Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 9 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Katarina Siena
Abstrak :
Telah dilakukan penelitian inventarisasi jenis-jenis teripang di rataan terumbu Pulau Penjaliran Barat, Teluk Jakarta, pada bulan Maret 1996. Penelitian dilakukan karena belum ada data mengenai jenis-jenis teripang di rataan terumbu Pulau Penjaliran Barat, padahal teripang memiliki nilai ekonomis dan ekologis yang penting. Sifat penelitian kualitatif-deskriptif, pengambilan sampel dilakukan dengan cara purposif {purposive sampling) di 13 substasiun yang masing-masing luasnya ±100 m^. Teripang yang diperoleh dalam penelitian ini 13 jenis, yaitu: Bohadschia graeffei, B. marmorata, Holothuria {Acanthotrapeza) coluber, H. (Halodeima) atra, H. {Halodeima) edulis, H. {Mertensiothuria) fuscocinerea, H. {Mertensiothuria) leucospilota, H. {Thymiosycia) arenicola, H. {Thymiosycia) impatiens, Stichopus chloronotus, S. variegatus, Opheodesoma grisea, dan Synapta maculata. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan dua hal utama, yaitu (1) setiap jenis teripang memiliki spikula dengan bentuk yang khas sebagai penunjuk jenis; dan (2) tidak lagi didapati teripang bernilai ekonomis sedang dan mahal di rataan terumbu Pulau Penjaliran Barat, Teluk Jakarta.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1996
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Indonesia is a country with the bigest holothurian's potency, and as the bigest holothurian producer in the world. Holothurians known as one of the bigest fishiers, that live in monospecific temperate region to multispecific in tropical areas....
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Budiarto Heru Sayogo
Abstrak :
Sampah plastik merupakan tipe sampah laut yang dominan ditemukan. Plastik-plastik tersebut terdegradasi secara fisika, kimia, maupun biologi hingga ukuran menjadi <5 mm. Teripang merupakan hewan bertipe deposite feeder yang mendapatkan makanan dengan cara mengaduk-aduk sedimen sehingga terdapat kandungan mikroplastik pada teripang. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kepadatan mikroplastik pada sedimen dan teripang, serta menganalisis korelasi antara kepadatan mikroplastik pada sedimen dan teripang. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari hingga April 2018. metode yang digunakan adalah metode deskriptif melalui teknik purposive sampling dengan studi korelasional. Berdasarkan analisis perhitungan, mikroplastik yang ditemukan pada sedimen dan teripang di Pulau Tidung dan Pulau Bira Besar terdiri dari 4 (empat) jenis yaitu fiber 2722 partikel/g; 1982 partikel/g, fragment 254 partikel/g; 547 partikel/g, film 100 partikel/g; 50 partikel/g dan pelet 14 partikel/g; 9 partikel/g. Mikroplastik yang ditemukan pada teripang terdiri di Pulau Tidung dan Pulau Bira Besar dari 4 (empat) jenis yaitu fiber 2033 partikel/g; 1247 partikel/g, fragment 137 partikel/g; 183 partikel/g, film 60 partikel/g; 69 partikel/g dan pelet 9 partikel/g; 4 partikel/g. Hasil korelasi menunjukkan terdapat korelasi positif pada mikroplastik di sedimen dan di teripang.
