Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 131 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Jakarta: Suvvyvalindah,
070 IMW
Majalah, Jurnal, Buletin  Universitas Indonesia Library
cover
Taryana Artasuwangsa
Abstrak :
PT TIMAH selaku produsen timah Indonesia mengahadapi beberapa masalah yang menyebabkan perusanaan ini mengalami masa krisis: Pertama harga timah yang jatuh dari $12300 per ton menjadi menjadi $5300 per ton sedangkan biaya produksi PT TIMAH berada pada tingkat $10000 per ton. Kedua jumlah produksi timah dunia telah melebihi kebutuhan, terutama setelah muncul-nya Brazilia dengan potensi produksi yang besar dan harga jual yang murah. Ketiga, terdapatnya stock timah di beberapa negara antara lain Amerika yang se-waktu-waktu mengeluarkan cadangannya dan mengakibatkan turunnya harga timah di pasar. Keempat pemakaian timah dalam industri cenderung terus menurun dengan makin banyak ditemukannya material substitusi. Selanjutnya masalah intern PT TIMAH merupakan masalah yang paling mendesak yaitu: produktivitas dan efisiensi yang rendah, dikarenakan peralatan dan sarana yang sudah tua, menyusutnya sumber daya alam dan organisasi yang komplek dengan jumlah pegawai yang berlebihan. Dihadapkan pada masalah2 tersebut diatas, PT Timah berusaha keras untuk mengatasi masa krisisnya, dengan menyusun strategi baru. meningkatkan efisiensi dengan menekan biaya produksi seningga daya saing perusanaan dapat ditingkatkan pada harga pokok $4500 per ton pada tahun 1995. Maka restrukturisasi dilaksanakan melalui reorganisasi, rekonstruksi, relokasi dan penglepasan asset2 yang membebam perusanaan termasuk juga harus mendutkan jumlah karyawan dari 24000 orang menjadi 12000 secara bertahap. Sejumlah tambang yang rugi harus segera distop dan yang masih baik, pengelolaannya diserahkan kepada koperasi atau tambang karya, sehingga PT Timah tidak dibebani biaya operasi dalam sektor penambangan daratyang selama ini berbiaya tinggi dan merugi. Dengan demildan terjadi pengurangan jumlah karyawan dan sekaligus perampingan organisasi dimana PT Timah hanya menangani langsung sektor penambangan lout. Maka dengan jumlah karyawan yang lebih sedikit diharapkan selain dapat menurunkan biaya operasi dan meningkatkan efisiensi juga memumgkinkan pembinaan sumberdaya manusia yang lebih baik dalam hal kualitas dan sekaligus penghasilannya . Berlainan dengan penambangan darat yang sederhana dan dan teknolog'mya telah dikuasai fihak luar I swasta , penambanganlaut menggunakan teknologi madya yang perlu didukung dengan profesionalisme teknik penambangan dan sistem logistiknya . Sementara itu kekayaan sumberdaya atom di Belitung dan Singkep dengan harga timah yang rendah menjadi tidak feasibel sehingga operasi penambangan laut perlu di konsentrasi-kan di lokasi-lokasi yang lebih kaya yaitu di Bangka dan Karimun Kundur. Tulisan ini mencoba meninjau dan menganalisa strategi perusanaan untuk menilai kemungkinan keber-hasilan PT Timah dalam melaksanakan strategi serta Iangkah2 kebijakannya.
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1992
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Abdoel Raoef Soehoed
Jakarta: Aksara karunia, 2005
622 SOE s III (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Sajuti Thalib
Bandung: Akademi Geologi dan Pertambangan, 1974
343.077 SAJ h
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Tanjung Enim: PT Tambang Batubara Bukit Asam (PERSERO), 1997
050 BAS
Majalah, Jurnal, Buletin  Universitas Indonesia Library
cover
S. Noerhajati
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 1978
616.965 4 NOE b
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmat Priana Mustafa
Abstrak :
ABSTRAK
Untuk memenuhi kebutuhan peningkatan pemakaian nikel di dunia, PT Aneka Tambang yang merupakan perusahaan BUMN yang mempunyai core business pada pertambangan serta pengolahan nikel dan emas, melakukan ekspansi atas pabrik pelebuhan dan pengolahan nikel di Pomalaa Sulawesi Tenggara.

Dalam rangka melakukan ekspansi tersebut, pabrik peleburan dan pengolahan rdkel tersebut membutuhkan penambahan daya hstrik, sehingga PT Aneka Tambang berencana untuk mendinkan sebuah pembangkit tenaga Iistnk berkapasitas 110MW dan dijalankan dengan konsep Built Operation and Transfer yang Iebih dikenal dengan nama BOT dengan masa konsesi selama l3 tahun.

