Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Soegeng Hardjono
Abstrak :
ABSTRAK
Saat ini, Angkatan Laut Indonesia sedang memperkuat armada kapal perang dengan pembangunan jenis Kapal Cepat Rudal (KCR) 60M. Kemampuan operasional KCR 60M tergantung pada ketinggian gelombang perairan Indonesia. Untuk itu perlu dilakukan kajian penentuan tinggi gelombang maksimum yang bisa dilalui oleh KCR 60M dan penentuan panjang KCR minimum untuk mengatasi gelombang ekstrim tertinggi dengan metode statistik dan formula pendekatan. Hasil analisa menunjukkan bahwa KCR 60M dapat beroperasi pada tinggi gelombang hingga maksimum 4,73m. Secara umum tinggi gelombang perairan Indonesia rata-rata dibawah 4,73 m, sehingga KCR 60M dapat beroperasi di sepanjang tahun terkecuali pada bulan Desember dan Januari di wilayah utara berbatasan dengan Laut Cina Selatan karena pengaruh angin moonsun Asia. Keberadaan tinggi gelombang ekstrim > 4,73m karena angin moonsun Asia menyebabkan KCR 60M tidak dapat beroperasi baik di wilayah Utara maupun Selatan Equator serta perairan Antar-Pulau. Sehingga KCR 60M tidak dapat juga beroperasi di seluruh wilayah Pangkalan Utama Angkatan Laut (Lantamal) mulai dari Lantamal I (Medan) hingga Lantamal XIV (Sorong). Berdasarkan hasil analisa tinggi gelombang ekstrim rata-rata mencapai 5,1m dan panjang KCR yang mampu beroperasi di ketinggian tersebut minimum sekitar 70 m.
Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Perhubungan, 2018
388 WPP 30:1 (2018)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Budi Setiawan
Abstrak :
Indonesia merupakan negara kepulauan di daerah tropis dengan 2 (dua) musim (hujan dan kemarau), yang sebagian besar daerahnya merupakan daerah lautan. Musim di Indonesia sangat dipengaruhi oleh aktivitas monsun dingin Asia Timur yang juga memberikan pengaruh terhadap munculnya aktivitas seruakan dingin Asia yang membawa massa udara dingin dari belahan bumi utara ke belahan bumi selatan melewati daerah kepulauan maritim (cross equatorial flow). Kondisi ini kemudian menyebabkan terbentuknya awan ? awan hujan yang merata dengan durasi yang cukup lama di daerah tersebut. Selain berdampak pada meningkatnya intensitas dan durasi hujan, seruakan dingin Asia diduga kuat juga memberikan dampak terhadap peningkatan tinggi gelombang di daerah tersebut. Hal ini dikarenakan pergerakan angin dominan yang bertiup cukup lama sehingga meningkatkan ketinggian gelombang, terutama di Selat Karimata dan Laut Jawa. Oleh karena masih sedikitnya penelitian mengenai hal tersebut, maka dianggap perlu untuk mencari hubungan antara seruakan dingin Asia dengan peningkatan tinggi gelombang, dalam hal ini di Selat Karimata dan Laut Jawa. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan sebab akibat, guna memperoleh gambaran mengenai akibat yang ditimbulkan oleh seruakan dingin terhadap kenaikan tinggi gelombang maksimum. Terdapat jeda waktu antara meningkatnya aktivitas seruakan dingin Asia di Laut Cina Selatan dengan meningkatnya tinggi gelombang di Selat Karimata dan Laut Jawa, sehingga dapat dilakukan antisipasi dini dampak gelombang tinggi yang ditimbulkan. Akhirnya hasil yang diharapkan dalam penelitian ini diharapkan mampu menjadi pengetahuan baru dalam melakukan prediksi tinggi gelombang di Selat Karimata dan Laut Jawa ketika terjadi seruakan dingin Asia.
Indonesia is an archipelagic state in the tropical area with 2 (two) seasons (rainy season and dry season), which is predominantly covered by ocean. Seasons in Indonesia are highly affected by the activity of East Asian cold monsoon that also plays the role in the appearance of Asian cold surge activity which brings cold air mass from the northern hemisphere to the southern hemisphere through the maritime continent (cross equatorial flow). These condition consequently causes the formation of distributed rain clouds with relatively long duration in that area. In addition to the increases of rainfall intensity and duration, it is highly suspected that Asian cold surge also gives the impact in escalating wave height in the area. These are because the movement of prevailing wind in which it flows in a relatively long time so that it raise the height of the wave, especially in Karimata Strait and Java Sea. Due to the lack of research on that topic, it is necessary to find the relationship between Asian cold surge and the escalation of wave height, which in this case, is focused in the area of Karimata Strait and Java Sea. Cause-effect approach is used, in order to acquire the depiction regarding the resulting effect of cold surge on maximum wave height escalation. There is a time delay between the increase of Asian Cold Surge activity and the escalation of wave height in Karimata Strait and Java Sea. Due to this premise, it is possible to perform an early anticipation on the upcoming impact of high wave. Finally, results of this research are expected to become a new knowledge in performing the prediction of wave height in Karimata Strait and Java Sea should the Asian cold surge occurs.
Depok: Universitas Indonesia, 2016
T45510
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library