Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 37 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Aulia Fauziyah
Abstrak :
Perkembangan implementasi teknologi informasi dan komunikasi TIK di bidang kepemerintahan saat ini semakin meningkat pesat baik untuk peningkatan kinerja internal organisasi maupun untuk peningkatan kualitas layanan publik Kementerian Keuangan merupakan salah satu lembaga pemerintah yang melakukan banyak perbaikan dalam penerapan TIK untuk mendukung pencapaian pengelolaan keuangan yang kredibel dan akuntabel Untuk mendukung hal tersebut Pusat Sistem Informasi dan Teknologi Keuangan Pusintek yang merupakan unit TIK pusat di lingkungan Kementerian Keuangan melakukan banyak proyek TIK Penelitian ini dilakukan untuk mengevaluasi dan menganalisis tingkat kematangan pelaksanaan manajemen proyek di Pusintek Kementerian Keuangan Model kematangan yang digunakan adalah Project Management Maturity Model PMMM yang disesuaikan dengan Project Management Body of Knowledge PMBoK Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat kematangan manajemen proyek di Pusintek Kementerian Keuangan adalah tingkat 2 Hal ini menunjukkan bahwa Pusintek telah memiliki kebijakan dan standar dalam pelaksanaan manajemen proyek Namun berdasarkan pemeriksaan dan observasi dokumen yang dilakukan penelitian ini pelaksanaan manajemen proyek belum sepenuhnya mengacu pada kebijakan tersebut Menurut PMMM tingkat 2 menunjukkan belum adanya konsistensi dalam pemahaman dan pelaksanaan manajemen proyek Penelitian ini juga memberikan beberapa rekomendasi yang dapat dilakukan oleh Pusintek Kementerian Keuangan untuk dapat mencapai kematangan tingkat 3 Rekomendasi mencakup beberapa aspek yaitu aspek kebijakan yang terdiri dari melakukan sosialisasi kebijakan dan menyusun beberapa prosedur yang dibutuhkan aspek sumber daya manusia yang terdiri dari memberikan pelatihan manajemen proyek evaluasi manajemen proyek dan manajemen program serta melakukan evaluasi dan pengukuran kinerja tim proyek serta aspek teknologi yang terdiri dari pemanfaatan tools atau sistem manajemen proyek. ......The implementation of information and communication technology ICT in government today is growing rapidly both to improve the internal performance of the organization and to improve the quality of public services The Ministry of Finance is one of the government agencies that make a lot of improvements in the implementation of ICT to encourage the achievement of credible and accountable financial management To support this Pusat Sistem Informasi dan Teknologi Keuangan Pusintek which is the IT department of the Ministry of Finance did a lot of ICT projectsThis study was conducted to evaluate and analyze the maturity level of project management implementation in Pusintek Ministry of Finance Maturity model used is Project Management Maturity Model PMMM which is adapted to the Project Management Body of Knowledge PMBOK The result of this study indicates that the project management maturity level in Pusintek Ministry of Finance is level 2 It means that Pusintek already have policies and standards in the implementation of project management However based on the evaluation and documents observation conducted by this study the implementation of project management have not been fully based on the policies According to PMMM level 2 shows the lack of consistency in the understanding and implementation of project management This study also provides some recommendations that can be done by Pusintek to achieve the maturity level 3 The recommendations are grouped into three aspects policy by disseminating the policy and developing the necessary procedures human resource by providing project management project management evaluation and management program training and evaluating and measuring the performance of the project team and technology by more using the project management tools and systems Keywords Project Management Maturity Level PMMM PMBOK.
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2015
TA-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syifa Dzulhijjah Juansyah
Abstrak :
ABSTRAK
Sekarang ini, tingkat kematangan buah pisang Musa sp diklasifikasikan secara manual berdasarkan warna kulitnya. Pada penelitian ini, akan diperkenakan sistem otomatis tingkat kematangan buah pisang menggunakan teknologi hyperspectral. Sistem perangkat keras yang digunakan terdiri dari satu set alat pengukuran, sumber cahaya halogen dan kamera hyperspectral yang terhubung ke PC melalui Camera Link. Perangkat lunak sistem terdiri dari pengukuran hasil reflektansi citra, ekstraksi ciri, dan algoritma klasifikasi. Citra reflektansi permukaan pisang dihitung berdasarkan citra yang didapat, white reference dan dark reference. Feature extraction ekstraksi ciri didapatkan menggunakan principal component analysis pada semua range panjang gelombang hyperspectral. Dengan demikian, tingkat kematangan diklasifikasikan menggunakan artificial neural network menjadi 3 kelas yaitu, mentah, matang dan sangat matang. Sampel yang digunakan ialah 15 pisang ambon Musa acuminate colla dan 15 pisang raja Musa textilla yang masing-masing berisi 5 sampel pada setiap tingkat kematangan. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa sistem yang diusulkan dapat mengkalsifikasikan tingkat kematangan buah pisang cukup akurat.