Plastic waste is the dominant type of marine waste found. The plastics are degraded in physics, chemistry and biology to a size of <5 mm. Sea cucumbers are deposite feeder type animals that get food by stirring up sediments so that there is microplastic content in sea cucumbers. This research aims not only to analyze the microplastic density in sediments and sea cucumbers but also to analyze the correlation between microplastic density in sediments and sea cucumbers. This research was conducted from February to April 2018. The research data was the descriptive with purposive random sampling and correlational studies method. Based on calculation analysis, microplastic found in sediments and sea cucumbers on Tidung Island and Bira Besar Island, consists of 4 (four) types. There are fiber with 2722 particles/g; 1982 particles/g, fragment 254 particles/g; 547 particles/g, film 100 particles/g; 50 particles/g and pellets 14 particles/g; 9 particles/g. Microplastic found in sea cucumbers consists of Tidung Island and Bira Island. Consist 4 (four) types, which are fiber, 2033 particles/g; 1247 particles/g, 137 particle fragments/g; 183 particles/g, film 60 particles/g; 69 particles/g and pellets 9 particles/g; 4 particles/g. Correlation results showed a positive correlation with microplastic in sediments and in sea cucumbers.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abdullah Rasyid
Abstrak :
Teripang merupakan salah satu biota laut yang banyak ditemukan di perairan Indonesia. Meskipun demikian, penelitian tentang zat bioaktif teripang dari perairan Indonesia masih terbatas. Tujuan dari penelitian adalah untuk menganalisis jenis-jenis teripang yang memiliki aktivitas antibakteri terhadap bakteri penyebab jerawat dan menangkal radikal bebas (antioksidan), serta komponen senyawa kimia yang terkandung dalam ekstrak dan fraksi teripang yang berperan sebagai antibakteri dan antioksidan. Semua jenis teripang yang digunakan dalam penelitian ini dikumpulkan dari perairan Lampung, Indonesia. Metode ekstraksi yang digunakan adalah metode maserasi menggunakan pelarut metanol. Uji aktivitas antibakteri menggunakan metode difusi agar dan uji aktivitas antioksidan menggunakan metode ABTS. Identifikasi senyawa dalam ekstrak dan fraksi teripang menggunakan GC-MS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hanya fraksi n-heksan Stichopus quadrifasciatus dan ekstrak metanol Holothuria lessoni yang menunjukkan aktivitas antibakteri terhadap Propionibacterium acnes. Ekstrak metanol H. lessoni dan fraksi etil asetat H. leucospilota terhadap Staphylococcus aureus; Sedangkan fraksi n-heksan S. quadrifasciatus, ekstrak metanol H. lessoni dan Bohadschia marmorata terhadap S. epidermidis. Tingkat aktivitas antioksidan tertinggi ditunjukkan oleh fraksi butanol H. lessoni dengan nilai IC50 109,7408 μg/mL, diikuti oleh ekstrak metanol H. leucospilota (155,0729 μg/mL), faksi n-heksan S. quadrifasciatus (157,9000 μg/mL), ekstrak metanol H. lessoni (163,8317 μg/mL) dan fraksi etil asetat H. leucospilota (181,8804 μg/mL). Analisis GC-MS menunjukkan bahwa senyawa utama yang diidentifikasi dalam sampel uji terdiri dari siklononasiloksan, oktadekametil-, sikloheksasiloksan, dodekametil-, dan siklooktasiloksan, heksadekametil-. Dapat disimpulkan bahwa teripang H. lessoni merupakan salah satu jenis teripang yang memiliki potensi sebagai sumber antibakteri dan antioksidan alami di masa depan. ......Sea cucumbers are one of the many marine biotas found in Indonesian waters. Nevertheless, research on the bioactive substances of sea cucumbers from Indonesian waters is still limited. The purpose of this study was to analyze the types of sea cucumbers that have antibacterial activity against acne-causing bacteria and free radicals scavengers (antioxidants), as well as the components of chemical compounds contained in the extracts and fractions of sea cucumbers that have antibacterial and antioxidant activity. All types of sea cucumbers used in this study were collected from Lampung waters, Indonesia. The maceration method was used for extraction with methanol as the solvent. The agar diffusion method was used to test antibacterial activity, and the ABTS method was used to test antioxidant activity. GC-MS was used for identification of compounds in the extract and fractions of sea cucumbers. The results showed that only the n-hexane fraction of Stichopus quadrifasciatus and