Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 15 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Achmad Anggawirya Alimin
Abstrak :
Kebijakan neutral carbon growth oleh ICAO ditahun 2050, membuat pemerintah Indonesia mengeluarkan instruksi pemerintah melaui ESDM tentang target pencampuran bahan bakar berbasis bio untuk avtur 5 ditahun 2025. Beberapa sumber potensial yang melimpah untuk dikonversi menjadi Bioavtur di Indonesia diantaranya minyak nabati pangan kelapa sawit serta minyak nabati yang juga memiliki produksi besar seperti kedelai dan biji bunga matahari dan minyak nabati non-pangan kosambi, nyamplung, kemiri sunan. Penelitian dilakukan dengan memodelkan proses hydro processing menggunakan simulator proses dengan mengoptimasi kondisi operasi pada masing-masing bahan baku dan diranking dengan menggunakan AHP berdasarkan efektifitas dan efisiensi ketersediaan, konversi, yield, suhu operasi, konsumsi H2, tekanan operasi dan harga bahan baku. Proses Hydrotreatment yang divariasikan pada tekanan 1-5 MPa dan temperatur 250°C 350°C. menunjukkan Minyak nabati yang paling baik digunakan sebagai bahan baku produksi Bioavtur adalah minyak kemiri sunan, minyak kelapa sawit dan minyak nyaplung secara berturut-turut. ......The policy of neutral carbon growth by ICAO in 2050, has prompted the Indonesian government to issue government instruction through ESDM on the target of bio based mixing of fuels for 5 avtur by 2025. Some of the abundant potential sources to be converted to biofuel in Indonesia include vegetable oils palm oil and vegetable oils that also have large productions such as soybeans and sunflower seeds and non food vegetable oils kosambi, nyamplung, kemiri sunan. The study was conducted by modeling the hydroprocessing process using a process simulator by optimizing the operating conditions of each raw material and ranked by using AHP based on effectiveness and efficiency availability, conversion, yield, operating temperature, hydrogen consumption, operating pressure and raw material prices. Hydrotreatment process is varied at 1 5 MPa pressure and temperature 250°C 350°C. shows that vegetable oils that are best used as raw material for Bioavure production are Kemiri Sunan oil, Palm oil, and Nyaplung oil respectively.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arnold Fedriko
Abstrak :
ABSTRAK
Pada penelitian ini dilakukan pengujian pada minyak nabati dengan menggunakan metode rotasi Faraday. Rotasi Faraday adalah proses terputarnya bidang getar cahaya yang melewati suatu bahan, karena dipaparkan medan magnet B. Bahan minyak nabati akan memutar sudut bidang getar cahaya terpolarisasi linear, sehingga terdapat perubahan sudut antara polarisator dan analisator. Pengukuran dilakukan dengan memberikan perbedaan sudut antara polarisator dan analisator sebesar 45, hal ini dilakukan untuk mendapatkan perubahan intensitas yang maksimal, sehingga perubahan sudut putar analisator dapat diketahui. Pada penelitian ini minyak nabati yang digunakan memiliki beberapa kondisi berbeda. Pada penelitian ini sistem instumentasi rotasi Faraday yang digunakan memiliki medan magnet sebesar 0 mT hingga 159.63 mT dan memiliki 3 panjang gelombang yaitu merah=625 nm, hijau=520 nm, dan biru=467.5 nm. Hasil dari penelitian mendapatkan nilai konstanta Verdet minyak jagung pada panjang gelombang merah=0.62062 mT/m, panjang gelombang hijau=0.52888 mT/m, panjang gelombang biru=0.34028 mT/m. Nilai konstanta Verdet minyak bunga matahari pada panjang gelombang merah=0.2791mT/m, panjang gelombang hijau=0.6612mT/m, panjang gelombang biru=0.64677mT/m. Nilai konstanta Verdet minyak kedelai pada panjang gelombang merah=0.18147 mT/m, panjang gelombang hijau=0.42724 mT/m, panjang gelombang biru=0.71146 mT/m. Minyak yang telah dipanaskan mengalami perubahan sudut yang semakin positif dengan perubahan gradien yang tidak terlalu signifikan untuk setiap panjang gelombang.
