Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Inajati Adrisijanti
Cibulan: Dep. Dik Bud., Cibulan, t.p, 1977
571 INA t (2)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Rizqy Amaliah
Abstrak :
Telah dilakukan penelitian mengenai endoparasit pada sampel feses Macaca fascicularis dan Macaca nemestrina di Kebun Binatang Taman Sari Bandung, pada bulan Desember 2010--Mei 2011. Penelitian bersifat non-eksperimental dan bertujuan untuk mengamati endoparasit pada sampel feses Macaca fascicularis dan Macaca nemestrina ditinjau dari kehadiran endoparasit. Sebanyak 61 sampel feses telah diperiksa dengan 31 sampel feses Macaca fascicularis dan 30 sampel feses Macaca nemestrina. Sampel feses dianalisis menggunakan metode Pengapungan Sentrifugasi. Berdasarkan hasil pemeriksaan dari 31 sampel feses Macaca fascicularis, Ascaris lumbricoides merupakan endoparasit yang ditemukan dengan frekuensi kehadiran tertinggi yaitu 77,41%. Berdasarkan hasil pemeriksaan dari 30 sampel feses Macaca nemestrina, Trichuris trichiura merupakan endoparasit yang ditemukan dengan frekuensi kehadiran tertinggi. ......This research was conducted to identify endoparasites on fecal samples of Macaca fascicularis and Macaca nemestrina at Taman Sari Zoo, on Bandung, since December 2010 until May 2011. The aim of this non experimental research was to observe the presence of endoparasite from fecal sample of Macaca fascicularis and Macaca nemestrina. There were 61 fecal samples observed in this research consist of 31 fecal samples collected from Macaca fascicularis and 30 fecal samples collected from Macaca nemestrina. Fecal samples were analyzed by flotation centrifuge methods. The result showed that 31 fecal samples from Macaca fascicularis had the highest frequency of Ascaris lumbricoide (77,41%), meanwhile 30 fecal samples from Macaca nemestrina showed that Trichuris trichiura found to be the highest frequency (76,6%).
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2011
14-22-92171641
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Eka Lenggang Dianasari
Abstrak :
Salah satu wilayah yang memiliki jumlah pengguna narkoba suntik (IDU/Injecting Drugs User) dan ODHA (Orang Dengan HIV/AIDS) terbanyak adalah Cihampelas Kelurahan Taman Sari yang terletak di Bandung Wetan, Jawa Barat. Stigma dan diskriminasi terhadap ODHA dan IDU di wilayah ini masih melekat ditandai dengan ketakutan komunitas dan menjauhi ODHA. Stigma dan diskriminasi ini berakar dari pengetahuan dan persepsi yang salah tentang HIV. Untuk menumbuhkan kepedulian terhadap ODHA¬IDU dilakukan serangkaian kegiatan agar komunitas ikut mendukung perubahan perilaku IDU dan menyebarkan informasi mengenai epidemi HIV. Hal ini penting dilakukan karena permasalahan HIV/AIDS bukan milik komunitas tertentu tetapi sudah menjadi permasalahan komunitas secara luas. Dengan ikut mendukung ODHA-IDU dan menyebarkan informasi mengenai epidemi HIV, secara tidak langsung ikut melakukan pencegahan penyebaran HIV di komunitas. Target intervensi yang dituju adalah ibu-ibu. Model yang dipakai dalam intervensi sosial ini adalah Sistem Manajemen Perubahan yang terdiri dari subsistem organisasional, subsistem komunikasi, dan subsistem sasaran target perubahan. The Four-Step Method juga digunakan dalam intervensi ini. Perubahan ini mengikuti Teori Belajar Sosial dari Albert Bandura. Tingkah laku manusia merupakan interaksi terus menerus dan timbal balik antara faktor personal, tingkah laku, dan lingkungan. Program dirancang dari lobbying sampai dengan pemantauan berkala. Tulisan ini memfokuskan pada pelatihan kader pelatih. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa pelaksanaan program berjalan sesuai dengan rancangan yang telah dibuat. Tujuan kegiatan terpenuhi, ditandai dengan tercapainya indikator keberhasilan, yaitu terjadi peningkatan pengetahuan tentang HIV/AIDS dan kecanduan, dari hasil pre-post test pelatihan, terbentuknya kader, adanya pos informasi, serta kerjasama dengan medis (puskesmas).
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2005
T18748
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Egadyas Nindita
Abstrak :
