Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 55 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Choirinah
Abstrak :
Penelitian mengenai ketangguhan khususnya mengenai remaja yang tangguh sudah beberapa kali diteliti, akan tetapi sangat jarang ditemukan penelitian yang membahas mengenai ketangguhan pada anak atau remaja yang mengalami pemenjaraan/pemidanaan khususnya tahanan atau narapidana anak yang berada di lingkungan penjara orang dewasa. Teori yang dirujuk sebagai dasar dalam pembuatan rancangan program pelatihan adalah teori belajar,konsep remaja dan dewasa menengah,teori ketangguhan dan teori pelatihan. Penelitian ini mencoba memahami proses ketangguhan yang terjadi pada remaja yang berada di lingkungan tahanan atau narapidana dewasa dengan berbagai tindak kriminal yang pemah dilakukan seperti pembunuhan, pemerkosaan, perampokan dan tindak kekerasan lainnya. Dimensi ketangguhan yang akan dijelaskan terdiri dari problem solving skill (kemampuan memecahkan masalah) dan dimensi positive feelings (kemampuan seseorang dalam mempertahankan perasaan positif pada dirinya. Selanjutnya akan dikembangkan sumber ketangguhan yang terdapat dalam diri anak yaitu "I have", "I am ", "I can "(Grotberg,1998). Ketangguhan sebagai hasil dari karakteristik personal yang dibawa sejak lahir (Garmezy dalam Kosteck 2005) pada dasarnya dapat dipelajari dan dibentuk. Hasil penelitian menemukan tiga faktor yang mendukung berkembangnya ketangguhan, yaitu karakteristik ketangguhan pada remaja, kualitas pendidik yang responsif serta jaringan organisasi yang efektif.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2007
T17806
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kustri Widaningsih
Abstrak :
Permasalahan remaja semakin Jama dirasakan semakin kompleks dan memprihatinkan Khususnya yang berkenaan dengan kesehatan reproduksi remaja. Selain berkaitan dengan pertumbuhan dan perkembangan remaja itu sendiri, faktor lingkungan sosial dan budaya yang negatif juga merupakan faktor risiko bagi remaja untuk terjebak dalam perilaku yang bertsiko terhadap kesehatan dan keselamatan remaja. Dewasa ini telah terjadi perubahan sejumlah nilai dari tradisional ke nilai yang oleh sebagian masyarakat disebut modern. Hubungan antar bangsa yang menjadi lebih mudah menyebabkan terbawanya budaya dan kebiasaan asing kedalam masyarakat kita. Pengaruh komunikasi-informasi yang begitu cepat dan tanpa hambatan juga mempercepat perubahan ini. Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya perubahan pandangan perilaku seksual pada remaja antara lain adalah pengawasan dan perhatian orang tua dan keluarga yang semukin longgar, orang tua yang mengizinkan pola pergaulan yang bebas lepas, lingkungan yang semakin permisif, semakin banyaknya hal-hal yang memberikan rangsangan seksual yang sangat mudah dijumpai dan fasilitas yang mendukung untuk itu yang sering kali diberikan oleh Keluarea itu sendirt tanpa disadari. Tujuan dart penelitian ini adalah diperolehnya informasi tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku seksual remaja siswa SMAN di Kabupaten Tangerang dan faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku seksual tersebut. Manfaaat dari penelitian ini diharapkan dapat memberikun informasi kepada instansi terkait dalam merencanakan program promosi kesehatan, konseling dan pelayanan kesehatan reproduksi remaja. Jenis penclitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional , populasinya adalah siswa SMAN di Kabupaten Tangerang dengan jumlah sampel 480 orang. Pengolahan data dilakukan dengan analisis univariat, bivariat dengan uji chi square dan multivariat dengan uji regrest logistik dan uji interaksi. Hasil analisis multivariat yang mempunyai hubungan bermakna adalah jenis kelamin, umur pubertas, pengetahuan tentang kesehatan reproduksi dan sikap terhadap kesehatan reproduksi. Sedangkan hasil uji interaksi menunjukan variabel sikap terhadap kesehatan reproduksi sebagai variabel yang dominan berhubungan dengan perilaku seksual remaja setelah dikontrol dengan variabel pengetahuan. Berdasarkan hasil penelitian, disarankan program pendidikan seks dan reproduksi sebat perlu diberikan dikalangan remaja baik disekolah maupun diluar sekolah sesuai dengan kebutuhan dan tahap perkembangannya. Selain itu perlu lebih memperketat sensor tayangan media elektronik yang bersifat