ABSTRACT
In this experiment vegetable oil has been examined by using principles of Faraday Rotation. Faraday Rotation is a phenomenon that causes the rotation of the plane of polarization when passing through a material after being exposed by magnet field B. The material, vegetable oil, will rotate the angle of plane of polarization to be linier, so that there will be angle difference between the polarizer and analyzer. The measurement is done by giving 450 degrees angle difference between the polarizer and the analyzer, this is done to get maximum intensity hence turning angle of the analizer can be obtained. This experiment uses vegetable oil of various conditions. The magnetic field in the faraday rotation instrumentation used range from 0 mT to 159.63 mT with 3 wavelengths of red=625 nm, green=520 nm, and blue=467.5 nm. The Verdet constant of corn oil for red, green, and blue wavelength are 0.62062 mT/m, 0.52888 mT/m, and 0.34028 mT respectively. While the Verdet constant of sunflower oil are 0.2791mT/m, 0.6612mT/m, 0.64677mT/m respectively. On the other hand the Verdet constant of soybean oil are 0.18147 mT/m, 0.42724 mT/m, 0.71146 mT/m respectively. The oil which is heated has angle difference that become more positive and change of gradient that is insignificant for every wavelength.
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marissa Puspita
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk membuat sistem efek kerr untuk bahan elektrik-optik fase cair dengan arah medan listrik pengganggu yang dapat di ubah-ubah. Dalam penelitian ini, akan diukur nilai intensitas pada sensor BH1750, besar medan listrik akan dihitung pada setiap nilai tegangan, dan perubahan arah medan listrik pada setiap sudut putar pelat tembaga dengan menggunakan stepper motor. Sumber cahaya yang digunakan adalah laser red dot dengan panjang gelombang 650 nm. Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah minyak nabati yang diletakkan di dalam wadah tabung akrilik sebagai sel kerr-nya. Untuk dapat menimbulkan medan listrik, maka diberikan tegangan tinggi 0 kV hingga 10 kV pada sepasang pelat tembaga. Besar sudut putar pada pelat tembaga dilakukan hingga mencapai sudut maksimum 50º. Cahaya yang dilewati sampel akan diteruskan ke Polarizing Beam Splitter (PBS) dengan arah cahaya yang ordinary dan extraordinary. Besar nilai intensitas yang meleuntuk setiap arah cahaya akan diukur dengan menggunakan sensor BH1750. Nilai konstanta kerr didapat dari grafik plot antara medan listrik (E2) dan intensitas cahaya. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa minyak nabati dengan komposisi lemak tak jenuh yang tinggi memiliki nilai konstanta Kerr yang lebih besar dibandingkan dengan minyak nabati dengan komposisi lemak tak jenuh yang rendah. ......These research objectives are to build a kerr effect system for liquid-phase electrical-optical materials with the direction of the disturbing electric field that can be changed. In this research, the intensity value of BH1750 sensors will be measured, the magnitude of the electric field will be calculated in each voltage value, and change the direction of electric field at each angle rotation of the copper pelate using a stepper motor. The light source in this research is using a red dot laser with wavelength 650 nm. The sample in this research is vegetable oil that is placed in an acrylic tube container as kerr cell. To be able to generate an electric field, a high voltage of 0 kV to 10 kV is given on a pair of copper pelates. The angle of rotation of the copper pelate is carried out until it reached maximum angle 50º. The light that passed through the sample will be forwarded to the Polarizing Beam Splitter (PBS) with light direction are ordinary and extraordinary. The intensity value for each direction of light will be measured using BH1750 sensor. Kerr constant values obtained from the graph plots between electric field (E2) and light intensity. The results of these research indicate that vegetable oil with high unsaturated fat has larger Kerr constant value than vegetable oil with low unsaturated fat.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Achmad Anggawirya Alimin
