Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ibrahim Koatma
"Telaii dilakukan penentuan kadax' vitamin dalam tablet vitamin
B kompleks dengan cara kolorimetri dan cara spektrofluorometri,
dan penentuan kadar vitamin Bg dalam tablet vitamin B kompleks .
dengan cara spektrofluorometri, cara kolorimetri untuk penentu
an kadar vitamin ternyata tidak dapat dilakukan, karena Nicotinaraid
akan ikut diendapkan bersama-sama vitamin B^ oleh am
monium reineckat. Penentuan kadar denj^?an cara spektrolluorometri
untuk vitamin dan vitamin fl^., ternyata mernberikan basil yang
cukup memuaskan, tetapi pacia penentuan kadar vitamin Bp dengan
cara spektrofluorometri konsuntrasi vitarnlii Bg bai'us dinaikkan
10 kali lebih besar dari prosedur semula»
......A determination of vitamin cdncentratioxi in vitamin B eoraplex
tablets had been carried out with the Colorimetrio method
and the Spectrofluorometric method, and a determination of vi
tamin B2 concentration in vitamin B complex tablets v/ith the'~ ^
Spectrofluorometric method. The Goloriraetric method for the
determination of vitamin concentration could not be put in
to practice becauce the Kicotinarnide would also be precipitated
together with vitamin by Ammonium Reineckat. A determination
of concentration with the Spectrofluorometric method of vitamin
B^ and vitamin Bg give evidence of a isatisfying result, but in
the' determination of vitamin Bg concentration with the Spectro
fluorometric method, the vitamin concentration had to be
raised ten times from the original procedure."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1981
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tambunan, Victor
"Defisiensi besi yang terdapat bersamaan dengan defisiensi mikronutrien lain seperti ribbflavin, lazim terjadi di negara berkembang. Remaja wanita termasuk salah satu golongan yang rentan terhadap defisiensi zat-zat gizi. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa defisiensi riboflavin dapat mengganggu utilisasi dan absorpsi besi sehingga dapat menyebabkan anemia defisiensi besi atau memperberat keadaan anemia ini. Di Indonesia, kemungkinan terjadinya defisiensi riboflavin cukup besar karena konsumsi pangan hewani yang juga merupakan somber riboflavin yang baik, masih rendah.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prevalensi defisiensi riboflavin, faktor-faktor yang berhubungan dengan terjadinya defisiensi ini antara lain tingkat ekonomi dan pola makan serta hubungan antara defisiensi riboflavin dengan anemia defisiensi besi. Untuk itu telah dilakukan pemeriksaan darah pada 107 remaja wanita untuk mengetahui koefisien aktivasi enzim glutation reduktase (EGRAC) yang dipakai sebagai parameter status riboflavin. Sedangkan untuk mengetahui adanya anemia defisiensi besi, dilakukan pemeriksaan kadar hemoglobin dan feritin serum. Untuk mengetahui hubungan antara defisiensi ribofalvin dengan faktor-faktor yang berkaitan tersebut dilakukan wawancara dan analisis diet.
Dari 107 remaja wanita yang diteliti, ditemukan prevalensi defisiensi riboflavin dan anemia defisiensi besi masing-masing sebesar 25,2% dan 24,3%. Tidak ditemukan hubungan yang bermakna (p > 0,01) antara masukan protein dan riboflavin dengan status riboflavin. Ditemukan hubungan bermakna (p < 0,01) antara tingkat ekonomi dengan status riboflavin, demikian pula antara kualitas bahan makanan sumber riboflavin dengan status riboflavin dan anemia defisiensi besi. Ditemukan hubungan yang bermakna (p < 0,01) antara status riboflavin dengan anemia defisiensi besi dan didapat korelasi linear negatif yang bermakna (p < 0,01) antara EGRAC dengan feritin serum dengan koefisien korelasi (r) -0,595."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Shaira Dewi
"Defisiensi riboflavin (vitamin B2) banyak terjadi pada negara berkembang, seperti Indonesia. Sebagai penghasil kelapa no.2 di dunia, peningkatan riboflavin dapat dilakukan pada produk dari kelapa, yaitu nata de coco. Pada starter nata de coco dilakukan variasi rasio penambahan minyak kelapa sawit, optical density (OD), dan pelarut inokulum yang digunakan. Pengukuran dilakukan dengan metode optical density menggunakan spektrofotometer pada panjang gelombang 444 nm.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penambahan minyak kelapa sawit dapat meningkatkan produksi riboflavin bakteri Acetobacter xylinum pada starter nata de coco. Konsentrasi riboflavin tertinggi sebesar 5,77 mg/L diperoleh pada starter dengan penambahan 90 g/L minyak kelapa sawit dengan OD dua dan air kelapa sebagai pelarut inokulum.
......Deficiency of riboflavin (vitamin B2) occurs in many developing countries, like Indonesia. As the world's No.2 coconut producer, increased riboflavin can be performed on the product of the coconut, such as nata de coco. On the nata de coco starter, the ratio of the addition of palm oil, optical density (OD), and the inoculum solvents are vary. Measurements were taken with an optical density method using a spectrophotometer at 444 nm.
The results of this study show that adding palm oil can increase the riboflavin production of Acetobacter xylinum in nata de coco starter. The highest riboflavin concentration of 5.77 mg/L was obtained at the starter with the addition of 90 g/L palm oil with OD two and coconut water as an inoculum solvent."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S1154
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library