pornografi melalui undang-undang penyiaran, memperketat akses terhadap situs porno di internet dan memperketat aturan tentang jual beli media cetak yang bersifat pornografi. ......Teenagers problem is felt getting more complex and concerd especially which related to teenager repreduction health. Beside related to growth and development of the teenagers themseives, the factor of social and cultural environmenthat are negative which also is the riskful factor for teenagers to be trapped in some riskful behaviour to the teenagers health and savety. Nowadays, there has been changes a number of traditional value to a value that by some people is called modern. The relation among nation become easier caused of communication — information which is so rapid and no delayed are also accelerated this changes. The factor that caused of changing of sexual behaviour aspects on teenagers, one of the reasons is surveillance and attention from parents or family that is getting loose, parents who permit community pattern totally free, the environment which is getting permissive, the increasing of some things which give sexual attemtion that is so easy to be found and facility that support for that is many times given by the family itself without it’s being realized. The purpose of this study is to gain the information about factors which related to teenagers sexual behaviour of State High School Students in Tangerang Regency and factors which related to the sexual behaviour itself. The benefit of this study is excpected to be able to give information to the related institution/Departement in Planning of Health Promotion Program, Counselling and Teenagers reproduction health service. The type of quantitative study with sectional cross approach, its population is state highschool students in Tangerang Regency in number of sample of 480 people. The data management is done by univariat analysis, bivariat wih chi square test and multivariat with logistic regressive test. The result of multivariant analysis which has meaningful relation is gender, puberity ages, the knowledge of health reproduction and manners of healh reproduction which has ever had. The clarity of any printed medias and with media cf information, meanwhile the result of interaction test showed variable manners of healh reproduction of which have ever had as vartable that was dominant related to teenager sexual behaviour after the knowledge of health reproduction control.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
T34294
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Mega Achmad Agus
Abstrak :
Sifat remaja yang suka mencoba-coba dan berani mengambil risiko dengan berperilaku menyimpang, menjadikan remaja rentan terhadap risiko penularan HIV/AIDS. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran perilaku berisiko dan faktor yang berhubungan terkait HIV/AIDS pada remaja, mempergunakan metode potong lintang dengan kuesioner sebagai instrumen penelitian yang diberikan pada siswa kelas X dan XI di SMA/SMK di wilayah kerja Puskesmas Pengasinan di Kota Bekasi yang berjumlah 216 orang. Hasil Penelitian menunjukkan sebagian besar remaja mempunyai pengetahuan rendah (57,4%) dan sikap yang tidak baik terkait HIV/AIDS (51,9%), 82,9 persen telah berpacaran dengan gaya berpacaran dari hanya mengobrol (80,1%) sampai berhubungan sex (3,2%). Perilaku remaja menyimpang lainnya terkait HIV/AIDS yaitu merokok (33,3%), minum minuman keras (12,5%), membuat tato (8,3%), menggunakan narkoba selain suntik (1,9%), memakai narkoba suntik (3,7%), oral sex (6,9%) dan menonton film porno (37,0%). Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa terdapat hubungan bermakna antara distribusi perilaku berisiko dengan tingkat pengetahuan (PR:7,419; CI 95% 2,336-23,567, sikap (PR: 62,257 CI 95%), persepsi peran orang tua (PR: 2,500; CI 95% 1,181- 5,290) dan persepsi peran teman sebaya (PR: 3,214; CI 95% 1,385-7,462) dengan nilai p value < 0,005. Disarankan untuk meningkakan program promosi kesehatan pada tatanan sekolah, meningkatkan pengetahuan siswa secara komprehensif melalui pemberian informasi terkait HIV/AIDS dari guru, orang tua dan tenaga kesehatan dan menggali motivasi remaja untuk mengetahui HIV/AIDS melalui pemberian tugas-tugas atau lomba-lomba seperti pembuatan makalah berkaitan dengan kesehatan remaja terkait HIV/AIDS.