Dalam konsep BOT ini, pihak PT Aneka Tambang yang merupakan principal mengundang para investor untuk mendirikan serta mengoperasikan pembangkit tenaga listrik selama masa konsesi. Sebagai principal, maka PT Aneka Tambang memberikan jaminan untuk membeli listrik yang dihasilkan oleh pembangkit tenaga listrik ter8ebut selama masa konsesi dan berhak atas eluruh aset pada pembangkit tenaga listrik tersebut setelah masa konsesi berakhir.

Karya Akhlr ini melakukan analisis yang bertujuan untuk mengetahui kelayakan dan pelaksanaan pembangunan serta pengoperasian pembangkit tenaga listrik tersebut bila dilihat dari sudut pandang pemegang saham pada perusahaan BOT tersebut.

Dalam penyusunan arus kas, yang mana merupakan hal yang sangat penting dalam evaluasi proyek ini, data-data dikumpulkan dan statistik PLN yang telah berpengalaman dalam menjalankan pembangkit tenaga listrik di Indonesia dan juga diambil data-data dan beberapa literatur yang sangat membantu dalam pencapaian tujuan dalam penyusunan sebuah arus kas.

Dengan melakukan penyusunan anus kas yang teqadi pada proyek ini, maka dapat dilakukan evaluasi dengan beberapa metode yang sudah umum dipergunakan yaitu metode peniode pengembalian, NPV, IRR, seria MIRR dan dianalisis dengan menggunakan analisis serisitivitas atas biaya dan pendapatan yang bersifat variabel terhadap NPV yang terjadi.

Dengan beberapa metode tersebut di atas sebagai alat untuk analisis dan melakukan keputusan, maka didapatkan hasil bahwa proyek ini layak untuk dijalankan karena memenuhi persyaratan seperti nilai NPV yang positif dan IRR seria MIRR yang Iebih besar danpada biaya modal.
1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sanju Waladata
Abstrak :
ABSTRAK
Tulisan ini mengargumentasikan mengenai konsep mana dibalik praktik pemberian dari CSR perusahaan tambang. Selama ini gagasan The Gift selalu digiring pada perdebatan resiprositas atas sebuah pemberian. Saya melihat konsep lain yang tertinggal dari wacana ini di era ekonomi modern, yaitu mengenai konsep mana. Konsep mana sebagai hal yang bersifat non-material dibalik pemberian suatu materi dari satu pihak ke pihak lain. Data tulisan hasil riset ini dikumpulkan melalui studi kasus pada salah satu perusahaan tambang yang mempraktikan konsep CSR pada suatu komunitas masyarakat di salah satu wilayah operasi tambang emas yang terletak di Kabupaten Sumbawa Barat, Indonesia. Teknik pengumpulan data melaui wawancara dan pengamatan lapangan terhadap pihak-pihak terkait program CSR perusahaan tambang. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa konsep mana dari pertukaran masyarakat kuno dapat diangkat pada praktik pemberian hadiah di era ekonomi modern dengan menegahi secara diplomatis mengenai perdebatan dalam memaknai mana dari gagasan besar The Gift. Tanpa menampik keberadaan dari resiprositas atas praktik pemberian hadiah perusahaan tambang, gagasan ini tetap dilandasi oleh hubungan simetris antara individu maupun kelompok dalam konteks sosio-kultural. Temuan atas konsep mana ini memberikan pemahaman baru untuk melihat praktik pertukaran dari CSR perusahaan.
ABSTRACT
This paper argues for the existence of the "mana" concept behind The Gift of mining corporate CSR practices. During this age the idea of The Gift is always herded in a reciprocity debate over a gift. I see the archaic concept that remains from this discourse in the modern economic era, which is the concept of "mana". The concept of "mana" as a non-material thing is behind giving a material from one party to another party. The research data was collected through a case study on a mining company that practices the concept of CSR in a community in one of the gold mining operation areas located in West Sumbawa Regency, Indonesia. Data collection techniques through interviews and field observations of parties related to the CSR program of the mining company. The results of this study state the "mana" concept of the ancient societies exchange can be elevated to the practice of The Gift in the modern economic era by diplomatically fix the debates in interpreting of "mana" from the classic ideas of The Gift. Without dismissing the existence of reciprocity over the practice of The Gift corporate CSR, this idea is still based on a symmetrical relationship between individuals and groups in a socio-cultural context. The findings of this concept provide a new understanding to see the exchange practices of corporate CSR.
2020
T55345
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>