AAS), sedangkan TNF-a menggunakan ELISA. Data masukan makanan dikumpulkan melalui cara wawancara makanan dalam 24-jam. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan kadar Zn serum yang bermakna dan penurunan kadar TNF-a serta penurunan lama dan frekuensi diare setelah intervensi. Kadar Zn meningkat 87,0% pada kelompok intervensi, sedangkan pada kelompok kontrol peningkatan hanya sebesar 19,6%. Selain itu, terdapat penurunan bermakna baik pada kadar TNF-a serum maupun feses setelah intervensi (p<0.05). Beratnya gejala maupun lamanya diare berkurang secara bermakna pada kelompok intervensi (p<0.001). Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pemberian suplemen Zn dapat mengurangi lama dan beratnya diare melalui peningkatan kekebalan tubuh, terutama imunitas lokal yang menggunakan TNF- a sebagai biomarker. (Med J Indones 2003; 12: 247-51)

Zinc deficiency has a great impact on growth and development, especially in malnourished children. Zinc is important in both local and systemic immunity. The aim of this study was to assess the impact of zinc supplementation on the cytokine, tumor necrosis factor a (TNF-a), and diarrhea in severely undernourished under-five children of low-income families. A randomized double blind pre-test post-test controlled design was selected. A group of 12-59 month-old children were given local food, and treated as control group (n=60), and another group (n=60) were given local food with 15 mg/5 ml zinc as intervention group. Zinc concentration was measured by atomic absorption spectrophotometer (AAS), and TNF-a concentration was determined by ELISA. Data on nutrient intakes were collected using 24-hour food recall method. The result of the study showed that after zinc intervention, zinc serum increased significantly, and TNF-a concentration decreased along with reduction of the duration and frequency of diarrhea. Zinc concentration increased 87.0% in the intervention group, while in the control group the increase was only 19.6%. There was a significant reduction of both serum and fecal TNF-a concentration after intervention (p<0.05). Severity and duration of diarrhea were reduced significantly in the intervention group compared to the control group (p<0.001). It was concluded that zinc intervention reduced the duration and severity of diarrhea through improvement of immunity, especially local immunity with TNF-a as biomarker. (Med J Indones 2003; 12: 247-51)"
2003
MJIN-12-4-OctDec2003-247
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Ibnu Kahtan
"ABSTRAK
Malaria masih menjadi masalah kesehatan di dunia terutama negara tropis, karena angka kesakitan dan kematiannya yang tinggi. Gejala yang berat sampai kematian akibat malaria dipengaruhi respon imun setiap individu maupun ketepatan pengobatan malaria. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek respon imun (TNF-α) mencit terinfeksi Plasmodium berghei yang diberi ekstrak akar pasak bumi sebagai antimalaria. Jenis penelitian ini adalah eksperimental in vivo dengan membagi 5 kelompok perlakuan yang berbeda (kontrol, Plasmodium berghei dan akuades, CMC, Plasmodium berghei dan CMC, Plasmodium berghei dan ekstrak akar pasak bumi). Pemeriksaan tingkat parasitemia menggunakan pemeriksaan darah tipis dan tebal. Hasil pemeriksaan TNF-α menggunakan teknik bead based multiplexing technique didapatkan nilai mean flourescence intensity (MFI) yang digunakan sebagai ukuran kadar TNF-α. Hasil penelitian ini menunjukkan kemampuan ekstrak akar pasak bumi sebagai antimalarial, dengan nilai rerata growth inhibit sebesar 88,93%. Hasil uji korelasi menunjukkan adanya hubungan bermakna antara tingkat parasitemia dengan TNF-α (Uji Spearman, r= - 0,838; p=0.002). Hal ini menunjukkan bahwa ekstrak akar pasak bumi dapat mengaktivasi TNF-α yang bekerja sebagai imunoproteksi. Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa pemberian ekstrak akar pasak bumi meningkatkan ekspresi TNF-α yang berhubungan dengan menurunnya tingkat parasitemia pada mencit yang diinfeksi plasmodium berghei.