Taman Sari merupakan sebuah taman yang dibuat di masa Sultan Hamengkubuwono I (1755-1792). Hal yang kerap muncul di benak orang mengenai Taman Sari adalah sebuah tempat di mana seorang sultan memilih satu dari para selir yang berendam di kolam untuk kesenangan pribadinya. Kolam tempat para selir berendam sembari dipilih oleh sri sultan berada di sebuah bagian dari Taman Sari, yaitu Pasiraman Umbul Winangun. Pertanyaan yang muncul adalah: betulkah Pasiraman Umbul Winangun merupakan tempat di mana para selir berperan sebagai obyek bagi si sultan? Betulkah pasiraman tersebut merupakan sebuah ruang profan? Apa yang sebenarnya terjadi di pasiraman tersebut? Untuk menjawab penanyaan-pertanyaan tersebut, dilakukan penelitian yang melibatkan studi literatur, observasi langsung di lapangan, wawancara, serta interpretasi. Periode yang difokuskan pada penelitian ini adalah Taman Sari di masa Sultan Hamengkubuwono l (pertengahan abad ke-18), karena masa itulah masa awal keberadaan Taman Sari dengan Pasiraman Umbul Winangunnya. Diskusi mengenai ruang dan gender yang selama ini banyak dijumpai lebih fokus pada kasus atau asumsi yang terjadi di dunia Barat. Terdapat perbedaan cukup mendasar antara kasus yang terjadi di Barat dan yang terjadi di Timur. Sebagai contoh kasus dalam tesis ini, wanita Jawa bukanlah wanita Eropa masa Victoria. Kajian terhadap aspek budaya Jawa, serta kaitannya dengan pandangan kosmologis Jawa, mengindikasikan adanya kesetaraan posisi antara pria dan wanita. Bagaimana Pasiraman Umbul Winangun ditempatkan pada kompleks Taman Sari juga mengindikasikan kesetaraan tersebut. Hasil analisis saya menemukan bahwa posisi Pasiraman Umbul Winangun tepat berada di sebuah persimpangan, di mana dua buah axis, axis yang dilewati oleh Sultan (Utara-Selalan) dan axis yang dilewati oleh klangenan (Timur-Barat), saling bertemu. Sumbu dari suatu perempatan memiliki makna sakral bagi banyak kebudayaan di Nusantara, tak terkecuali Jawa. Terkait dengan itu, kesetaraan peran antara Sultan dan klangenan di Pasiraman Umbul Winangun terindikasikan. Dari situ disimpulkan bahwa ruang pada pasiraman tersebut bukanlah ruang yang bersifat pria-sentris.
Taman Sari is a garden founded during the reign of Sultan Hamengkubuwono I (l755-l792). What comes up in mind when Taman Sari is mentioned is a place where the sultan chose one of his klangenans (concubines), who were in the pools, for his personal pleasure. The pools where the concubines bathed prior getting chosen by the sultan are located at a part of Taman Sari: the Pasiraman Umbul Winangun. Questions then came up: is it true that Pasiraman Umbul Winangun was a place where the concubines acted as objects for the sultan? ls the pasiraman (bathing place) really a profane space? What did really happen at the pasiraman? In order to answer these questions, a research was conducted, involving literary studies; field observation at Taman Sari, interviews, and interpretation. The research focused on Taman Sari during the time of Sultan Hamengkubuwono I (mid l8"? century), for it is the initial period of Taman Sari's presence with its Pasiraman Umbul Wimangun. Most discussions on space and gender tend to touch upon Western cases, or assumption of such cases. There is a basic difference between Western and Eastern cases in such subject. In the case discussed in this thesis, Javanese women were not European women of Victorian era. Studies on aspects of Javanese culture, with their relation to Javanese cosmological view, indicate that women were not that inferior to men. The manner in which Pasiraman Umbul Winangtm is located within Taman Sari complex also indicates such lack of inferiority; My analysis found that the position of Pasiraman Umbul Winengun is located at the crossing where two axes-the one passed through by the Sultan (North-South) and the one passed through by klangenans (East-West)--meet. Such crossing has a sacred meaning in many cultures of Indonesia, including in Java. In relation to that, equality in roles between the Sultan and the klangenans is indicated. Based on this, it is concluded that the pasiraman was not a phallus-centric space.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
T27628
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Krisdianto
Abstrak :
ABSTRAK
Karya akhir ini merupakan sebuah studi analisa positioning Taman Sari Royal Heritage Spa. Spa milik dari ibu Mooryati Soedibyo dan berlokasi di Tanah Abang Jakarta ini merupakan salah satu dari sekian pemain di bisnis spa yang sedang menjamur di Jakarta. Obyek ini sangat menarik untuk diteliti karena dengan semakin ketatnya persaingan, maka hanya yang memiliki competitive advantage dan positioning yang kuat yang dapat bertahan dan memenangkan persaingan itu.

