Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 18 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dea Meirina Sari
"Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji karakteristik pejalan kaki, menganalisis kelayakan fasilitas pejalan kaki, dan menganalisis efektifitas pemanfaatan jembatan penyeberangan. Lokasi studi berada di ruas Jalan Raya Lenteng Agung arah Utara. Pengumpulan data dilakukan dengan dua cara. Pertama, penggunaan perangkat kamera untuk menentukan jumlah pejalan kaki dan kecepatan. Kedua, dengan kuesioner untuk mengetahui alasan penggunaan fasilitas dan saran. Hasil perhitungan menghasilkan Level Of Service (LOS) dari semua ruas di daerah studi berkisar antara LOS A sampai C, dimana LOS C adalah LOS untuk fasilitas Jembatan Penyeberangan Orang (JPO). Adapun efektifitas penggunaan JPO ditunjukkan dalam bentuk persentase jumlah pengguna JPO terhadap jumlah total penyeberang, yaitu sebesar 50.26%. Hasil analisis alasan penggunaan JPO dengan kuesioner menunjukkan keselamatan merupakan alasan utama pejalan kaki menggunakan JPO dan alasan kelelahan bagi pejalan kaki yang tidak menggunakan JPO. Selain itu, penerangan dan perbaikan trotoar adalah hal utama yang dibutuhkan untuk fasilitas pejalan kaki. Berdasarkan kajian ini, perlu adanya evaluasi lebih lanjut tentang spesifikasi teknis fasilitas pejalan kaki yang ada saat ini dan perlu adanya kajian tentang penyeberang bawah tanah atau tambahan fasilitas untuk penyeberang lansia atau cacat tubuh.

The aims of this study are to examine the characteristics of pedestrians, to analyze the feasibility of pedestrian facilities, and to analyze the effectiveness of the utilization of the pedestrian bridge. Data collections were done in two ways. First, recorded by using camera to determine the number of pedestrians and speed. Second, the questionnaire to determine the reason of using facilities and suggestions. The result of the calculation produces Level of Service (LOS) of all the segments are LOS A to C where LOS C for pedestrian bridge. The effectiveness of the use of the pedestrian bridge which is representated by the ratio of pedestrian bridge users to total number of people crossing is 50.26%. The results of the questionnaire analysis indicate that safety is the main reason for pedestrian use of pedestrian bridge and pedestrian exhausting is the reason for pedestrians who do not use the pedestrian bridge. Some advices can be given in this case study that it is necessary to add more lighting and routine maintenance for sidewalk, and it is needed further evaluation on the existing technical specification of pedestrian facilities and the need for the study of underground pedestrian or additional facilities for elderly and disable pedestrian.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vivanda Edhia Christanti
"ABSTRAK
lnstalasi Farmasi - atau umumnya disebut apotik - RS 'X?dilihat dari total laba bersihnya dan jumlah resep yang dilayani selama satu tahun terakhir (1995) sebanyak Rp 1.645.730.000 dan 175531 (± 585 per hari) tergolong badan usaha menengah yang sangat menguntungkan. Amat disayangkan jika kondisi yang menguntungkan ini berubah jika terjadi kerugian kehilangan kesempatan memperoleh keuntungan akibat pembeli mencari obat / alat kesehatan di apotik lain. Hal ini dapat terjadi karena pada saat-saat tertentu kedatangan resep sangat besar sedangkan jumlah fasilitas penyiapan obat tetap terbatas sehingga sering timbul antrian resep yang cukup panjang yang menyebabkan pembeli harus menunggu dalam waktu Iama. Kedatangan resep dapat mencapai 13 lembar per 1/4 jam, yang berarti setiap 2 menit terdapat lebih dari 1 lembar resep yang datang.
Untuk mengatasi terjadinya antrian dan panjang tersebut, dilakukan penambahan jumlah fasilitas pelayanan sehingga semakin banyak pembeli dapat selesai dilayani dalam suatu periode waktu, dan semakin berkurang lamanya pembeli menunggu untuk dilayani. Namun penambahan jumlah fasilitas pelayanan selalu disertai dengan bertambahnya biaya untuk pengadaan pelayanan.
Untuk dapat memberikan pelayanan optimal dengan biaya serendah mungkin, perlu diterapkan fasilitas pelayanan dengan jumlah optimal, yaitu tingkat pelayanan yang menyeimbangkan kedua unsur biaya yang bertentangan tersebut. Tingkat pelayanan optimal dapat ditentukan dengan melakukan analisa berdasarkan teori antrian ataupun dengan melakukan simulasi. Hal ini bila diterapkan di apotik RS 'X'
diharapkan tidak terjadi lagi antrian yang panjang dan tidak terjadi pula jumlah fasilitas pelayanan yang berlebihan.