ABSTRACT
Malaria is still the main health problem in the world, mainly in tropical countries since its incidence of illness and death is high. The severe symptoms, which may lead to death, are affected not only by the immune response of each individual but also by the efficacy in the malaria treatment. The purpose of this research is to investigate the effect of immune response (TNF-α) of the Plasmodium berghei infected mice which was treated with the pasak bumi root extract as antimalaria. This was in vivo experimental study in which the experimental animals were divided into five different groups (control, Plasmodium berghei and aquades, CMC, Plasmodium berghei and CMC, Plasmodium berghei and pasak bumi root extract). The level of parasitemia were determineted by using thin and thick blood staining. The bead based multiplexing technique was used in the TNF-α examination in order to obtain mean fluorescence intensity (MFI) which was later used as TNF-α standard. The results of this research showed the potential of the pasak bumi root extract as antimalaria with the mean percentage of growth inhibition was 88.93%. The correlation analysis showed a meaningful relation between the parasitemia level and TNF-α (Spearman test, r= - 0,838; p=0.002). This means that the pasak bumi root extract could activate TNF-α which acts as immune protector. In conclucion, the pasak bumi root extract could enhance the TNF-α expression as shown by the decline of the parasitemia level in the Plasmodium berghei infected mouse
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
T58772
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nanik Sundari
"Latar belakang: Mahkota dewa (Phaleria macrocarpa) merupakan salah satu tanaman herbal di Indonesia dan ekstrak air buah mahkota dewa telah terbukti memiliki efek hepatoprotektif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas dan mekanisme kerja ekstrak air buah mahkota dewa dalam mencegah terjadinya fibrosis hati.
Metode: Penelitian dilakukan pada tikus Sprague-Dawley jantan yang diinduksi karbon tetraklorida (CCl4) secara intraperitoneal setiap 3 hari sekali selama 8 minggu. Hewan coba dibagi menjadi 6 kelompok: normal, CCl4, n-Acetyl cysteine (NAC) dosis 150 mg/kgBB, ekstrak air buah mahkota dewa dosis 50, 100 dan 150 mg/kgBB. Penilaian dilakukan terhadap parameter aspartat aminotransferase (AST), alanin aminotransferase (ALT), alkali fosfatase (ALP), histopatologi hati, kadar malondialdehid (MDA), rasio GSH/GSSG, kadar Tumor Necrosis Factor (TNF)-α dan kadar Transforming Growth Factor (TGF)-β1
Hasil: Hasil studi menunjukkan bahwa ekstrak air buah mahkota dewa dan NAC secara bermakna dapat melindungi hati dari cedera melalui penurunan aktivitas enzim ALT, AST, ALP dan penurunan persentase jaringan ikat pada pemeriksaan histopatologi. Ekstrak air buah mahkota dewa dan NAC dapat menghambat stress oksidatif melalui penurunan kadar MDA hati dan peningkatan rasio GSH/GSSG hati. Ekstrak air buah mahkota dewa dan NAC dapat menekan inflamasi melalui penurunan kadar TNF-α dan menghambat aktivasi sel stelata hati (HSC) yang ditandai dengan penurunan kadar TGF-β1.
Kesimpulan: Ekstrak air buah mahkota dewa dapat mencegah fibrosis hati pada tikus yang diinduksi CCl4. Pencegahan terhadap fibrosis tersebut terutama melalui aktivitas antioksidan dan kemampuan menekan sitokin inflamasi TNF-α, serta menghambat aktivasi HSC melalui penurunan sitokin fibrogenik TGF-β1.

Introduction: Mahkota dewa (Phaleria macrocarpa) is one of the Indonesian herbal plants. Hepatoprotective effect of aqueous extract of mahkota dewa fruits have been studied previously. This study was conducted to evaluate the activity of water extract of mahkota dewa in the prevention of liver fibrosis and its mechanism of action.
Method: Male Sprague-Dawley rats were induced by carbon tertrachloride (CCl4) given every 3 days by intraperitoneal injection for 8 weeks. Rats were randomly allocated into 6 groups: control group, n-acetyl cysteine/NAC (150 mg/kgBB), aqueous extract of mahkota dewa (50, 100 and 150 mg/kgBB). Aspartate aminotransaminase (AST), alanine aminotransferase (ALT), alkaline phosphatase (ALP), liver histopathology, malondialdehyde (MDA), ratio GSH/GSSG, Tumor Necrosis Factor (TNF)-α and Transforming Growth Factor (TGF)-β1 were examined.
Results: This study demonstrates that aqueous extract of mahkota dewa and NAC significantly protects the liver from injury by reducing the activity of AST, ALT, ALP and by reducing fibrosis percentage in histopatological examination. Aqueous extract of mahkota dewa and NAC attenuates oxidative stress by reducing the levels of MDA and increasing GSH/GSSG ratio. Aqueous extract of mahkota dewa and NAC suppresses inflammation by reducing the levels of TNF- α and inhibits hepatic stellate cells (HSC) activation by reducing the levels of TGF-β1.
Conclusions: Aqueous extract of mahkota dewa prevents CCl4-induced fibrosis in rats. The prevention of liver fibrosis most possibly through its antioxidant activities, suppression of inflammatory cytokines TNF-α and inhibition of HSC activation by reducing fibrogenic cytokines TGF-β1."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7   >>