Teenagers have high propensity to experiment and take risks by inappropriate behavior as their nature, which resulting the susceptibility to the risk of HIV / AIDS transmissions.This study aims to describe risk behaviors and associated factors related with HIV / AIDS in the scope of teenagers, using the cross-sectional questionnaire method as a research instrument that was given for 10th and 11th grade of High School and Vocational High School in the region of Puskesmas Pengasinan (Pengasinan Health Center) Bekasi, involving 216 students as research respondent.The Research shows that most teenagers have a low level of knowledge (57.4%) and have bad habits related to HIV / AIDS (51.9%), 82.9 percent had been dating from just as proper relationship such a chatting (80.1%) to sex habits (3.2%). Other deviant adolescent behavior related to HIV / AIDS which were smoking (33.3%), drinking alcohol (12.5%), making tattoos (8.3%), using not injecting drugs (1.9%), using injecting drugs (3.7%), oral sex (6.9%), and watching porn (37.0%). The results of the analysis showed that there was a significant relationship between the distribution of risky behavior with the level of knowledge (PR: 7.419; 95% CI 2.336 to 23.567, attitude (PR: 62.257 CI 95%), the perception of the parental role (PR: 2,500; 95% CI 1.181 - 5.290) and the perception of the role of peers (PR: 3.214; 95% CI 1.385 to 7.462) with a p value <0.005. It is recommended to improve health promotion programs within the scope of schools, increase student's knowledge in a comprehensive manner through the provision of information related to HIV / AIDS guided by teachers, parents and health workers and develop the teenagers motivation to learn more about the HIV / AIDS through assignments or competitions such as paper-making competitions relating to adolescent health related to HIV / AIDS.
Depok: Universitas Indonesia, 2014
S55750
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Akram Ridha
Jakarta: Qisthi Press, 2005
297.5 RID s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Savitri Sayogo
Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2006
641.1 SAV g
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Nuzuly Tara Sharaswaty
Abstrak :
Penelitian ini berusaha melihat apakah terdapat hubungan kesepian dan agresi pada remaja yang sedang berpacaran. Remaja adalah sebuah masa puncak dimana individu akan merasa kesepian sekaligus agresi. Hal ini berjalan seiring dengan adanya peningkatan kasus kekerasan dalam berpacaran pada remaja. Zilboorg (1938) menyatakan bahwa kedua variabel ini berkaitan langsung, dan juga berkaitan secara tidak langsung dengan variabel frustasi diantaranya. Penelitian ini mengikutsertakan 136 remaja yang berada di usia 18-24 tahun, memiliki SES menengah ke atas yang ditandai dengan pengeluaran per bulan di atas Rp 500.000, dan berdomisili di Jakarta, Bogor, Depok, Tanggerang, atau Bekasi. Hasil penghitungan menyatakan bahwa terdapat hubungan secara signifikan antara Kesepian dengan Agresi pada Remaja yang sedang berpacaran, dan hubungan tersebut memiliki nilai positif. Hal ini menyatakan bahwa, semakin individu merasakan kesepian, maka semakin individu tersebut berperilaku agresif, dan sebaliknya, semakin individu merasa puas dengan hubungan sosialnya, maka semakin individu tersebut tidak memiliki tujuan untuk menyakiti atau merusak organisme lain atau barang tertentu.
This study will examine if there is a correlation between loneliness and aggression in teenager who is in a relationship. Teenager is a top period when someone will feel lonely and aggress at the same time. That fact correlate with dating violence case that increasing over time. Zilboorg research in 1938 result that there is direct correlation between Loneliness and Aggression, and indirect correlation with a frustration between. Participants in this research are 136 teenagers with age ranging from 18-24 years old, have money spent over 500.000 in a month, and live in Area Jakarta, Bogor, Depok, Tanggerang, or Bekasi. Result of this research examine that there is significant correlation between loneliness and aggression in teenager who?s in a relationship, and the correlation is positive. That means if someone feel lonely, then he/she will show his/her aggress, and so if someone feel satisfied with his/her social relationships, then he/she will not hurt other organism or things.