"
1996
S36291
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Servolus Alvian Adur
"Pelabuhan penyeberangan Merak yang merupakan pelabuhan penghubung antara pulau jawa dengan pulau-pulau lain di Indonesia khususnya pulau Sumatra menjadi salah satu pelabuhan yang ramai di Indonesia sehingga kualitas pelayanan dari pelabuhan merak sendiri diharapkan dapat dijadikan contoh untuk pelabuhan-pelabuhan lain di Indonesia sehingga fungsi pelabuhan sebagai interface, mata rantai transportasi, pintu gerbang dan unit ekonomi bisa berjalan dengan baik dan pelayanan terhadap masyarakat sebagai tujuan utama dari kegiatan di pelabuhan dapat lebih dioptimalkan maka angkutan penyeberangan harus mampu memberikan kontribusi yang efektif dan efisien sehingga pergerakan barang dan jasa lebih optimal.
Untuk meningkatkan pergerakan barang dan jasa tersebut maka tingkat pelayanan kapal harus lebih dioptimalkan, di mana tingkat pelayanan yang dimaksud adalah waktu pelayanan kapal dari dimulai dari kapal bersandar, kapal melakukan kegiatan bongkar muat dan kapal lepas sandar.
Untuk mengoptimalkan waktu pelayanan tersebut salah satu faktor yang akan ditinjau adalah posisi dermaga pelabuhan merak sendiri, apakah posisi dermaga pelabuhan merak saat ini sudah memudahkan kapal untuk bersandar dan lepas sandar sehingga waktu yang dibutuhkan kapal untuk bersandar dan lepas sandar lebih singkat, ataukah posisinya mempersulit kapal pada saat kapal bersandar dan lepas sandar sehingga waktu tempuh yang diperlukan lebih lama. Jika posisi pelabuhan mempersulit olah gerak kapal pada saat bersandar dan lepas sandar maka posisinya harus diubah sehingga waktu tempuh yang diperlukan lebih singkat.

The Port of Merak feryy port which is the liaison between the island of java to other island in Indonesia, especially sumatra island became one of the busy port in Indonesia so that the quality of service from port of merak itself is expected to the chain of transport, gate and economic units can run well and service to the community as the main purpose of the activity at the port can be further optimized the transport crossing should be able to contribute to effective and efficient movement of goods and services more optimally.
To improve the movement of goods and services the the service level should be further optimized the ship, where the level of service in question is a vessel of the service time starts from the ship rests,conduct loading and unloading ships and boats off the dock.
To optimize the service time is one factor to be considered is the position of the port jetty own peacock, peacock whether the position of the port docks are now easier to lean on and off the ship docked, so the time needed to lean on and off the ship docked shorter, or position complicates the ship when the ship docked, so lean back and take the necessary travel time is longer. If the position if the motion of the ship makes port at the back and off the dock, then the position must be changed so that the travel time required.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S42346
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Efi Adriyani
"Universitas Indonesia memiliki 13 fakultas dengan luas 320 hektar. Aktivitas yang beragam menimbulkan mobilisasi yang tinggi dan mengakibatkan pada meningkatnya kebutuhan akan transportasi. Penelitian ini dilakukan dengan pengumpulan data primer yang terdiri dari survei volume kendaraan, kecepatan dan juga survei inventaris jalan. Analisis tingkat pelayanan (LOS) jalan pada jalan Lingkar Universitas Indonesia diolah menggunakan metode MKJI 1997, HCM 2000 dan HCM 2010. Untuk perhitungan menggunakan bantuan program LOS+ yaitu perhitungan menggunakan metode HCM 2010 yang disusun dalam formula excel yang telah dimodifikasi.
Berdasarkan analisis menggunakan MKJI 1997 jalan Lingkar UI memperoleh nilai tingkat pelayanan (LOS) B, yaitu bahwa volume lalu lintas saat ini belum mengalami permasalahan transportasi. HCM 2000 memberikan penilaian C, yaitu cukup baik untuk tingkat pelayanan (LOS) moda mobil. Nilai A, yaitu sangat baik tingkat pelayanan (LOS) pada pengguna jalur pedestrian. Nilai C, yakni cukup untuk LOS pada pengguna Bus. Dan nilai B, yaitu tingkat pelayanan (LOS) baik. Sedangkan untuk tingkat pelayanan dengan metode HCM 2010 yang paling baik yaitu pada jalur B pagi hari dan yang paling buruk ada pada jalur A di pagi hari.
