Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 28 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Penelitian mengenai perilaku tanah organik termasuk tanah gambut menjadi penting saat ini, karena tanah gambut meinilika karakteristik yang berbeda dengan jenis tanah lainnya sehingga belurn sepenuhaya dapat dimanfaatkan khususnya untuk pembangunan di wilayah Indonesia dimana terdapat lapisan tanah gambut yang cukup besar terutama di wilayah Sumatera dan Kalimantan. Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemadatan yang dilakukan pada proses pengeringan dan pembasahan kembali terhadap perilaku kepadatan tanah gambut dengan variasi kadar air dari 60 % hingga 200 %. Selain itu juga dilak--ukan studi mikroskopik dengau menggunakan Scanning Electron Microscope (SEM), yang memungkinkan dilakukannya observasi terhadap tekstur tanah gambut pada kondisi awal (kadar air natural), kering udara maupun akibat proses pemadatan. Contoh tanah gambut yang digunakan dalam penelitian ini adalah contoh tanah gambut desa Tampan-Riau dan contoh tanah gambut Palangkaraya-Kalimantan Tengah, adapun kedua contoh tanah gambut ini merupakan contoh tanah terganggu (disturbed samples). Metode penelitian yang digunakan meliputi studi literatur terhadap penelitianpenelitian yang telah dilakukan sebelumnya khususnya mengenai pemadatan tanah gambut. Dan juga digurakan metode studi eksperimental dimana dilakukan uji laboratorium terhadap kedua contoh tanah gambut yang meliputi pengujian index ,properties, pengujian pemadatan tanah dan CBR serta dilakukan observasi terhadap tekstur contoh tanah gambut."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S35236
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Setiadi
"ABSTRAK
Tanah gambut atau yang lebih dikenal dengan peat di Indonesia tersebar
terutama di Kaiimantan, lrian Jaya dan Sumatera dengan ketebalan yang
bervariasi antara 1.00 - 6.00 meter, dan luasnya menempali urutan kelima dari
seluruh negara yang mempunyai lahan gambut.
Beberapa sifat dari tanah gambut adalah sifatnya yang mempunyai kadar
organik dan air yang tinggi. Karena sifat yang demikian inilah, maka tanah
gambut dapat dikatakan memiliki kemampuan daya dukung yang rendah dan
kompresibilitas yang tinggi. Di dalam dunia konstruksi tanah gambut rnerupakan
jenis tanah yang jelek jika digunakan sebagai Iandasan bagi struktur di alasnya.
Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode Stress Path
(jalur tegangan). Pada dasarnya metode ini adalah untuk menentukan variasi
tegangan, regangan untuk suatu elemen tanah dari kondisi yang sesungguhnya.
Dengan metode ini kita dapat mengetahui sejarah perubahan tegangan yang
terjadi dari sampel yang diuji.
Prinsip dasar dan metode ini adalah bahwa suatu massa tanah tiap
elemennya mengalami perubahan kondisi tegangan akibat beban yang bekerja
yang bekerja di atasnya atau karena faktor-faktor Iain. Perubahan yang terjadi
diantaranya terjadi pada air pori. Dengan metode ini dapat diberikan representasi
yang berkesinambungan tentang perubahan tersebut. Dengan metode ini juga
dapat diramalkan perubahan tegangan, regangan yang terjadi pada tanah.
Pemodelan tegangan, regangan dimungkinkan menjadi lebih realistis.
Sebelum metode ini terdapat metode lain dalam studi tegangan,
regangan pada elemen tanah. Salah satunya adalah Lingkaran Mohr yang
menggambarkan tegangan nomnal dan geser yang tenjadi pada tanah. Namun
dengan metode ini akan menjadi sangat membingungkan jika kita hanya
menggunakan satu sampel uji. Hal ini karena selubung keruntuhan yang
tergambar akan menjadi tidak jelas letaknya. Sehingga parameter-parameter
kekuatan geser dari sampei uji menjadi tidak tepat. Penggambaran tersebut
akan menjadi jelas, jika Iingkaran yang tergambar diganti dengan titik-titik yang
dihubungkan dengan suatu garis lurus yang menghubungkan titik-titik tegangan
yang relevan.
