Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 21 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Megaw, Thomas M.
New York: John Wiley & Sons, 1982
624.193 MEG t
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Wudangadi JB Rampen-Harsono
Abstrak :
Ruang lingkup dan cara penelitian: Sindrom terowongan karpal (STK) yang diawali dengan keluhan nyeri, kebas, kesemutan atau rasa terbakar di daerah persarafan medianus ditangan, tanpa pengobatan dini akan berlanjut dengan atrofi otot tenar serta kerusakan total saraf sehingga menyebabkan cacat tangan. Angka kejadian sindrom ini yang semakin meningkat di luar negeri, menurut kebanyakan peneliti erat hubungannya dengan faktor pekerjaan. Penelitian kros seksional ini mengevaluasi prevalensi sindrom terowongan karpal pada 61 tenaga kerja dengan pajanan tinggi tekanan biomekanis berulang pada tangan dan pergelangan tangan di pabrik ban P.T. BSIN, menggunakan 65 tenaga kerja dengan pajanan. rendah dari pabrik yang sama, sebagai pembanding. Juga dilakukan penilaian terhadap beberapa faktor yang diperkirakan sebagai faktor risiko. Diharapkan hasil penelitian dapat dimanfaatkan untuk perencanaan program pencegahan sindrom ini. Data sosio-demografis, riwayat pekerjaan dan riwayat penyakit didapatkan melalui anamnesis menggunakan kuesioner, sedangkan status kesehatan ditetapkan dengan anamnesis dan pemeriksaan fisik menggunakan tes provokatif. Pemeriksaan penunjang elektroneuromiografis dilakukan untuk konfirmasi diagnosis. Uji chi kuadrat dig unakari untuk menilai hubungan antara faktor-faktor yang diperkirakan sebagai faktor risiko dan STK, sedangkan analisis regresi logistik berganda dipakai untuk melihat probabilitas timbulnya STK sehubungan dengan faktor risiko yang ada. Hasil dan Kesimpulan: Prevalensi STK pada pekerja bagian produksi adalah 12.7%, dan lebih tinggi pada kelompok pekerja dengan pajanan tinggi (19.7%) dibandingkan kelompok pekerja dengan pajanan rendah (6.2%). Tidak didapatkan hubungan bermakna antara masa kerja dan tingkat pendidikan dengan STK. Faktor-faktor yang menunjukkan kecenderungan tinggi sebagai faktor risiko STK, selain faktor pekerjaan berupa tekanan biomekanis berulang (OR3.968) adalah faktor umur (OR 4.368) dan faktor berat badan (OR3.157). ...... Scope and method: Carpal tunnel syndrome (CTS) characterized by pain, numbness, or tingling of the fingers in the median nerve distribution, without early intervention will result in impaired hand function and disability. Increased risks for this syndrome has been found in manufacturing industries. The purpose of this cross sectional study, using 61 randomly selected workers exposed to high repetitive biomechanical stress at an automotive tires manufacturer, is to estimate prevalence of the carpal tunnel syndrome in this population. A control group, consisting of sixty five randomly selected workers exposed to low repetitive biomechanical stress, from the same plant is also studied. It is hoped that results of this study will be helpful in the strategic planning of early preventive measures. Socio-demographic data and occupational history are obtained by structured interview, and health status is determined using clinical history and physical examinations, including provocative testing. Electrodiagnostic testing is used for confirmation only. Association between exposure and CTS is examined with the chi square test, and multiple logistic regressions is used to estimate association between CTS and exposure , while controlling for potential confounders. Results and Conclusions: The prevalence of CTS in the total sample is 12.7%, and is much higher in the exposed group (19.7%) compared to the control group(6.2%). When controlling for potential confounders the odds ratio for the exposed group was more than three (p-.042) compared to the control group. No statistically significant association between CTS with .years on the job or level of education is suggested. Factors associated with carpal tunnel syndrome are exposure (OR 3.968), age (OR 4.368) and body weight (OR3.157).