Hasil penilaian tingkat pelayanan (LOS) pada jalan UI dengan menggunakan metode perhitungan MKJI 1997, HCM 2000, dan HCM 2010 memiliki hasil yang berbeda. Analisis LOS menggunakan MKJI 1997 hanya digunakan untuk menghitung LOS jalan dengan inputan data kendaraan. Untuk analisis LOS menggunkana HCM 2000 selain memberikan penilaian tingkat pelayanan terhadap mobil juga sudah memberikan penilaian terhadap pejalan kaki, sepeda dan bus. Sedangkan menganalisis nilai tingkat pelayanan dengan menggunakan HCM 2010 penilaian terhadap semua moda saling mempengaruhi satu sama lain. Perlu adanya perubahan/ pengkinian pada MKJI 1997 dalam menentukan LOS disesuaikan dengan kondisi yang ada saat ini.

The University of Indonesia has 13 faculty with an area of 320 hectares. Activities are diverse cause mobilization of high and impacted in an increasing demand transportation. This research is done with primary data collection which consists of a survey of the volume of the vehicle, speed and also road inventory survey. Road Level of Service analysis on ring road University of Indonesia processed using MKJI 1997, HCM 2000 and HCM 2010 methods. For calculation using the assistance program LOS+ namely calculation method HCM 2010, which are arranged in an excel formula that has been modified.
Based on an analysis using MKJI 1997 Ring Road UI gain value LOS B, namely that the traffic volume is not currently experiencing transportation problems. HCM 2000 provides an assessment C, which is good enough for the LOS car mode. A value, which is a very good LOS on the pedestrian path. Value C, which is sufficient for the LOS on the Bus. And the value of B, which is the LOS either. As for the LOS with HCM 2010 method the most good, namely on line B morning and is worst on Line A in the morning.
Results of the assessment level of comfort (LOS) on the UI by using a calculation method MKJI 1997, HCM 2000, and HCM 2010 have different results. LOS analysis using MKJI 1997 are only used to calculate the LOS path with input vehicle data. For the analysis LOS using HCM 2000 in addition to providing an assessment of the LOS of the car also provides an assessment of pedestrians, bicycles and buses. While analyzing the value of a comfort level with using HCM in 2010 an assessment of all modes affect each other. There needs to change / update of the 1997 MKJI in determining LOS adapted to the conditions that exist today.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S70008
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gari Mauramdha
"Transportasi merupakan sesuatu yang perlu dilakukan manusia untuk memenuhi kebutuhan yang paling mendasar. Seiring dengan perkembangan zaman, transportasi juga harus dikembangkan agar dapat beradaptasi dengan kebutuhan manusia yang terus bertambah dalam jumlah penduduk. Pembangunan kawasan transit di Poris Plawad merupakan salah satu hal yang dilakukan pemerintah untuk mengatasi masalah ini. Dimana, terdapat rencana pembangunan untuk membentuk Sistem TOD yang berdampak pada peningkatan jumlah penduduk yang akan mengisi kawasan tersebut. Maka penulis melakukan penelitian untuk menganalisis pergerakan pejalan kaki di sekitar terminal yang terintegrasi dengan fasilitas penunjang yang ada. Dalam hal ini, tingkat pelayanan fasilitas pejalan kaki akan menjadi standar acuan untuk menentukan kelayakan. Dimana, tingkat pelayanan fasilitas pejalan kaki di kawasan Poris Plawad yang memiliki LOS E dan LOS F, serta keamanan dan kenyamanan akibat tidak adanya fasilitas pejalan kaki perlu dievaluasi. Penulis menggunakan software Vissim 11 untuk mempermudah dalam pemodelan daerah penelitian. Sehingga didapatkan model yang tervalidasi dari hasil observasi dengan nilai RSME dibawah 10% berdasarkan perbandingan kondisi sebenarnya di lapangan dengan model yang telah dibuat. Selanjutnya penulis membuat solusi yang menjadi rekomendasi terhadap kondisi eksisting dan jangka waktu kawasan transit berhasil dibangun. Pada skenario eksisting didapatkan solusi berupa pembuatan area penyeberangan dengan sistem pelican crossing pada area yang melewati jalan utama untuk menghasilkan peningkatan faktor keamanan serta tingkat pelayanan dari sebelumnya. Adapun skenario ke depan dibuat desain khusus pedestrian area agar tetap terfasilitasi dengan baik dengan mempertimbangkan faktor keamanan dan kenyamanan akibat peningkatan jumlah pejalan kaki dan perubahan tata letak rencana TOD oleh pemerintah.

