Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 1023 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Krista
"Keterbatasan dalam sistem akuntansi manajemen tradisional telah memunculkan suatu pendekatan barn yaitu "Balanced Scorecard" yang menjabarkan nisi dan strategi perusahaan ke dalam empat perspektif, yaitu: keuangan, pelanggan, proses bisnis internal, serta proses belajar dan pertumbuhan. Biasanya penyusunan "Balanced Scorecard" • Papi, mami, Berto, dan Ella atas doa serta dukungan baik spiritual dan material. • Adik-adik tersayang di FEUI: Etin, Febi, Siska dan Airin, atas dukungan doanya yang tidak pernah putus-putus. • Kakak-kakak tersayang di FEUI: Kak Yana dan Nobitz. • Pak Pardi, Bu Warni, Mas Subur, Bu Marni, Mbak Tati yang telah banyak membantu dalam pengurusan skripsi. • Pihak-pihak lain yang telah banyak membantu yang namanya tidak dapat saya sebutkan satu per satu. Skripsi ini masih jauh dan sempurna, oleh karena itu segala lcritik dan saran yang membangun akan diterima dengan segala senang hati. Semoga skripsi ini dapat berguna bagi siapa saja yang membacanya."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1997
S19140
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yuli Setyowati
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
S48975
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2005
S9619
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurfathonah Aryana
"Tuberkulosis dan diabetes melitus masih menjadi masalah kesehatan di Indonesia karena angka kematian akibat dua penyakit ini masih tinggi. Beberapa penelitian mengungkapkan adanya hubungan antara kedua penyakit ini. Penulis ingin mengetahui besar angka kejadian TBDM dan hubungan dari faktor pendapatan dan tingkat pendidikan terhadap kejadian TBDM di Jakarta.
Subjek yang diteliti adalah pasien tuberkulosis di 12 puskesmas di Jakarta dan 2 klinik dokter keluarga FKUI. Jumlah subjek dalam penelitian ini adalah 242 orang. Data diperoleh melalui pengisan kuesioner dan melakukan pengecekan kadar glukosa darah puasa. Data kemudian dianalisis dengan menggunakan uji bivariat pada SPSS 20.0.
Dari 236 pasien tuberkulosis yang memenuhi kriteria inklusi, sebanyak 65 orang (27,5%) mengalami DM, 171 orang (72,5%) tidak mengalami DM. Kejadian diabetes melitus berdasarkan kategori pendidikan, sebanyak 46 orang pasien memiliki karakteristik pendidikan rendah dan 28 orang pasien berasal dari subjek yang memiliki pendapatan rendah-menengah. Pada analisis bivariat antara tingkat pendidikan dan TBDM diperoleh hasil adanya perbedaan proporsi bermakna sedangkan analisis bivariat tingkat pedapatan dan TBDM tidak diperoleh perbedaan proporsi bermakna.
Tingkat pendidikan mempengaruhi kesadaran individu untuk melakukan pengecekan kesehatan dengan kata lain mempengaruhi kesadaran pasien akan faktor risiko dari TBDM. Rendahnya pendapatan yang dimiliki oleh subjek tidak memberikan dampak yang berarti bagi kejadian TBDM.

Tuberculosis and diabetes mellitus are still a health problem in Indonesia because the number of deaths are still high. Several studies have revealed the relation between tuberculosis and diabetes mellitus. From this study, the writer want to know the prevalence of diabetes mellitus among tuberculosis patients and the relation between income and educational levels on the prevalence of diabetes mellitus in tuberculosis patients in Jakarta.
The subjects were tuberculosis patients at 12 Puskesmas in Jakarta and 2 Family Physician Clinics Faculty of Medicine Universitas Indonesia. Data obtained by questionnaires and checking fasting blood glucose levels. Then, from 242 subjects were analysed using bivariate test in SPSS 20.0.
The 236 tuberculosis patients who met the inclusion criteria, as many as 65 people (27.5%) had DM, 171 (72,5%) did not have diabetes. Based on the category of education, as many as 46 patients had characteristics of low education and 28 patients had a low-middle income. Level of education and diabetes mellitus showed significant proportion difference in bivariate analysis, income level and diabetes mellitus not showed a significant proportion difference.
The level of education affects the awareness of individuals to perform health checks, or in other words will affect the tuberculosis patient's awareness of the risk factors of diabetes mellitus. Low income did not give a meaningful impact for patients."