Abstrak :
Kebijakan neutral carbon growth oleh ICAO ditahun 2050, membuat pemerintah Indonesia mengeluarkan instruksi pemerintah melaui ESDM tentang target pencampuran bahan bakar berbasis bio untuk avtur 5 ditahun 2025. Beberapa sumber potensial yang melimpah untuk dikonversi menjadi Bioavtur di Indonesia diantaranya minyak nabati pangan kelapa sawit serta minyak nabati yang juga memiliki produksi besar seperti kedelai dan biji bunga matahari dan minyak nabati non-pangan kosambi, nyamplung, kemiri sunan. Penelitian dilakukan dengan memodelkan proses hydroprocessing menggunakan simulator proses dengan mengoptimasi kondisi operasi pada masing-masing bahan baku dan diranking dengan menggunakan AHP berdasarkan efektifitas dan efisiensi ketersediaan,konversi, yield, suhu operasi, konsumsi H2, tekanan operasi dan harga bahan baku. Proses Hydrotreatment yang divariasikan pada tekanan 1-5 MPa dan temperatur 250oC-350oC. menunjukkan Minyak nabati yang paling baik digunakan sebagai bahan baku produksi Bioavtur adalah minyak kemiri sunan, minyak kelapa sawit dan minyak nyaplung secara berturut-turut. ......The policy of neutral carbon growth by ICAO in 2050, has prompted the Indonesian government to issue government instruction through ESDM on the target of bio based mixing of fuels for 5 avtur by 2025. Some of the abundant potential sources to be converted to biofuel in Indonesia include vegetable oils palm oil and vegetable oils that also have large productions such as soybeans and sunflower seeds and non food vegetable oils kosambi, nyamplung, kemiri sunan. The study was conducted by modeling the hydroprocessing process using a process simulator by optimizing the operating conditions of each raw material and ranked by using AHP based on effectiveness and efficiency availability, conversion, yield, operating temperature, hydrogen consumption, operating pressure and raw material prices. Hydrotreatment process is varied at 1 5 MPa pressure and temperature 250 C 350 C. shows that vegetable oils that are best used as raw material for Bioavure production are Kemiri Sunan oil, Palm oil, and Nyaplung oil respectively.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shafira Nabilla
Abstrak :
Sintesis fatty acid metil ester (FAME) menggunakan reaktor DBD (Dielectric Barrier Discharge) plasma non-termal berhasil diteliti dan memberikan hasil yang menjanjikan. Penelitian ini bertujuan untuk menguji kinerja purwarupa reaktor DBD plasma non-termal serta mendapatkan kondisi operasi optimum untuk sintesis biodiesel. Pada penelitian ini minyak nabati dicampur dengan minyak jelantah, kemudian direaksikan dengan metanol dalam reaktor DBD plasma. Gas Argon digunakan sebagai gas pembawa pada pembentukan pijar plasma. Reaktor dioperasikan pada tekanan atmosfer, laju alir umpan cair 1,33 ml/s, dan laju alir gas pembawa 25,27 ml/s. Hasilnya, reaktor DBD plasma mampu menyintesis biodiesel tanpa katalis, tidak membutuhkan metanol berlebih, membutuhkan energi yang relatif rendah, serta tidak menghasilkan gliserol dan sabun sebagai produk samping. Kondisi optimal sintesis biodiesel adalah menggunakan bahan baku campuran minyak jelantah dan minyak sawit, rasio metanol:minyak 1:1, pelarut Pertamina DEX, temperatur reaksi 40 oC, tegangan plasma 10,2 kV, dan frekuensi plasma 25 kHz menghasilkan konversi biodiesel maksimal sebesar 89%. Biodiesel yang dihasilkan sudah sesuai dengan standar yang berlaku. ......Synthesis of fatty acid methyl esters (FAME) using non-thermal DBD plasma (Dielectric Barrier Discharge) reactor has been successfully investigated providing promising results. This study aims to examine the performance of DBD reactor prototypes and obtain optimum