Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 85 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1989
729.24 KES
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Siregar, Tagor M.
Abstrak :
Penelitian ini benujuan untuk mengetahui penyimpangan yang teljadi terhadap kondisi yang diperkirakan (diproyeksikan) dalam penyusunan rencana kota Cirebon. Penyirnpangan yang teljadi diketahui berdasarkan evaluasi terhadap Rencana Induk Kota (RIK). Evaluasi dilakukam terhadap beberapa variable penentu, yaitu Struktur pemanfaatan mang, stmktur utama tingkat pelayanan kota, system utama jaringan transportasi dan system utamajadngan utilitas kota. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif berdasarkan data sekunder yang diperoleh dari instansi terkait. Hasil penelitian menunjukkan terdapat penyimpangan dari kondisi yang diperkirakan (diproyeksikan) dalam penyusunan Rencana Induk Kota Cirebon Nilai penyimpangan rata-rata (%) dari Evaluasi Rencana Induk Kota Cirebon adalah 80,61 Berdasarkan ketentuan Departemen Dalam Negeri cq Dirjen Pembangunan Daerah No. 850/803/BANGDA Maret 1993, tentang penilaian evaluasi RIK -yaitu apabila penilaian evaluasi PJK menghasilkan angka > 50, maka RIK tersebut harus ditinjau kembali.
Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2000
T16800
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Veronica Tjahjono
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
S47867
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Brega Bernardhi Pamuji
Abstrak :
ABSTRAK
Arsitektur tidak hanya sebatas bangunan tinggi, perumahan, atau infrastruktur. Efek psikologi, lingkungan, manusia, dan lain sebagainya juga dapat dikategorikan atau berhubungan langsung dengan arsitektur. Sebagai arsitek kita tidak hanya merancang sebuah ide atau design, tetapi diperlukan untuk berpikir bagaimana efek tersebut terhadap sekitar, terutama perilaku manusia dalam melakukan kejahatan. Karena itu penulisan ini akan membahas mengenai seperti apakah pengaruh dari aspek arsitektur dan lingkungan yang rawan kejahatan yang membuat perilaku manusia menjadi ingin melakukan kejahatan di tempat yang rawan tersebut dibanding di tempat atau di lingkungan lain. Penulisan akan menggabungkan analisis dari yang membedakan tempat-tempat rawan tersebut dibanding tempat lainnya, selain itu analisis dan eksplorasi didasarkan pada keadaan dan aspek arsitektur yang terletak di kota Jakarta, Indonesia.
ABSTRACT
Architecture is not only limited to high-rise buildings, housing, or perhaps infrastructure. But the psychological effects, environmental, human, and so forth can also be categorized or directly related to architecture. As architects we are not only thinking of designing an idea or design, but it is also necessary to think how such effects on the surroundings, especially human behavior in committing a crime. Therefore, this paper will discuss what kind of influence on the aspects of architecture and environments that are prone to be a place of crime and make human behavior to be wanting to commit crimes in such places. Certainly, the writing will combine the analysis of what distinguishes these vulnerable areas from elsewhere. Besides the analysis and exploration is based on the circumstances and aspects of architecture located in the city of Jakarta, Indonesia.
2016
S63216
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: UI Publishing, 2019
729.24 ASE
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Eka Jaya, 2007
R 729.24 UND
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
cover
R. Cecep Eka Permana, 1965-
Abstrak :
Tata ruang adalah khas pada setiap kelompok masyarakat. Konsep tata ruang suatu masyarakat banyak ditentukan oleh sistem budayanya yang meliputi pengetahuan, kepercayaan, norma-norma dan aturan-aturan yang berlaku dalam masyarakat yang bersangkutan. Tata ruang suatu masyarakat sering kali juga merupakan simbolisasi dari kenyataan slam dan sosial-budaya masyarakat tersebut. Tata ruang penting dalam pembangunan terutama terkait dengan pembangunan pemukiman dan perwilayahan. Karena pada setiap masyarakat memiliki konsep tertentu tentang tata ruang. Dengan mengerti secara mendalam adat-istiadat tentang keruangan suatu masyarakat, niscaya program pembangunan yang berhubungan dengan pemukiman dan perwilayahan tidak bertentangan dengan pandangan dan kebutuhan masyarakat yang bersangkutan. Dipilihnya Baduy sebagai obyek kajian ini karena: (I) merupakan salah satu kelompok masyarakat di Jawa Barat, yang khas dan unik yang berbeda dengan kelompok masyarakat lainnya, (2) masyarakat Baduy dianggap sebagai salah satu kelompok masyarakat di Jawa Barat yang masih memegang teguh adat istiadat leluhur, (3) masyarakat ini sebenarnya telah dikepung oleh modernisasi, namun sampai saat ini masih mampu menjaga adat istiadat mereka, dan (4) kajian tentang tata ruang masyarakat Baduy ini secara khusus belum banyak dilakukan. Khusus mengenai kekhasan dan keunikan masyarakat Baduy ini secara nyata dapat dilihat pada rumah atau bangunan dan penataannya dalam suatu kampung. Di Baduy Dalam khususnya, rumah di mana-mana bentuk dan orientasinya sama. Penataan rumah dan bangunan-bangunan lainnya juga menunjukkan kesamaan antara satu kampung dengan kampung lainnya. Selain itu, gambaran penataan tersebut tercermin pula dalam penataan kawasan Baduy. Berdasarkan hal yang menarik tersebut, permasalahan yang dikaji adalah: 1. konsep apakah yang mendasari penataan ruang tersebut. 