Depok: Universitas Indonesia, 2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Waluyo
"Kejadian depresi sering ditemui pada pasien penyakit ginjal kronik yang harus menjalani terapi hemodialisa rutin, Kejadian depresi ini diperberat dengan kurangnya pengetahuan pasien tentang penyakit ginjal kronik, prosedur hemodialisa dan diit ketat yang harus dijalani.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh terapi psikoedukasi terhadap tingkat pengetahuan dan tingkat depresi yang dialami pasien PGK yang menjalani terapi hemodialisa rutin. Penelitian ini menggunakan desain quasi experimental pre-post test without control group dengan intervensi terapi psikoedukasi.
Pre test dilakukan pada 17 responden yang mengalami depresi yang menjalani terapi hemodialisa rutin di ruang Hemodialisa RSUD dr. H. Abdul Moeloek Bandar Lampung pada bulan Juni 2014. Data dikumpulkan dengan cara responden mengisi kuesioner. Data dianalisis dengan Uji t.
Hasil pre test menunjukan, data tingkat pengetahuan ratarata 7,88. Data tingkat depresi rata-rata 18,76. Setelah diberikan intervensi terapi psikoedukasi, tingkat pengetahuan responden rata-rata 18,35 yang secara statistik bermakna (p=0,000) dan tingkat depresi responden rata-rata 16,76 yang secara statistik juga bermakna (p=0,000).
Disimpulkan bahwa terapi psikoedukasi meningkatkan pengetahuan responden dan menurunkan tingkat depresi. Terapi psikoedukasi direkomendasikan untuk dikembangkan sebagai terapi keperawatan jiwa yang dapat diberikan pada pasien penyakit ginjal kronis dengan terapi hemodialisa yang mengalami depresi.
......The incidence of depression is often experienced by patients with chronic kidney disease (CKD) who must undergo regular hemodialysis therapy. Depression usually occurs early in patient wo undergo regular hemodialysis therapy.
This research was conducted to determine the effect of therapies of psychoeducation on the level of knowledge and level of depression in patients with CKD who undergo regular hemodialysis therapy.
The method used was quasi-experimental pre-post test without control group, sampling techniques was by purposive sampling, with a sample of 17 patients. Analysis of data using t test.
The result showed that the mean of knowledge of the patients increased from 7,88 to 18,35 after psychoeducation therapy (statistically significant p = 0,000). And the mean of depression in patients decrease from 18,76 into 16,76 after psychoeducation therapy (statistically significant p = 0,000).
Concluded that psychoeducation therapy increases the knowledge and decrease the depression of the respondents. Psychoeducation therapy is recommended for psychiatric nursing developed as a therapy that can be administered to patients with CKD who are depressed hemodialysis therapy."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
T41495
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aditya Pamungkas
"Tren positif pertumbuhan apartemen di provinsi DKI Jakarta, dipandang sebagai suatu potensi untuk menggali Penerimaan Asli Daerah (PAD) melalui retribusi pelayanan persampahan/ kebersihan hunian apartemen di Provinsi DKI Jakarta. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi derajat kesediaan membayar, besaran surplus konsumen dan mengetahui faktorfaktor apa yang mempengaruhi besaran kesediaan membayar retribusi pelayanan persampahan hunian apartemen di Provinsi DKI Jakarta.
Penelitian ini menggunakan data primer dan sekunder yang digunakan untuk menganalisa secara deskriptif kuantitatif. Teknik untuk pengambilan sampel adalah stratified random sampling dengan 100 responden. Dengan target apartemen yang merata untuk lima wilayah kota Administrasi Jakarta.
Dari penelitian ini diketahui besaran kesediaan membayar responden, total kesediaan membayar (Total WTP) dan surplus konsumen. Secara parsial menyatakan bahwa tingkat pendidikan memiliki pengaruh yang tidak signifikan terhadap WTP. Sedangkan jumlah tanggungan dan tingkat pendapatan memiliki pengaruh yang signifikan terhadapWTP.
......
Positive trend growth of apartments in Province of DKI Jakarta, seen as a potential to explore region own source revenue (PAD), through waste/cleaning services retribution residential apartment in Province of DKI Jakarta. The goal from this research is to identify the degree of willingness to pay, amount of consumer surplus and determine what factors affect the amount of willingness to pay for waste/cleaning services retribution residential apartment in Province of DKI Jakarta.
