Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Iqbal Irwansyah
Abstrak :
SMS Gateway adalah suatu sistem antar muka antara web/internet dengan sistem seluler dengan menggunakan salah satu fitur yang paling banyak digunakan yaitu SMS. Dengan SMS Gateway ini, pengguna dapat mengirimkan atau menerima SMS dengan antar muka web. Pengguna dapat mengirim SMS ke banyak tujuan (SMS Broadcasting) atau menerima SMS dari pengguna dan dapat menjawabnya secara otomatis (Auto Replying SMS). Dengan antar muka web, maka penggunaannya akan menjadi mudah, siapapun dapat menggunakannya tanpa kesulitan. SMS Gateway Server adalah sebuah perangkat yang akan menjadi server antar muka yang menghubungkan web dengan operator seluler. Aplikasi ini bersifat lintas operator, jadi pengguna (user) dapat menggunakan operator seluler apapun. SMS Gateway Server dapat berupa sebuah komputer pribadi biasa (PC) atau dapat pula sebuah komputer khusus sekelas server. SMS Gateway Server akan dibuat dengan sistem operasi Ubuntu Linux yang akan dilengkapi dengan Apache Web Server untuk antar muka web. SMS Gateway Server juga akan dilengkapi dengan GSM modem untuk menghubungkannya dengan operator seluler. Untuk koneksi dengan internet dapat dilakukan dengan menyewa ISP (Internet Service Provider) yang dilengkapi dengan sebuah IP dedicated. Dengan IP dedicated, maka server dapat diakses oleh web user dan mengakses jaringan internet. Pada Tugas Akhir ini penulis akan membuat perangkat lunak pengaksesan SMS melalui web dan fungsi SMS gateway untuk keperluan berbagai layanan SMS seperti pengiriman single SMS, pengiriman SMS broadcast, dan fitur balas SMS otomatis (auto-reply) dengan bahasa pemrograman PHP.
SMS Gateway is a system interface between web/internet with celluler system using one of most used fiture which is SMS. With this SMS Gateway, user able to sent or receive SMS with web interface. User able to sent SMS to many recipient (Broadcasting SMS) or receive SMS from user and answer it automatically (Auto Replying SMS). With web interface, making simple for user, so anyone able to use it without any difficulties. SMS Gateway Server is a server that provide interface and connecting web with the celluler operator. This aplication work with any operator, so user able to use their own operator to receive/sent SMS. SMS Gateway Server can be just an ordinary personal computer (PC) or can be a specially made for server class. This SMS Gateway Server will be made with Ubuntu Linux as the operating system and equiped with Apache Web Server for web interface. SMS Gateway Server will also equiped with GSM modem to connect it with celluler operator. For internet connection can be implmented by providing an ISP (Internet Service Provider) with a dedicated IP. With a dedicated IP, so the server able to access by web user and accessing the internet. This final project will concentrate the writing to create a software for accessing SMS via web and SMS gateway function for every SMS service such as sending single SMS, sending broadcast SMS and SMS auto reply feature by using PHP programming language.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S40444
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Elfrin Erawan
Abstrak :
Kondisi pandemi COVID-19 mendorong infrastruktur teknologi informasi dibangun dengan waktu yang cepat dan dalam sekala besar. Peningkatan pengiriman server secara global meningkat hampir 37% pada kuartal pertama tahun 2020. Hampir 80% server yang ada didominasi oleh linux sebagai sistem operasinya. Ubuntu merupakan salah satu distribusi linux yang banyak digunakan untuk sistem operasi server. Salah satu aspek yang penting dalam sistem operasi server adalah tingkat keamanan dari sistem operasi server tersebut. Keamanan sistem operasi server perlu diperhatikan pasalnya server umumnya berisi data-data penting, oleh karena itu peningkatan keamanan server perlu diperhatikan untuk mencegah data-data penting ini bocor atau berpindah tangan ke pihak yang salah. CIS adalah salah satu badan yang sangat peduli terhadap keamanan di internet, mengeluarkan acuan penguatan keamanan sistem operasi server yang dikenal dengan CIS Benchmark. penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keamanan sistem operasi Ubuntu 20.04 dengan menggunakan kontrol penguatan keamanan berdasarkan standar CIS Benchmark versi 1.1.0 dengan metode otomatisasi menggunakan aplikasi Packer. Metode otomatisasi yang dilakukan selain melakukan penguatan juga menghasilkan image mesin virtual yang siap digunakan untuk pengimplementasian sebuah sistem dengan besar file image berukuran 1,8 GB. Selanjutnya untuk validasi penguatan keamanan maka dilakukan audit menggunakan aplikasi CIS-CAT Lite yang menghasilkan nilai skor kesesuaian audit sebanyak 218 kontrol atau 99,54% dari total 219 kontrol yang ada pada CIS Benchmark versi 1.1.0. ......The COVID-19 pandemic has driven the rapid and large-scale development of information technology infrastructure. Global server shipments increased by nearly 37% in the first quarter of 2020. Approximately 80% of the existing servers are dominated by Linux as their operating system. Ubuntu is one of the widely used Linux distributions for server operating