Transportation is something that humans need to do to meet the most basic needs. Along with the times, transportation must also be developed so that it can adapt to the needs of humans who continue to grow in population. The construction of a transit area in Poris Plawad is one of the things the government is doing to overcome this problem. Where, there is a development plan to establish a TOD System which has an impact on increasing the number of people who will fill the area. So the author conducted a study to analyze the movement of pedestrians around the terminal which is integrated with existing supporting facilities. In this case, the service level of pedestrian facilities will be the reference standard to determine eligibility. Where, the level of service for pedestrian facilities in the Poris Plawad area which has LOS E and LOS F, as well as safety and comfort due to the absence of pedestrian facilities need to be evaluated. The author uses the Vissim 11 software to simplify the modeling of the research area. So that a validated model is obtained from the results of observations with an RSME value below 10% based on a comparison of the actual conditions in the field with the model that has been made. Furthermore, the authors make a solution that becomes a recommendation for the existing conditions and the period of time the transit area is successfully built. In the existing scenario, a solution is obtained in the form of making a crossing area with a pelican crossing system in an area that passes through the main road to produce an increase in the safety factor and level of service from before. As for the future scenario, a special pedestrian area design is made so that it remains well facilitated by considering the safety and comfort factors due to the increase in the number of pedestrians and changes in the layout of the TOD plan by the government. ."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Kautsar Nawansyahputra
"Jalan Raya Fatahillah yang merupakan jalan Nasional memiliki masalah dari perilaku pengendara khususnya sepeda motor yang tidak tertib. Pengemudi sepeda motor sering melanggar batas kecepatan dan memotong pergerakan lalu lintas atau menyiap dengan tidak umum. Sehingga tujuan dari penelitian ini untuk menganalisis karakteristik lalu lintas pada kondisi eksisting dan skenario yang disimulasikan agar meningkatkan LOS serta dilakukan analisis berdasarkan grafik metode Greenshields. Pada kondisi skenario 1 menggambarkan kondisi ruas jalan dengan menambahkan marka ganda utuh dan putus-putus. Sedangkan kondisi skenario 2 menggambar kan kondisi ruas jalan dengan membuat lajur tambahan khusus sepeda motor. Hasil dari tingkat pelayanan lalu lintas kedua skenario, skenario 2 mendapatkan nilai LOS yang lebih baik. Berdasarkan grafik metode Greenshields kedua skenario memiliki hasil yang sama yaitu berada pada kondisi uncongested area setiap hubungan karakteristik lalu lintasnya. Karakteristik lalu lintas terbaik dalam kondisi uncongested area berada pada skenario 2

Jalan Raya Fatahillah, which is a national road, has problems with the behavior of motorists, especially motorbikes that are not orderly. Motorcyclists often violate speed limits and cut off traffic movements or prepare uncharacteristically. So the purpose of this study is to analyze traffic characteristics in existing conditions and simulated scenarios in order to increase LOS and an analysis is carried out based on the graph of the Greenshields method. In scenario 1, the condition of the road section describes the condition of the road section by adding complete and dotted double markers. While the condition of scenario 2 describes the condition of the road segment by making additional lanes specifically for motorcycles. The result of the traffic service level of the two scenarios, scenario 2 gets a better LOS value. Based on the graph of the Greenshields method, the two scenarios have the same result, which is in the uncongested area for each traffic characteristic relationship. The best traffic characteristics in uncongested area conditions are in scenario 2."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dea Meirina Sari
"Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji karakteristik pejalan kaki, menganalisis kelayakan fasilitas pejalan kaki, dan menganalisis efektifitas pemanfaatan jembatan penyeberangan. Lokasi studi berada di ruas Jalan Raya Lenteng Agung arah Utara. Pengumpulan data dilakukan dengan dua cara. Pertama, penggunaan perangkat kamera untuk menentukan jumlah pejalan kaki dan kecepatan. Kedua, dengan kuesioner untuk mengetahui alasan penggunaan fasilitas dan saran.