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ruswan Rasul
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1995
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Rehatta Linda
Abstrak :
ABSTRAK
Latar belakang Sindrom Terowongan Karpal merupakan salah satu penyehab timbulnya kelainan tangan yang paling cepat pada pekerja yang menyebabkan penurunan produktivitas den peningkatan biaya pengobatan pekerja. Pekelja call center menggunakan komputer sebagai sarana bekerja diperkirakan menderita Sindrom Terowongan Karpal cukap besar, angka pasti belum didapatkan karena hal ini kurang mendapat perhatian. Metode Penelitian ini menggunekan metode Potong lintang , deta diambil dari pekerja call Canter PTX, pengambilan deta selamat bulan febmari-maret 2009. menggunakan total sampel, didepatkan 153 pekerja, 9 tidek bersedia menjadi responden dan 27 dieksekusi sehingga didapatkan jumlah responden 117 pekerja. Hasn dan kesimpulan penelltian Diperoleh bahwa prevalensi STK call center sebesar 5,9%, umur 21-30 tahun sebesar 96.6%, jenis kelamin perempuan sebesar 62,4%, pendidikan Sl sebesar 65o/o, IMT normal sebesar 52,9''/o, masa kerja >2 tahun sehasar 60,7%, tidak pernah mengikuti pelatihan K3 sebesar 96,6 o/o, tidak menggunakan APD sebesar 98,3, tidak melakukan stretching sebesar 88,9%, ditemukan hubungan yang bermakna antara STK dengan pelatihan K3 {jF0,033) dengan OR 0,002 (CI 95%= 0,0- 0,6 ).
Abstract
Background Carpal Tunnel Syndrome is one of the fastest causes of hand dysfunction among workers which is causing decrease in productivities and increase in worker's costs therapy. call centers workers are using computers as an occupational instruments are estimated to suffer carpal Tunnel Syndrome in big number, the exact number is not yet known because the lack of attention. Methods The study used the cross-sectional method, from cal! center PT.X , data was taken from PT X call center workers during February -march 2009. used total sample methode, found 153 workers, 9 workers refused from being respondence, and 27 workers were exculuded, 117 workers were found as the total respondence. Results and conclusion The study show that CTS call center prevalence was 5,9"A. , The Age group of 21-30 years was 96,6%, female were 62,4%, 65% bed bachelor degree, 52,9% had none BMI, 60,7% had worked over 2 years, 96,6% had never followed occupational health and safety training, 98,3% found never used PPE, 88,9"-4 bad never done streching activities, significant association was found between CTS with occupational health and safety training (p=Q,033) dengan OR 0,00 2 (CI 95o/o= 0,0- 0,6 ).
2009
T32832
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Brian Agung Cahyo P
Abstrak :
Ketika dua kereta cepat berpapasan di dalam terowongan, gelombang tekanan dan gaya aerodinamis yang bekerja pada kedua badan kereta akan jauh lebih kuat dan fenomena aliran lebih rumit daripada kasus satu kereta melewati sebuah terowongan. Efek aerodinamis terjadi sangat kuat ketika kereta berpapasan di tengah terowongan. Studi ini mempelajari pengaruh kecepatan dua kereta berpapasan terhadap gelombang tekanan dan gaya aerodinamis. Selain itu, pengaruh jarak antar dua centreline juga dipelajari di setiap variasi kecepatan kereta. Dalam penelitian ini, jenis aliran udara diasumsikan kental, unsteady, kompresibel dan 3D. Kami memvariasikan kecepatan dua kereta identik sebesar 250, 300 dan 350 km/jam dan variasi jarak antar dua centreline sebesar 3,9; 4,2 dan 5 m. Dengan menggunakan simulasi CFD dan metode overset pada badan kereta, akan didapatkan bahwa semakin besar kecepatan kereta maka akan semakin besar nilai koefisien tekanan yang terjadi. Nilai koefisien tekanan yang mengalami fluktuasi yang besar terjadi pada variasi x = 4,2 m. Semakin tinggi kecepatan kereta maka akan semakin