Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
Anggi Gumelar Baskoro
"Penelitian ini mendiskusikan tentang fenomena Vespa Ekstrim yang menjadi subkultur di Jakarta Selatan. Dengan pendekatan kualitatif, penelitian ini menunjukkan Vespa Ekstrim sebagai katalisator kaum bawah dalam menyalurkan rasa kebersamaan dan seperjuangan kaum bawah. Keterbatasan finansial ang dialami anggota komunitas Vespa Ekstrim mendorong mereka untuk memproduksi gaya baru. Mereka menciptakan gaya baru dengan melawan pakem yang berlaku seperti membuat kendaraan mereka menjadi lebih panjang, lebih lebar dan memiliki daya muat yang lebih.
This paper discussing about Vespa Extreme phenomenon which has become subculture in South Jakarta. Trough a qualitative approach, this paper showing that Vespa Extreme as catalisator for lower class to express togetherness. Financial problem that experienced by members create a new meaning of style. They created new style that against order like making their vehicle longer, wider and higher load capacity."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Meli Agustin
"Retorika merupakan seni dalam berbicara. Namun, dalam iklan terdapat penggunaan prinsip ini dengan berbagai tujuan tertentu. Penelitian ini bertujuan mengetahui penggunaan prinsip retorika pada beberapa iklan cetak Vespa berbahasa jerman yang merupakan merek motor skuter terkenal di dunia.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif yang bersumber pada kajian pustaka. Analisis yang digunakan dengan menganalisis unsur utama iklan antara lain headline,subheadline, slogan dan unsur pendukungnya yaitu key visual dan catch visual.
Berdasarkan hasil penelitian, dalam beberapa iklan vespa berbahasa jerman tersebut terdapat penggunaan kata-kata yang bersifat konotasi dalam unsur pembentuk iklannya. Hal tersebut bertujuan sebagai pembentuk fakta sosial sehingga membentuk citra yang kuat terhadap produk yang sedang diiklankan.Penggunaan prinsip retorika dalam sebuah iklan membuatnya menjadi terstruktur dan lebih menarik perhatian pembacanya.
Rhetoric is the act of speech. There are the use of this method in the advertising for the spesific aim.This reasearch aims to know the use of rhetoric in Vespa advertising, which is the famous scooter merk around the world. This reasearch uses qualitative method which is from literary review. This reasearch is being analyzed by analyzing the main element of advetising such as headline, subheadline, slogan and subelement such as key visual and catch visual. Based on the result, there are the using of conotative words in the element of Vespa advertising in german version. It aims to make a social fact, so make the image of the advertising product become stronger. The using of rhetoric make an advertising to be structured and more interesting."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2014
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library
JIPP 1:3 (2013)
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
Raihan Zhafir Ar Rasyad
"Penelitian ini mengkaji strategi pemasaran skuter Vespa dan Lambretta di Jakarta dari tahun 1966 hingga 1977. Skuter Vespa dan Lambretta memiliki peranan penting dalam dunia otomotif roda dua Jakarta, khususnya pada periode 1960-an. Indonesia pada dekade 1960-an mengalami periode transisi pemerintahan yang mengakibatkan terjadinya perubahan secara signifikan di bidang sosial dan ekonomi. Dunia otomotif roda dua Indonesia yang dinamis mengikuti pergeseran zaman dan permintaan konsumen juga dituntut mampu menarik animo masyarakat terhadap produk yang mereka tawarkan. Di tengah situasi inilah skuter Vespa dan Lambretta hadir dan menjadi opsi bagi masyarakat yang melihat kendaraan asal Eropa sebagai simbol status sosial mereka. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode sejarah dengan menggunakan sumber primer seperti surat kabar sezaman, dokumen pemerintah, arsip-arsip klub skuter Vespa maupun Lambretta, serta sumber sekunder berupa buku, artikel, dan penelitian terdahulu yang memiliki aspek kajian serupa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa skuter Vespa dan Lambretta di Jakarta menggunakan berbagai strategi pemasaran melaui dealer, iklan, jenis model, serta pemasaran melalui acara pekan raya Jakarta untuk menargetkan suatu kelas masyarakat yang memilih skuter Vespa dan Lambretta asal Italia dibandingkan sepeda motor pabrikan negara lain. Sejak tahun 1966, ketika Indonesia mengalami transisi pemerintahan dan terjadi pergantian regulasi mengenai masuknya industri kendaraan asal luar negeri, sektor industri roda dua Jakarta didominasi oleh sepeda motor pabrikan Jepang seperti Honda, Yamaha, dan Suzuki. Namun suatu kelas masyarakat baru yang muncul dalam periode ini melihat skuter Italia sebagai simbol dari status sosial mereka diantara masyarakat lainnya. Kebaruan dalam penelitian ini memberikan gambaran strategi pemasaran brand skuter Vespa dan Lambretta di Jakarta yang terjadi di rentang tahun 1966-1977.
This study examines the marketing strategy of Vespa and Lambretta scooters in Jakarta from 1966 to 1977. Vespa and Lambretta scooters have an important role in the Jakartan two-wheeled automotive world, especially in the 1960s. Indonesia in the 1960s experienced a period of government transition that resulted in significant changes in the social and economic fields. The dynamic Indonesia two-wheeled automotive world followed the shifting times and consumer demand and was also required to be able to attract public interest in the products they offered. In the midst of this situation, Vespa and Lambretta scooters appeared and became an option for people who saw European vehicles as a symbol of their social status. The method used in this study is the historical method using primary sources such as contemporary newspapers, government documents, archives of Vespa and Lambretta scooter clubs, as well as secondary sources in the form of books, articles, and previous research that have similar aspects of study. The results of the study show that Vespa and Lambretta scooters in Jakarta use various marketing strategies through dealers, advertisements, model types, and marketing through the Jakarta fair to target a class of people who choose Italian scooters over motorcycles made in other countries. Since 1966, when Indonesia experienced a transition of government and there was a change in regulations regarding the entry of foreign vehicle industries, the Jakartan two-wheeled industry sector has been dominated by Japanese motorcycle manufacturers such as Honda, Yamaha, and Suzuki. However, a new class of people who emerged during this period saw Italian scooters as a symbol of their social status among other people. The novelty in this study provides an overview of the marketing strategies of the Vespa and Lambretta scooter brands in Jakarta that occurred in the period 1966-1977."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2025
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library