Pengujian yang dilakukan adalah uji triaksial terkonsolidasi dan tidak
trdrainasi Uji triaksial merupakan uji kekualan geser yang paling sering
digunakan, karena cocok untuk semua jenis ianah. Keuntungannya adalah
bahwa pengaliran dapat dikontrol, tekanan air pori dapat diukur dan bila
diperlukan tanah jenuh dengan permeabilitas randah dapat dibuat terkonsolidasi.
Uji triaksial terkonsolidasi dan tidak terdrainasi dilakukan dengan cara
memberikan tagangan normal pada sampel tanah yang diuji, sementara air pori
masih diperbolehkan mengalir sampai terjadi konsolidasi, dimana sudah tidak
Iagi terjadi perubahan volume pada sampel uji. Kemudian jaian air dilutup dan
sampel diberikan tegangan geser secara tertutup (undrained). Tegangan normal
masih tetap bekerja. Biasanya tegangan air pori diukur selama tegangan geser
diberikan

"
1996
S34567
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Napitupulu, Rico
"Tanah gambut memiliki sifat dan karakteristik yang berbeda dengan tanah biasa yang kita kenal (lempung dan lanau), dan umumnya dikenal sebagai tanah yang memiliki sifat yang kurang menguntungkan bagi pelaksanaan infrastruktur dalam bidang teknik sipil. Sudan mulai banyak penelitian mengenai tanah gambut ini, baik yang dilaksanakan di Indonesia maupun di luar Indonesia, namun pengetahuan mengenai tanah gambut ini masih belum banyak diketahui masyarakat engineering dan penggunaannya dalam bidang teknik sipil masih sangat terbatas. Untuk itu diperlukan banyak tulisan yang akan memasyarakatkan pengetahuan mengenai tanah gambut ini, terutama tanah gambut Indonesia yang tersebar di beberapa pulau besar seperti Sumatera, Kalimantan dan Irian. Karya tulis ini dibuat untuk lebih memasyarakatkan pengetahuan mengenai lahan gambut di Indonesia untuk memudahkan penelitian-penelitian selanjutnya dan penerapan sistem konstruksi yang tepat pada tanah gambut di Indonesia. Dalam karya tulis ini akan dijelaskan karakteristik, baik fisik maupun teknis, dari lahan gambut Indonesia yang telah diteliti sebelumnya seperti tanah gambut daerah Riau (Dun dan Tampan), Sumatera Selatan (Palembang), dan Kalimantan (Pontianak, Banjarmasin, Palangkaraya), dan kaitannya dengan pelaksanaan konstruksi ditinjau dari sifat teknis tersebut. Sifat fisik yang akan dijelaskan dalam tulisan ini adalah kadar air, batas cair, batas plastis, batas susut, spesific gravity, nilai pH, kadar abu, kadar organik, dan kadar serat. Sedangkan sifat teknis yang akan dijelaskan adalah perilaku pemampatan tanah gambut, kemampumampatan (kompresibilitas) tanah gambut dan metode untuk mempercepat pemampatan tanah gambut tersebut, serta parameter kekuatan tanah (M, N, ?, ?, ? dan V?) hasil dari test triaxial."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
S34902
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Widik Cipthadi
"Tanah Gambut adalah tanah yang rnengandung bahan organik cukup tinggi sehingga tanahnya sangat Iunak, nilai plastisitasnya tinggi dan dan daya dukungnya sangat rendah sehingga tidak dapat menahan beban struktur di atasnya dengan baik. Sementara itu, permukaan tanah gambut di Indonesia meliputi daerah yang cukup Iuas sehingga cukup Iuas pula daerah yang tidak dapat dimanfaatkan untuk menahan beban struktur.