ABSTRACT
Nowadays, the maturity of banana is classified manually based on the surface color of banana. In this study, an automatic system was introduce using hyperspectral technology system. The hardware of system consist of a set of measuring system, light source and hyperspectral camera that connect to PC via Camera Link. The software of system consists of reflectance image profile measurement, feature extraction and classification algorithm. The reflectance image profile of the banana surface was calculated based on current image, white and dark image reference. The feature sets were computed using a principal component analysis on full wavelength range of HIS spectra. Thus, the maturity stage of banana was classified artificial neural network into 3 classes i.e. immature, mature and very mature. The samples used were 15 sampel Musa acuminate collaa and 15 sampel Moses textilla which is consist 5 samples for each aturity stage.The results show that the proposed system can classify the banana maturity stage perfectly.
2017
S67132
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Johan Santoso
Abstrak :
Keselamatan kerja menjadi sebuah fenomena yang harus diperhatikan oleh sektor konstruksi di Indonesia. Hal ini disebabkan karena tingginya angka kecelakaan kerja yang terjadi, terlebih lagi sektor konstruksi sebagai penyumbang angka kecelakaan kerja tertinggi. Untuk mengatasi kecelakaan kerja yang dapat terjadi dalam sebuah proyek, dibentuklah sebuah sistem yang berfungsi untuk mencegah terjadinya kecelakaan, sistem tersebut dikenal dengan nama Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja SMK3. Konsep SMK3 telah lama diterapkan di Indonesia, tetapi pada kenyataannya, angka kecelakaan yang terjadi tetap saja mengalami penambahan dari tahun ke tahun. Tentu hal ini menjadi sebuah kegagalan dari penerapan SMK3 yang seharusnya dapat mengurangi angka kecelakaan kerja. Kenyataannya, keberhasilan penerapan SMK3 juga dipengaruhi oleh tingkat kematangan keselamatan perusahaan yang menerapkan SMK3 tersebut. Ketika perusahaan berada pada tingkat kematangan keselamatan yang tinggi, budaya keselamatan yang baik akan terbentuk, sehingga SMK3 akan dapat berjalan dengan baik. Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui kondisi eksisting tingkat kematangan keselamatan di Indonesia, yang kemudian akan diusulkan metode pengembangan terhadap kondisi eksisting. Selanjutnya, hubungan antara tingkat kematangan keselamatan terhadap budaya yang akan mempengaruhi kinerja keselamatan dan kinerja proyek juga akan dilihat. Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini berupa hubungan antara budaya keselamatan, tingkat kematangan, dan kinerja, serta metode pengembangan tingkat kematangan keselamatan. ...... Work safety is a phenomenon that has to be handled by the Indonesia construction sector. It is because there is a high number of work accident, moreover, construction is the highest contributor for the number of work accidents. To handle the work accident that may occurs, a system is formed, and we called it as Health, Safety and Environment System HSE system. The HSE concept has been applied in Indonesia for a long time, but still the number of work accident is increasing over years. It indicates that the HSE system has failed. In fact, the success of HSE system is affected by safety maturity level of the construction enterprises. When the safety maturity level of the company at its highest, it will create a safety culture, and will make the HSE system work properly. The objectives of this paper are to portrait the existing condition of safety maturity level in Indonesia, and give some improvement suggestions and also to see the relation between safety maturity level and safety culture that will affect safety and project performance. The results of this paper are the relation between safety maturity level and safety culture, and methods suggested to improve safety maturity level.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
T50171
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Inti Sari Puspita Dewi
Abstrak :
Perusahaan yang bergerak di bidang logistik juga memiliki potensi risiko kebakaran, tabrakan, pencemaran lingkungan dan kecelakaan kerja lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai penerapan budaya keselamatan, khususnya perusahaan logistik PT XYZ yang memiliki spesialisasi pengangkutan over dimension & heavy cargo. Penelitian melibatkan 192 pekerja di kantor pusat dan di kantor cabang  PT XYZ melalui surveionline & offline yang mengukur dimensi iklim keselamatan. Analisis statistik dilakukan dengan uji t-test 2 sampel untuk melihat perbedaan persepsi elemen iklim keselamatan pada setiap karakteristikdemografi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa iklim keselamatan dalam dimensi organisasi, pekerjaan