parah hambatan udara yang diterima. Variasi x = 4,2 m pada semua variasi kecepatan memiliki nilai hambatan yang paling fluktuatif dan paling tidak stabil. Momen guling tidak terlalu berpengaruh pada kestabilan pergerakan kereta. Nilai momen guling yang mengalami fluktuasi yang besar terjadi pada variasi x = 5 m. Nilai gaya samping yang mengalami fluktuasi yang besar terjadi pada variasi x = 4,2 m pada semua variasi kecepatan. Gaya samping tidak dipengaruhi oleh interaksi kereta-terowongan, namun dipengaruhi oleh interaksi dua kereta. ......When two high-speed trains are passing by each other in the middle of tunnel, the pressure waves and aerodynamic forces acting on the two train’s bodies will be much stronger and the flow phenomena are more complicated than in the case of one train passing through a tunnel. They become maximum when the passing event takes place in the middle point of tunnel. This work studies the influence of the train’s speed variation and the variation of the distance between the two centrelines on the pressure waves and aerodynamic forces for passing event. In this study, the fluid is assumed to be viscous, 3D, unsteady and compressible. We varied the velocity of two identical trains by 250, 300 and 350 km/h and the distances between the two centrelines by 3.9, 4.2 and 5 m. By using CFD simulation and the overset method on the train body, it will be found that the greater the train speed, the greater the pressure coefficient occurs. The pressure coefficient that experienced large fluctuations occurred in the variation of x = 4.2 m. The higher the train’s speed, the more severe the aerodynamic drag it receives. The variation x = 4.2 m at all speed variations has the most fluctuating and most unstable for drag. The rolling moment has little effect on the train running stability. The rolling moment that experienced large fluctuations occurred at a variation of x = 5 m. The value of the side force that experienced large fluctuations occurred at variations of x = 4.2 m at all speed variations. The side force is not affected by the train-tunnel interaction, but is affected by the two high-speed trains interaction.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kayshara Fadillo Lubyana
Abstrak :
ABSTRAK
Pada era globalisasi ini, mesin-mesin yang dibuat oleh manusia  telah mendominasi kebutuhan sehari-hari. Salah satu mesin yang paling umum adalah mobil. Kemacetan telah menjadi masalah krusial yang dihadapi kota-kota besar di seluruh dunia selama bertahun-tahun terakhir. Tak hanya berakhir pada permasalahan tersebut, namun kemacetan juga menimbulkan efek domino kepada permasalahan lainnya seperti produktivitas, sebagaimana waktu yang dihabiskan untuk perjalanan tanpa mengasilkan sesuatu yang produktif; polusi, akibat waktu yang dihabiskan untuk perjalanan dengan mesin mobil yang menyala berarti proses pembakaran bahan bakar kemudian berujung pada polusi; dan permasalahan-permasalahan lainnya. Adalah sebuah solusi yang ditawarkan, bagi beberapa perusahaan dunia yang sudah memulai namun masih dalam tahap perkembangan. Solusi tersebut adalah mobil terbang. Studi ini adalah salah satu bentuk mewujudkan solusi tersebut menjadi kenyaataan. Skripsi ini membahas tentang  diagram polar, sebagai bentuk ilustrasi dari perbandingan koefisien gaya angkat (CL) dan koefisien gaya hambat (C­D). Nilai maksimum perbandingan digunakan sebagai penentu rancangan desain. Hasil ini diambil berdasarkan pengujian terowongan angin. Analisis drag polar berujung pada nilai L/D maksimum yang diperoleh sebesar 7.449 pada saat sudut serang berada pada posisi 12o. Dengan pemerolehan nilai ini, dapat dihitung nilai gaya dorong yang diperlukan. Gaya dorong yang diperlukan dengan pendekatan analitis sebesar 1 702.246 N dan pendekatan grafis sebesar 33.823 N.