Untuk itu diperlukan suatu proses perbaikan daya dukung tanah tersebut yang disebut Stabilisasi Tanah Gambut. Proses stabbilisasi ini dapat dilakukan dengan mencampur tanah gambut tersebut dengan bahan kimia yang sifatnya dapat mengabsorpsi air dalam tanah tersebut sehingga daya dukung tanah dapat meningkat. Bahan kimia yang dimaksud dapat disebut a.|. : Konsolid dan Base Seal. Untuk penelitian tugas akhir ini hanya diteliti slabilisasi menggunakan Consolid (C444).
Dengan menggunakan serangkaian percobaan dengan standar ASTM, dapat dicari kombinasi campuran yang optimal antara tanah gambut dengan bahan kimia pencampur agar didapat tingkat perbaikan yang cukup baik. Tingkat perbaikan yang dapat dilihat adalah:
1. Nilai Plastisitas
2. Nilai Pemadatan
3. Nilai CBR
4. Nri Kuat Tekan Bebas
Selain nilai perbaikannya, pada tugas akhir ini juga akan kita ketahui perbandingan nilai perbaikan yang dihasilkan oleh Consolid dibandingkan dengan stabilisasi tanah gambut menggunakan bahan kimia lain. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
S34612
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Roman Franca Wungkana
"ABSTRAK
Metoda lintasan tegangan (Stress Path) adalah suatu cara pendkatan penyelesaian masalah stabilitas dan defommasi yang banyak teljadi dalam mekanika tanah. Metoda ini memudahkan pengenalan akan masalah-masalah di lapangan dan karena itu dapat menunjukan cara yang tepat dalam mengatasi masalah tersebut.
Deiinisi Stress Path sendiri ialah suatu garis yang menghubungkan titik-titik yang mengalami tegangan dimana titik-titik tersebut adalah titik-titik yang mengalami tegangan geser maximum.
Diagram Stress Path (kurva hubungan p? - q) didapat dengan memplot titik-
titik pada situasi yang berlainan karena adanya pembahan tekanan pori. Stress Path ini meninjau keadaan tegangan tanah dan tekanan pori yang timbul dalam elemen tanah_
Secara umum, analisa lintasan tegangan (stress path) ini meninjau keadaan tegangan, regangan, dan tekanan air pori yang ada dalam elemen-elemen tanah.
Pada analisa ini tekanan pori dievaluasi dari kondisi nudraimzd sampai kondisi drained. Prinsip uji triaksial dalam kondisi Consolidared-Undraiued yaitu : contoh tanah diberikan tegangan normal dan air diperbolehkan mengalir dari contoh tanah.
Tegangan normal ini bekerja sampai konsolidasi selesai, yaitu sampai tidak terjadi lagi perubahan pada isi contoh tanah Kemudian jalan air dari contoh tanah ditutup dan contoh tanah diberi tegangan geser secara undrained (tertutup) dan tegangan normal masih tetap bekerja Tegangan air pori diukur selama tegangan geser dibedakan.
Contoh tanah yang digunakan dalam tugas akhir ini adalah tanah gambut Sumatera Selatan dan Riau. Tanah gambut adalah tanah yang berkadar organik tinggi, yang pada umumnya teljadi dari campuran serat-serat material organik yang berasal dari tumbuh-tumbuhan yang telah berubah sifatnya secara kimiawi dan telah menjadi fosil, dimana tanah ini Sangat buruk untuk mendukung beban konstmksi diatasnya sehingga seringkali menjadi penyebab kegagalan proyek-proyek infrastruktur dalarn bidang teknik sipil yang dikaitkan dengan masalah kestabilan bangunan.
Dan dari uji triaksial di laboratorium dimana tanah diberikan tegangan aksial /
vertikal (cr,) yang bertambah dan tegangan horisontal yang merata/konstan (03 ), dan melalui analisa lintasan tegangan (stress parh) akan diperoleh parameter-parameter kekuatan geser tanah yaitu M, F, 7L, dan lc yang dibutuhkan untuk analisa geoteknis tanah.