operating conditions for biodiesel synthesis. In this study, vegetable oil mixed with waste cooking oil are reacted with methanol in the DBD reactor. Argon gas is used as a gas carrier to generate plasma. The reactor is operated at atmospheric pressure, the liquid feed flow rate of 1.33 ml/s, and carrier gas flow rate of 25.27 ml/s. The results showed that DBD plasma reactor is able to synthesize biodiesel without a catalyst, does not require excess methanol, requires relatively low energy also does not produce glycerol and soap as a by-product. The optimum conditions reaction required to produce biodiesel are using the mixture of waste cooking oil and palm oil as a feedstock, molar ratio of methanol:oil (1:1), Pertamina DEX as a solvent, reaction temperature of 40 oC, plasma voltage of 10.2 kV, plasma frequency of 25 kHz, resulting in maximum biodiesel conversion of 89%. Biodiesel resulting from this reaction is suitable with the Indonesian quality standard.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
T53256
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ary Budi Mulyono
Abstrak :

Indonesia memiliki potensi besar dalam mengembangkan produk minyak sawit olahan, terutama biodiesel. Pemerintah telah mengeluarkan Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral No. 12/2015 untuk mendorong penggunaan biodiesel sebagai bahan bakar alternatif. Peraturan ini mengatur penggunaan biofuel (bioetanol dan biodiesel) di Indonesia. Untuk Biodiesel 30 (B30) adalah mandat dari konsumsi energi nasional yang ditetapkan untuk tahun 2020. Namun penggunaan Biodiesel 30 dalam mesin diesel masih menyisakan beberapa masalah dengan penurunan kualitas bahan bakar biodiesel dan pembentukan endapan di ruang bakar dan injektor. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membandingkan bahan bakar biodiesel (B30) Standar Nasional Indonesia (SNI), bahan bakar biodiesel (B30) kelas ekspor, dan bahan bakar biodiesel (B30) hydrotreated vegetable oil menggunakan metode tetesan bahan bakar (hot chamber deposition test rig) untuk mengamati karakteristik dari pembentukan deposit setiap bahan bakar biodiesel pada setiap komponen di ruang bakar. Variasi suhu pelat dan ruang yang digunakan dalam Hot Chamber Deposition Test Rig mendekati dengan kondisi engine aktual. Bahan bakar biodiesel (B30) hydrotreated vegetable oil memiliki viskositas yang lebih rendah daripada bahan bakar biodiesel SNI, bahan bakar biodiesel kelas ekspor sehingga karakteristik dari bahan bakar biodiesel hydrotreated vegetable oil akan lebih baik dan mengurangi pembentukan endapan dalam mesin.

 


Indonesia has great potential in developing refined palm oil products, especially biodiesel. The government has issued Regulation of Minister of Energy and Mineral Resources No. 12/2015 concerning National Energy Policy to encourage the use of biodiesel as an alternative fuel. This regulation regulates the use of biofuels (bioethanol and biodiesel) in Indonesia. For Biodiesel 30 (B30) is the mandate of national energy consumption set for 2025. But the usage of Biodiesel 30 in diesel engines still leaves some problems with the decline of biodiesel fuel quality and the formation of deposits in combustion chamber and injectors. The purpose of this study is to compare Indonesian National Standard (SNI) biodiesel fuel (B30), export grade biodiesel fuel (B30), and hydrotreated biodiesel fuel (B30) using fuel droplet method (hot chamber deposition test rig) to observe the characteristic of deposit formation of each biodiesel fuel on each component in the combustion chamber. Variation of plate and chamber temperature used in the hot chamber deposition test rig are close to the actual engine conditions. Hydrotreated biodiesel has lower viscosity than SNI biodiesel fuel and export grade biodiesel  so that the characteristics of the fuel hydrotreated biodiesel fuel will be better and reduce the formation of deposits in engine.