systems. One crucial aspect of server operating systems is their security level. Security of server OS needs to be considered, as servers typically contain important data. Therefore, improving server security is necessary to prevent the leakage or unauthorized access of this critical data. CIS is an organization that is deeply concerned about internet security and has released security strengthening guidelines for server operating systems known as CIS Benchmark. This research aims to enhance the security of the Ubuntu 20.04 operating system by implementing security hardening controls based on CIS Benchmark version 1.1.0, using the automation method through the Packer application. In addition to the hardening process, the automation method also generates a virtual machine image ready for system implementation, with a file size of 1.8 GB. Furthermore, to validate the security hardening, an audit is conducted using the CIS-CAT Lite application, which produces an audit compliance score of 218 controls or 99.54% out of the total 219 controls in CIS Benchmark version 1.1.0.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Raihan Wijaya
Abstrak :
Di era big data, meningkatnya volume dan variasi data menambah kompleksitas pengelolaan data. Dalam pengembangan dan inovasi teknologi, optimasi kinerja basis data sering diabaikan. Para pengembang sering fokus pada penyelesaian fungsionalitas tanpa mempertimbangkan dampaknya terhadap performa, mengakibatkan penggunaan sistem basis data yang tidak optimal. Oleh karena itu, pemilihan sistem basis data yang tepat sangat penting untuk memastikan kinerja yang efisien dan optimal. Struktur basis data yang umum digunakan adalah Structured Query Language (SQL) dan Non-Structured Query Language (NoSQL). Dalam SQL, data disimpan dalam skema tabel relasional yang terstruktur, dengan PostgreSQL sebagai salah satu contohnya. Sebaliknya, dalam NoSQL, data disimpan dalam format yang fleksibel dan tidak terpaku pada struktur tabel, sehingga cocok untuk berbagai tipe data. Contoh basis data NoSQL adalah Cassandra dan MongoDB. Penelitian ini akan menguji sistem basis data PostgreSQL, Cassandra, dan MongoDB lalu membandingkan performa ketiga sistem tersebut pada platform Ubuntu. Penelitian ini menguji kinerja sistem basis data dalam proses impor data (bulk-loading) dan berbagai jenis operasi basis data, dengan variasi ukuran dataset dan limit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa untuk dataset 1 juta baris, PostgreSQL memiliki performa terbaik dalam impor data dengan waktu rata-rata 1.207 detik, diikuti MongoDB mengikuti dengan waktu 16.614 detik, sementara Cassandra Single Node membutuhkan 72.199 detik dan Cassandra Multi Node membutuhkan 119.533 detik. Dalam total 17 pengujian operasi basis data, PostgreSQL unggul dalam 13 pengujian operasi basis data, Cassandra unggul dalam 4 pengujian, dan MongoDB tidak menunjukkan keunggulan dalam pengujian apa pun. Meskipun PostgreSQL unggul dalam operasi basis data umum, kinerjanya lebih lambat pada operasi yang kompleks. Cassandra menunjukkan kinerja yang baik tetapi terbatas dalam fitur operasi kompleks. Sebaliknya, MongoDB menunjukkan kinerja paling lambat secara keseluruhan namun dapat menangani semua jenis operasi yang diuji, menunjukkan fleksibilitas. ......In the era of big data, the increasing volume and variety of data add complexity to data management and processing. In the development and innovation of technology, database performance optimization is often overlooked. Developers often focus on functionality without considering its impact on performance, resulting in suboptimal use of database systems. Therefore, selecting the right database system is crucial to ensure efficient and optimal performance of the database systems. Structured Query Language (SQL) and Non-Structured Query Language (NoSQL) are commonly used database structures. In SQL, data is stored in a structured relational table schema, with PostgreSQL as a notable example. Conversely, in NoSQL, data is stored in a flexible format not bound to table structures, making it suitable for various data types. Examples of NoSQL databases are Cassandra and MongoDB. This study examines PostgreSQL, Cassandra, and MongoDB systems and compares their performance on the Ubuntu platform. The study tests database performance in data import (bulk-loading) and various database operations using different dataset sizes and limits. The results show that for a dataset of 1 million rows, PostgreSQL has the best import performance with an average time of 1,207 seconds, followed by MongoDB with 16,614 seconds, while Cassandra Single Node takes 72,199 seconds and Cassandra Multi Node takes 119,533 seconds. Out of 17 database operation tests, PostgreSQL excelled in 13 tests, Cassandra in 4 tests, and MongoDB did not excel in any tests. Although PostgreSQL excels in general database operations, its performance is slower in complex operations. Cassandra shows good performance but is limited in complex operation features. In contrast, MongoDB shows the slowest overall performance but can handle all operations tested, demonstrating flexibility.

Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library