"
1996
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Di Indonesia, tanah gambut menutupi daerah yang cukup luas di Sumatra dan Kalimantan. Dengan semakin berkembangnya kota-kota di Indonesia, termasuk di daerah Kalimantan maka pemerintah merencanakan untuk membangun jalan penghubung antara kota-kota di Kalimantan tsb. Pada saat ini sebagian dari jalan tsb. sudah merupakan jalan tanah dan sebagian kecil sudah dibangun dengan perkerasan aspal. Namun sebagian besar masih merupakan tanah asli hasil timbunan. Pada tugas akhir ini penulis menggunakan contoh tanah gambut di daerah Kalimantan Tengah tepatnya di tepi ruas jalan Palangkaraya-Kuala Kapuas km.35, Desa Bereng Bengkel. Hal ini dihubungkan dengan proyek peningkatan jalan Bereng Bengkel - km 35. Tanah gambut merupakan tanah yang mempunyai kandungan organik dan kadar air yang tinggi, yang terbentuk dari fragmen-fragmen material organik yang berasal dari tumbuh-tumbuhan yang dalam proses pembusukan menjadi tanah, yang telah berubah sifatnya secara kimiawi dan telah menjadi fosil, dimana tanah gambut ini memiliki sifat yang tidak menguntungkan bagi konstruksi yaitu daya dukung yang rendah serta kompresibilitas yang tinggi. Maka dari itu, penanganan dengan metode yang benar dan tepat sangat diperlukan agar konstruksi yang dibangunan dapat berdiri dengan kuat dan aman. Sampai saat ini pengetahuan tentang gambut di Indonesia sangat sedikit, hal ini sangat disayangkan mengingat Indonesia memiliki lahan gambut yang luas sekali. Oleh sebab itu penelitian tentang perilaku tanah gambut yang ada di Indonesia perlu dilakukan. Dalam karya tulis ini penulis melakukan penelitian dengan serangkaian uji konsolidasi dengan menggunakan alat Rowe Cell untuk mengetahui bagaimana penurunan yang terjadi pada tanah gambut Kalimantan. Pembebanan yang dilakukan adalah pola pembebanan bertahap dan langsung dimana masing-masing pola pembebanan diuji dengan waktu pembebanan untuk setiap kenaikan beban divariasikan yaitu 6 jam dan 24 jam. Analisa yang digunakan untuk pengujian ini menggunakan model reologi Gibson dan Lo yang telah diadopsi oleh Edil dan Dhowian untuk mendapatkan karakteristik konsolidasi gambut. Parameter yang dianalisa yaitu parameter pemampatan primer, pemampatan sekunder, dan faktor kecepatan pemampatan sekunder. Dilakukan pula analisa terhada kompresibilitas dan perilaku pemampatannya."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S34813
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
W. Tri Wardhana
"Konsolidasi adalah proses pengecilan volume secara perlahan-Iahan pada tanah jenuh sempurna dengan permeabilitas rendah akibat pengatirn sebagian air pori yang berlangsung terus menerus sampai kelebihan tekanan air pori yang disebabkan oleh kenaikan tegangan total telah benar-benar hilang. Teori konsolidasi yang dikemukakan oleh Terzaghi (1925) telah diterapkan secara meluas untuk masalah-masalah yang berhubungan dengan rekayasa perencanaan terutama untuk perhitungan settlement. Parameter konsolidasi suatu contoh tanah diambil dari suatu uji konsotidasi yang dilakukan di laboratorium.
Prinsip dari uji konsolidasi ini adalah tanah diberi kesempatan untuk mencapai keadaan setimbang melatui suatu seri pembebanan. Sehingga didapat hubungan antara void ratio (e) dan tegangan yang terjadi. Tentunya kesetimbangan yang sebenarnya tidak tercapai secara normal di laboratorium, tetapi untuk pertimbangan praktis sebuah prosedur tetah diterima secara meluas, yaitu melalui penambahan beban sebanyak dua kali beban awal setiap 24 jam. Dilihat dari segi efisiensi waktu dan penggunaan alat, serta memenuhi data rekayasa secara cepat maka dipikirkan suatu metoda konsolidasi dengan pembebanan dipercepat.