Hasil perhitungan menghasilkan Level Of Service (LOS) dari semua ruas di daerah studi berkisar antara LOS A sampai C, dimana LOS C adalah LOS untuk fasilitas Jembatan Penyeberangan Orang (JPO). Adapun efektifitas penggunaan JPO ditunjukkan dalam bentuk persentase jumlah pengguna JPO terhadap jumlah total penyeberang, yaitu sebesar 50.26%.
Hasil analisis alasan penggunaan JPO dengan kuesioner menunjukkan keselamatan merupakan alasan utama pejalan kaki menggunakan JPO dan alasan kelelahan bagi pejalan kaki yang tidak menggunakan JPO. Selain itu, penerangan dan perbaikan trotoar adalah hal utama yang dibutuhkan untuk fasilitas pejalan kaki.
Berdasarkan kajian ini, perlu adanya evaluasi lebih lanjut tentang spesifikasi teknis fasilitas pejalan kaki yang ada saat ini dan perlu adanya kajian tentang penyeberang bawah tanah atau tambahan fasilitas untuk penyeberang lansia atau cacat tubuh.

Pedestrians are frequently blamed as one of the sources of traffic jam.The aims of this study are to examine the characteristics of pedestrians, to analyze the feasibility of pedestrian facilities, and to analyze the effectiveness of the utilization of the pedestrian bridge at a certain congested location. It is located on Jalan Lenteng Agung - north direction. Data collections were done in two ways. First, recorded by using camera to determine the number of pedestrians and speed. Second, the questionnaire to determine the reason of using facilities and suggestions.
The analysis shows that Level of Service (LOS) of all the segments are ranged from LOS A to LOS C, where LOS C for pedestrian bridge. The effectiveness of the use of the pedestrian bridge which is represented by the ratio of pedestrian bridge users to total number of crossing people is 50.26%.
The results of the questionnaire analysis indicate that safety is the main reason for pedestrian use the pedestrian bridge and exhausting is the reason for pedestrians who do not use the pedestrian bridge.
From this study it is suggested that it is necessary to provide more lighting and to repair the sidewalk, and it is needed further evaluation on the technical specification of pedestrian facilities that was created by Dirjen Bina Marga in 1990 and further study on the underground pedestrian facility or additional facilities for elderly and disable pedestrian.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S69112
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sitorus, Boyke B. A.
"PT. Kereta Api (Persero) adalah suatu Perusahaan Persero jasa transportasi yang mengatur sistem transportasi Kereta api di Indon!~sja, dimana perusahaan ini merupakan sarana dan prasarana penting dalam mengatasi sebagian sistem transportasi di negara kits.
Saat ini sistem angkutan Kereta Api merupakan saran angkutan massa yang dianggap paling cepat dan murah serta dapat melayani pergerakan orang 1 penumpang dalam jumlah cukup besar tanpa mengalami suatu hambatan 1 kemacetan dalam perjalanannya.
Penulisan ini dilakukan untuk membahas bagaimana PT. Kereta Api Indonesia mengatasi anus penumpang untuk jalur jurusan Jakarta - Bandung. Perkembangan kota Bandung mempunyai dampak yang sangat berpengaruh sekali pada sistem transportasi antara Jakarta - Bandung. Dimana untuk kegiatan bisnis,pendidikan, rekreasi dan fain-Iain pada kondisi saat ini jika menggunakan mobil pribadi dan kendaraan umum, sudah sering mengalami kemacetan pada ruas jalan yang dilalui.
Pandangan masyarakat umum terhadap PT. Kereta Api, dalam melayani arus Penumpang Jakarta - Bandung selalu kurang puas . Dimana masyarakat selalu berpandangan bahwa masih banyak talon - talon penumpang yang tidak kebagian ticket atau nomor tempat duduk, atau sering juga akibat terlambatnya jadwal pemberangkatan. Tetapi walaupun masih begitu pelayanannya, masih banyak yang mernilih moda angkutan kereta api sebagai saran angkutan umum yang saat ini tergolong paling ekonoinis.
Dalam hal ini, PenuIis akan men evaluasi an membahas Pelayanan PT Kereta Api Indonesia dengan data-data survey dan teori-teori yang ada sehingga pelayanan dapat maximal memenuhi apa yang diinginkan dari calon penumpang."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
S35609
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wiwit Sulianto
"ABSTRAK
Dengan pertambahan volume kendaraan yang tiap tahun bertambah maka masalah yang ada mengenai tingkat pelayanan khususnya pada pertemuan jalan arteri dengan jalan tol yang mengakibatkan daerah weaving area terjadi konflik sehingga kenyaman dan kemudahan kendaraan dalam manufer atau pindah lajur sering tidak stabil dengan arus yang lurus.