dan individu memperolah nilai masing-masing 4,25; 3,82 dan 3,83. Dilihat dari faktor keselamatannya, Priority of Safety (PS) secara umum memiliki persepsi skor tertinggi di antara yang lainnya, sedangkan Personal Appreciation of Risk (PAR) memiliki skor yang paling rendah. Dari hasil pengukuran tingkat kematangan budaya K3 didapati PT XYZ berada pada level Kalkulatif (skor 3,4) dimana manajemen PT XYZ masih menjadi penggerak sentral dari implementasi K3 di perusahaan  (top down). Dari hasil observasi didapat nilai index safety behavior yaitu 79%. Untuk itu perusahaan disarankan untuk lebih sering turun kelapangan untuk menangkap aspirasi dari pekerja serat memfasilitasi lebih banyak pelatihan keselamatan untuk pekerja. Serta disarankan lebih konsisten dalam realisasi anggaran K3. ......Companies engaged in logistics industry also have a potential risk of fire, collision, environmental pollution and other work accidents. This study aims to provide an overview of the application of safety culture, especially in logistics companies PT XYZ that specialize in dimensional & heavy cargo transportation. The study involved 192 workers at the head office and at PT XYZ Jakarta branch offices through online & offline surveys measuring the dimensions of safety climate. Statistical analysis was carried out by using a 2-sample t-test to see differences in perceptions of safety elements on each demographic characteristic. The results showed that the safety climate in the dimensions of the organization, work and individual earned a score of 4.25; 3.82 and 3.83. Analyze from the safety factor, Priority of Safety (PS) generally has the highest perceived score among the others, while Personal Appreciation of Risk (PAR) has the lowest score. From the results of the measurement of the maturity level of K3 culture, it was found that PT XYZ was at the calculative level (score 3.4) where the management of PT XYZ was still the central of the implementation of K3 in the company (top down). From the observation, the index value of safety behavior is 79%. For this reason, companies are advised to go out more often to capture the aspirations of workers and facilitate more safety training for workers. PT XYZ also recommended to be more consistent in the realization of the HSE budget.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Halimah Ramawati
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis gaya kepemimpinan situasional yang diterapkan oleh Lurah Menteng Atas Kecamatan Setiabudi Jakarta Selatan. Pertanyaan dalam penelitian ini adalah bagaimana gaya kepemimpinan Lurah Menteng Atas, bagaimana tingkat kematangan pegawai Kelurahan Menteng Atas, dan bagaimana kesesuaian antara gaya kepemimpinan Lurah dengan tingkat kematangan pegawai Kelurahan Menteng Atas. Pendekatan yang digunakan untuk penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dan tujuan penelitian ini bersifat deskriptif. Berdasarkan hasil penelitian, menunjukan bahwa Lurah Menteng Atas menerapkan gaya kepemimpinan Participating dan tingkat kematangan pegawai Kelurahan Menteng Atas berada pada M4 atau tinggi. Hal ini menggambarkan cenderung adanya kesesuaian antara gaya kepemimpinan yang diterapkan dengan tingkat kematangan karyawan. Hal ini sejalan dengan gaya kepemimpinan yang ada pada organisasi publik seperti Kelurahan Menteng Atas, yaitu terdapat kebijakan yang hanya dapat diputuskan oleh Lurah itu sendiri, atau suatu kewenangan yang hanya dimiliki olehnya. Sehingga pemimpin disektor publik lebih menerapkan gaya kepemimpinan yang memang sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada. ......This study aims to analyze the situational leadership style adopted by the Setiabudi subdistrict headman Menteng Upper South Jakarta. The question in this research is how the leadership style headman Menteng Atas, how the level of maturity of Menteng Upper Village employees, and how the fit between leadership style village chief with the maturity level employees Menteng Upper Village. The approach used for this research is quantitative research and the purpose of this research is descriptive. Based on the results of the study, showed that the headman Menteng Atas apply leadership style and level of maturity Participating employees Menteng Top village located on the M4 or higher. This illustrates tend compatibility between leadership style that is applied to the maturity level of the employee. This is in line with the style of leadership that exist in public organizations such as the Village Menteng Atas, that there are policies that can only be decided by the village chief himself, or an authority that belongs only to him. So that more public sector leaders apply leadership style that is appropriate to the situation and conditions.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sidauruk, Teofilus Gabe