Depok: Universitas Indonesia, 2009
155.92 NUZ h
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Rice, F. Philip
Boston: Pearson, 2005
305.235 RIC a
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Octaviani Indrasari Ranakusuma
Abstrak :
Studi ini bertujuan untuk melihat perbedaan pengaruh faktor individual dan faktor sosial terhadap rasa kesepian yang dialami oleh praremaja dan remaja korban peer victimization. Faktor individual terdiri dari set esteem dan temperamen. Empat faktor temperamen yang diukur dalam studi ini adalah surgency, effortful control, afliativeness dan negative affectivity. Faktor sosial terdiri dan penerimaan teman sebaya, kualitas persahabatan yang dimiliki, dan pola asuh orangtua. Subyek yang berpartisipasi dalam studi ini adalah murid kelas lima Sekolah Dasar dan kelas sembilan atau setara dengan kelas 3 Sekolah Menengah Pertama, yang menurut penilaian kelompok sebayanya mengalami viktimisasi atau kekerasan di lingkungan sekolah. Analisa dengan menggunakan ree-resi memperlihatkan bahwa terdapat perbedaan pengaruh kedua faktor individual dan sosial pada praremaja dan remaja korban viktimisasi. Self-esteem yang termasuk faktor individual merupakan satu-satunya variabel yang mempengaruhi rasa kesepian pada praremaja. Analisa lebih lanjut pada kelompok praremaja memperlihatkan peran self-esteem sebagai mediator antara dua faktor dari temperamen yaitu of ortful control dan aitiativeness dengan rasa kesepian. Tidak terlihatnya pengaruh pola asuh orangtua terhadap rasa kesepian diuraikan berdasarkan sudut pandang statitistik pada bagian diskusi. Sumbangan variabel yang minimal (9%) terhadap variabilitas rasa kesepian pada praremaja mengindikasikan bahwa terdapat faktor-faktor lain yang mempengaruhi rasa kesepian pada kelompok yang tidak diperhitungkan dalam studi. Pada remaja korban viktirnisasi, surgency pada temperamen yang merupakan faktor individual, serta pain asuh yang welas asih (nurturing), dan kualitas persahabatan yang merupakan faktor sosial mempengaruhi secara negatif rasa kesepian. Dapat dikatakan remaja dengan faktor surgency yang tinggi, memiliki hubungan persahabatan yang memuaskan dirinya, serta memiliki orangtua yang welas asih, melaporkan rasa kesepian yang rendah walaupun is mengalami viktimisasi oleh kelompok sebayanya. Kualitas persahabatan yang memuaskan dimiliki oleh remaja yang memiliki negative affectivity yang rendah serta memiliki orangtua yang tidak punitif dalam berinteraksi dengan anak. Walaupun terdapat perbedaan pengaruh faktor individual dan faktor sosial terhadap rasa kesepian antara kelompok remaja dan praremaja korban viktimisasi, namun analisa yang dilakukan secara bersamaan terhadap kedua kelompok ini memperlihatkan bahwa rasa kesepian hanya dialami oleh mereka yang merasakan dirinya sebagai korban (self-report victimization). Penilaian kelompok sebaya bahwa individu menjadi korban viktimisasi tidak mempengaruhi timbulnya rasa kesepian pada kedua kelompok Hasil yang diperoleh dart studi ini mengindikasikan bahwa diperlukan programprogram pendidikan dan pelatihan untuk orangtua danl atau pendidik yang bertujuan untuk meningkatkan keterampilan (parenting skill) dan kesadaran (awareness) pentingnya pengaruh pola pengasuhan yang welas asih dari orangtua kepada anak terhadap kesejahteraan mental (psychological well-being) remaja yang akan menginjak masa dewasa. Dengan dukungan yang diperoleh dart orangtua dan sahabat, remaja tidak mengalami kesepian walaupun is mengalami viktimisasi.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2006
T18621
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6   >>