the methanol extract of Holothuria lessoni showed antibacterial activity against Propionibacterium acnes. The methanol extract of H. lessoni and the ethyl acetate fraction of H. leucospilota were effective against Staphylococcus aureus, while the n-hexane fraction of S. quadrifasciatus, methanol extract of H. lessoni, and Bohadschia marmorata was effective against S. epidermidis. The highest level of antioxidant activity was shown by the butanol fraction of H. lessoni with an IC50 value of 109.7408 μg/mL, followed by the methanol extract of H. leucospilota (155.0729 μg/mL), the n-hexane faction of S. quadrifasciatus (157.9000 μg/mL), the methanol extract of H. lessoni (163.8317 μg/mL) and the ethyl acetate fraction of H. leucospilota (181.8804 μg/mL). GC-MS analysis showed that the main compounds identified in the test samples consisted of cyclononacyloxane, octadecamethyl-, cyclohexasiloxane, dodecamethyl-, and cyclooctasiloxane, hexadecamethyl-. It can be concluded that the sea cucumber H. lessoni is one type of sea cucumber that has potential as a source of natural antibacterials and antioxidants in the future.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anjar Prianto
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2010
S31639
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Arum Albuntana
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2010
S31643
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Teripang merupakan salah satu biota yang dapat dijadikan sebagai sumber senyawa bioaktif dari laut. Senyawa tersebut memiliki efek biologi seperti anti kanker, jamur, hemolisis dan aktivitas kekebalan tubuh. Tujuan penelitian ini adalah untuk menduga tingkat toksisitas ekstrak empat jenis teripang yaitu Actinopyga miliaris, Holothuria leucospilota, Bohadschia argus, dan Bohadschia marmorata dari Pulau Penjaliran Timur Taman Nasional Kepulauan Seribu (TNKpS) Jakarta. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah Brine Shrimp Lethalty Test (BSLT). BSLT merupakan salah satu metode awal untuk menduga tingkat toksisitas suatu substansi bahan alam dengan menggunakan larva udang Artemia salina. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa keempat jenis teripang tersebut bersifat aktif terhadap uji BSLT yang ditandai dengan nilai LC50 kurang dari 1000 µg/ml. Keaktifan tertinggi diperoleh jenis B. argus dengan nilai LC50 sebesar 69,254 µg/ml. Uji BSLT fraksi crude extract jenis H. leucospilota menunjukkan bahwa fraksi air memiliki keaktifan tertinggi dengan nilai LC50 sebesar 50,968 µg/ml.
620 JITK 3:1 (2011)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Wanda Anggi Andirisnanti
Abstrak :
Kolagen digunakan dalam industri kosmetik sebagai bahan pelembab. Dinding tubuh teripang mengandung kolagen sehingga berpotensi sebagai pelembab kulit. Penelitian bertujuan membandingkan ekstrak kolagen kasar dari teripang Stichopus hermanni budidaya dan alam yang diperoleh dengan metode ekstraksi yang tepat serta memperoleh sediaan krim pelembab yang mengandung ekstrak kolagen kasar teripang yang bermanfaat melembabkan kulit. Ekstraksi menggunakan perpaduan cara kerja Trotter et al. (1995) dan Saito et al. (2002). Identifikasi kolagen menggunakan metode Dot Blot. Ekstrak kolagen kasar dibuat sediaan krim dengan konsentrasi 5%. Uji stabilitas fisik sediaan krim dilakukan selama 12 minggu dan uji keamanan kepada sukarelawan menggunakan metode uji tempel. Uji manfaat dilakukan selama 4 jam pada daerah lengan bawah dengan parameter peningkatan kadar air kulit. Hasil ekstraksi menunjukkan ekstrak kolagen kasar dari teripang budidaya (77,47% dw) lebih besar daripada teripang alam (55,93% dw). Ekstrak kolagen kasar mengandung kolagen tipe I sebesar 16%. Sediaan krim ekstrak kolagen kasar menunjukkan kestabilan selama 12 minggu dan hasil uji keamanan tidak menimbulkan iritasi sehingga aman digunakan secara topikal. Hasil uji manfaat menunjukkan sediaan krim ekstrak kolagen kasar mampu mempertahankan kelembaban kulit selama 4 jam. Krim esktrak kolagen kasar 5% memberikan pengaruh kelembaban yang berbeda nyata dibandingkan krim plasebo, yaitu pada pengaplikasian krim selama 1 jam. ......Sea cucumber is well-known to contain collagen that potent to apply as a skin moisturizer. Collagen have been used in many cosmetics industries as a moisturizer. The objectives of the study are to compare crude collagen extract of sea cucumber Stichopus