ABSTRACT
In this globalization era, human made machines dominate the daily needs. One of the most accustomed machine is car. Thus, traffic jam is a major problem big cities all over the world have been dealing with these past years. And it does not end there. Traffic has the domino effects to some of other problems, like productivity, as the time spent on the road doing nothing productive is increasing means less productive results; pollution, because the longer time on the road mena smore fuel is burnt thus more pollution; and many more. There is one solution offered, that several companies in the world have created but still under development. That one solution is flying car. This study is one proof to make the solution comes true. This thesis covers entirely about polar diagram, as an illustration for the ratio of lift coefficient (CL) and drag coefficient (CD). The maximum value of this comparison is a crucial number for the determination of the overall design. The values are collected based on the wind tunnel testing. This research is a quantitative type with descriptive design. The polar diagram analysis shows that the maximum value of the ratio is 7.449 at 12o of angle of attack. With the value of maximum lift-to-drag ratio, the thrust required for steady level flight is calculated. The thrust required with analytical approach reaches 1 702.246 N and the graphical approach result is 33.823 N.

 

2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hamonangan, Jefri Abner
Abstrak :
ABSTRAK
Terowongan angin merupakan fasilitas eksperimen yang digunakan untuk mengamati sifat / karakteristik aerodinamika sebuah benda dengan cara memberikan aliran udara melalui benda tersebut kecepatan tertentu sehingga dapat menyerupai / mendekati kondisi yang akan dialami oleh benda tersebut. Kondisi saat ini, terowongan angin hanya dapat digunakan untuk pengamatan shockwave dengan menggunakan schlieren apparatus. Untuk sistem data akuisisi sedang rusak, juga terdapat panel kontrol yang rusak dan perlu kalibrasi. Pada penelitian ini akan dilakukan pengintegrasian dan optimasi antara sistem kontrol dan sistem akuisisi data.Untuk kontrol angle of attack / AoA yang saat ini masih manual akan di optimasi menjadi digital dengan metode PID. Dengan sistem yang baru nantinya kontrol AoA menjadi otomatis dan opsi pengujian model dengan menggerakkan AoA pada saat angin dihembuskan dapat dilakukan. Dari segi data akuisi, dengan optimasi yang dilakukan akan menghasilkan data yang lebih baik, noise / interferensi lebih kecil , juga data yang direkam tidak hanya data dari balance saja, tetapi data tekanan dan posisi AoA juga block position dapat direkam. Sistem ini dibuat menggunakan modul PXIe dengan pembuatan program antar muka menggunakan LabVIEW.
ABSTRACT
Wind tunnel are experiment installations designed to study aerodynamic characteristics of a model by giving moving air through the model with certain speed. Now the wind tunnel can only be use for visualization observation using schlieren apparatus. For the data acquisition system and some of the control system is broken or it need to calibrated. Therefore, in this research an integration between control system and data acquisition system will be doneFor the Angle of Attack control will be change from manual to automated control by using the PID method. With the new system, the AoA system will be automated and the testing option by controlling AoA position on the run can be achieve. As for the data acquisition system, the optimization will give a better data measurement lower noise or interference and we can record the pressure measurement data, the AoA position and the block position. The system is made using the National Instrument PXIe platform and for the interface program will be made using LabVIEW.