Evaluasi tingkat pelayanan Weaving area ditinjau dengan 3 (tiga) cara yaitu cara H C M 1994 dan cara Manual K A J I TAHUN 1997 dan teori Wardrop.
Langkah perbaikan tingkat pelayanan weaving area dilakukan dengan tiga teori tersebut yaitu dengan membuat alternatif berapa banyak lajur dan panjang weaving area yang dibutuhkan.
Dari hasil analisa disimpulkan bahwa untuk meningkatkan tingkat pelayanan dari tiga teori tersebut yang cocol dengan kondisi lalu lintas jalan arteri yaitu cara Manual Kapasitas jalan Indonesia tahun 1997.

"
2000
S35613
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Assafa Sufiani
"Salah satu upaya pemerintah untuk memenuhi kebutuhan pergerakan masyarakat yang sangat tinggi adalah dengan mengoperasikan moda angkutan umum massal yaitu sistem Bus Rapid Transit (BRT). Konsekuensi dari bertambahnya jaringan pelayanan BRT akan menyebabkan bertambahnya jumlah pengguna BRT tersebut. Dengan adanya rencana pengoperasian busway dari Tangerang menuju DKI Jakarta, maka halte busway Kalideres pun akan mendapat tambahan transfer penumpang. Jika hal ini tidak disikapi dengan peningkatan kapasitas dan pelayanan halte, maka akan berpotensi terhadap penurunan tingkat kinerja pelayanan halte. Sehingga perlu dilakukan analisis terhadap kinerja pelayanan dari halte busway Kalideres.
Analisis kinerja pelayanan halte busway Kalideres, dilakukan untuk mengetahui kondisi kemampuan dan tingkat pelayananya, dalam melayani volume dan demand perjalanan yang ada. Kinerja pelayanan halte ini dapat ditinjau melalui tingkat pelayanan halte, kapasitas loading area dan halte, serta kondisi antrian penumpang yang menggunakan halte.
Dengan mengolah data hasil survey lapangan menggunakan rumus perhitungan LOS, perhitungan kapasitas, dan teori antrian, maka didapatkan kinerja halte kondisi eksisting, yang berguna sebagai parameter untuk mendesain dan menganalisis sistem halte yang optimal baik untuk kondisi sekarang maupun pasca beroperasinya feeder busway Tangerang.
Hasil analisis menunjukan bahwa kapasitas loading area dan halte sudah tidak dapat menampung volume dan pergerakan lalu lintas penumpang dan bus yang ada. Hal ini ditunjukan dari volume bus yang melebihi kapasitas tampung loading area dan halte, tingkat pelayanan dalam menampung volume penumpang sampai pada LOS D, dan antrian menunggu penumpang yang melebihi kapasitas tampung antrian dengan tingkat jenuh antrian >1.
Dengan menggunakan konsep manajemen kapasitas halte, kinerja halte dapat ditingkatkan dengan perluasan halte, penambahan loading area, pengaturan pola bus, dan sistem operasional bus.

One of the efforts taken by the government to meet the needs of high travel demand is by implement a mass transportation system, such as Bus Rapid Transit (BRT) System. As the BRT network service expands, its ridership will be increase as well.As a consequence, the implementation of busway from Tangerang to DKI Jakarta will add a certain number of occupancy to Kalideres Busway Station. This additional occupancy, potentially, decreases the level of service of Kalideres Busway Station. Therefore, an analysis of Kalideres Busway Station performance is needed to address the issue.
The analysis of Kalideres Busway Station service performance is conducted to determine the busway station capability and level of service, in serving the existing travel demand. The performance of this busway station is then reviewed by the level of service, loading area and bus station capacity, and the queue condition of passengers.
Based on the data from field surveys, the Kalideres Busway Station service performance is obtanined by using LOS calculation formula, capacity calculation, and queuing theory. Refering to the eksisting service performance, some improvement scenarios are developed. Then the scenarios are evaluated and analyze by the same procedure as mention before.
The results showed that the capacity of loading areas and busway station could not accommodate the current traffic volume and movement of passengers and buses. It is shown by the volume of buses which exceed the capacity of loading area and busway station, accommodating the passengers volume which has a D level of service, and the overcapacity of passengers departure queue which is showed by the queue saturation level larger than 1.
Kalideres Busway Station performance can be improved by using the concept of bus stop capacity management, such as expansion of busway station, addition of loading area, bus pattern settings, and bus operational system.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S50625
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>