 

2019
T52914
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kristian Hartono
Abstrak :
Asam fumarat memiliki banyak kegunaan antara lain sebagai anti oksidan, penambah rasa makanan, obat penyakit kulit clan zat anti koagulasi darah. Telah diusahakan suatu cara produksi yang cukup menguntungkan, yaitu dengan cara fermentasi dengan bantuan mikroorganisme. Rhizo pus arrhizus telah diketahui dapat memproduksi asam fumarat datam jumlah besar. Penelitian mi berusaha mengembangkan suatu cara untuk mengubah permeabilitas membran sel agar asam fumarat lebih banyak diproduksi. Tehnik yang dilakukan adalah dengan penambahan minyak nabati ke dalam media fermentasi. Minyak kelapa, minyak kacang kedelai clan minyak jagung dengan konsentrasi berbeda ditambahkan ke dalam media fermentasi yang berisi sel. Rhizopus arrhizus. Asam fumarat dipanen setelah fermentasi selama 36 jam dengan memisahkan media fermentasi dari sel. Asam fumarat kemudian diisolasi dengan mempergunakan kromatografi kolom penukar ion. Untuk mengetahui perbandingan kuantitas produk asam fumarat dengan kuantitas glukosa yang dikonsumsi dilakukan uji gula pereduksi dengan metoda Somogyi-Nelson. Peningkatan produksi asam fumarat paling tinggi diperoleh pada penambahan minyak kacang kedelai dengan konsentrasi 0,6 g/L yaitu 33,8%, lalu dilkuti oleh penambahan minyak jagung dengan konsentrasi 0,7 g/L yaitu 27,7% clan penambahan minyak kelapa dengan konsentrasi 0,6 g/L dengan peningkatan 21,6%. Uji gula pereduksi dengan metode Somogyi-Nelson menunjukkan bahwa penambahan minyak nabati juga meningkatkan perbandingan kuantitas produk asam fumarat dengan kuatitas glukosa yang dikonsumsi, berturut-turut untuk minyak kacang kedelai, minyak jagung clan minyak kelapa: 31%, 8% clan 1%. Uji KLT memberikan asam fumarat dengan Rf 0,625 clan diketahui bahwa sampel belum murni terlihat dari 2 spot lain yang muncul pada KILT dan daerah lelehan yang agak melebar (270°-300 0 C). S pektrofoto meter IR memperlihatkan daerah serapan pada 3000-1 untuk gugus karboksilat dan 1675 untuk gugus trans-al kena.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1998
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Sjuaib Madjid
Abstrak :
Telah dilakukan penelitian Optimasi Kadar Minyak Sereh dan Minyak Salam Sebagai Antioksidan Minyak Goreng. Minyak goreng yang digunakan didalam penelitian ini adalah minyak kelapa sawit dan minyak kelapa. Optimasi dilakukan dengan cara menambahkan kadar tertentu minyak sereh dan minyak salam kedalam minyak kelapa sawit dan minyak kelapa, lalu dipanaskan masing-masing selama satu, dua, tiga, dan lima jam. Kondisi optimum 'ditentukan berdasarkan hasil pengujian sifat fisiko-kimia : Bilangan Peroksida, Bilangan Asam, Asam Lemak Bebas, Derajat Asam, Bilangan Total Karbonil, dan penentuan komposisi asam lemak untuk melihat kestabilan minyak goreng. Sebagai pembanding dilakukan juga rangkaian pengujian dengan memakai antioksidan Butil Hidroksi Anisol (BHA) dengan kadar tertentu. Oksidasi termal lebih mudah terjadi pada asam lemak tidak jenuh, hal ini ditunjukkan dengan penurunan kadar asam lemak monoena den diena penyusun minyak dengan bertambahnya waktu oksidasi termal. Hasil pengujian sifat kimia terhadap sampel minyak goreng yang telah diperlakukan di atas menunjukkan bahwa minyak sereh dan minyak salam bersifat antioksidan. Kondisi optimum dicapai pada saat penambahan minyak sereh atau minyak salam kedalam minyak goreng dengan kadar 150 mg/kg sampel.