Abstrak :
PT XYZ (XYZ) adalah suatu perusahaan yang bergerak di bidang jasa teknologi informasi (TI), khususnya jasa transaksi pembayaran elektronis. XYZ adalah perusahaan yang berbasis proyek dalam pemenuhan layanan dan produk kepada pelanggan, sehingga pelaksanaan proyek menjadi hal yang krusial.Manajemen proyek yang baik diperlukan agar layanan dan produk TI yang diberikan XYZ kepada pelanggannya dapat optimal. Dengan menggunakan model kematangan manajemen proyek, XYZ dapat mengetahui tingkat kematangan pelaksanaan manajemen proyeknya dan dapat mencapai tingkat kematangan yang diinginkan berdasarkan standar dari model tersebut. Hasil yang diharapkan dari penelitian ini adalah tingkat kematangan manajemen proyek XYZ berdasarkan project management maturity model (PMMM), dan rekomendasi perbaikan.
PT XYZ (XYZ) is a company that provides IT services, specializing in switching and payment services. In delivering these services, XYZ is a project based company, so project management and implementation becomes crucial. Excellent project management is needed so services can be delivered optimally. Project management maturity level assesment based on the project management maturity model (PMMM) can be done to give XYZ a description regarding the current level of maturity. The result of this research will be the maturity level of current project management and recommendations to improve the maturity level.
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2016
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Tanti Widyaningrum
Abstrak :
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melalui Dinas Komunikasi, Informatika dan Statistik bersama-sama dengan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi DKI Jakarta terus berusaha untuk melaksanakan keterbukaan pemerintah yang salah satunya adalah melalui portal open data. Namun, berdasarkan data yang diperoleh bahwa penyediaan data melalui portal open data masih belum sesuai harapan. Hal ini salah satunya disebabkan oleh belum diketahuinya apakah pelaksanaan open government data telah berjalan baik di Pemprov DKI Jakarta karena hingga saat ini belum pernah dilakukan evaluasi terhadap pelaksanaan open government data di Pemprov DKI Jakarta. Untuk itu diperlukan analisis untuk mengetahui tingkat kematangan open government data pada pemprov DKI Jakarta saat ini agar selanjutnya dapat dirumuskan saran dan rekomendasi bagi Pemprov DKI Jakarta untuk mencapai tahapan kematangan yang lebih tinggi.Pada penelitian ini, kerangka kerja Open Data Maturity Model OD-MM digunakan sebagai alat untuk mengevaluasi tingkat kematangan Open Government Data pada Pemprov DKI Jakarta. Pengambilan data dilakukan dengan wawancara. Hasil evaluasi memperlihatkan bahwa tingkat kematangan Open Government Data Pemprov DKI Jakarta berada pada tingkat kematangan 2. Saran utama untuk Pemprov DKI Jakarta adalah untuk dilakukan perbaikan pada subdomain management, access, developer, dan participation and collaboration. Selain itu, sebagai implikasi teori, penelitian ini memperlihatkan bahwa kerangka kerja Open Data Maturity Model OD-MM berhasil digunakan untuk mengukur tingkat kematangan open government data di Pemprov DKI Jakarta. ...... Provincial Government of DKI Jakarta through Department Communication, Informatics and Statistics Diskominfotik works together with Planning and Development Agency Bappeda continues to strive to implement Open Government in which one of them is through open data portal. However, the provision of data through the open data portal is still not as expected. One of the problem is not knowing whether the implementation of Open Government Data OGD has been running well in the Provincial Government of DKI Jakarta because until now there is no evaluation of the OGD implementation in Provincial Government of DKI Jakarta. To deal with this problem we need to analyze maturity level of Open Government Data implementation in Jakarta Provincial Government so that we can formulate suggestion and recommendation to get higher level maturity in OGD implementation.In this research, Open Data Maturity Model OD MM is used as a framework to evaluate maturity level of Open Government Data implementation in Jakarta Provincial Government. This research was conducted with a qualitative approach to collect data through interviews. The result shows that the maturity level of OGD implementation is at second maturity level. The main suggestion is to improve OGD implementation in some of subdomain, they are management subdomain, access subdomain, developer subdomain, and participation and collaboration subdomain. In addition, as a theoretical implication, this study shows that The Open Data Maturity Model OD MM framework was successfully used to measure the maturity of open government data in the Jakarta Provincial Government.