2. dengan adanya konsep tertentu dalam penataan ruang tersebut, bagaimanakah pengaruhnya terhadap pola perilaku 3. bagaimana `fungsi dan -makna ruang tersebut dalam kehidupan sosial budaya masyarakat Baduy. Penelitian ini pada dasarnya bersifal deskriptif kualitatif-. Untuk memperoleh pengetahuan dan konsep yang masih hanyak mengikuti tradisi leluhur mereka, maka lokasi penelitian utama dilakukan di Baduy Dalam. Sedangkan sehagai pemhandingnya dilakukan pula di Baduy Luar. Data yang dikumpulkan meliputi data primer, herupa (1) DATA FISIK berupa bangunan-bangunan dan .alam lingkungan, dan (2) NON FISIK berupa ideologikal (ide, norma, yang ideal atau yang seharusnya) dan sosial (realitas perilaku masyarakat). Untuk memperoleh data FISIK dilakukan dengan cara observasi dan deskripsi. Sedang NON FISIK dilakukan dengan cara wawancara (ideologikal), serta observasi dan wawancara (sosial). Sementara itu, data sekunder yang dikumpulkan berupa kepustakaan yang berhubungan dengan topik kajian ini. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa penataan ruang Baduy mengacu pada konsep "Baduy sehagai pancer bumi" . Sehubungan dengan itu maka: (1) Baduydianggap sehagai pusat dunia, baik secara FISIK (awal penciptaan bumi dan asal usul manusia yang berpusat di Sasaka Domas), maupun secara MENTAL (pelindung dunia dan segala isinya), (2) Sebagai pusat bumi, Sasaka Domas menjadi orientasi atau arah 'kiblat', baik secara FISIK maupun NON FISIK. Selain itu, fungsi ruang dapat dilihat dalam dua hal, yaitu fungsi dalam hubungannya dengan pola pemanfaatan (ruang pribadi, sosial, sakral, dan profan), dan fungsi dalam kaitannya dengan pola waktu (ruang yang kontinyu, sewaktu-waktu, dan berubah-ubah). Penataan ruang Baduy juga melahirkan suatu simbolisasi yang terwujud dalam klasifikasi dua, berupa (1) 'dalam-luar' yang memiliki makna teritorial (Baduy Dalam dan Baduy Luar), dan makna tingkat kesucian (Baduy Dalam lebih suci daripada Baduy Luar), (2) 'atas - bawah' yang memiliki makna pembagian dunia menjadi Dunia atas danDunia hawah, serta (3) 'tinggi - rendah' yang mengacu pada makna makna lantai atautempat yang tinggi dan rendah, tinggi dianggap lebih sakral dibanding rendah (pada letak rumah puun, lantai imah, tangtu); dan klasifikasi tiga berupa pembagian ruang menjadi 'atas-tengah- bawah' pada (I) 'buana luhur-buana tengah-buana handap', (2) pembagian rumah secara vertikal atap (dunia atas), badan (dunia tengah) dan kaki/ kolong (dunia hawah), dan (3) pelapisan masyarakat menjadi 'tangtu - panamping - dangka'.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Esti Listiyani Wijaya
Abstrak :
Didalam menggunakan dan memanfaatkan tanah, pemegang hak atas tanah wajib untuk menyesuaikan penggunaan dan pemanfaatannya dengan rencana tata ruang wilayah. Agar tanah dapat dipergunakan secara optimal maka dibuatlah rencana mengenai penggunaan tanah atau biasa disebut sebagai Rencana Tata Guna Tanah. Rencana Tata Ruang wilayah yang telah ditetapkan, sekali dalam waktu lima tahun dapat ditinjau ulang, dan jika peninjauan tersebut menghasilkan rekomendasi bahwa tata ruang yang ada perlu direvisi, maka disini terjadi perubahan tata ruang, misalnya tanah yang tadinya dapat dipergunakan sebagai perumahan harus berubah menjadi sodetan sungai seperti dalam kasus PT Masa Kreasi. Dalam kasus ini, perubahan rencana kota secara Normatif atas tanah Milik PT Kreasi tersebut diatur dengan Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 592 tahun 1979 tentang Penguasaan Peruntukan dan Pembebasan Tanah Untuk Pembangunan Cengkareng Drain, Sodetan-Sodetan Kali Sekretaris Bagian Atas dan Bagian Bawah, Wilayah Jakarta Barat. Perubahan rencana kota tersebut tentu saja berdampak bagi PT Masa kreasi maupun bagi tanah yang bersangkutan. Dalam hal ini dampak yang terjadi yaitu dengan berubahnya hubungan hukum PT Masa Kreasi dengan tanah yang dimilikinya tesebut.
In the use and utilization of land space, land rights holder is obligated to conform with the use and utilization of regional spatial layout plan.So that land can be utilized optimally then be made to the plan regarding land use, or commonly known as the Land Use Plan. Regional Spatial Layout Plan has been set, once in every five years can be reviewed, and if the review results in recommendation that the existing spatial layout should be revised, then the spatial layout changes here, for example, land formerly used as housing can be turned into a spatula rivers as in the case of PT Masa Kreasi. In this case, changes in the normative urban plan for the land owned by PT Masa Kreasi is governed by the Decree of the Governor Jakarta Capital Special Region No. 592 of 1979 regarding Allotment of Tenure and Land Acquisition Development Cengkareng to Drain, Spatula -Spatula of River Sekertaris Top and Bottom SectionsWest Jakarta Area. Changes in the city plan, of course, affect PT Masa Kreasi as well as for the concerned landIn this case the impact occurred was by changing the legal relationship of PT Masa Kreasi with this land in interest.
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2010
T27451
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9   >>