This research used primary and seconder data, used quantitive descriptive analysis. Technique for taking sample is stratified random sampling with 100 respondens. With a target that is evenly distributed apartment for five municipalities of Jakarta Administration.
From this research we know amount of respondent's willingness to pay, total willingness to pay (Total WTP) and consumer surplus. Partially stated that the education levels had no significant effect on WTP. While the number of dependents and income levels had a significant effect on WTP."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
T42564
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Fernando, Xavier
"DAS Citarum Hulu merupakan kawasan yang mengalami banjir tahunan. Banjir tahunan yang dialami oleh DAS Citarum Hulu karena faktor perubahan tata guna lahan. Dari kejadian itu banjir tahunan, akan ada tingkat kerugian yang dialami oleh masyarakat yang terkena dampak banjir. Banjir yang terjadi di DAS Citarum Hulu dapat dilihat dari hasil digitalisasi visual banjir di Hulu DAS Citarum, sehingga dapat diperoleh informasi daerah yang terkena banjir dan ketinggiannya banjir dari setiap daerah yang terkena banjir. Untuk mengetahui kerugian akibat banjir diperlukan tingkat resiko banjir, yang merupakan hasil overlay dari tingkat bahaya banjir dan kerentanan banjir. Tingkat bahaya banjir dapat diperoleh dari pengolahan digitalisasi model banjir dan survei lapangan. Sedangkan tingkat kerentanan banjir diperoleh dari pengolahan data penggunaan tanah yang diubah menjadi nilai ekonomi dari setiap penggunaan lahan. Tingkat resiko Banjir yang diakibatkan, maka dapat diketahui besarnya resiko masing-masing banjir. Tingkat Risiko didominasi oleh tingkat risiko banjir sedang sebesar 44.15%, kemudian tingkat risiko tinggi sebesar 42,25%, dan tingkat risiko banjir rendah sebesar 13,60%. Tingkat resiko banjir yang tinggi didominasi di Kabupaten Bojongsoang dan Kabupaten Dayeuhkolot. Mulai dari setiap tingkat risiko banjir kemudian dikonversi menggunakan nilai ekonomis penggunaan tanah dari setiap area tingkat risiko banjir, untuk setiap kerugian penggunaan yang akan diperoleh tanah di dalam area berisiko banjir. Berdasarkan luasan wilayah rawan banjir yang telah dihasilkan maka dapat diperoleh tingkat kerugian pada tiap level wilayah Tingkat risiko rendah memiliki kerugian terbesar yaitu Rp11.976.035.911.890. Sedangkan tingkat risiko sedang memiliki tingkat kerugian terkecil yaitu sebesar Rp1.104.198.881.270.
......
The Upper Citarum Watershed is an area that experiences annual flooding. The annual flooding experienced by the Upper Citarum watershed is due to land use change factors. From the event that it is an annual flood, there will be a level of loss experienced by the affected communities flood. Floods that occur in the Upper Citarum Watershed can be seen from the results of visual digitization of floods in the Upper Citarum Watershed, so that information can be obtained from the affected areas and the height of the floods from each flood-affected area. To determine the loss due to flooding, a flood risk level is required, which is the overlay result of the flood hazard level and flood vulnerability. The flood hazard level can be obtained from the processing of digitization of the flood model and field surveys. Meanwhile, the level of flood vulnerability is obtained from the processing of land use data which is converted into the economic value of each land use. The level of risk caused by flooding, it can be seen the amount of risk for each flood. Level The risk was dominated by a moderate flood risk level of 44.15%, then a high risk level of 42.25%, and a low flood risk level of 13.60%. The high level of flood risk is dominated in Bojongsoang Regency and Dayeuhkolot Regency. Starting from each flood risk level, then it is converted using the economic value of land use from each flood risk level area, for each use loss that will be obtained by land in the flood risk area. Based on the extent of the flood-prone areas that have been produced, the level of loss at each regional level can be obtained. The low risk level has the largest loss, namely Rp. 11,976,035,911,890. Meanwhile, the moderate risk level has the smallest loss level, which is IDR 1,104,198,881,270."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sutomo
"ABSTRAK
Dari beberapa penelitian yang pernah dilakukan mengungkapkan bahwa motif ekonomi dan demografi merupakan faktor utama yang mempengaruhi seseorang untuk bekerja dengan jam kerja panjang maupun pendek. Keskipun demikian tidak berarti faktor-faktor lain diluar faktor ekonomi dan demografi tidak mempunyai pengaruh pada keputusan seseorang untuk bekerja dengan jam kerja panjang maupun pendek. Faktor-faktor sosial budaya, psikologi dan lingkungan sering mempunyai pengaruh yang cukup untuk menentukan terhadap keputusan seseorang untuk bekerja dengan jam kerja sesuai dengan pilihan mereka.