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2017
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Mutiara Rasvanelin
Abstrak :
Persaingan di industri penghasil perangkat lunak yang semakin memanas menuntut produk perangkat lunak yangbaik namun dengan harga yang lebih murah dan jangka waktu pengerjaan yang lebih cepat. Hal ini mendorongorganisasi pengembang Kana Express memilih menggunakan kerangka kerja Scrum yang bersifat agile yangdirancang secara sederhana untuk menghasilkan perangkat lunak secara bertahap dan iteratif. Namun prosespengembangan produk Kana Express berbasis Scrum masih belum optimal, dilihat dari rencana Sprint yangtidak pernah tercapai. Untuk mengatasi permasalahan tersebut maka pada penelitian ini dilakukan penilaiantingkat kematangan proses pengembangan produk Kana Express menggunakan Scrum Maturity Model dengantarget pencapaian pada tingkat kematangan 3. Hasil penelitian menunjukkan proses pengembangan KanaExpress saat ini berada pada tingkat kematangan 2 berdasarkan Scrum Maturity Model. Oleh karena itu usulanperbaikan ditujukan untuk memenuhi seluruh objectives pada goal Basic Scrum Management dan SoftwareRequirement Engineering untuk tingkat kematangan 2, dan juga objectives pada goals Customer RelationshipManagement dan Iteration Management yang ada pada tingkat kematangan 3.
The competition in software industry nowadays requires a good software product with a cheaper price and ashorter development period. This encourages Kana Express developers on choosing Scrum mdash;which is aniterative and incremental agile software development methodology mdash;as a framework in their developmentprocess. Unfortunately the development process of Kana Express software is still not optimal, judging from thefailure of meeting the Sprint plan. To address those matters, an assessment of maturity level for Kana Expressdevelopment process is conducted in this study using Scrum Maturity Model with level 3 as the target ofmaturity level achievement. The result showed that the development process of Kana Express is currently atmaturity level 2. Therefore, the recommendations are made to meet all objectives on Basic Scrum Managementand Software Requirement Engineering of Scrum maturity level 2, also Customer Relationship Management andIteration Management of Scrum maturity level 3.
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2018
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Adib Karoma Yude
Abstrak :
PT X adalah perusahaan manufaktur yang memproduksi makanan dan minuman dengan aspek kesehatan. Sejak didirikan tahun 1979 hingga saat ini berusia 42 tahun, organisasi telah berkembang dan melakukan berbagai inovasi untuk bertahan dalam persaingan bisnis. Memasuki industri 4.0, PT X beradaptasi dengan perkembagan teknologi informasi. Perusahaan tengah dalam fase transformasi bisnis menjadi digital dengan melakukan pengembagan perangkat lunak yang bertujuan untuk mempermudah dan membuat proses bisnis menjadi lebih efektif dan efisien. Organisasi telah melakukan praktik manajemen proyek namun belum sepenuhnya diterapkan dengan baik. Hal ini dapat terlihat dari adanya 40% proyek yang dijalankan tidak dapat di-deliver dengan tepat waktu. Evaluasi perlu dilakukan untuk mengukur tingkat kematangan manajemen proyek yang sudah dijalankan sehingga organisasi dapat melakukan perbaikan. Dengan menggunakan Project Management Maturity Model (PMMM) diketahui bahwa tingkat kematangan manajemen proyek PT X berada pada tingkat pertama. Hal ini menunjukan bahwa pengetahuan organisasi mengenai manajemen proyek masih belum cukup baik. Penelitian ini juga menghasilkan rekomendasi perbaikan yang dapat diterapkan organisasi yaitu mengadakan pelatihan khusus untuk setiap area manajemen proyek, membuat standar dokumentasi yang baik, mengadakan sesi pendalaman materi Project Management Body of Knowledge (PMBOK) dan mendorong project manager untuk berkomunikasi menggunakan istilah manajemen proyek yang tepat .......PT X is a food and beverage manufacturing company with a focus on health. Since its establishment in 1979, the organization has developed and implemented several innovations in order to remain competitive in the commercial sector. PT X has adapted to the advancement of information technology as it enters industry 4.0. The organization is in the process of digitalizing its business by building software to simplify and improve the effectiveness and efficiency of business operations. The organization has implemented project management practices, but they have not been properly applied. There are 40% of projects that cannot be delivered on schedule. Evaluation is required to determine the maturity level of project management that has been applied so that the organization could implement improvements. Using the Project Management Maturity Model (PMMM), it is determined that PT X's project management is at the first level of maturity. This indicates that the organization's understanding of project management is still insufficient. This research also includes recommendations for improvement that may be implemented by organization, such as providing particular training for each project management area, establishing appropriate documentation standards, organizing sessions to increase understanding of the Project Management Body of Knowledge (PMBOK) materials, and encouraging project managers to communicate using proper project management terms.
