Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dwi Handayani
Abstrak :
Penelitian dilakukan untuk mengetahui aktivitas ekstrak rimpang temu hitam (Curcuma aeruginosaRoxb.) terhadap makrofag, sitokin TNF dan IFN pada tikus Spraque-Dawley betina yang diinduksi dengan7,12-dimetilbenz-()antrasen (DMBA). Ekstrak etanol 96% dibuat secara maserasi. Pengukuran kadar NO makrofag, jumlah sitokin TNF, IFN menggunakan metode ELISA pada panjang gelombang 450nm. Hewan uji dibagi dalam 10 kelompok yaitu kontrol normal, kontrol DMBA, kontrol doksorubisin, kontrol bahan alam (ST), kelompok perlakuan kuratif dan kelompok perlakuan ajuvan. Setiap tikus kecuali kontrol normal diinduksi dengan DMBA 4mg/200gBB, 5 kali diberikan 2x/minggu. Masa inkubasi tumor 8 minggu dengan palpasi seminggu sekali. Delapan minggu berikutnya kelompok perlakuan diberikan ekstrak dalam 3 variasi dosis yaitu 40mg/200gBB, 80mg/200gBB, 160mg/200gBB. Pengambilan darah dilakukan sebelum dan sesudah perlakuan. Perhitungan statistic menggunakan Kruskal Wallis (=0,05) untuk makrofag, dan ANOVA (=0,05) untuk TNF dan IFN. Hasil menunjukkan bahwa ada pengaruh temu hitam terhadap makrofag pada kelompok kuratif dan ajuvan, meski tidak sebesar ST. Terjadi penurunan kadar TNF sebelum dan sesudah pemberian sampel temu hitam, demikian juga pada sitokin IFN. Penurunan kadar TNF dan IFN tidak berbeda bermakna, dapat disebabkan oleh penurunan imunitas non spesifik tikus akibat tingkat keparahan penyakit tumor. Disimpulkan bahwa temu hitam meningkatkan produksi NO makrofag, namun tidak meningkatkan jumlah sitokin TNF dan IFN.
The objectives of these research are to find out the activity of Curcuma aeruginosarhizome extracts on macrophage, TNF and IFNcytokinesforfemale Spraque-Dawley ratsinduced by dimethylbenz()anthracen (DMBA).Extract yielded from C. aeruginosa rhizomes maceration using 96% ethanol. The amount of NO production ofmacrophage, TNF and IFN concentration counts by ELISA reader on 450 nm. Rats devided into 10 groups of Normal, control of DMBA, control of doxorubicin, control of herbal, curative groups and adjuvant groups. All rats except Normal group induced by DMBA 4 mg/200gBB, 5x for 2x/weeks. Incubation phases were 8 weeks with palpation every week. The next 8 weeks were extracts treatment in 3 dose variation, 40mg/200gBB, 80mg/200gBB, 160mg/200gBB. The first bloods take before extract treatments, and the second after treatments. Statistical analysis for macrophage using Krukal Wallis (=0,05), and ANOVA(=0,05) for TNF and IFN. On macrophage studies, the NO yields onDMBA group and ST group significantly different from KD groups and AD groups. The amounts of TNF after Curcuma aeruginosaextracts treatments lower than the amounts before treatments. Also with IFN, the IFN amounts decreased after treatments. The descendent among all groups are not significantly different. The conclusions areCurcuma aeruginosaincreaseNO production of macrophage, but can?t increased the amounts ofTNF and IFN in serum.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2014
T43007
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sylvia Irawati
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian minuman teh hijau setelah konsumsi makanan tinggi lemak dalam bentuk makanan cepat saji, terhadap perubahan kadar TNFα serum sebagai penanda inflamasi postprandial dibandingkan dengan air putih. Penelitian ini merupakan studi eksperimental dengan desain cross over, alokasi acak, tersamar tunggal yang dilakukan pada individu sehat berusia 18?24 tahun di FKUI Jakarta, bulan Maret hingga April 2013. Sebanyak 20 orang menjadi subyek penelitian setelah melalui proses seleksi dan pemilihan subyek dengan simple random sampling, 1 orang subyek drop out, sehingga 19 orang subyek mengikuti penelitian hingga selesai. Data yang diperoleh meliputi usia, jenis kelamin, asupan energi dan lemak dengan metode food record 3x24 jam, serta kadar TNFα serum pada keadaan baseline dan 2 jam postprandial dengan menggunakan metode ELISA. Didapatkan sebagian besar subyek penelitian berjenis kelamin perempuan (57,9%), dengan median usia subyek adalah 20 tahun (19 ? 22 tahun). Persentase konsumsi lemak harian adalah sebesar 32,46 ± 5,2 persen lemak dan rerata asupan lemak sebesar 58,59 ± 15,21 gram per hari. Pada kedua kelompok perlakuan terdapat penurunan kadar TNFα serum postprandial yang signifikan, yaitu sebesar 15,8% dengan median -0,16 (- 0,48 ? 0,38) pg/mL pada kelompok teh hijau dan sebesar 6,9% dengan median - 0,07 (-1,02 ? 0,1) pg/mL pada kelompok air putih. Tidak didapatkan perbedaan perubahan kadar TNFα serum yang bermakna antara subyek yang diberi minuman teh hijau dengan air putih setelah pemberian makanan tinggi lemak (p=0,533).
ABSTRACT
The objective of this study is to know the effect of green tea consumption after high fat meal on the difference (delta) of serum TNFα as the marker of postprandial inflammation, compared to water consumption. This is an experimental, randomized, single blind, cross over study on healthy adult 18?24 years of age in FKUI Jakarta, March to April 2013. Twenty people become the subjects of this study after the selection and simple random sampling process. One subject was dropped out from the study, so 19 subjects completed the study. Data collected in this study are age, sex, energy and fat intake using 3x 24 hours food record, and serum TNFα baseline and 2 hours postprandial using ELISA method. Most of the study subject are female with the percentage of 57,9%, and the median age is 20 years old (19?20 years old). Daily fat consumption of the study subjects is 32,46 ± 5,2 % , with the mean of 58,69 ± 15,21 grams fat per day. In both study group, there are significant decreasing serum TNFα level, as much as 15,8% with median -0,16 (-0,48 ? 0,38) pg/mL in green tea group and 6,9% with median -0,07 (-1,02 ? 0,1) pg/mL in water group. There is no significant difference on serum TNFα level between two groups (p=0,53
2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library