The Optimation of Sereh (Adropogan Nardus) And Salam (Laurus Nohilis L) Oil Concentrate As Antioxidant Of Vegetable OilThe research had been done to the optimation of sereh (Adropogon nardus) and salam (Laurus nobilis L) essential oil as an antioxidant of vegetable oil, palm and coconut oil. Optimation was done by adding certain quantity of sereh and salam oil to the sample, and heated for 1,2,3 and 5 hours. The determination of optimal condition is based on the result of physico-chemical analysis : Peroksida Value, Acid Value, Free Fatty Acid Value, Acid Degree, Total Carbonyl Value and Variation of Fatty Acid composition during thermal oxidation, and compared by Butil Hydroxy Anisol ( BHA ), as a standard antioxidant. According to the physico-chemical analysis, showed that sereh and salam oil have an antioxidant activity, while the optimum condition is 150 mg/kg sample oil.
Depok: Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arya Irfandika
Abstrak :
Penggunaan biodiesel sebagai campuran solar di Indonesia terus bertambah yang hingga 20 pada saat ini karena keberhasilan dan manfaatnya. Sehingga pada tahun 2015, Menteri ESDM mengeluarkan mandatori tentang pencampuran biodiesel pada bahan bakar solar pada angka 30 untuk tahun 2020 hingga seterusnya. Pencapaian mandatori ini membutuhkan biodiesel dengan tingkat kestabilan yang lebih baik dan alternatif sumber minyak nabati non-pangan lain apabila kebutuhan minyak kelapa sawit untuk bahan bakar tidak dapat dipenuhi karena dibutuhkan sebagai bahan pangan. Hydrogenated Fatty Acid Methyl Ester H-FAME memiliki tingkat kestabilan oksidasi yang lebih baik dibandingkan dengan biodiesel saat ini, sehingga berpotensi untuk memenuhi mandatori tersebut. Berdasarkan penelitian ini, diperoleh bahwa kondisi operasi optimal pembuatan H-FAME relatif rendah, yaitu pada suhu 100-140 oC dan tekanan 6-10 bar. Selain itu, diperoleh juga bahwa 3 jenis alternatif minyak nabati non-pangan utama yang paling baik untuk menggantikan minyak kelapa sawit sebagai bahan bakar di Indonesia adalah minyak kemiri sunan, kosambi dan nyamplung secara berurutan. Pada saat ini, produksi H-FAME baru dilakukan dalam skala pilot plant, sehingga penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan untuk scale-up produksi H-FAME ke skala industri di Indonesia. ......The utilization of biodiesel as a mixture with the diesel fuel in Indonesia keeps increasing until 20 because of its success and benefits. That is why in 2015, the Minister of Energy and Mineral Resources made a regulation about the 30 biodiesel blending concentration in bio solar fuel for 2020 and the following year. This mandatory needs a better oxidation stability biodiesel to be achieved and non edible vegetable oil alternative to replace palm oil when the palm oil demand for biofuel source surpass the supply because of palm oil usage in food sector. Hydrogenated Fatty Acid Methyl Ester H FAME has a better oxidation stability compared to current biodiesel, with a potential to fulfill the mandatory. Based from this research, it is known that the operating conditions of H FAME manufacture is relatively low, which are 100 140 oC and 6 10 bar. Moreover, it is known that the top 3 non edible oil that could replace the palm oil as biofuel source in Indonesia are kemiri sunan, kosambi and nyamplung oil respectively. Until now, the production capacity of H FAME is still on a pilot plant scale, so this research can be used as a reference of H FAME production to scale up into industrial scale in Indonesia.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S67302
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>