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ahlijati Nuraminah
Abstrak :
Scrum merupakan kerangka kerja bersifat agile yang didesain secara sederhana untuk menghasilkan perangkat lunak secara bertahap dan iteratif. Manajemen proyek pengembangan perangkat lunak yang menerapkan Scrum bersifat kolaboratif antara tim pengembang dengan konsumen. PT. XYZ telah menerapkan Scrum sejak 2012, namun dalam pelaksanaanya menemui beberapa permasalahan. Permasalahan utama yaitu tidak tercapainya target waktu pelaksanaan pengembangan perangkat lunak. Penelitian ini mengkaji tentang tingkat kematangan manajemen proyek pengembangan perangkat lunak yang menerapkan kerangka kerja Scrum. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metodologi penelitian kuantitatif menggunakan Scrum Maturity Model. Data dikumpulkan melalui penyebaran kuesioner terhadap pegawai PT. XYZ yang berperan sebagai Scrum Master pada proyek pengembangan perangkat lunak yang telah menerapkan kerja Scrum. Analisis data dilakukan dengan menilai tingkat kematangan setiap proses pada kerangka kerja Scrum. Hasil analisis tingkat kematangan manajemen proyek pengembangan perangkat lunak digunakan untuk memberikan rekomendasi perbaikan untuk mencapai tingkat kematangan yang lebih tinggi. Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini yaitu PT. XYZ berhasil mencapai tingkat kematangan 2 Scrum Maturity Model. Tingkat kematangan 2 dicapai melalui sasaran umum Basic Scrum Management dan Software Requirement Engineering. Rekomendasi sasaran perbaikan diberikan untuk memperbaiki proses- proses untuk mencapai tingkat kematangan 3, 4, dan 5. Untuk mencapai tingkat kematangan 3, sasaran perbaikan difokuskan pada perbaikan manajemen hubungan dengan pelanggan dan manajemen iterasi. Sementara itu, untuk mencapai tingkat kematangan 4 sasaran perbaikan direkomendasikan untuk praktik-praktik yang terkait standarisasi manajemen proyek. Untuk mencapai tingkat kematangan 5, sasaran perbaikan direkomendasikan untuk memperbaiki praktik-praktik terkait manajemen kinerja proyek.
Scrum is an agile framework designed for simplicity to produce software incrementally and iteratively. Scrum project management implement collaboration between developer?s team and the consumers. PT. XYZ has implemented Scrum since 2012, but encountered some problems in its implementation. The main problem is the projects don't achieve the time target of software development timeline. This research is aimed to examine the maturity level of project management of software development that implement Scrum frameworks. This research was conducted using quantitative research methodology using Scrum Maturity Model. Data were collected through questionnaires to employees of PT. XYZ which acts as a Scrum Master on software development projects that have implemented Scrum framework. Data analysis was performed by assessing the maturity level of each process on the Scrum framework. The results of the analysis of project management maturity level of software development process are used to provide recommendations for improvement to achieve a higher level of maturity. The conclusion from this research is PT. XYZ reached maturity level 2 of Scrum Maturity Model. Maturity level 2 is achieved through a common goal of Basic Scrum Management and Software Requirement Engineering. Recommendations for improvement are given to improve processes to achieve maturity level 3, 4, and 5. To achieve maturity level 3, the recommendation focused on improving customer relationship management and iteration management. Meanwhile, to achieve maturity level 4, the recommendations are to improve practices related to standardization of project management. To achieve maturity level 5, the recommendations are to improve practices related to project performance management.
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4   >>