2018
T49610
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Danang Budi Nugroho
Abstrak :
ABSTRAK
Seiring dengan kemajuan zaman dan teknologi, pembangunan terowongan adalah infrastruktur alternatif yang dapat digunakan sebagai pilihan, terutama dalam kondisi medan yang sulit. Proyek pembangunan terowongan tidak dapat dipisahkan dari serangkaian tugas dalam bentuk kegiatan. Aktivitas kerja dapat mengalami gangguan yang disebabkan oleh berbagai hal, salah satu penyebabnya adalah terjadinya kecelakaan kerja. Risiko kecelakaan di tempat kerja dapat dicegah dengan identifikasi dan analisis awal potensi bahaya yang ada di setiap kegiatan yang terkandung dalam Work Breakdown Structure (WBS) proyek. Dengan demikian, kebutuhan akan WBS standar sangat penting dalam menyajikan penilaian risiko, dampak dan frekuensi yang timbul dari kecelakaan di tempat kerja. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan WBS standar untuk perencanaan keselamatan berbasis risiko pada pekerjaan konstruksi terowongan. WBS standar akan menjadi input utama untuk mengidentifikasi potensi risiko bahaya dan menghasilkan perencanaan keselamatan kerja berbasis risiko. Metode dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan survey dan wawancara mendalam terhadap para pakar. Penelitian ini menghasilkan WBS standar pekerjaan konstruksi terowongan yang terdiri dari enam level WBS dengan tujuh rumpun pekerjaan, dua puluh enam jenis pekerjaan, dan tujuh puluh Sembilan paket pekerjaan; dua belas risiko yang mempengaruhi kinerja safety secara dominan; dan WBS yang sudah dikembangkan berdasarkan tujuh belas tindakan preventif dan sembilan tindakan korektif, sebagai upaya mencegah terjadinya kecelakaan kerja dalam pekerjaan konstruksi terowongan.
ABSTRACT
Along with advance era and technology, tunnel construction is the alternative infrastructure that can be used as an option, especially in difficult terrain conditions. The tunnel work project is a series of very complex activities. Work activities that are not supervised, causing the risk of these activities neglected. This has become one of the causes of workplace accidents. The risk of work accidents can be prevented by early identification and analysis of potential hazards in each of the activities listed in the project WBS. Therefore, the existence of WBS is needed in presenting a risk assessment, probability and impact arising from the work accidents. The aim of this study is to develop a standardized WBS for safety planning on tunnel construction work based on risk. The standardized WBS will be a main input for identify potential hazard risks and producing risk responses. The method that will be used in this research is a qualitative approach with a survey and deep interview to experts. The results of this study are standardized WBS which consist of six level WBS with seven cluster of works, twenty six type of works, and seventy nine work packages; twelve potential hazard risks; and the developed of WBS standard for safety planning which provide from seventeen preventive and nine corrective actions, as a step to prevent work accidents in tunneling work projects.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fathurrizal Muhammad
Abstrak :
Salah satu solusi kemacetan lalu lintas di Jakarta adalah dengan membangun sistem transportasi massal berupa Mass Rapid Transit (MRT), khususnya penerapan struktur terowongan bawah tanah. Penelitian ini mengkaji tentang pemodelan perilaku terowongan terhadap pengaruh beban gempa. Studi ini menghitung perilaku terowongan melingkar dalam kondisi statis dan dinamis akibat efek gempa. Analisis kondisi statis menggunakan teori Muir Wood dan kondisi dinamis menggunakan teori Wang (1993) dan Panzien (2000) serta didukung dengan perhitungan empiris dan numerik. Kedalaman terowongan MRT di area Fase 1 berada pada kedalaman 11 meter dan di modelkan di fase 2 dengan kedalaman yang sama. Dengan didominasi oleh tanah lempung dengan kekerasan 3 - 20. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada jalur fase-1 kondisi statik terdapat deformasi terowongan yang bekerja pada 17.17 mm secara empiris. Dan kondisi dinamik pada empiris menunjukkan deformasi 15.50 mm dan 4.06 mm secara numerik yang diberikan beban gempa lebih dari 0.4 g. Pada fase-2 pada kondisi statik  menunjukkan nilai deformasi 23.5 mm secara empirik. Pada kondisi dinamik dengan percepatan gempa 0.3 – 0.4 g menghasilkan deformasi 17.28 mm secara empiric dan 5.22 mm pada beban gempa yang melebih kapasitas. Syarat terowongan memenuhi persyaratan deformasi berbanding lurus dengan kondisi material tanah dan batuan yang terkandung dan kondisi beban gempa yang tidak melebihi 0.4 g sebagai standar pembangunan infrastruktur bawah tanah di Jakarta. ......One solution to traffic congestion in Jakarta is to build a mass transportation system in the form of Mass Rapid Transit (MRT), especially the application of underground structures. This study examines the behavioral modeling of the effects of the earthquake. This study generates dynamic services from the results in static conditions and earthquake effects. Analysis of statistical conditions using Muir Wood theory and dynamic conditions using the theory of Wang (1993) and Panzien (2000) and supported by empirical and numerical calculations. The depth of the MRT in the Phase 1 area is at a depth of 11 meters and is modeled in Phase 2 with the same depth. It is dominated by clay with a hardness of 3 - 20. The results show that in the phase-1 path under static conditions there is a deformation that works at 17.17 mm empirically. And the dynamic conditions empirically show deformation of 15.50 mm and 4.06 mm numerically given an earthquake load of more than 0.4 g. In phase-2 under static conditions, it shows a deformation value of 23.5 mm empirically. In dynamic conditions with an earthquake acceleration of 0.3 – 0.4 g, it produces 17.28 mm deformation empirically and 5.22 mm at an earthquake load that exceeds capacity. Deformation requirements that are straight with the conditions of the soil and rock materials contained and the conditions of earthquake loads that do not exceed 0.4 g as a standard for Jakarta's underground infrastructure.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M Amhar Wajdi Yanreginata
Abstrak :
Perencanaan kota yang masif memaksa pemanfaatan ruang bawah tanah, paling tidak dalam infrastruktur transportasi. Penelitian ini membahas pengaruh terowongan undercrossing terhadap struktur terowongan eksisting, khususnya di bawah Jakarta Clay. Penelitian ini dibagi menjadi 2 langkah menggunakan analisis elemen hingga dengan model Hardening Soil dan menggunakan perangkat FEA. Langkah pertama adalah melakukan analisis balik untuk mendapatkan nilai parameter tanah aktual kemudian dilanjutkan dengan langkah 2, yaitu melakukan analisis undercrossing twin tunnel dengan variasi jarak 0.5D, 1.5D, dan 2.5D. Berdasarkan hasil penelitian lankah pertama menunjukkan penggunaan korelasi E50 = 3500N untuk tanah kohesif dan E50 = 2800N untuk tanah pasiran dengan parameter kekuatan tanah efektif membuahkan hasil yang paling cocok dengan monitoring. Hasil penelitian langkah kedua menunjukkan adanya deformasi vertikal yang terjadi pada struktur terowongan eksisting dan deformasi vertikal pada permukaan tanah menunjukkan hasil dengan pola yang seragam. Kemudian tegangan geser maksimum mengalami perubahan seiring pengeboran terowongan undercrossing 1 dan 2. ......Massive urban planning forces the utilization of basements, at least in transport infrastructure. This study discusses the influence of undercrossing tunnels on existing tunnel structures, especially under Jakarta Clay. This research was divided into 2 steps using finite element analysis with the Hardening Soil model  and using FEA devices. The first step is to conduct a reverse analysis to obtain the actual soil parameter values then proceed with step 2, which is to perform a twin tunnel undercrossing analysis  with distance variations of 0.5D, 1.5D, and 2.5D. Based on the results of the first lankah study, it shows the use of correlation E50 = 3500N for cohesive soil and E50 = 2800N for sand soil with effective soil strength parameters producing results that are most suitable for monitoring. The results of the second step of research showed the presence of vertical deformation that occurred in the existing tunnel structure and vertical deformation on the ground surface showed results with a uniform pattern. Then the maximum shear stress changes as undercrossing tunnels 1 and 2 are drilled.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>