Spa adalah singkatan dari bahasa latin, yaitu Sante Par Aqua, yang artinya terapi dengan air. Tujuan utama perawatan spa adalah agar tubuh menjadi lebih sehat, segar dan bugar luar dalam, dengan unsur utamanya menggunakan metode pemijatan dan air. Asal mula perkataan spa sendiri diambil dari nama sebuah desa yang bernama Spa, yang berada di propinsi Liege, Belgia. Secara umum, spa merupakan pendekatan terpadu dengan mengkonibinasikan pemakaian sumber daya alam, termasuk air mineral, yang bertujuan merestorasi kondisi tubuh manusia.

Di Jakarta sendiri terdapat bebenapa spa yang memiliki pendekatan seperti di atas Sebut saja Taman Sari Royal Heritage Spa, Gaya Spa, atau Quantum Spa. Sebagai salah satu pemain lokal, Taman Sari Royal Heritage Spa patut diperhitungkan. Awal tahun 2001, spa ini telah membuka cabang di Malaysia dan menyusul di beberapa kota di luar negeri. Spa ini memiliki positioning statement Rupa Neka Swarga Untuk itu penulis menganalisa kekuatan positioning tersebut di mata konsumen dan pesaing sejenis, serta menganalisa hubungannya dengan segmentasi yang ditentukan oleh manajemen. Karena dengan posisi yang kuat maka Taman Sari Royal Heritage Spa mampu bersaing di bisnis yang sedang berkembang pesat ini.

Penelitian menggunakan metodologi riset eksploratori dan riset deskriptif. Penelitian melibatkan 100 partisipan dengan seleksi awal mengenal Taman Sari Royal Heritage Spa dan pernah mencoba spa minimal dalam 6 bulan terakhir. Setelah melakukan penyebaran kuesioner, dilakukan tabulasi data untuk mendapatkan beberapa hasil penelitian dan untuk diambil analisa dan kesimpulan. Untuk memudahkan analisa, pada beberapa variabel, dilakukan cross tab, sehingga makin terlihat hubungan satu variabel dengan variabel lainnya.

Hasil yang didapat adalah bahwa sebagian besar partisipan memiliki persepsi yang sama dengan positioning yang ingin disampaikan oleh Taman Sari Royal Heritage Spa. Prosentase hasil yang ditunjukkan signifikan, baik yang berasal dan responden yang memilih Taman Sari Royal Heritage Spa sebagai spa pilihan, maupun yang tidak Selain ¡tu ternyata setelah dilakukan pemetaan produk, Taman Sari Royal Heritage Spa juga memiliki positioning yang kuat dibanding pesaingnya di mata konsumen Dalam hal ¡ni, Taman Sari Royal Heritage Spa dibandingkan dengan 2 pemain sejenis, yaitu Gaya Spa dan Quantum Spa.

Sedangkan implikasi pemasaran bagi Taman Sari Royal Heritage adalah pihak manajemen harus melakukan improvement dalam perencanaafl strategi pemasarannya
2001
T3832
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library