Tanah gambut memiliki karakteristik unik, dimana pada perilaku konsolidasinya tanah gambut memiliki kompresibilitas volumetrik yang tinggi. Hal ini disebabkan oleh adanya dekomposisi bahan organik yang tinggi dan disertai oleh tingginya pula nilai kadar air. Dengan demikian daya dukungnya kecil.
Perilaku konsolidasi gambut cenderung mengacu pada besarnya regangan yang terjadi dan mekanisme pemampatannya diasumsikan sebagai rangkaian kejadian tegangan-tegangan-waktu, sehingga untuk menganalisa pemampatannya digunakan pendekatan dengan suatu model rheologi yang dikembangkan oleh Gibson dan Lo (1961). Uji konsolidasi dipercepat akan dilakukan dengan Cara penambahan beban segera setelah konsolidasi primer (metoda rheologi) telah tercapai.
Penelitian yang dilakukan penulis berupaya mempelajari karakterstik dan perilaku tanah gambut biia dilakukan suatu uji konsolidasi dengan periode pembebanan dipercepat. Pengujian dilakukan terhadap contoh tanah gambut yang diambil dari Pontianak, Kalimantan Barat. Pengujian dilakukan dengan menggunakan sel Howe. dlmana dapat menggunakan contoh benda uji (sampte) yang cukup besan Hasil penelitian yang dilakukan penulis menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan penurunan tanah yang cukup besar antara uji konsolidasi standar dan uji konsolidasi dipercepat. Hal ini menunjukkan bahwa pacla uji konsolidasi standar tanah gambut Pontianak belum terjadi proses dekomposisi. Pada uji konsolidasi dipercepat tidak didapat harga-harga parameter sekunder rheologi, sehingga tidak dapat digunakan sebagai metoda peramalan penurunan yang akurat."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S35051
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Muslikah
"Perilaku konsolidasi tanah gambut sangat kompleks dan berbeda dibanding dengan tanah lempung. Ini disebabkan, kandungan serat-serat organik di dalam tanah gambut dan terjadinya proses dekomposisi pada serat-serat organik tersebut selama konsolidasi. Karena kondisi anaerob maka proses dekomposisi tanah gambut berjalan secara lambat. Salah satu cara untuk mempercepat terjadinya dekomposisi atau degradasi tanah gambut, yaitu dengan memberikan mikroorganisme yang dapat mendegradasi serat-serat tanah gambut.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana pengaruh konsolidasi pada tanah gambut untuk melihat degradasi yang terjadi jika tanah gambut tersebut ditambahkan mikroorganisme. Mikroorganisme yang diinjeksi ke dalam tanah gambut berasal dari tanah gambut itu sendiri dengan cara diisolasi dan dikembangbiakan untuk dimasukkan kembali ke dalam tanah gambut. Sebagai pembanding digunakan mikroorganisme yang berasal dari pupuk hayati EM4 dan P2000Z. Pada penelitian ini tanah gambut yang digunakan berasal dari Kabupaten Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan.
Hasil pengujian di laboratorium menunjukkan bahwa, sampel tanah gambut yang diinjeksi dengan kombinasi antara mikroorganisme asli (10%) dengan pupuk hayati EM4 (10%) + P2000z (10%) atau sampel tanah gambut variasi 4 (A4) memiliki tingkat degradasi yang lebih baik dibandingkan sampel tanah gambut variasi injeksi mikroorganisme lainnya.
......Consolidation peat soil behavior very complex and differ to be compared to with clay. This is caused, organic fibre content in peat soil and the happening of decompotition process at the organic fibre during consolidation. Because condition of anaerob hence peat soil decompotition process walk tardyly. One of the way of to quicken the happening of decompotition or peat soil degradation, that is by giving mikroorganism which can degradation fibre peat soil.
This research is done to know how consolidation influence at peat soil to see degradation that happened if the peat soil enhanced by microorganism. Microorganism which is injection into peat soil come from itself peat soil by isolation and grown to be reentered into peat soil. As comparator used by microorganism coming from biofertilizer EM4 and P2000Z. At this research of used peat soil come from Ogan Komering Ilir Region, South Sumatra.