Berdasarkan penelitian empiris tampaknya faktor ekonomi merupakan faktor yang di pandang dominan mempengaruhi seseorang bersedia menyediakan waktunya untuk melakukan sesuatu pekerjaan tertentu. Faktor ekonomi tersebut antara lain tercermin pada tingkat upah dan tingkat pendidikan. Namun demikian faktor demografi seperti halnya umur, jenis kelamin, tempat tinggal dan lainnya tak dapat diabaikan begitu saja dalam analisis jam kerja para pekerja. Untuk itulah tesis ini mencoba menganalisa secara diskripsi maupun inrerensial terhadap jam kerja para pekerja di propinsi Jawa Tengah. Sebagai variabel tidak bebas adalah jam kerja, sedang variabel bebasnya adalah tingkat upah, tingkat pendidikan, kelompok umur, jenis kelamin serta tempat tinggal pekerja.
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah hasil Survai Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) 1987 Jawa Tengah, yang pelaksanaanya dilakukan oleh Biro Pusat Statistik (BPS). Analisis dibatasi pada sub sampel kelompok umur 10 tahun atau lebih yang bekerja dan menerima upah. Berdasarkan pembatasan dan kriteria tersebut dapat diketahui bahwa jumlah sampel pekerja yang dianalisis tercatat 4.626 orang, diantaranya 31,73% tinggal di kota dan 68,27% tinggal di desa, terdiri atas 64% pekerja laki-laki dan 36% pekerja perempuan.
Analisis statistik inferensial menggunakan model regresi berganda untuk mengetahui hubungan variabel bebas secara bersama-sama terhadap jam kerja sebagai variabel tidak bebas. Untuk kepentingan analisis digunakan metode Forward program SPSS. Variabel bebas yang diamati, diperkirakan mempunyai pengaruh terhadap jam kerja para pekerja sebagai variabel tidak bebas. Selain pengaruh variabel utama tersebut, juga diperhatikan adanya pengaruh variabel interaksi antara upah dan pendidikan, upah dan umur, upah dan tempat tinggal serta upah dan jenis kelamin pekerja.
Dari hasil perhitungan menunjukkan adanya hubungan negatif antara umur dengan jam kerja. Pada kelompok umur yang lebih tua ternyata rata-rata jam kerja para pekerja lebih rendah, demikian pula tingkat pendidikan di mana pada tingkat pendidikan yang lebih tinggi ternyata lebih rendah pula rata-rata jam kerja per minggunya.
Hasil uji statistik juga menunjukkan bahwa variabel interaksi Up1Dik1, UplDik2 dan Up2Dikl mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap jam kerja para pekerja. Dengan demikian dapat dikatakan terdapat perbedaan pengaruh indikator upah1 terhadap jam kerja antara pekerja yang berpendidikan SD ke bawah dengan SMTA+. Terdapat pula perbedaan pengaruh indikator upahl antara pekerja yang berpendidikan SMTP dengan SMTA+, demikian pula terdapat perbedaan pengaruh indikator upah2 antara pekerja yang berpendidikan SD ke bawah dengan SMTA+. Dari hasil estimasi parsial diketahui bahwa pekerja dengan karakteristik umur 10-24 tahun, pendidikan SD ke bawah rata-rata jam kerjanya adalah 41,25 jam, umur 25-54 tahun 36,99 jam dan umur 55 tahun lebih adalah 35,29 jam per minggu. Untuk pendidikan SMTP secara berturut-turut adalah 44,46 jam, 40,21 jam dan 38,50 jam. Sedang untuk indikator upah2 dengan karakteristik umur sama dengan di atas dan pendidikan SD kebawah diperoleh hasil estimasi secara berturut-turut adalah 54,35 jam, 50,09 jam dan 48,38 jam per minggu.