hermanni from nature and cultivation by proper extraction method and to assess the efficacy of a formulated cream containing crude collagen extract of sea cucumber as a human skin moisturizer. The crude collagen extract was obtained by a combination method of Trotter et al. (1995) and Saito et al. (2002). Collagen was identified by Dot Blot method and then was corporated into formulated cream to make a concentration of 5% (w/v). Physical stability test was done for 12 weeks and human safety test was done by using a patch test. Efficacy study was done for 4 hours of which the increasing skin moisture content was the main parameter to be measured. The result of the study showed that crude collagen extract of sea cucumber from cultivation (77.47% dw) was greater than from nature (55.93% dw). The crude collagen extracts contained 16% of type I collagen. The crude collagen extract cream showed stability for 12 weeks and was safe to be used topically as evidenced by no skin irritation occurred in the patch test. The result of efficacy test showed that crude collagen exctract cream was able to maintain skin moisture for 4 hours experiment and provided a moisture effect significantly different from placebo cream during 1 hour application.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
T30599
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nurma Tsabita Hanifah
Abstrak :
Telah dilakukan penelitian terkait deteksi dan analisis korelasi dari senyawa naftalena dalam sedimen serta bagian daging teripang hitam Holothuria leucospilota di perairan Pulau Rambut, Pulau Damar Besar, dan Pulau Semak Daun. Sebanyak 76 sampel H. leucospilota dan sedimen dikeringbekukan, dimaserasi menggunakan pelarut n-heksana selama 24 jam, dan diuapkan dengan alat rotary evaporator untuk mendapatkan ekstrak. Ekstrak dari kulit H. leucospilota dan sedimen kemudian dianalisis menggunakan alat U-HPLC. Peak yang dihasilkan kemudian dibandingkan menggunakan larutan standar naftalena. Nilai konsentrasi didapatkan menggunakan regresi linear yang telah dibuat dari data larutan standar naftalena. Hasil penelitian menunjukkan bahwa seluruh sampel mengandung senyawa polutan naftalena. Konsentrasi senyawa naftalena pada ekstrak sampel H. leucospilota dan sedimen yang tertinggi dari Pulau Rambut dan Pulau Damar Besar berada di bagian selatan. Nilai konsentrasi untuk ekstrak H. leucospilota tertinggi di Pulau Rambut sebesar 28,47 ppm dan Pulau Damar Besar sebesar 10,37 ppm. Nilai konsentrasi untuk ekstrak sedimen tertinggi di Pulau Rambut sebesar 13,16 ppm dan Pulau Damar Besar sebesar 15,70 ppm. Data kemudian dianalisis menggunakan korelasi Spearman. Hasil menunjukkan bahwa tidak terdapat korelasi antara konsentrasi senyawa naftalena yang berada di H. leucospilota dan di sedimen dari Pulau Rambut, Pulau Damar Besar, dan Pulau Semak Daun.
Research related to the detection and correlation analysis of naphthalene compound in sediment and flesh of Holothuria leucospilota from Rambut Island, Damar Besar Island, and Semak Daun Island have been carried out. Total 76 samples of H. leucospilota and sediment samples were obtained, macerated with n-hexane solvent for 24 hours, and evaporated with a rotary evaporator machine to obtaine the extracts. Extracts from the flesh of H. leucospilota and sediment were analyzed using the U-HPLC machine. The resulting peak were compared to a standard solution of naphthalene. The concentration value is obtained using a linear regression that has been created from standard solution data of naphthalene. The results showed that all samples contain naphthalene compound. The highest concentration of naphthalene compound in extracts of H. leucospilota samples and sediment of Rambut Island and Damar Besar Island is in the south area. The highest concentration of naphthalene in extract of H. leucospilota from Rambut Island amounted to 28.47 ppm while Damar Besar Island amounted to 10.37 ppm. The highest concentration of naphthalene in extract of sediment from Rambut Island amounted to 13.16 ppm and Damar Besar Island amounted to 15.70 ppm, respectively. Data were analyzed using Spearman correlation. Results showed that there was no correlation between the concentration of naphthalene compounds located in H. leucospilota and in the sediment of Rambut Island, Damar Besar Island, and Semak Daun Island.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library