Result of examination in laboratory indicate that, peat soil sampel which is injection with combination among original microorganism (10%) with biofertilizer EM4 (10%) + P2000Z (10%) or variation 4 of peat soil (A4) have degradation level which is better to be compared to other microorganism injection variation of peat soil."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
T30137
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Setianto S.
"Stress path adalah garis yang menghubungkan titik-titik yang mengalami tegangan geser maksimum dari suatu sampel tanah dalam suatu uji kekuatan geser tanah. Pemanfaatan metode stress path di laboratorium memungkinkan untuk memodelisasi perubahan tegangan secara lebih realistik dibandingkan dengan menggunakan analisa hasil uji biasa. Di lapangan perubahan tegangan dapat disebabkan oleh berbagai hal, salah satunya adalah karena perubahan tegangan pori. Dengan demikian aplikasinya di lapangan adalah dapat diketahui perubahan tegangan akibat perubahan tegangan pori selama proses konstruksi.
Pada dasarnya metode ini mempunyai dua Iangkah peninjauan, yaitu dengan menentukan variasi stress-strain untuk suatu elemen tanah dari kondisi yung sesungguhnya, yaitu berupa peninjauan keadaan tegangan yang dialami oleh satu elemen tanah di bawah satu bangunan yang akan didikan atau telah ada. Peninjauan kedua yaitu dengan melakukan uji laboratorium atau di lapangan atau kedua-duanya dan dilakukan teknik analisa pendekatan terhadap tegangan dan regangan tanah di Iapangan dengan kondisi-kondisi pada waktu sebelum, selama dan sesudah pelaksanaan.
Tanah gambut atau sering disebut pear adalah sejenis tanah yang merupakan campuran fragmen-fragmen material organik yang berasal dari tumbuh-tumbuhan yang telah membusuk, mengalami perubahan secara kimiawi dan menjadi fosil. Tanah gambut dengan rentang ketebalan 1.00 - 6.00 meter menutupi dataran yang luas di Indonesia, terutama di daerah Kalimantan dan Sumatera. Sifat dari tanah gambut adalah mempunyai kadar air dan organik yang tinggi. Pada dasarnya tanah gambut terbagi menjadi dua golongan besar, yaitu tanah gambut berserat (fibrous) dan tanah gambut yang menyerupai lempung (amorphous granular), dimana keduanya memiliki karakteristik yang berbeda.
Secara umum tanah gambut adalah suatu jenis tanah yang memiliki daya dukung yang rendah dan kompresibilitas yang tinggi. Sehingga tanah gambut merupakan tanah yang dapat digolongkan sebagai tanah yang buruk untuk dijadikan tanah pendukung suatu konstruksi Teknik Sipil, misalnya untuk pondasi gedung, jembatan, dan sebagainya.
Pada dasarnya uji triaksial adalah suatu uji kekuatan geser tanah dengan cara memberi tekanan aksial (01) dan tekanan Iateral (03) secara merata pada suatu sampel tanah tak terganggu (undisturbed sample), Kemudian dengan memplot kurva tegangan dan membuat suatu Mohr Envelope akan dapat diketahui parameter kekuatan geser tanah yaitu c (kohesi) dan φ (sudut geser dalam). Dari nilai parameter kekuatan geser tersebut, dapat diketahui daya dukungnya.
Uji triaksial terkonsolidasi terdrainasi dilakukan dengan cara memberi pengaliran (drainage) pada contoh tanah di bawah tekanan tertentu sampai proses konsolidasi selesai, kemudian pengaliran masih diperbolehkan selama proses kompresi untuk membuat perubahan tegangan air pori sama dengan nol."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
S34601
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vincentia Endah S.
"Perkembangan daerah/kota pedalaman di Indonesia tidak lepas dari kebutuhan sarana transportasi sebagai penghubung daerah yang satu dengan lainnya. Sarana transportasi jalan yang akan dibangun juga berhubungan dengan keadaan lahan dan sifat 'dari tanah didaerah tersebut. Karena sifat dan jenis tanah mempengaruhi kekuatan tanah dasar, yang berarti mempengaruhi pula kemungkinan dibuatnya sarana jalan dilokasi tersebut dan tebal/tipisnya lapisan perkerasan jalan yang dibutuhkan.