Adanya pengaruh yang signifikan dari variabel Up1TT menunjukkan adanya perbedaan pengaruh indikator upahl terhadap jam kerja antara pekerja di kota dan di desa. Sedangkan pengaruh yang signifikan variabel Up2TT menunjukkan pula adanya perbedaan pengaruh indikator upah2 terhadap jam kerja antara pekerja yang tinggal di kota dan di desa. Hasil estimasi menunjukkan bahwa rata-rata jam kerja per minggu para pekerja untuk indikator upahl di kota 47,27 jam dan di desa 36,06 jam. Untuk indikator upah2 di kota 55,99 jam dan di desa 47,79 jam.
Selanjutnya, hasil uji statistik terhadap variabel interaksi Up1KLM dan Up2KLM juga signifikan pada a = 0,05 yang artinya variabel interaksi tersebut mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap jam kerja. Adanya pengaruh variabel Up1KLM menunjukkan pula adanya perbedaan pengaruh indikator upahl terhadap jam kerja antara laki-laki dan perempuan. Demikian pula untuk variabel Up2KLM yaitu ada perbedaan pengaruh indikator upah2 terhadap jam kerja antara pekerja laki-laki dan pekerja perempuan. Dari hasil estimasi diketahui bahwa untuk upahl rata-rata jam kerja laki-laki adalah 39,69 jam sedang perempuan adalah 37,15 jam. Untuk upah2 rata-rata jam kerja per minggu pekerja laki-laki 48,03 jam dan perempuan 45,53 jam. "
1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hermawan
"Penggunaan gas bumi pada pasar domestik menunjukkan bahwa gas bumi belum digunakan secara optimal dan merata pada setiap sektor pengguna (industri rumah tangga usaha kecil dan transportasi). Perbandingan penggunaan gas bumi pada sektor industri mencapai lebih dan 98% sedangkan penggunaan gas bumi pada sektor rumah tangga kurang dan 2%. Kurangnya infrastruktur distribusi gas bumi ke lokasi calon pelanggan merupakan kendala pemanfaatan gas bumi. Di sisi Iain penggunaan BBM khususnya minyak tanah untuk rumah tangga yang sampai saat ini masih disubsidi menempati peringkat BBM dengan subsidi tertinggi. Berkaitan dengan hal tersebut maka dalam penulisan thesis ini direncanakan pengembangan pipa distribusi gas bumi dengan pola investasi yang berbasis analisa resiko dalam rangka penggunaan gas bumi sebagai energi pengganti BBM pada sektor rumah tangga dengan harapan dapat menurunkan subsidi pemerintah.
Langkah Iangkah yang dilakukan meliputi pengumpulan data, pengembangan model keekonomian, pembuatan disain jalur pipa distribusi dan pengolahan data itu sendiri serta hasil kajian Sebagai lokasi kapan dipilih beberapa perumahan yang terdapat di Kota Tangerang yaitu perumahan Batuceper Permai dan Polri di Poris, Poris Indah, Tarnan Poris, Taman Poris Gaga dan Cipondoh Makmur.
Dengan menggunakan perangkat lunak Oil and Gas Economic Model (OGEM) dilakukan perhitungan keekonomian pada lokasi terpilih diperoleh besaran biaya distribusi gas dan harga gas. Berdasarkan perkiraan penggunaan 1 liter minyak tanah Setara dengan penggunaan 0,6 m gas bumi maka diasumsikan harga Jual gas sebesar 0,6 kalinya. Dengan pendekatan harga beli minyak tanah oleh masyarakat sebesar Rp 2.700 per liter yang dianggap sebagai kemampuan daya beli gas menunjukkan bahwa masih diperlukan bantuan pendanaan dari Pemerintah untuk pembangunan pipa distribusi gas bumi masing masing lokasi terpilih yang berkisar antara 25% sampai dengan 60%.
Suatu proyek akan menarik bagi investor apabila mempunyai tingkat kepastian dalam penanaman modalnya sekurang kurangnya sebesar 80%. Dalam pembangunan pipa distribusi gas bumi untuk keperluan rumah tangga pada lokasi terpilih dengan menggunakan simulasi Crystall Ball dengan tingkat kepastian sekitar 80% menghasilkan IRR yang cukup tinggi yaitu sekitar 19% yang menunjukkan bahwa penanaman investasi menarik apabila harga sesuai keekonomian."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
T21266
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>