Beberapa lahan di Indonesia seperti di Sumatera, Kalimantan dan Irian Jaya terdiri dari lahan gambut. Gambut atau peat adalah tanah yang memiliki kandungan organik cukup tinggi. Tanah tersebut pada umumnya terjadi dari campuran material organik yang berasal dari tumbuh - tumbuhan yang berubah sifatnya secara kimiawi dan telah membusuk. Tanah gambut umumnya berwama abu - abu kecoklatan sampai hitam, dan memiliki kadar air cukup tinggi, bahkan ada yang sampai mencapai kadar air 300 %. Tanah ini dikenal sebagai tanah yang jelek untuk dijadikan pondasi suatu konstruksi bangunan sipil, bahkan diragukan untuk dapat membangun jalan diatas lahan gambut, karena tanah gambut memiliki daya dukung yang rendah, kompresibilitas yang tinggi dan mudah sekali menyusut.
Untuk itu telah dilakukan beberapa penyelidikan dan penelitian mengenai karakteristik beberapa jenis tanah gambut di Indonesia, dan kemungkinan untuk upaya perbaikan tanah gambut agar dapat memenuhi syarat sebagai material konstruksi. Salah satu dari beberapa altematif perbaikan tanah gambut adalah metode stabilisasi, yaitu upaya perbaikan tanah dengan cara mencampur tanah dengan bahan kimia, portland cement atau jenis tanah lainnya ( seperti pasir, kapur, dsb ) yang memiliki sifat lebih baik, umtuk meningkatkan daya dukung dan kekuatan tanah.
Jenis tanah gambut yang akan digunakan pada penelitian ini adalah tanah gambut yang berasal dari Karang Agung di Pulau Sumatera. Sedangkan bahan stabilisasi yang digunakan sebagai stabilisizer adalah bahan Supercement. Bahan Supercement adalah semacam bahan aditif yang ditambahkan pada semen untuk meningkatkan mutu semen. Bentuknya cair dan berwama putih seperti susu. Supercement biasa digunakan untuk mencegah kebocoran pada konstruksi bangunan sipil. Sedangkan semen yang digunakan adalah Portland Cement Tipe I.
Penelitian yang dilakukan terbagi atas dua kegiatan yaitu penelitian di laboratorium dan analisa kimia. Penelitian di laboratorium sendiri meliputi uji - uji karakteristik tanah gambut Karang Agung - Sumatera Selatan dan uji kekuatan tanah sebelum dan sesudah distabilisasi dengan Supercement, untuk mengetahui pengaruh pemakaian bahan stabilisasi tersebut terhadap sifat - sifat serta kekuatan daya dukung tanah gambut Karang Agung - Sumatera Selatan yang akan digunakan sebagai tanah dasar konstruksi jalan. Selanjutnya akan dicoba ditentukan berapa kadar bahan stabilisasi yang paling optimum yang digunakan. Sedangkan analisa kimia meliputi kandungan bahan kimia yang terdapat pada tanah gambut maupun panah campuran tanah yang telah distabilisasi dengan berbagai macam kadar stabilisasi.
Penelitian dilakukan di Laboratorium Mekanika Tanah FTUI, dimana pengujian dan pengolahan data yang dilakukan mengacu pada standar ASTM dan AASTHO untuk pengujian tanah.
Dari penelitian stabilisasi yang dilakukan diharapkan diperoleh kemungkinan perbaikan tanah gambut Karang Agung - Sumatera Selatan yang ditandai dengan penurunan plastisitas dan kenaikan kekuatan tanah dibandingkan dengan kondisi tanah gambut asli. Serta dapat diketahui komposisi campuran Supercement dan lama waktu pemeraman yang dibutuhkan agar campuran gambut Karang Agung - Sumatera Selatan dan Supercement yang telah distabilisasi dan dipadatkan dapat memenuhi syarat sebagai lapisan tanah dasar dari konstruksijalan yang akan dibangun."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S34666
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>